Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 ). O C OH CH 3

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

N N. Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(3,4- diklorobenzoil)piroksikam.

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

inflamasi non steroid turunan asam enolat derivat oksikam yaitu piroksikam (Mutschler, 1991; Gringauz, 1997). Piroksikam digunakan untuk pengobatan

Hal ini disebabkan karena penambahan gugus-gugus pada struktur parasetamol tersebut menyebabkan perubahan sifat kimia fisika senyawa, yaitu sifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

Menurut Hansch, penambahan gugus 4-tersier-butilbenzoil dapat mempengaruhi sifat lipofilisitas, elektronik dan sterik suatu senyawa.

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Gambar 1.1. Struktur asam asetilsalisilat (Departemen Kesehatan RI, 1995).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIPIRETIK SENYAWA ASAM O-(4-KLOROBENZOIL) SALISILAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

Dalam penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoiltiourea sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

),parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

Hasil pengukuran suhu tubuh tikus putih yang diberi suspensi CMC Na 0,5% secara i.p.

Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat dan (b) Struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

memodifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

banyak senyawa-senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai macam penyakit. Sintesis yang dilakukan mulai

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIPIRETIKA DAN ANTIINFLAMASI DARI SENYAWA ASAM O-(4-METILBENZOIL) SALISILAT TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

Gambar 1.1. Struktur turunan N-arilhidrazon (senyawa A) CH 3

(Houglum et al, 2005). Fenomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan

BAB I PENDAHULUAN. usaha penelitian untuk mencari senyawa baru semakin berkembang dengan pesat.

Keterangan : R = H atau CH 3, Ar = fenil/3-piridil/4-piridil

Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa tersebut menembus membran sel dan fase farmakodinamik obat, sifat elektronik mempengaruhi proses

hipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK DAN ANTIINFLAMASI SENYAWA BARU ASAM O-(4-METOKSIBENZOIL) SALISILAT PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

Gambar 1.2. Struktur senyawa N -(4-metilbenziliden)-2- metoksibenzohidrazida

O O. Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat (b) Struktur turunan N-arilhidrazid dari asam mefenamat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. peradangan. Inflamasi atau peradangan disebabkan oleh kerusakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. senyawa kimia N-asetil-p-aminofenol yang termasuk dalam nonsteroid antiinflamatory

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB I PENDAHULUAN. berkisar antara 36-37ºC. Jadi seseorang yang mengalami demam, suhu

UJI ANTIINFLAMASI ASAM 4 FLUOROBENZOIL SALISILAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN

penghambat prostaglandin, turunan antranilat dan turunan pirazolinon. Mekanisme kerja NSAID adalah dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

Jurnal ILMU DASAR Vol. 17 No. 1, Januari 2016 :

PERBANDINGAN EFEK ANTIINFLAMASI SENYAWA ASAM 4-t-BUTILSINAMAT HASIL SINTESIS DAN ASAM SINAMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAT PAW OEDEMA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

SINTESIS ASAM 2-OKTANOILOKSIBENZOAT DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB I PENDAHULUAN. Ahli kimia organik sering melakukan sintesis senyawa dalam laboratorium. Sintesis

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

ANALGETIKA. Non-Steroidal Antiinflamatory Drugs (OAINS/Obat Antiinflamasi Non-Steroid) Analgetika opioid. Analgetika opioid

UJI AKTIVITAS ANALGESIK SENYAWA ASAM 2-(3-KLOROBENZOILOKSI)BENZOAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN UJI HOT PLATE BEATRICE IVANA GO

ANALGETIKA. dr. Agung Biworo, M.Kes

UJI TOKSISITAS AKUT SENYAWA ASAM 2-(4-(KLOROMETIL)BENZOILOKSI)BENZOAT PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

Gambar 1.1. Struktur turunan oksazolidin. N-[3-{N-(3-klorofenil)-4-(3- f lorofenil)piperasin]-1-karbotioamido}- 2-oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Seringnya rasa sakit atau nyeri yang dirasakan manusia menyebabkan sangat dibutuhkan obat yang lebih poten untuk mengatasi gejala yang timbul. Seiring dengan perkembangan zaman, para peneliti juga terus mengembangkan obat-obat baru, maupun senyawa baru bertujuan untuk menemukan senyawa obat yang mempunyai aktivitas tinggi dengan efek samping yang rendah. Kebutuhan obat baru semakin meningkat seiring adanya efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah beredar. Salah satu obat yang sering digunakan adalah asetosal. Asetosal termasuk obat yang memiliki beberapa efek pengobatan antara lain: antiinflamasi, antipiretika, analgesik, dan efek terhadap trombosis (Mutschler, 1991) bat-obat antiinflamasi dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan steroid(dexametasone, betametasone, triamcinolone) dan non steroid. bat golongan non steroid yang sering digunakan saat ini adalah turunan asam salisilat, asam asetat, asam fenamat, pirazolon. bat-obat tersebut mempunyai beberapa kelemahan yaitu efek samping yang merugikan. Pada salisilat memiliki efek samping mengiritasi lambung, perdarahan (Purwanto dan Susilowati, 2000) Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan senyawa baru yang ideal yang memiliki potensi tinggi dan efek samping lebih kecil (Gringauz, 1997). leh karena itu, dilakukan modifikasi molekul asam salisilat dengan cara substitusi pada gugus hidroksil (fenolat) (Korolkovas, 1988). Gugus l yang disubtitusikan pada gugus fenolat dari asam salisilat memiliki efek elektronegatifan relatif kuat dan dapat meningkatkan sifat lipofilik (Purwanto, 2000). Sifat lipofilik dari suatu senyawa obat dapat mempengaruhi kemampuan dalam menembus membran biologis (distribusi 1

