I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Oleh : Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dan sedang giat dikembangkan karena sektor ini telah memberikan

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi yang melanda semua negara termasuk Indonesia sangat. mempengaruhi kinerja organisasi maupun perusahaan-perusahaan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konservasi 2.2 Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia. World

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala. Pengembangan objek dan daya tarik wisata tersebut apabila dipadukan dengan pengembangan usaha jasa dan sarana pariwisata, seperti biro perjalanan, jasa konvensi, penyediaan akomodasi dan penyediaan transportasi wisata, akan berfungsi di samping meningkatkan daya tarik untuk perkembangan jumlah wisatawan juga mendukung pengembangan objek dan daya tarik wisata baru. Hasil yang optimal akan diperoleh apabila upaya pengembangan tersebut didukung oleh pembangunan prasarana yang memadai. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru. Kegiatan berwisata sebenarnya sudah ada sejak dulu, dimana orang-orang dulu telah melakukan perjalanan ke berbagai daerah yang terdapat objek wisata. Dalam bentuk sederhana pariwisata dikenal sebagai bertamasya atau perlawatan. Seiring dengan berbagai perkembangan yang dicapai di bidang sosio ekonomi, sosio budaya, teknologi dan sebagainya, maka bentuk kegiatan pariwisata telah berkembang menjadi suatu kegiatan yang bersifat lebih kompleks dan luas. Menurut UU No 10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Indonesia memiliki sumberdaya alam yang kaya akan keanekaragaman hayati, ekosistem, alam dan nilai budaya, menyediakan potensi yang prospektif dalam pengembangan industri pariwisata sehingga sangat berpeluang besar menjadi sektor andalan dalam pertumbuhan ekonomi. Sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian nasional melalui penerimaan negara yang bersumber dari devisa yang berasal dari pengeluaran wisatawan mancanegara setiap berkunjung ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1

yang menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa yang mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir yaitu 2006-2008. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia Tahun 2001-2008 JUMLAH RATA-RATA PENGELUARAN RATA-RATA PENERIMAAN WISATAWAN PER ORANG (USD) LAMA TINGGAL DEVISA TAHUN MANCANEGARA PER PER (HARI) (JUTA USD) KUNJUNGAN HARI 2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.396,26 2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.305,56 2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02 2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88 2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89 2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98 2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98 2008 6.429.027 1.178,54 137,38 8,58 7.377,39 Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia, Departemen Pariwisata (2009) Dari Tabel 1, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2006 yaitu 4.871.351 orang dan penerimaan devisa sebesar 4.447,98 juta USD mengalami peningkatan menjadi 5.505.759 orang dan penerimaan devisa menjadi 5.345,98 juta USD di tahun 2007. Pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga mengalami peningkatan menjadi 6.429.027 orang dan penerimaan devisa menjadi 7.377,39 juta USD. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa menunjukkan adanya peningkatan pembangunan pariwisata di Indonesia. Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia disebabkan adanya pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada pariwisata minat khusus atau yang dikenal dengan ekowisata, dimana saat ini ada kecenderungan semakin banyak wisatawan yang mengunjungi objek berbasis alam dan budaya penduduk lokal (Fandeli, 2002). Wisatawan cenderung beralih kepada alam dibandingkan pola-pola wisata buatan yang mereka rasakan telah jenuh dan kurang menantang. Hal ini merupakan peluang untuk peningkatan pembangunan pariwisata di Indonesia dengan potensi alam dan budaya yang beragam. 2

Tiga tahun terakhir (2006-2008), terjadi peningkatan kunjungan wisatawan nusantara (Tabel 2). Hal tersebut diakibatkan pendapatan rata-rata wisatawan nusantara mengalami peningkatan. Meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara diharapkan memberikan peningkatan dibidang investasi, penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan kontribusi kegiatan pariwisata terhadap pendapatan masyarakat. Dengan kata lain, sektor pariwisata menjadi salah satu tumpuan dalam meningkatkan penghasilan devisa negara. Tabel 2. Statistik Kunjungan Wisatawan Nusantara Tahun 2003-2008 TAHUN WISNUS (000 orang) PERJALANAN (000 orang) RATA-RATA PERJALANAN TOTAL PENGELUARAN (Trilyun Rp) 2003 110.03 207.119 1,88 70,87 2004 111.353 202.763 1,82 71,70 2005 112.701 198.359 1,76 74,72 2006 114.27 204.553 1,79 88,21 2007 115.335 222.389 1,93 108,96 2008 117.213 225.042 1,92 123,17 Sumber : Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ) Jero Wacik (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata) menyatakan bahwa Indonesia sangat kaya dengan potensi wisata alam (ekowisata), salah satunya adalah wisata alam di kawasan konservasi. M.S Kaban (Menteri Kehutanan) menyatakan bahwa Indonesia memiliki kawasan konservasi yang menawarkan panorama yang cukup indah yaitu sekitar 200 kawasan konservasi, tetapi yang menjadi prioritas saat ini untuk dijadikan objek dan daya tarik wisata hanya 20 kawasan konservasi yang salah satunya berada di kota Bogor 1. Hal tersebut dikarenakan pemerintah tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai 200 kawasan konservasi. Bogor memiliki beberapa objek wisata yang menawarkan wisata alam di kawasan konservasi, salah satunya adalah Kebun Raya Bogor (KRB). Kebun Raya Bogor merupakan kawasan konservasi yang berada di tengah kota Bogor dan dekat dengan Jakarta, sehingga dijadikan salah satu tempat tujuan wisatawan baik mancanegara maupun domestik. Adapun kawasan konservasi di kabupaten 1 Radar Bogor. 2009. Kawasan Konservasi Bakal jadi Objek Wisata Unggul. http://www.radar-bogor.co.id/index [3 Juli 2009] 3

