HUKUM MENIKAHI WANITA YANG SEDANG HAMIL (Bag-2)

dokumen-dokumen yang mirip
Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

: :

Di antara jalan untuk mencapai ketenangan jiwa dan hati yang dituntukan oleh syariat adalah menikah. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

E٤٢ J٣٣ W F : :

HAMIL DI LUAR NIKAH DAN MASALAH NASAB ANAK ZINA

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

Suap Mengundang Laknat

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Seorang Bapak Tidak Boleh Memaksa Putrinya Menikah

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

PERNIKAHAN LINTAS AGAMA

BERULANGKALI WALINYA MENOLAK ORANG YANG MEMINANG, APAKAH BOLEH WANITA MENIKAH SENDIRI?

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

UCAPAN SELAMAT HARI RAYA

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Para wanita di bulan ramadhan

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

: :

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Syarah Istighfar dan Taubat

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

Syariat Adalah Amanah

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Islam Punya Cara Terhormat Untuk Memuliakan Wanita

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Tauhid Yang Pertama dan Utama

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Menganggap Sial Bulan Atau Hari

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Hukum Menyuap Dan Menerimanya حكم دفع الرشوة و أخذها

Kewajiban Menunaikan Amanah

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Fatawa Ar-Radha ah: Menyusu dengan Isteri Pertama Paman, Apakah Mahram dengan Anak Paman dari Isteri Kedua? (Asy- Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur an) pada malam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

Berkawan dengan Orang Shalih

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

MENCARI REZEKI DENGAN MENJADI SEORANG PEMBERANI (1)

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Yang kafir. Yang dimaksud orang-orang kafir di sini adalah Yahudi dan Nashara sebagaimana yang disebutkan oleh Qatadah, As-Suddi, dan yang lainnya.

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Masih Ada Hutang, Bagaimana Nasib Almarhum Ayah Kami?

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

Keutamaan SABAR dalam Menghadapi Cobaan

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa

Hukum Menunaikan Haji dan Umrah Dengan Pembayaran Melalui Kartu Kredit

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Istiqomah. Khutbah Pertama:

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahman

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

Hukum Memelihara Jenggot

Motivasi Agar Istiqomah

Penulis : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc Dipublikasikan ulang dari

" Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu,...

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Kelemahan Hadits-Hadits Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Al-Ilmu, Sebelum Berkata & Beramal

Motivasi Agar Segera Menikah dan Mempermudah Pernikahan

Jangan Mudah Melaknat dan Mencela

Khutbah Jum'at. Taubat. Bersama Dakwah 1

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

Jadilah Orang Yang Dekat Dengan Alquran

Transkripsi:

HUKUM MENIKAHI WANITA YANG SEDANG HAMIL (Bag-2) Dikutip dari http://www.media-islam.or.id, dan eramuslim.com; Direvisi oleh Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom ABSTRAK Dewasa ini sering terjadi pernikahan dengan gelar MBA (Married By Accident) yang artinya menikah karena kecelakaan. Untuk menghindari aib maksiat hamil di luar nikah, terkadang orang justru sering menutupinya dengan maksiat lagi yang berlipat-lipat dan berkepanjangan. Muncul beberapa pertanyaan yang harus di jawab yaitu : Bila seorang laki-laki menghamili sorang wanita, lalu dia menikahinya dalam keadaan si wanita sedang hamil atau meminjam orang untuk menikahinya dengan dalih untuk menutupi aib, apakah pernikahan yang mereka lakukan itu sah?, Apakah anak yang mereka akui itu anak sah atau dia itu tidak memiliki ayah?, Bagaimana pula dengan status hak waris anak yang dilahirkan dari pernikahan tersebut?, Jika anak tersebut adalah perempuan, maka siapakah yang menjadi walinya nanti jika dia menikah setelah dewasa?, Bagaimana juga hukumnya menikahi wanita yang sedang hamil akibat dizinahi oleh orang lain?, Apakah akad nikah tersebut sah atau tidak?, Kemudian apabila tidak sah apakah harus dilakukan akad nikah lagi?, Apakah orang yang melakukan pernikahan 344

