BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan hukum, E. Sundari menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

BAB III PENUTUP. b. Menggali informasi dengan bekas pecandu/informan. f. Penyerahan Narkoba Yang Dikendalikan ( Controlled Dellivery )

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT PEMBERIAN REMISI. A. Sulit mendapatkan Justice Collaborator (JC)

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, maka dapat. 1. Upaya yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Sleman dalam

BAB III PENUTUP. dalam perkara pelibatan anak dalam distribusi narkotika pada praktek. anak segera lepas dari rasa trauma.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya maka dapat. Yogyakarta melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

BENTUK KOORDINASI ANTARA POLRI DAN BNN DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peranan BNN dalam menjalankan fungsi pencegahan tindak pidana narkotika. yaitu :89

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 198 / /2010

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika dan

BAB V PENUTUP. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

BAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu :

BAB III PENUTUP. sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang Undang Dasar Repubik Indonesia (UUD 1945) Pasal 1 ayat (3).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya

BAB V PENUTUP. Yogyakarta yang telah diuraikan dalam BAB IV, maka dapat dikemukakan. 1) Melakukan kegiatan pembinaan dan penyuluhan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masalah pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran tertentu 2. Topik

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, pendidikan, dan pengajaran 1. Penggunaannya diluar pengawasan dokter atau dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

I. PENDAHULUAN. untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

BAB III PENUTUP. 1. Kendala Polda DIY dalam penanganan tindak pidana penipuan : pidana penipuan melalui internet dan minimnya perangkat hukum.

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang kurang perhatian orang tua, dan begitu beragamnya kegiatan yang

Amirroedin sjarif, Disiplin militer dan Pembinaannya, Jakarta:Ghalia Indonesia, 1982.

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB III PENUTUP. ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Lebih selektif dalam memberikan rekomendasi izin; penggunaan senjata api; Tindakan Kepolisian;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Polda DIY juga memaparkan dampar-dampak dari trafficking. Hal ini agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB IV PENUTUP. 1. Peranan Polisi Militer Angkatan Darat dalam menanggulangi tindak pidana

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 "... yang melindungi

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas maka penulis mengambil kesimpulan: sering jadi pertimbangan khusus di mana penerapan sanksi pidana

BAB V PENUTUP. tekanan kelompok dan ketidakharmonisan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB III PENUTUP. pada bab-bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan yang merupakan

KEWENANGAN DISKRESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM MENENTUKAN REHABILITASI PENGGUNA NARKOTIKA

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA. (Skripsi) Oleh BEKI ANTIKA

Bambang Tri Bawono,SH,.MH

PETUNJUK TEKNIS ANTARA. NOMOR : PAS-07.HM TAHUN 2414 NOMOR : J U KNlSlO 1 llt,l201 4 BARESKRIM

BAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB III PENUTUP. rawan menjadi sasaran peredaran gelap narkotika. penyalahgunaan narkotika. peredaran gelap narkotika.

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

BAB III PENUTUP. kekerasan terhadap anak dalam keluarga dan cara Preventif yaitu bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sudah membuat kalangan masyarakat resah dan tidak nyaman.

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian hukum ini sebagai berikut : pecandu narkotika di Daerah Istimewa Yogyakarta, hakim menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan penulis, berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menimbulkan dampak positif, tetapi ada beberapa kebiasaan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

III. METODE PENELITIAN. upaya memahami persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DAN/ ATAU SAKSI KORBAN TRANSNATIONAL CRIME DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA

PERANAN POLRI DALAM PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (STUDI KASUS POLSEKTA PANCURBATU) JURNAL ILMIAH. Departemen Hukum Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB III PENUTUP. menjalankan tugas dan wewenangnya, yaitu terdiri dari: berkurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENUTUP. disimpulkan dalam penelitian ini bahwa dengan dikeluarkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

