center of gravity (cog)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.

TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT TERM OF REFERENCE (TOR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

KAITAN ANTARA POLITIK, PEMERINTAHAN DAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

Strategi Penyerangan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

berkumpul, kebebasan beragama, dan kebebasan bergerak dalam suatu wilayah sering kali diabaikan dalam kebijakan pemerintah melawan terorisme.

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

STRATEGI KONTRATERORISME AMERIKA SERIKAT TERHADAP ISIS DI IRAK SKRIPSI

There are no translations available.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

Assalamu alaikum Warrahmatullah Wa Barakatuh

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR

BAB V PENUTUP Kesimpulan

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

ETIKA. Penguasa Informasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

36 Strategi Perang Sun Tzu

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

LATIHAN SOAL-SOAL PEND. KEWARGANEGARAAN (Pilihlah jawaban paling benar)

Politik & Strategi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

Total Diplomacy dan Total History Peran Sejarawan Militer dalam Pasukan Perdamaian Indonesia

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang

Kungfu Indonesia Harimau Besi

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional.

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

2015 STRATEGI MAO TSE TUNG DALAM PERANG SAUDARA DI CHINA TAHUN

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL DAN POLITIK STRATEGI NASIONAL. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013

Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat.

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

Transkripsi:

center of gravity (cog) 1. Pendahuluan Dalam teori militer maupun teori perang, dikenal apa yang disebut Center Of Gravity seperti apa yang dikembangkan oleh Sun Tzu dan Carl Von Clausewitz dua orang pemikir militer yang hidup beberapa ribu dan ratus tahun yang lalu. Istilah ini lebih banyak dikenal di kalangan militer daripada di kalangan sipil, seperti yang dituangkan dalam buku mereka yang terkenal THE ART OF WAR dan ON WAR, yang hingga saat ini masih banyak dianut oleh berbagai kesatuan militer di dunia. Walaupun banyak penganutnya, di kalangan militer sendiri khususnya ketiga angkatan, dalam penerapan konsep ini tidak sama, tergantung dari bagaimana menafsirkannya kemudian mengimplementasikannya di lapangan. Ketiga angkatan cenderung menafsirkan berbeda sesuai dengan tugas,medandan musuh yang dihadapinya. Sebagai contoh; Angkatan Udara akan menggunakan pendekatan penghancuran sasaran yang tidak lain merupakan titik-titik strategis dan operasional yang kritis melalui suatu serangan dengan menggunakan senjata penghancur seperti bom, rudal dan sebagainya. Oleh karena itu Angkatan Udara melihat banyak (lebih dari satu) Center of Gravity (COG) musuh. Angkatan Darat melihat COG musuh adalah sumber kekuatan dari musuh tersebut, sehingga memandang hanya ada satu COG yang pada dasarnya merupakan kemampuan prinsip yang dimiliki musuh untuk mencapai misinya dan umumnya gabungan dari elemen-elemen karakteristik, kebisaan atau lokasi. Angkatan Laut sebagai kekuatan untuk memenangkan perang di laut, melihat COG musuh pada kunci kelemahannya dan sama seperti Angkatan Darat memandang bahwa COG adalah sesuatu yang harus dipunyai oleh musuh agar dia dapat melanjutkan operasi militernya; sumber kekuatan, tetapi bukan semata-mata kuat seperti yang ada padanya. Hanya ada kemungkinan satu COG di mana Angkatan Laut mencoba mengaitkan antara COG dan kerawanan atau kelemahan. Pergeseran hakekat ancaman yang dihadapi negara bangsa dewasa ini menyebabkan tidak mudah menentukan COG dari lawan atau musuh, apalagi ancaman yang dihadapi sangat beragam macamnya dan dapat muncul dalam waktu yang tidak terduga dapat berupa simetrik dan asimetrik. Sebagai contoh, bagaimana menentukan COG dari ancaman terorisme yang merajalela dewasa ini? 2. Teori Clausewitz dan Sun Tzu Di dalam bukunya On War Clausewitz mendifinisikan arti center of gravity sebagai: The hub of all power and movement, on which everything depends. That is the point against which all

