TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) GENERASI MUDA GANTING (GMG) KELOMPOK UMUR-15 KOTA PADANG PANJANG JURNAL

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON) XVIII DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JURNAL Survei Kondisi Fisik Siswa Atlet Sepak Bola Siswa SMK Negeri 1 Kota Gorontalo 2013 OMMANI K. ADNAN NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA MAHASISWA KELAS D ANGKATAN 2014 JURUSAN PENJASKESREK UNP KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses transfer falsafah dan sistem nilai,

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

18. URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. selain sebagai seni kebudayaan juga sebagai pertahanan diri, banyak manfaat dari

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

Transkripsi:

1 TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL Oleh : SITI MURNI 1104725/2011 JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015

2

3 Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum adanya gambaran kemampuan konsumsi oksigen maksimal (VO2 max) atlet pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana kemampuan VO2 max atlet pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 yang berjumlah sebanyak 20 orang. Terdiri atas putra 11 orang dan putri 9 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Untuk mengukur VO2 max PPLP Sumatera Barat digunakan Bleep Test kepada seluruh Atlet PPLP Sumatera Barat tahun 2015. Berdasarkan deskripsi data dan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara keseluruhan kemampuan VO2 Max Atlet Pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 mempunyai Klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Tinggi sebanyak 5 orang, Bagus sebanyak 11 orang dan Cukup sebanyak 4 orang. (2) Kemampuan VO2 Max Atlet Pencak silat Putra PPLP Sumatera Barat tahun 2015 mempunyai Klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Tinggi sebanyak 5 orang dan Bagus sebanyak 6 orang. (3) Kemampuan VO2 Max Atlet Pencak silat Putri PPLP Sumatera Barat tahun 2015 mempunyai Klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Bagus sebanyak 5 orang dan Cukup sebanyak 4 orang. Rata-rata kemampuan VO2 Max Atlet Pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 diklasifikasikan bagus. i

1 A. endahuluan Olahraga merupakan salah satu usaha menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu dengan pembinaan dari generasi ke generasi. Perkembangan olahraga didunia khususnya Indonesia pada saat ini memberikan konstribusi yang positif, nyata dan memberikan andil pada peningkatan kemampuan bangsa dalam melaksanakan sistem pembangunan yang berkelanjutan. Dalam UU RI NO.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menyatakan bahwa olahraga adalah segala kegiatan sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan social (2007:3). Selanjutnya tujuan dari beraktivitas olahraga adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa (UU RI, 2007:6). Pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga budaya bangsa yang memiliki nilai nilai seni, moral, spritual, sosial yang harus dikembangkan serta untuk mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa Indonesia. Salah satu bentuk melestarikan budaya bangsa adalah melalui pembelajaran pencak silat disekolah dan diluar sekolah. Dilembaga pendidikan formal seperti disekolah, Pencak silat merupakan bagian dari kurikulum pendidikan jasmani dan olahraga yang diajarkan dari mulai jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi

2 meskipun dalam pelaksanaannya belum optimal karena berbagai persoalan. Diluar sekolah, pencak silat diajarkan pada dinas dan instansi, baik instansi pemerintahan maupun instansi non pemerintahan. Dalam cabang olahraga pencak silat ada beberapa kategori pertandingan yang dipertandingan setiap pesta olahraga baik tingkat dewasa maupun tingkat pelajar seperti kategori laga, kategori tunggal, kategori ganda, dan kategori beregu. Pada kategori laga dalam satu babak dibutukan waktu 2 menit dan terdiri dari tiga babak dan 1 menit istirahat artinya, seorang pesilat harus mampu melakukan serangan yang berkualitas tinggi dengan gerakan yang berulang-ulang dengan sasaran yang tepat, kuda-kuda atau tumpuan kaki yang baik, jarak jangkauan tepat dan lintasan serangan yang benar tanpa terhalang oleh bagian tubuh lawan seperti tangkisan, elakkan, hindaran, sehingga dibutuhkan energi. Sedangkan kategori seni terdiri atas kategori tunggal, ganda, dan beregu. Pada kategori ini, atlet penampilkan rangkaian gerakan jurus pencak silat dalam waktu 3 (tiga) menit dengan waktu yang singkat dan gerakan yang dilakukan dengan intensitas tinggi sehingga dibutuhkan konsumsi oksigen yang tinggi untuk memperlambat terjadinya kelelahan. Dalam pertandingan seorang pesilat harus memiliki daya tahan aerobik (VO2 Max) yang baik karena pertandingan pencak silat dilakukan selama 3 (tiga) babak dan antara babak ke babak ada waktu istirahat. Nawawi (2014:126) menjelaskan VO2 Max adalah jumlah maksimum oksigen dalam mililiter, seseorang dapat digunakan dalam satu menit perkilogram berat badan, jadi VO2 Max atau kapasitas aerobik