tersebut berdosa? Mari kita simak dengan seksama pembahasan berikut ini. STATUS ANAK HASIL HUBUNGAN DI LUAR NIKAH Semua madzhab yang empat (Madzhab Hanafi, Malikiy, Syafi'i dan Hambali) telah sepakat bahwa anak hasil zina itu tidak memiliki nasab dari pihak laki-laki, dalam arti dia itu tidak memiliki bapak, meskipun si laki-laki yang menzinahinya dan yang menaburkan benih itu mengaku bahwa dia itu anaknya. Pengakuan ini tidak dianggap, karena anak tersebut hasil hubungan di luar nikah. Dalam hal ini, sama saja baik si wanita yang dizinai itu bersuami atau pun tidak bersuami. 15 Jadi anak itu tidak berbapak. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya Anak itu bagi (pemilik) firasy dan bagi laki-laki pezina adalah batu (kerugian dan penyesalan). 16 Firasy adalah tempat tidur dan di sini maksudnya adalah si istri yang pernah digauli suaminya atau budak wanita yang telah digauli tuannya, keduanya dinamakan firasy karena si suami atau si tuan menggaulinya atau tidur bersamanya. Sedangkan makna hadits tersebut yakni anak itu dinasabkan kepada pemilik firasy. Namun karena si pezina itu bukan suami, maka anaknya tidak dinasabkan kepadanya dan dia hanya mendapatkan kekecewaan dan penyesalan saja. 17 Dikatakan di dalam kitab Al-Mabsuth, Seorang lakilaki mengaku berzina dengan seorang wanita merdeka dan (dia mengakui) bahwa anak ini anak dari hasil zina dan si wanita membenarkannya, maka nasab (si anak itu) tidak terkait dengannya, berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya Anak itu bagi pemilik firasy, dan bagi laki-laki pezina adalah batu (kerugian dan penyesalan) 18. Rasulullah SAW telah menjadikan kerugian dan penyesalan 345

bagi si laki-laki pezina, yaitu maksudnya tidak ada hak nasab bagi si laki-laki pezina, sedangkan penafian (peniadaan) nasab itu adalah murni hak Allah Subhanahu wa Ta'ala. 19. Ibnu Abdil Barr berkata, Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, Dan bagi laki-laki pezina adalah batu (kerugian dan penyesalan) Maka beliau menafikan (meniadakan) adanya nasab anak zina di dalam Islam. 20 Oleh karena itu anak hasil zina itu tidak dinasabkan kepada laki-laki yang berzina maka dapat disimpulkan bahwa : o Anak itu tidak berbapak. o Anak itu tidak saling mewarisi dengan laki-laki itu. o Bila anak itu perempuan dan di kala dewasa ingin menikah, maka walinya adalah wali hakim, karena dia itu tidak memiliki wali. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, Artinya Maka sulthan (pihak yang berwenang) adalah wali bagi orang yang tidak memiliki wali 21 Satu masalah lagi yaitu bila si wanita yang dizinahi itu dinikahi sebelum beristibra' dengan satu kali haidh, lalu digauli dan hamil terus melahirkan anak, atau dinikahi sewaktu hamil, kemudian setelah anak hasil perzinahan itu lahir, wanita itu hamil lagi dari pernikahan yang telah dijelaskan di muka bahwa pernikahan ini adalah haram atau tidak sah, maka bagaimana status anak yang baru terlahir itu?. Bila si orang itu meyakini bahwa pernikahannya itu sah, baik karena taqlid kepada orang yang membolehkannya atau dia tidak mengetahui bahwa pernikahannya itu tidak sah, maka status anak yang terlahir akibat pernikahan itu adalah anaknya dan dinasabkan kepadanya, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnu Qudamah tentang pernikahan wanita di masa 'iddahnya di saat mereka tidak mengetahui bahwa pernikahan itu tidak 346