our energies should be directed. (On War p.596) Dalam pengertian ini Clausewitz berbicara tentang lawan atau musuh, dengan berasumsi, jika musuh kehilangan keseimbangan, maka pukulan demi pukulan harus terus dilakukan sampai kemenangan tercapai. Musuh tidak boleh diberi kesempatan untuk bangkit kembali (recover). Dari definisi ini pula sepertinya Clausewitz menekankan, bahwa untuk mencapai sukses, dia bersedia menanggung risiko yang besar, karena penggunaan strategi langsung oleh kekuatan yang besar yang dipunyai. Secara spesifik Clausewitz menyusun menurut urutan prioritas Center Of Gravity musuh sebagai berikut: Pertama, yang terpenting dan yang utama adalah Angkatan Darat musuh. Seperti yang dia katakan Destruction of his Army, if it is at all significant. If the Army had been destroyed, they would all have gone down in history as failures. (On War hal. 596). Kedua, menurut Clausewitz, urutan prioritas kedua adalah pendudukan dan atau penghancuran Ibukota Musuh. Alasannya karena: In countries subject to domestic strife.the center of gravity is generally the capital and seizure of his capital if it is not only the center of administration but also that of social, professional, and political activity (On War p. 596). Terkandung dalam pengertian kedua ini ialah sasaran abstrak yaitu hancurnya pemerintahan, tatanan sosial, maupun ideologi politik. Ketiga, menyerang sekutu-sekutu musuh (alliances), merupakan prioritas berikutnya yang patut dijadikan sasaran untuk menaklukkan musuh. Menurut dia, In small countries that rely on large ones, the center of gravity is usually the Army of their protector. Delivery of an effective blow against his principal ally if that ally is more powerful than he. Clausewitz mengakui bahwa hubungan yang paling lemah dalam suatu koalisi terletak pada kemampuan sekutunya untuk bekerjasama dan itulah yang sering kali menyebabkan memisahkan mereka secara politik maupun militer. Keempat, sekalipun tidak dijelaskan secara mendetail, maka Clausewitz menyatakan bahwa Karakteristik personil dari pemimpin merupakan salah satu COG. Pemimpin dapat diartikan bermacam-macam baik pemimpin militer maupun pemimpin sipil dari pihak musuh. Dia mengambil contoh dalam perang Napoleon, perang hanya dapat diakhiri apabila Napoleon sebagai pemimpin sekaligus panglima perang dapat dienyahkan. Demikian pula dalam Perang Dunia kedua, perang tidak dapat diakhiri apabila Hitler masih tetap berkuasa. Kelima, di era perang modern dewasa ini, opini publik telah menjadi salah satu COG yang paling menentukan, khususnya perang dengan sifat berkepanjangan seperti perang gerilya atau bahkan perang melawan terorisme. Sejarah perangvietnammenunjukkan bahwa ketiadaan dukungan publik atau masyarakat dalam negeri mempercepat kekalahan Perancis maupun Amerika disana. Sebagai perbandingan, ada baiknya kita meninjau secara singkat konsep COG menurut Sun Tzu: Sekalipun dikembangkan kurang lebih 2000 tahun sebelum Clausewitz, namun konsep Center Of