3 menggambarkan suatu kemampuan badan untuk mendapatkan oksigen, kemudian dikirim ke otot-otot dan sel-sel darah sebagai bahan bakar pada saat aktifitas dalam kurun waktu yang relatif lama. Faktor yang menentukan kemampuan daya tahan waktu lama adalah kapasitas aerobik seseorang yaitu besarnya penerimaan oksigen dalam satuan waktu. Kemampuan penerimaan oksigen maksimal (konsumsi oksigen maksimal) tergantung dari besarnya volume jantung permenit yang ditentikan oleh frekuensi dan volume denyut jantung. Peningkatan atau pembesaran volume denyut jantung merupakan bentuk adaptasi (penyesuaian) khusus terhadap pembebanan daya tahan yang berkaitan erat dengan peningkatan volume jantung permenit. Volume oksigen sebagai suplai energi untuk otot-otot yang sedang bekerja ditentukan oleh jumlah darah yang dapat dipompa keluar oleh jantung maka semakin banyak oksigen yang dapat diangkut ke otot-otot. Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Sumatera Barat (PPLP) adalah salah satu wadah atau lembaga dibidang keolahragaan yang mana termasuk dalam Pembinaan dan pengelolaan berbagai cabang-cabang olahraga dibawah naungan Dinas Pemuda dan Olahraga Povinsi Sumatera Barat. Pencak Silat merupakan salah satu cabang olahraga pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang terletak di Sungai Sapiah Jalan By Pass Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Dan telah mengikuti berbagai kompetisi pertandingan baik Daerah, Nasional dan Internasional dengan prestasi yang cukup membanggakan daerah.

4 Pada tahun 2010 kejurnas di Gorontalo Atlet Pencak Silat PPLP Sumbar berhasil meraih Juara Umum dengan perolehan mendali 2 Emas 1 Perak 2 Perunggu, hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan bagi provinsi Sumatera Barat atas keberhasilan atletnya. Namun kebanggaan sebagai Juara Umum yang diraih Atlet Pencak Silat PPLP Sumatera Barat tersebut tidak bisa dipetahankan akan tetapi mengalami penurunan. Kejurnas PPLP tahun 2011 di Provinsi Jambi Atlet Pencak Silat PPLP Sumatera Barat hanya mampu memperoleh 1 Mendali Perak. Kejurnas PPLP tahun 2012 di Kalimantan Sumatera Barat mampu memperoleh 1 Mendali Emas 1 Perak 1 Perunggu. Kejurnas PPLP tahun 2013 di Semarang Sumatera Barat mampu memperoleh 2 mendali Emas 2 Perak 1 Perunggu. Dan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Pelajar tahun 2014 di Surabaya, pada cabang Pencak Silat Sumatera Barat tidak mampu memperoleh satu mendalipun. Hal ini jika kita bandingkan dengan Kejurnas PPLP tahun 2010 di Gorontalo tentunya mengalami penurunan. Berdasarkan hal tersebut dari hasil Observasi dilapangan pada Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) yang diadakan di Kabupaten Dharmasraya tahun 2014 yang mana sebagian dari atlet yang turun merupakan Atlet PPLP Sumatera Barat. Peneliti melihat bahwa kondisi atlet diduga tidak sesuai dengan yang diinginkan bahwasanya kurang mampunya atlet mempertahankan kondisi fisiknya terutama pada pengambilan oksigen maksimal (VO2 max) untuk bertahan selama waktu turun atau saat bertanding, itu terlihat dari ronde-keronde yaitu pada ronde pertama atlet sanggup melakukan pertandingan dengan penampilan serangan yang maksimal baik