41 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Cara Polda DIY Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya Polda DIY dan jajaran adalah sejumlah 225 orang. Cara Polda DIY Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ada dua sisi yaitu : A. Upaya Polda DIY pada Praktek Lapangan : Maping data Maping data adalah pemetaan atau daerah tempat narkotika yang bersangkutan, contohnya di daerah Seturan, Sleman, DIY. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait Badan Narkotika Provinsi ; berfungsi untuk bekerja sama dalam penyidikan, Lembaga Pemasyarakatan ; berfungsi untuk pembinaan atau rehabilitasi bagi narapidana penyalahgunaan narkotika, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) ; berfungsi untuk menentukan seseorang pengguna narkotika atau tidak, dengan pemeriksaan urine para tersangka, Balai POM ; berfungsi 41

42 untuk pemeriksaan laboratorium atau jenis narkotika khusus untuk instansi pemerintah selain Polri, Labfor Polri; berfungsi untuk pemeriksaan laboratoris atau jenis narkotika khusus anggota Polri, Bea Cukai ; berfungsi untuk mengantisipasi penyelundupan narkotika melalui jalur darat, udara dan laut dan Imigrasi berfungsi untuk melakukan pemeriksaan data atau identitas (termasuk pasport). Membuat MOU dengan Perusahaan telekomunikasi sesuai dengan Pasal 86 Ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Melakukan penggalangan kepada masyarakat dengan tujuan untuk memberikan atau membantu informasi tentang penggunaan narkoba. B. Upaya Polda DIY Dalam Keseluruhan, terdiri dari : Preemtif : Penyuluhan atau sosialisasi tentang bahaya narkoba, pemasangan spanduk dan pamphlet ; penyuluhan atau sosialisasi tentang bahaya narkotika ini dilakukan penyuluhan-penyuluhan dari tingkat SMP, SMA sampai Perguruan tinggi berserta instansi pemerintahan (karyawankaryawan kantor yang berada di Polda DIY). Preventif : Razia (ditempat hiburan) atau pencurian kendaraan bermotor di pintu masuk wilayah Provinsi DIY.

43 Represif : Pengungkapan kasus-kasus narkoba (Penyelidikan dan Penyidikan). 2. Kendala Polda DIY Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. a. Kurangnya jumlah sarana dan prasarana. Buktinya adalah : Berikut Tabel Kendaraan Ditres Narkoba Polda DIY Pada Tahun 2012 : Kendaraan Motor Mobil Jumlah 1 2 Kondisi Baik Baik b. Masih kurangnya kesadaran masyarakat atau takut dalam melapor adanya tindak pidana narkotika kepada Ditresnarkoba Polda DIY. B. Saran Kepolisian Negara Republik Indonesia harus lebih aktif dalam memberantas tindak pidana narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, mengingat banyak pemuda maupun pemudi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menuntut ilmu, apabila pemuda maupun pemudi terpengaruh penyalahgunaan narkotika, tentu saja dapat mengancam pembangunan Negara Republik Indonesia, karena pemuda dan pemudi adalah generasi penerus bangsa.

DAFTAR PUSTAKA Buku : Arief Hakim, M, 2004, Bahaya Narkoba, Alkohol Cara Islam Mencegah, Mengatasi dan Melawan, Cetakan Pertama, Nuansa, Bandung. Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama, 2012, Pengawasan Serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat Dalam Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama, Jakarta. Bambang Sunggono, 2005, Metodologi Penelitian Hukum, Edisi pertama, Cetakan ketujuh, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Burhan Ashshofa, 1998, Metode Penelitian Hukum, Cetakan Kedua, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Heriadi Willy, 2005, Berantas Narkoba Tak Cukup Hanya Bicara (Tanya Jawab dan Opini), Cetakan Pertama, Kedaulatan Rakyat, GRANAT, UII Press, Yogyakarta. Joko Subagyo, P, 1999, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Hlm. 106. Mardani, 2008, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional, Edisi 1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ronny Hanitijo Soemitro, 1994, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima, Ghalia Indonesia, Jakarta. Soedjono Dirdjosisworo, 1987, Alumni, Bandung. Hukum Narkotika Indonesia, Cetakan Pertama, Gatot Supramono, 2004, Hukum Narkoba Indonesia, Cetakan kedua, Djambatan, Jakarta, Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1985, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta. Soerjono Soekanto, 1982, Kutipan diambil dari buku Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 1985, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta.