Gravity dari kedua pemikir militer tersebut mempunyai kesamaan maupun perbedaan. Perbedaan yang menonjol dari konsep keduanya, ialah pada urutan penentuan prioritas, sedangkan obyek COG-nya hampir sama. Pertama, menurut SunTzu menyerang strategi atau rencana musuh yang paling penting untuk dilakukan, kalau mungkin jauh sebelum perang terjadi. Apabila perang telah meletus barulah penyerangan terhadap kekuatan fisik musuh yang terbesar dilakukan. Kedua, memutuskan atau menghancurkan persekutuan musuh juga harus dilakukan sebelum perang atau konflik terjadi. Kata sebelum di sini merupakan kata kunci yang berarti bahwa Sun Tzu lebih mengutamakan penyelesaian secara non kekerasan daripada dengan kekerasan. Konsep pertama dan kedua dari SunTzu ini, lebih berada pada domain strategi dan diplomasi, sehingga berbeda dengan Clausewitz yang berada pada setingkat di bawahnya yaitu operasional, karena menginginkan penyelesaian dengan menggunakan kekerasan langsung. Juga Sun Tzu kurang setuju untuk menyerang kota-kota sebelum upaya lain dilakukan karena menurutnya: The worst policy is to attack cities. Attack cities only when there is no alternatives. (The Art Of War p. 78). Ketiga, sama seperti Clausewitz (prioritas berbeda) adalah menyerang kekuatan utama musuh secara fisik. Keempat, sebagai alternatif terakhir ( last resort) COG adalah menyerang kota-kota. Dapat disimpulkan secara singkat perbedaan prinsip antara kedua pemikir ini menyangkut Center Of Gravity hanyalah terletak pada pemilihan prioritas untuk aksi dan rencana dalam menghadapi konflik atau bahkan perang. Hal ini banyak dipengaruhi oleh perbedaan tingkat analisis yang mereka lakukan. Clausewitz mengembangkan konsep Center Of Gravity terutama pada tingkat operasional, yang secara alamiah memusatkan perhatian pada penggunaan kekuatan ketika permusuhan terjadi. Sebaliknya Sun Tzu terkonsentrasi pada tingkat yang lebih tinggi yaitu politik dan strategi dan lebih tertarik pada mencari kemungkinan memperoleh kemenangan tanpa pertumpahan darah dan itu hanya dapat dilakukan sebelum perang terjadi, melalui penggunaan sarana non militer. Sun Tzu is most concerned with the non-tangible aspects of war the enemy s will and morale, his alliance systems, or his political plans. ( Masters of War p. 50). 3. Aplikasi Konsep COG Terhadap Terorisme Ada yang mungkin bertanya, dapatkah konsep penentuan Center Of Gravity menurut teori di atas diterapkan dalam perang melawan terorisme dewasa ini? Menurut penulis jawabannya adalah dapat dengan beberapa alasan sebagai berikut: Bahwa gerakan terorisme tidak lain adalah suatu jenis perang yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan politik tertentu. Pelaksanaannya secara unconventional yang dalam praktek menggunakan strategi tidak langsung. Selain daripada itu para teroris melakukan protracted war yang bertujuan berangsur-angsur menguras tenaga lawan, serta mencari dan menunggu kelengahan lawan kemudian melakukan serangan mematikan. Koalisi dengan pihak lain, umumnya dengan pihak luar dijalin dan dibangun dengan rapi untuk menjamin dukungan politik maupun sumber daya. Dalam praktek operasionalnya