5 dari segi pukulan, tendangan, tangkapan atau pola serangan yang baik dan berkualitas tinggi. Kemudian pada ronde kedua atlet mulai mengalami kelelahan dan pada ronde ketiga terlihat atlet kurang maksimal dalam melakukan teknik pukulan, tendangan, tangkapan dan serangan serta kurang dalam konsumsi oksigen maksimal seperti bertahan saat menyerang dan terlihat dari pergerakan ketika menghirup nafas atau menghirup oksigen dan ketika melakukan pola serangan dengan kecepatan tinggi namun tidak bisa dipertahankan ketika lawan melakukan serangan balik. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang mana penelitin bertujuan untuk mengungkapkan tentang kemampuan VO2 Max PPLP Sumatera Barat Tahun 2015 apa adanya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (2010:3) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Norma Klasifikasi VO2 max dengan Bleep Test No Klasifikasi Atlet Putra Putri 1 Tinggi > 53 >49 2 Bagus 43 52 38 48 3 Cukup 34 42 31 37 4 Sedang 25-33 24 30 5 Rendah < 24 < 23 Sumber: Olahraga Kebugaran Jasmani, Apri Agus (2012)

6 C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dipaparkan pada deskripsi data di atas, maka berlandasan dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Untuk itu perlu dibahas masalah kemampuan VO2 Max atlet pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015. 1. Kemampuan Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 Max) Atlet Pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 Secara keseluruhan kemampuan VO2 Max atlet pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 yang memiliki klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Tinggi sebanyak 5 orang (25%), Bagus sebanyak 11 orang (55%), dan Cukup sebanyak 4 orang (20%). Berdasarkan klasifikasi kemampuan VO2 Max atlet pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 adalah berada rata-rata kategori Bagus. Apabila seorang atlet pencak silat memiliki kemampuan VO2 Max yang bagus maka atlet tersebut tidak akan cepat lelah dan dapat mengikuti pertandingan selama 3 babak dengan kemampuan yang tetap maksimal. Sebaliknya apabila seorang atlet pencak silat yang memiliki kemampuan VO2 Max rendah, maka dapat dipastikan bahwa atlet tersebut tidak akan dapat bermain dalam 3 babak pertandingan secara maksimal baik kemampuan menghadapi serangan dan keterampilan silatnya.

7 2. Kemampuan Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 Max) Atlet Pencak silat Putra PPLP Sumatera Barat tahun 2015 Kemampuan VO2 Max atlet pencak silat Putra PPLP Sumatera Barat tahun 2015 yang mempunyai Klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Tinggi sebanyak 5 orang (45%) dan Bagus sebanyak 6 orang (55%). VO2 Max merupakan kemampuan seseorang dalam konsumsi oksigen dalam liter permenit yang menggambarkan daya tahan aerobik sesorang untuk aktivitas yang relatife lama. Soekarman dalam Agus (2013:35) mengemukakan: VO2 Max adalah kemampuan tubuh menyerap oksigen maksimum, menunjukkan jumlah oksigen dalam liter atau milliliter perkilogram berat badan permenit. Dan berdasarkan hasil deskripsi data, atlet pencak silat putra berada pada kategori Tinggi dan Bagus artinya kemampuan konsumsi oksigen atlet pencak silat putra menunjukkan bahwa tingkat kesanggupan dalam pertandingan untuk mencapai hasil yang maksimal dapat bertahan selama pertandingan pencak silat. 3. Kemampuan Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2 Max) Atlet Pencak silat Putri PPLP Sumatera Barat tahun 2015 Kemampuan VO2 Max atlet pencak silat Putri PPLP Sumatera Barat tahun 2015 yang mempunyai klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Bagus sebanyak 5 orang (56%) dan Cukup sebanyak 4 orang (44%). Berdasarkan data hasil penelitian, terdapat 4 orang Atlet Putri yang VO2 Max berada pada kategori Cukup. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dan di tindaklanjuti agar tercapainya kemampuan VO2 Max yang lebih baik, karena VO2