dan kota Bogor beserta jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2007-2008 tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Kawasan Konservasi di Kabupaten dan Kota Bogor serta Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2007-2008 No Objek Wisata Kunjungan Wisatawan (orang) 2007 2008 1 Taman Safari Indonesia 699.782 621.254 2 Kebun Raya Bogor 903.914 781.623 3 Taman Wisata Mekarsari 166.720 297.800 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten dan Kota Bogor Terlihat pada Tabel 3 bahwa wisatawan lebih banyak mengunjungi KRB. Akan tetapi, KRB mengalami penurunan yang signifikan sebanyak 122.291 orang. Keadaan serupa dialami juga oleh tempat wisata alam lain seperti Taman Safari Indonesia yang mengalami penurunan sebanyak 78.528 orang, sedangkan Taman Wisata Mekarsari mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 131.080 orang. Peningkatan kunjungan wisatawan yang terjadi di TWM disebabkan adanya preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis. Bentuk Preferensi dan motivasi wisatawan dalam menikmati objek-objek spesifik yaitu udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik. Kecenderungan ini merupakan sinyal tingginya permintaan akan objek wisata alam di kawasan konservasi yang sekaligus memiliki produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik. Kebun Raya Bogor sebagai salah satu kawasan konservasi dan tempat tujuan wisata, perlu menganalisis hal tersebut dalam strategi pengembangan sehingga dapat berkembang lebih baik dan visi KRB dapat tercapai. 1.2 Perumusan Masalah Kebun Raya Bogor merupakan kawasan konservasi ex-situ yang telah lama dimanfaatkan masyarakat luas sebagai objek wisata dan di banyak negara, KRB menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat diminati karena menyajikan panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami. Peranan ini menjadi populer karena para pengunjung dapat menikmati langsung keindahan kebun raya serta dapat menambah wawasan dan pengetahuannya tentang tumbuh-tumbuhan. Akan 4

tetapi, KRB mengalami penurunan pengunjung yang signifikan di tahun 2008 sebesar 13,5 persen (Tabel 4). Tabel 4. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kebun Raya Bogor Tahun 2004 2008 Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Persentase Peningkatan (%) 2004 870.667-2005 892.974 2,5 2006 855.180-4,2 2007 903.914 5,6 2008 781.623-13,5 Sumber : Laporan Tahunan Kebun Raya Bogor Penurunan jumlah pengunjung di KRB terjadi akibat oleh adanya objek dan daya tarik wisata baru di daerah kabupaten dan kota Bogor, kenaikan harga tiket yang dirasakan terlalu mahal oleh sebagian konsumen tanpa meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas penunjang serta wisatawan merasa jenuh dengan objek wisata yang ditampilkan oleh KRB. Kebun Raya Bogor memiliki visi, salah satunya dibidang pariwisata, akan tetapi dalam tahap pelaksanaannya KRB belum menerapkan standar manajemen secara profesional yang berdasarkan ISO 9001: 2001. Di dalam struktur organisasi KRB, tidak terdapat job description dalam mengelola pariwisata sehingga KRB tidak memiliki SDM yang menguasai dan memahami aspek pariwisata. Selain itu, KRB juga belum melakukan pemasaran dan promosi secara efektif dan efisien. Pada era persaingan global yang semakin kompleks ini, maka faktor efisiensi merupakan faktor kunci dalam pengembangan agribisnis, termasuk ekowisata. Pergerakan kearah efisiensi tersebut menuntut kemampuan manajerial, profesionalisme dalam pengelolaan SDA dan penggunaan teknologi maju. Peran teknologi informasi, pemerintah atau stakeholders dan promosi usaha serta kemampuan dalam menyiasati pasar dengan berbagai karakteristiknya akan menjadi komponen yang sangat penting untuk selalu dicermati. Berdasarkan cakupan tersebut, maka upaya pengembangan objek wisata di kawasan konservasi secara garis besar mencakup aspek pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, promosi, dukungan sarana dan kelembagaan. 5

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi dalam pengembangan Kebun Raya Bogor? 2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan yang tepat untuk Kebun Raya Bogor? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Kebun Raya Bogor. 2. Memformulasikan alternatif strategi pengembangan yang tepat untuk Kebun Raya Bogor. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis, untuk dapat menganalisis suatu permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang tepat. 2. Bagi pihak Kebun Raya Bogor, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja Kebun Raya Bogor. 3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan strategi pengembangan pada objek wisata alam di kawasan konservasi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan hanya membahas identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Kebun Raya Bogor, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Kebun Raya Bogor dan menyusun alternatif strategi pengembangan yang dapat diterapkan Kebun Raya Bogor. Tahap implementasi strategi dan tahap evaluasi strategi Kebun Raya Bogor merupakan wewenang penuh manajemen Kebun Raya Bogor. 6