REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

dokumen-dokumen yang mirip
di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

~ ' REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPIJBl,IK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

REPDBLIK INDONESIA. bidang-bidang geosains atas dasar keinginan dan manfaat bersama para Pihak;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

Mempertimbangkan kepedulian bersama terhadap konservasi dan rehabilitasi lahan dan hutan tropis terdegradasi;

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

energi terbarukan, berdasarkan prinsip kesetaraan dan manfaat bersama;

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

"Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

ANT ARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA DAN JAPAN EXTERNAL TRADE ORGANIZATION TENT ANG

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pes ~ rta ");

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA NATIONAL INSTITUTE OF ADVANCED INDUSTRIAL SCIENCE AND TECHNOLOGY OF JAPAN DAN

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

BERKEINGINAN untuk tersedianya mekanisme dan komitmen Para pihak untuk melakukan sebuah penelitian dan pengembangan bersama, termasuk melakukan

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN

BERKEINGINAN untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua pihak dan untuk meningkatkan arus perdagangan pada masingmasing

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

''hd. pada kawasan yang dilanda konflik dan rawan konflik; manajemen konflik, serta mediasi kemanusiaan;

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

REPUBUK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memperkuat hubungan baik yang telah ada diantara Kedua Pihak;

REPUBUK INDONESIA. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Gambia untuk selanjutnya disebut "Para Pihak";

~ - REPUBLIK. INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

llbpublik INDONESIA Pasal 1 Tujuan

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada di antara kedua negara;

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Sudan, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT;

University di bidang pelatihan dan peningka.tan kapasitas para diplomat Indonesia dalam hal isu-isu terkait diplomasi;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DAN DEPARTEMEN PERMINYAKAN DAN ENERGI NEGARA MERDEKA PAPUA NUGINI TENT ANG KERJASAMA DI Bl DANG PENGEMBANGAN SUM BER DA YA MANUS IA PERMINYAKAN DAN SUMBER DAYA ENERGI Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia (MEMR) dan Departemen Perminyakan dan Energi, Negara Merdeka Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"; BERMAKSUD untuk memperkuat hubungan persahabatan antara dua negara di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan sumber daya energi; MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi; MENGAKUI pentingnya membangun mekanisme, yang memberikan kontribusi untuk penguatan kerja sama di bidang kepentingan bersama dan kebutuhan untuk melaksanakan program khusus kolaborasi dan pertukaran di bidang sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

MERUJUK pada Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Papua Nugini mengenai Kerjasama Teknik, yang ditandatangani di Port Moresby pada 5 Juni 1979; MERUJUK pada Memorandum Sating Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Papua Nugini mengenai Kerja Sama Pengembangan Sumber Daya Minyak Bumi dan Energi, yang ditandatangani di Jakarta pada 17 Juni 2013; BERDASARKAN pada hukum dan peraturan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut: PASAL 1 Tujuan Tujuan Memorandum Saling Pengertian (MSP) ini adalah untuk membentuk suatu kerangka untuk mengembangkan kerjasama Pihak dalam konteks kebijakan berlaku untuk setiap Pihak dan sesuai dengan ketersediaan sumber daya dan mencakup hal-hal seperti yang dijelaskan dalam lingkup kegiatan. PASAL 2 Lingkup Kegiatan Lingkup pengembangan sumber daya manusia yang potensial antara Para Pihak untuk bekerja sama meliputi: 1. Kegiatan pelatihan dan pendidikan; 2. Pengembangan kurikulum; 3. Pelatihan untuk pengembangan infrastruktur; 4. Pemagangan untuk pelatihan petrokimia; 5. Pertukaran ahli-ahli; 6. Publikasi tulisan ilmiah bersama; 7. Kegiatan lain yang disepakati bersama oleh para pihak.