8 Max atau daya tahan aerobik signifikan terhadap penampilan kondisi fisik termasuk dalam cabang Pencak silat. Untuk mecapai hasil yang maksimal perlu ditingkatkan baik pada porsi latihan dan tambahan khusus dalam meningkatkan kemampuan VO2 Max atlet pencak silat putri PPLP Sumatera Barat tahun 2015 salah satunya adalah meningkatkan intensitas maksimum jantung antara 65-85% sedikitnya 20 menit dalam 3-5 kali seminggu. Dalam pertandingan pencak silat yang berlangsung selama tiga (3) ronde (I ronde = 2 menit) dan diberi durasi istirahat dari ronde-keronde selama satu (1) menit, apabila atlet memiliki kemampuan konsumsi oksigen maksimal (VO2 Max) yang baik maka tidak akan cepat mengalami kelelahan akibat pembebanan terhadap tubuh dan mampu mengikuti pertandingan secara maksimal. Menurut Jansen dalam Natsir (2012:55) VO2 Max yaitu oksigen selama ekskresi (usaha mengarahkan tenaga) maksimum, VO2 Max yang dinyatakan dalam liter permenit. Pada saat bertanding oksigen berperan sebagai bahan bakar dalam pengadaan sistem energi yang di kirim ke otot, sel dan darah dan dalam keadaan istirahat dari babak pertandingan oksigen berperan sebagai proses pemulihan pada durasi istirahat, apabila atlet memiliki konsumsi oksigen yang baik maka cepat proses pemulihannya dan apabila konsumsi oksigennya rendah maka lambat proses pemulihannya mengakibatkan menurunnya kemampuan aktivitas fisik dalam bertanding. Cepat atau lambatnya kelelahan seseorang dapat diperkirakan dari kapasitas aerobik atlet yang kurang baik, kapasitas aerobik menunjukkan kapasitas

9 maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2 Max). dan seperti kita ketahui, oksigen merupakan bahan bakar tubuh dan oksigen oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan. Suwirman (Pelatih Pencak silat PPLP sumatera Barat tahun 2015) untuk mengikuti pertandingan sampai babak final atlet harus memiliki kemampuan konsumsi oksigen maksimal (VO2 Max) yaitu 55 ke atas untuk mampu bertahan selama pertandingan berlangsung. Apabila seseorang atlet memiliki kemampuan oksigen maksimal (VO2 Max) yang baik maka semakin banyak jumlah konsumsi oksigen keseluruh tubuh (proses suplai energi ke otot, sel, jaringan dan darah) dalam pengadaan energi maka semakin baik kemampuan kerja otot dan menunda terjadinya kelelahan sehingga tampil maksimal. Bafirman dan Agus (2008:35) mengatakan: kemampuan paru menghisap oksigen sebanyak mungkin dan ditampung kemudian disuplai keseluruh tubuh seperti saat melakukan aktivitas dengan intensitas dan volume yang tinggi dan dengan waktu yang lama konsumsi oksigen yang diperlukan. Semakin tinggi VO2 Max atlet akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa. Mempunyai kemampuan konsumsi oksigen yang lebih tinggi dan mempunyai suplai pembuluh darah yang lebih baik ke otot-otot dan kapasitas paru yang lebih besar, dapat mensuplai hemoglobin dan sel darah merah yabg lebih banyak dan jantung menjadi kuat. Hal lain yang dapat menunjang kemampuan VO2 Max adalah asupan gizi, seseorang yang memiliki daya tahan yang tinggi apabila mengkonsumsi tinggi karbohidrat.