mereka menggunakan taktik mirip-mirip perang gerilya yaitu: hit and run, berupaya membaur dengan masyarakat, mencari dukungan rakyat, melakukan penyamaran, posko berpindah-pindah dan lain sebagainya. Yang paling utama dari gerakan terorisme ini adalah keyakinan akan kebenaran paham atau ideologi yang dianutnya. Masih banyak hal lagi yang mendukung soal terorisme sebagai suatu perang unconventional (sudah banyak diulas) dan oleh karena itu sangat relevan untuk menentukan apa atau dimana sesungguhnya Center Of Gravity gerakan terorisme khususnya yang dilancarkan diindonesia saat ini. Upaya untuk memerangi gerakan terorisme diindonesiaharus kita akui telah cukup membawa hasil yang gemilang, namun harus diakui pula bahwa kita belum memenangkan perang yang sesungguhnya. Perang masih berlangsung dan masih diperlukan suatu upaya yang sungguhsungguh baik pemerintah, aparat keamanan,dan seluruh rakyat bersatu padu menghadapi kegiatan teror ini. Salah satu hal namun pokok dilakukan adalah menentukan COG terorisme secara tepat dan akurat dengan tujuan agar upaya yang kita lakukan tidak sia-sia atau malahan salah sasaran. Konsep penentuan COG seperti yang diuraikan di atas mungkin dapat membantu, namun harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi saat ini. Dapat dipastikan bahwa musuh (teroris) memiliki tidak hanya satu COG. Dari beberapa COG kita harus mampu menentukan urutan prioritas sehingga dengan sumber daya yang kita miliki kita dapat melakukan perang lawan (kontra) secara efektif dan efisien.sebagai analog dari apa yang dikemukakan oleh Clausewitz; Kekuatan pokok Army tidak lain adalah pasukan inti teroris yang melakukan serangan bersenjata ataupun bom bunuh diri. Singkatnya adalah pasukan nyata secara fisik. Apabila kita menentukan pasukan ini sebagai COG dengan prioritas no.1, maka dapat dipastikan kita akan gagal. Kemudian apa yang disebut the seizure of his capitol tidak lain adalah markas atau pusat komando teroris sebagai COG. Aparat keamanan sudah melakukannya, dengan cara mengepung dan menyerang markas mereka di Batu,Malang beberapa waktu yang lalu. Tapi inipun bukanlah COG yang utama dengan prioritas yang tinggi. Karena sekalipun markasnya hancur dan pemimpinnya tewas, bukan berarti teroris sudah kalah. Markas dapat dipindahkan dan dibentuk baru. Berikutnya adalah The delivery of an effective military blow against his principal ally. Implementasi dari pernyataan ini adalah mencari dan memutus jaringan terorisme baik di dalam negeri maupun di luar negeri, atau dengan kata lain memutuskan dan mengisolasi gerakan terorisme dari sekutunya yang memberikan bantuan kepada mereka baik logistik, persenjataan, finansial bahkan personil yang memungkinkan mereka hidup dan melakukun kegiatan. COG berikutnya adalah The enemy s leader, dimaksudkan apabila dapat menangkap atau bahkan dapat membunuh pemimpin, komandan atau kepalanya maka dengan sendirinya anak buahnya akan menyusul menyerah dan selanjutnya persoalan selesai. Apakah memang demikian? Kenyataannya banyak pemimpin teroris sudah ditangkap atau bahkan

terbunuh (juga diluar negeri) namun kemudian muncul pemimpin-pemimpin baru dan gerakan mereka belum dapat dipatahkan. Urutan berikut adalah The enemy s public opinion. Pendapat dan dukungan publik dewasa ini sangat menentukan. Di dalamnya terkandung dukungan moril yang didasarkan pada keyakinan bahwa perjuangan teroris itu adalah perjuangan yang benar dan suci dan oleh karena itu harus didukung dan dibela, kalau perlu dengan mengorbankan jiwa dan raga. Mempelajari karakteristik gerakan teroris baik dalam negeri maupun di luar negeri serta mengambil pelajaran dari pengalaman kita, maka menurut pendapat penulis gerakan ini memiliki setidaknya dua Center of Gravity yaitu sesuai urutan prioritas: pertama, jaringan sekutu (allies) baik di dalam negeri maupun luar negeri yang memberikan dukungan baik material maupun moral dan kedua: pendapat publik yang tidak kelihatan namun yang kekuatannya sangat dahsyat. Walaupun tidak ada yang dapat menjamin bila segala upaya, daya dan dana kita arahkan untuk menghancurkan COG musuh ini lalu serta merta gerakan ini hancur/kalah, tapi paling tidak kita tidak menghambur-hamburkan sumber daya kita secara tidak terukur melainkan kepada sasaran yang lebih efektif. Itulah harapannya.