PASAL 3 Pelaksanaan Para Pihak wajib menentukan lingkup spesifik kerjasama dan kegiatan yang terkait dengan kesepakatan bersama. Rincian ketentuan yang berhubungan dengan bentuk dan metode, kewajiban keuangan serta kondisi lingkup kerja sama yang disepakati dituangkan dalam perjanjian pelaksanaan terpisah yang akan dibuat antara Para Pihak. PASAL 4 Pelaksana Pelaksana bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan mengembangkan lingkup kerja sama yang dituangkan dalam MSP ini; 1. Untuk MEMR, pelaksananya adalah Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia. 2. Untuk Negara Merdeka Papua Nugini pelaksananya adalah Departemen Perminyakan dan Energi. PASAL 5 Hak Kekayaan lntelektual 1. Setiap kekayaan intelektual yang dibawa oleh salah satu Pihak untuk pelaksanaan MSP ini akan tetap menjadi milik Pihak tersebut. 2. Hak kekayaan intelektual yang dihasilkan dari kegiatan dalam MSP ini akan dikenakan perjanjian tersendiri yang disepakati antara Para Pihak. PASAL 6 Batasan Personil Setiap warga negara salah satu Pihak yang terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan MSP ini di wilayah Pihak lain harus menghormati dan tidak

negara tuan rumah, dan akan menghindari kegiatan yang tidak konsisten dengan maksud dan tujuan MSP ini. PASAL 7 Kerahasiaan 1. Setiap Pihak harus mematuhi kerahasiaan dokumen, informasi dan data lainnya yang diterima atau diberikan secara langsung atau tidak langsung kepada Pihak lain dalam MSP ini. 2. Jika salah satu Pihak berkeinginan untuk mengungkapkan kegiatan rahasia dalam MSP ini kepada pihak ketiga, Pihak yang mengungkapkan harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Pihak lain sebelum pengungkapan dapat dilakukan. 3. Para Pihak setuju bahwa ketentuan Pasal ini akan terus mengikat antara para Pihak, meskipun MSP ini berakhir. 4. Ketentuan Pasal ini tidak mengurangi hukum dan peraturan di masingmasing negara Para Pihak. PASAL 8 Penyelesaian Perbedaan Segala perbedaan yang dihasilkan dari atau tidak ditentukan dalam MSP ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi antara Para Pihak, berdasarkan kepentingan bersama. kesetaraan, kerja sama dan saling mempercayai. PASAL 9 Amandemen Ketentuan dalam MSP ini dapat diubah setiap saat dengan persetujuan tertulis Para Pihak. Perubahan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini.

PASAL10 Pemberlakuan, Durasi, dan Pemberhentian 1. MSP ini berlaku sejak tanggal penandatanganan oleh kedua Pihak. 2. Kecuali diputuskan oleh kedua Pihak, MSP ini berlaku selama lima (5) tahun, dan dapat diperpanjang untuk periode berikutnya dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak, 3. MSP ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya mengenai keinginannya untuk mengakhiri MSP ini paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran dimaksud. 4. Penghentian MSP ini tidak akan mengurangi penyelesaian program atau proyek yang sedang berjalan yang disepakati oleh para Pihak. SEBAGAI BUKTI, para penandatangan di bawah ini telah menandatangani MSP ini. DIBUAT di Port Moresby pada dua belas Mei 2015 dalam dua salinan asli, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa lnggris, semua naskah berkekuatan sama. Dalam kasus perbedaan penafsiran MSP ini, naskah Bahasa lnggris yang berlaku. UNTUK KEMENTERIAN ENERGI UNTUK DEPARTEMEN MINYAK DAN SU MB ER DAYA MINERAL DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA NEGARA MERDEKA PAPUA NUGINI SUDIRMAN SAID MENTER! ENERGI DAN SUMBER DA YA MINERAL IMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE MINISTRY OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE DEPARTMENT OF PETROLEUM AND ENERGY OF THE INDEPENDENT STATE OF PAPUA NEW GUINEA ON COOPERATION IN THE FIELD OF HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PETROLEUM AND ENERGY RESOURCES The Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia (MEMR) and the Department of Petroleum and Energy of the Independent States of Papua New Guinea, hereinafter referred to as "the Parties"; DESIRING to strengthen the friendly relations between the two countries in the field of human resources development particularly in petroleum and energy resources; CONSIDERING the need to develop and foster human development for petroleum and energy resources; resources RECOGNIZING the importance of establishing a mechanism, that contributes to the strengthening of cooperation in the field of mutual interest and the need to carry out specific programs of collaboration and exchange in the field of hum~ resources development for petroleum and energy resources;