sah atau karena mereka tidak mengetahui bahwa wanita itu sedang dalam masa 'iddahnya, maka anak yang terlahir itu tetap dinisbatkan kepadanya padahal pernikahan di masa 'iddah itu batal dengan ijma para ulama, berarti penetapan nasab hasil pernikahan di atas adalah lebih berhak. 22. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan hal serupa, beliau berkata, Barangsiapa menggauli wanita dengan keadaan yang dia yakini pernikahan (yang sah), maka nasab (anak) diikutkan kepadanya, dan dengannya berkaitanlah masalah mushaharah (kekerabatan) dengan kesepakatan ulama sesuai yang saya ketahui, meskipun pada hakikatnya pernikahan itu batil di hadapan Allah dan Rasul-Nya, dan begitu juga setiap hubungan badan yang dia yakini tidak haram padahal sebenarnya haram, (maka nasabnya tetap diikutkan kepadanya). 23, dikarenakan zina tidaklah bisa dinasabkan kecuali kepada ibunya. Semoga orang yang keliru menyadari kekeliruannya dan kembali taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sesungguhnya Dia Maha luas ampunannya dan Maha berat siksanya. ILMU ADALAH LANDASAN DARI SUATU AMAL Seringkali niat baik seseorang dikarenakan ketidaktahuannya, menjadikan amal yang dilakukannya tidaklah mendapatkan pahala dari Allah SWT, karena diantara yang menjadikan amal itu diterima Allah SWT, selain dari ikhlas dilakukan karena mengaharap ridho-nya adalah ia juga harus dilakukan sesuai dengan perintah atau petunjuk dari Rasulullah SAW. Untuk itu Allah SWT memerintahkan setiap hamba-hamba-nya untuk tidak segan-segan bertanya kepada orang yang berilmu ketika ia dihadapkan oleh suatu persoalan atau permasalahan yang tidak diketahui ilmunya, sebagaimana firman Allah yang artinya : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai 347

pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS:An-Nahl : 43). Dengan ilmu yang diketahuinya, maka orang itu akan menjalankan amal tersebut dengan perasaan yang tenang dan tanpa ada kekhawatiran akan terjatuh didalam dosa dan pelanggaran terhadap rambu-rambu Allah SWT. Wallahu A'lam DAFTAR PUSTAKA 1. Minhajul Muslim. 2. Taisiril Fiqhi Lijami'il Ikhtiyarat Al Fiqhiyyah Li Syaikhil Islam Ibnu Taimiyyah, Ahmad Muwafii 2/584, Fatawa Islamiyyah 3/247, Al Fatawa Al Jami'ah Lil Mar'ah Al Muslimah 2/5584. 3. QS:An-Nur 3. 4. Fatawa Islamiyyah 3/246. 5. Ibid. 6. Ibid 33/245. 7. Asy Syruraa : 21. 8. Syiakh Al Utsaimin di dalam Fatawa Islamiyyah 3/246. (9)Ibid 3/247. 9. Taisiril Fiqhi Lijami'il Ikhtiyarat Al Fiqhiyyah Li Syaikhil Islam Ibnu Taimiyyah, Ahmad Muwafii 2/583, Majmu Al Fatawa 32/110. 10. Lihat Mukhtashar Ma'alimis Sunan 3/74, Kitab Nikah, Bab : Menggauli Tawanan (yang dijadikan budak), Al Mundziriy berkata : Di Dalam isnadnya ada Syuraik Al Qadliy, dan Al Arnauth menukil dari Al Hafidz Ibnu Hajar dalam At Talkhish : Bahwa isnadnya hasan, dan dishahihkan oleh Al Hakim sesuai syarat Muslim. Dan hadits ini banyak jalurnya sehingga dengan semua jalan-jalannya menjadi kuat dan shahih.(lihat Taisir Fiqhi catatan kakinya 2/851) 11. Abu Dawud, lihat, Artinya: 'alimus Sunan 3/75-76. 348

12. Fatawa Wa Rasail Asy Syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim 10/128. 13. Majallah Al Buhuts Al Islamiyyah 9/72. 14. Al Mabsuth 17/154, Asy Syarhul Kabir 3/412, Al Kharsyi 6/101, Al Qawanin hal : 338, dan Ar Raudlah 6/44. dikutip dari Taisiril Fiqh 2/828. 15. Al-Bukhari dan Muslim. 16. Taud-lihul Ahkam 5/103. 17. Al Bukhari dan Muslim. 18. Al Mabsuth 17/154. 19. At Tamhid 6/183 dari At Taisir. 20. Hadits hasan Riwayat Asy Syafi'iy, Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. 21. Al-Mughniy 6/455. 22. Dinukil dari nukilan Al Bassam dalam Taudlihul Ahkam 5/104. 349