2 senyawa). Di samping pengaruhnya terhadap penembusan membran, sifat elektronik juga mempengaruhi kekuatan ikatan obat dan reseptor. Selain kedua sifat diatas, sifat sterik pada suatu senyawa juga dapat mempengaruhi keserasian dan kekuatan interaksi obat dan reseptor (Thomas,2003). H H Asam Salisilat H H 3 Asam Asetilsalisilat H H 2 H 2 H 2 H l H 3 Asam -(4-butilbenzoil)salisilat Asam 3-klorobenzoil salisilat Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 & Diyah dkk, 2002) H l Gambar 1.2. Struktur molekul Asam -(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

3 Demam adalah suatu gejala paling umum dan sering dialami oleh masyarakat. Demam dapat diartikan sebagai kelainan pada sistem pengaturan suhu tubuh sehingga suhu tubuh meningkat dibandingkan normal (Ganong,2002;Guyton,1997). Untuk mengurangi atau menghilangkan demam tersebut salah satu diantaranya dengan menggunakan obat-obat yang berkhasiat sebagai antipiretik. Antipiretik sendiri diartikan sebagai obat yang dapat menurunkan suhu tubuh menjadi normal. Banyak obat antipiretik yang memiliki efek samping berbahaya antara lain gangguan fungsi ginjal, nekrosis hati yang fatal bila digunakan tidak menurut aturan. Penelitian obat antiinflamasi dan antipiretik dilakukan terus menerus, baik penemuan senyawa baru yang bertujuan menemukan senyawa obat yang memilik aktivitas tinggi dan efek samping rendah, maupun meningkatkan potensi obat-obat yang sudah ada melalui sintesis senyawa baru. Berdasarkan kelemahan obat-obat antiinflamasi dan antipiretik yang telah ada, maka perlu dicari alternatif zat baru yang memiliki aktivitas antiinflamasi dengan mula kerja cepat, aktivitas tinggi, dan efek samping yang rendah. Telah disintesis senyawa asam -(4-klorobenzoil) salisilat melalui reaksi asilasi Schotten-Baumann yaitu dengan mereaksikan asam salisilat dengan 4-klorobenzoil klorida,yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki aktivitas hambatan nyeri sebesar 45,30% sedangkan pada asetosal sebesar 55,53%. Nilai Pka asam -(4-klorobenzoil) salisilat 5.31 dan pada asetosal 3.5 (Rendy,2006). Pada senyawa asam -(4-klorobenzoil) salisilat akan dilakukan uji organoleptis, uji kemurnian hasil sintesis dengan uji titik leleh dan kromatografi lapis tipis. Selanjutnya untuk mengetahui aktivitas lain dari senyawa asam 4-klorobenzoil salisilat pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antipiretik dan anti-inflamasi dari senyawa tersebut. Untuk

4 mengetahui aktivitas antipiretik dan antiinflamasinya ditentukan ED 50. ED 50 adalah dosis yang diperlukan untuk memberikan efek sebesar 50%. Pada penelitian ini untuk menguji aktivitas antiinflamasi, metode digunakan adalah Rat Paw edema, yaitu penghambatan pembengkakan edema pada telapak kaki tikus putih dengan induksi karagenan. Dan untuk menguji antipiretik digunakan bahan penginduksi panas pepton dan alat ukur ear Termometer B-Braun. Dipilih kedua metode ini pada masingmasing aktivitas, karena kedua metode ini sensitif dan sederhana. Asetosal digunakan sebagai pembanding. Sebagai hewan coba digunakan tikus putih jantan galur wistar, karena mempunyai ciri spesifik yaitu bersifat pathogenic free yang berarti bebas dari segala penyakit menular untuk manusia. Dari hasil penelitian diharapkan dapat diketahui aktivitas antipiretik dan antiinflamasi dari senyawa asam -(4-klorobenzoil) salisilat yang dibandingkan dengan asetosal. Dari uraian diatas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu : 1. a. Apakah senyawa asam -(4-klorobenzoil)salisilat mempunyai aktivitas antiinflamasi? b. Berapakah nilai ED 50 bila dibandingkan dengan asam asetil salisilat? 2. a. Apakah senyawa asam -(4-klorobenzoil) salisilat mempunyai aktivitas antipiretik? b. Berapakah nilai ED 50 bila dibandingkan dengan asam asetil salisilat? Tujuan dari penelitian ini adalah : Menentukan ED 50 dari senyawa asam -(4-klorobenzoil)salisilat dan aktivitas antiinflamasi dan antipiretik senyawa asam -(4-klorobenzoil) salisilat dan asam asetilsalisilat pada tikus putih jantan.

5 Manfaat dari penelitian ini diharapkan memperoleh senyawa baru, yaitu asam -(4-klorobenzoil) salisilat yang memiliki kemampuan antipiretik dan antiinflamasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan asam asetilsalisilat, dan setelah pengujian lebih lanjut, seperti uji stabilitas, toksisitas, farmakodinamik dapat dijadikan sebagai calon obat antipiretik dan antiinflamasi baru.