REFERRING to the Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Papua New Guinea concerning Technical Co-operation, signed in Port Moresby on 5 June 1979; REFERRING to the Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Independent State of Papua New Guinea concerning Cooperation in Petroleum and Energy Resources Development, signed in Jakarta on 17 June 2013; PURSUANT to the prevailing laws and regulations in their respective countries; HAVE REACHED the following understanding: ARTICLE 1 Objective The purpose of this Memorandum of Understanding (MoU) is to establish a framework whereby cooperation might be developed between the Parties within the context of the policies applicable to each Party and subject to the availability of resources and covering such matters as described in the scope of Activities. ARTICLE 2 Scope of Activities The potential human resources development areas in which the Parties seek to cooperate includes: 1. Training and education activities; 2. Curriculum development; 3. Coaching for training infrastructure development; 4. Internships for petrochemical training; 5. Exchange of experts;

6. Joint scientific writing and publication; 7. Other activities as mutually agreed by the Parties. ARTICLE 3 Implementation The Parties will determine specific area of cooperation and its related activities by mutual consent. The detailed provision relating to forms and methods, financial obligations as well as the condition of the agreed area of cooperation will be set forth in a separate implementing arrangement to be concluded between the Parties. ARTICLE 4 Executing Agencies The official agencies responsible for the implementation and to develop the potential areas of cooperation identified under this MoU are; 1. For MEMR shall be the Head of Education and Training Agency of Energy and Mineral Resources, Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia; 2. For the Independent State of Papua New Guinea shall be the Department of Petroleum and Energy of the Independent States of Papua New Guinea. ARTICLE 5 Intellectual Property Rights 1. Any intellectual property brought by one Party for the implementation of this MoU will remain the property of that Party. 2. Any intellectual property rights resulting from activities under this MoU will be subject to a separate arrangement conduced between the Parties.

ARTICLE 6 Limitation of Personnel Any nationals of a Party engaged in activities under this MOU in the territory of the other Party shall respect and not interfere with the political independence, sovereignty, and territorial integrity of the latter, and avoid any activities inconsistent with the purpose and objectives of this MOU. ARTICLE 7 Confidentiality 1. Each Party will undertake to observe the confidentiality and secrecy of documents, information and other data received or supplied directly or indirectly to the other Party under this MoU. 2. If either of the Party wishes to disclose confidential information under this MoU to any third party, the disclosing Party will obtain prior consent from the other Party before any disclosure can be made; 3. The Parties accept that the provision of this Article shall continue to have effect between the Parties, notwithstanding the termination of this MoU. 4. The provisions of this Article shall not prejudice the prevailing laws and regulations of the Parties' respective countries. ARTICLE 8 Settlement of Differences Any differences resulting from or anything unspecified in this MoU shall be resolved amicably through consultation and negotiation between the Parties, based on mutual benefit, equality, cooperation and mutual trust.

ARTICLE 9 Amendment The provisions in this MoU may be amended at any time with the mutual written consent of the Parties. Such amendments shall form an integral part of this MoU. ARTICLE 10 Come Into Effect, Duration, and Termination 1. This MoU will come into effect on the date of signing. 2. Unless otherwise decided by both Parties, this MoU is valid for five (5) years, and may be extended for another period by mutual written consent of the Parties. 3. This MoU may be terminated by either Party by giving written notification to the other Party of its intention to terminate this MoU at least 60 (sixty) days prior to the intended date of termination. 4. The termination of this MoU will not prejudice the completion of any ongoing programs or projects agreed by the Parties under this MoU. IN WITNESS WHEREOF, the undersigned have signed this MoU. DONE at Port Moresby on twelfth of May 2015 in two original copies, in Indonesian and English languages, all texts being equally authentic. In case of divergence of interpretation of this MoU, the English text shall prevail. FOR THE MINISTRY OF ENERGY FOR THE DEPARTMENT OF AND MINERAL RESOURCES PETROLEUM AND ENERGY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA OF THE INDEPENDENT STATE OF PAPUA NEW GUINEA SUDIRMAN SAID HON. OBE LLB MP MINISTER FOR ENERGY AND MINISTER FOR FOREIGN AFFAIRS MINERAL RESOURCES AND IMMIGRATION