10 Selain faktor faktor yang menunjang kemampuan VO2 Max di atas ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi atlit menurunnya kemampuan atlet saat bertanding yaitu rendahnya motivasi atlet sehingga dalam bertanding atlet tidak memiliki semagat juang. Pemberian asupan gizi atlet baik sebelum bertanding, saat bertanding dan setelah bertanding yang tidak sesuai dengan kebutuhan atlet. Intruksi dari pelatih yang tidak sesuai dengan kemapuan atlet sehingga dalam bertanding atlet tidak konsentrasi menghadapi lawan dan melakukan serangan kepada lawan walaupaun memliki kemammpuan kondisi fisik atau VO2 max yang baik jika tidak didukung faktor-faktor laiinya seperti situasi, cuaca/iklim, arena pertandingan, sporter yang tidak sportif sehinggga dapat mengganggu konsentrasi atlet dan kemampuan lawan yang melebihi tingkat kemampuan atlet tesebut. D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam peningkatan prestasi yang maksimal. Adapun kesimpulan tesebut adalah: 1. Secara keseluruhan kemampuan VO2 Max Atlet Pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 yang mempunyai Klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Tinggi sebanyak 5 orang (25%), Bagus sebanyak 11 orang (55%),

11 dan Cukup sebanyak 4 orang (20%). Rata-rata kemampuan Max Atlet Pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 berda pada klasifikasi Bagus. 2. Kemampuan VO2 Max Atlet Pencak silat Putra PPLP Sumatera Barat tahun 2015 yang mempunyai Klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Tinggi sebanyak 5 orang (45%) dan Bagus sebanyak 6 orang (55%). Rata-rata kemampuan Max Atlet putra Pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 berda pada klasifikasi Bagus. 3. Kemampuan VO2 Max Atlet Pencak silat Putri PPLP Sumatera Barat tahun 2015 yang mempunyai Klasifikasi VO2 Max berada pada kategori Bagus sebanyak 5 orang (56%) dan Cukup sebanyak 4 orang (44%). Rata-rata kemampuan Max Atlet Pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 berda pada klasifikasi Bagus. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, untuk iu dapat dikemukakan saran-saran yang dapat membantu mengatasi permasalah terhadap peningkatan kemampuan VO2 Max atlet pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015 sebagai berikut: 1. Pelatih, disarankan kepada team pelatih pencak silat PPLP Sumatera Barat supaya lebih meningkatkan latihan untuk daya tahan aerobik atau latihan khusus dalam peningkatan VO2 Max nya. 2. Atlet, diharapkan agar mempersiapkan diri dalam kompetisi dengan meningkatkan kemampuan kondisi fisiknya terutama pada kemamp uan VO2

12 Max yang menjadi dasar untuk bertahan selama pertandingan agar tercapainya prestasi yang maksimal serta meningkatkan kemampuan VO2 maxnya dengan cara melakukan latihan secara berkelanjutan agar tampil maksimal. 3. Lembaga pengelola Pusat Pendidikan dan latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Barat tahun 2015, agar lebih memperhatikan dan memberikan latihan tambahan yang terprogram untuk dapat bersaing dikompetisi baik Nasional maupun Internasional. 4. Penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan VO2 Max Atlet Pencak silat PPLP Sumatera Barat tahun 2015, untuk penelitian berikutnya agar dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pengembangan penelitian lebih lanjut dan jumlah sampel yang lebih banyak dan pada cabang-cabang olahraga daya tahan lainnya.

13 Daftar Rujukan Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun 2005.(2007). Undang-Undang Sistem Keolahrgaan Nasional. Bandung: PT Citra Umbara Nawawi, Umar. (2014). Fisiolagi Olahraga. Padang: UNP PRESS. Agus, Apri. (2013). Manajemen Kebugaran teori dan praktek. Padang: Penerbit Sukabina Press Agus, Apri. (2012). Olahraga Kebugaran jasmani sebagai suatu pengantar. Padang: Penerbit Sukabina Press Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: PT Reneka cipta Bafirman dan Apri Agus. (2008).Buku Ajar Pembentukan Kondisi Fisik. FIK UNP. Natsir, Rahmat. (2012). Skripsi: Tinjauan Kondisi Fisik PPLP Sumatera Barat tahun 2012. FIK UNP