Laporan/Hasil Penelitian : Kamus : Jurnal Ilmiah : Makalah : Aryadi, G dan Sri Pudyatmoko, Y, 2006, Laporan Penelitian : Penetapan dan Pengendalian Penyalahgunaan Narkoba dan Psikotropika di Kabupaten Sleman, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Chrismanto Sitorus, S, 2008, Penulisan Hukum / Skripsi ; Pertimbangan Penyidik Polri Dalam Menetapkan Tersangka Penyalahgunaan Narkotika di Wilayah Hukum Polres Sleman, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Medi Suharyono, CH dan Paulinus Soge, 2011, Laporan Penelitian : Tinjauan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Menggunakan Narkotika Golongan I Bagi Diri Sendiri ; Suatu Studi di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Sleman, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Pusat Bahasa, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta. Sundari, E, 2007, Aspek Ilmiah Metode Penemuan Hukum (Dikutip dari Jurnal Ilmu Hukum : Justicia Et Pax, Volume 27, No. 1 Juni 2007), Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Rahardjo, 1994, Kerjasama Internasional Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika, Dikutip dari Pertemuan Ilmiah Tentang Penyitaan Hak Milik Pelaku Tindak Pidana Narkotika, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Pendidikan, Jakarta. Peraturan Perundang-Undangan : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia

Website : Artikel : Berita : Wikipedia, 2012, Narkoba, Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/narkoba, Tanggal akses 22 Oktober 2012. Wikipedia, 2012, Kepolisian Negara Republik Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/kepolisian_negara_republik_indonesia, Tanggal 2 November 2012. Antara, 2012, Korban narkoba 68.980 orang di Jogja, Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/318216/korban-narkoba-68980-orangdi-jogja, Tanggal Akses 13 Juli 2012. Badan Narkotika Nasional, 2008, Kasus Narkoba di Sleman Tinggi, Diakses dari http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=berita&op=det ail_berita&id=1138&mn=6&smn=a, Tanggal akses 21Maret 2013. Chatarina Binarsih, 2012, Mahasiswa Tercatat Paling Tinggi Konsumsi Narkoba, Diakses dari http://jogja.tribunnews.com/2012/06/26/mahasiswa-tercatatpaling-tinggi-konsumsi-narkoba, Tanggal akses 13 Juli 2012. Chatarina Binarsih, 2012, Tiap Minggu BNK Sleman Terima Dua Laporan Kasus Narkoba, Diakses dari http://jogja.tribunnews.com/2012/09/25/tiapminggu-bnk-sleman-terima-dua-laporan-kasus-narkoba/, Tanggal akses 21 Maret 2013. Joko Nugroho/JIBI/Harian Jogja, 2012, PERINGATAN HANI: 68.980 Orang di Jogja Tersangkut Narkoba, Diakses dari http://www.solopos.com/2012/channel/jateng/peringatan-hani-68-980- orang-di-jogja-tersangkut-narkoba-196754, Tanggal Akses 13 Juli 2012. Pemerintah Kabupaten Sleman, 2012, 50 Orang Perhari Meninggal Karena Overdosis, Diakses dari http://www.slemankab.go.id/3680/50-orangperhari-meninggal-karena-overdosis.slm, Tanggal akses 21 Maret 2013. Theresia Andayani, 2012, Peredaran dan Penyelundupan Narkoba Terbanyak Terjadi di Indonesia, Diakses dari http://jogja.tribunnews.com/2012/06/27/peredaran-dan-penyelundupannarkoba-terbanyak-terjadi-di-indonesia, Tanggal akses 22 Oktober 2012.

Kamus : Wawancara : Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Diakses dari http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, Tanggal akses 3 Oktober 2012. Narasumber dari Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Kompol Dedy Sumarsono, S.IK. M.H sebagai Kepala bagian Pembinaan Operasional Ditresnarkoba dan AKP Endang Sulityandini sebagai Perwira Urusan Analisa Evaluasi Bagian Pembinaan Operasional Ditresnarkoba pada Tanggal 23 November 2012..