BAB IV TINJAUAN PEMASANGAN ALAT PENGHAMBAT JALAN POLISI TIDUR DI JALAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN SIYASAH SYAR IYYAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS KEWENANGAN HAKIM TATA USAHA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2004 DALAM PANDANGAN FIQH SIYASAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Hukum Mengubah Nazar

SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PANDANGAN TOKOH AGAMA TERHADAP UTANG-PIUTANG BERSYARAT

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS DATA

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

PUASA DI BULAN RAJAB

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

SET KEDUA. Jawab semua soalan. Baca dialog, kemudian jawab soalan-soalan

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SESUAI PROFESI, BOLEHKAH SAYA MENASEHATI PENCARI KERJA UNTUK BEKERJA DI PERUSAHAAN HARAM?

BAB I PENDAHULUAN. lain karena manusia merupakan makhluq sosial. Begitu juga dalam bekerja

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Hadits-hadits Shohih Tentang

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

PENGERTIAN TENTANG PUASA

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

Transkripsi:

BAB IV TINJAUAN PEMASANGAN ALAT PENGHAMBAT JALAN POLISI TIDUR DI JALAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN SIYASAH SYAR IYYAH A. Analisis Pemasangan Alat Penghambat Jalan Polisi Tidur Di Jalan Umum Berdasarkan Undang-Undang. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, lalu lintas dan angkutan jalan harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, kesejahteraan dan ketertiban berlalu lintas dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah serta akuntabilitas penyelenggaraan negara. Pembagian kewenangan pembinaan tersebut dimaksudkan agar tugas dan tanggung jawab setiap pembinaan bidang lalu lintas jelas dan transparan sehingga penyelenggaraan lalu lintas jalan dapat terlaksana dengan selamat, aman, tertib, lancar dan efisiensi serta dapat dipertanggung jawabkan. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, adalah Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang dirasakan sangat tinggi, upaya kedepan diarahkan pada penanggulangan 58

secara konfrehensif yang mencakup kepda pembinaan, pencegahan, pengaturan, dan penegakan hukum. Upaya pembinaan tersebut dilakukan melalui peningkatan intensitas pendidikan berlalu lintas dan penyuluhan hukum serta pembinaan sumber daya manusia agar taat aturan. Pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur di atur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 25 Ayat 1 Huruf (E) serta diatur oleh Menteri Perhubungan KM Nomor 03 Tahun 1994 tentang alat pengendali dan pemakai jalan, alat penghambat jalan polisi tidur merupakan alat pembatas kecepatan atau bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk mempertanda memperlambat laju atau kecepatan kendaraan. Tujuan pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur tersebut untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jalan. Akan tetapi alat penghambat jalan polisi tidur tidak sesuai dengan PP Nomor 43 tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan. yang umumnya ada di Indonesia lebih banyak yang bertentangan dengan disain alat penghambat jalan polisi tidur yang sudah diatur. Sehingga keberadaan alat penghambat jalan polisi tidur menjadi kontrofersi di masyarakat. Agar tidak terjadi kontrofersi dalam masyarkat maka harus izin kepada pihak yang berwenang sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2000 dan Keputusan Wali Kota Surabaya Nomor 59

28 Tahun 2004. Yakni perizinan kepada kepala desa setempat di teruskan kepada kecamatan kemudian pemberitahuan kepada polsek setempat.selanjutkannya dari kecamatan memberi laporan kepada Dinas perhubungan agar supaya di ferifikasi kalayakan untuk di pasang alat penghambat jalan polisi tidur di daerah tersebut. B. Analisis Pemasangan Alat Penghambat Jalan Polisi Tidur Di Jalan Umum dalam perspektif Siyasah Syar iyyah. Diantara sekian banyak prinsip yang dikenal dalam Islam maka Allah SWT adalah sebagai sumber syari at dan hukum, baik hukum yang dikenal melalui jalan nasharih dari al-qur an atau as-sunnah, ataupun melalui ijtihad para mujtahid, karena para mujtahid hanya terbatas pada memperjelas atau memunculkan hukum Allah serta menemukannya melalui jalan Istimbath (penetapan hukum yang berdasarkan teks al-qur an atau as-sunnah) yang bersifat nalar di dalam lingkup tujuan-tujuan syari at serta sesuai pula dengan jiwanya yang umum, namun karena karunia dan perlakuan baik-nya, maka Allah telah menetapkan untuk diri-nya sikap rahim-nya kepada manusia. Karena itu, dia tidak membuat sesuatu ketetapan kecuali yang sesuai dengan hikmah dapat mewujudkan mas}lah}ah menjadi kenyataan, karenanya pula apa yang dibolehkan-nya maka itu adalah bermanfaat dan baik, dan apa yang diharamkan-nya maka itu adalah merusak dan kotor atau jelek. 60

Hukum Islam berorientasi kepada kemaslahatan manusia, kemaslahatan ini adalah sesuatu yang tidak dapat ditukar dengan hal apapun sehingga hukum Islam yang akan diterapkan haruslah dikaji dari perspektif kemaslahatan bersama. Kemaslahatan tidak saja menjadi karakteristik dalam hukum Islam akan tetapi telah menjiwainya. 40 Al-Qur an sebagai sumber hukum utama sangat menekankan hal ini, ia banyak berbicara tentang kemaslahatan manusia bahkan juga dipastikan bahwa al-qur an hadir sebagai petunjuk bagi jalan terang menuju kemaslahatan. Sehingga eksplorasi di atas, mengispirasikan para ulama untuk membentuk kaidah-kaidah pengistimbatan hukum Islam, seperti kemudharatan harus dihilangkan, menolak kemudharatan lebih diutamakan dari pada mendatangkan kemaslahatan dan sebagainya. Mas{lah{ah- mas}lah}ah yang dimaksud tidak boleh hanya untuk kepentingan kelompok kecil saja apalagi perorangan, sehingga kebaikan-kebaikan yang akan digali harus benar-benar untuk kepentingan masyarakat luas. Pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur dalam pandangan Islam itu lebih condong kepada Mudlaratnya di banding manfaatnya. Karena dengan pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur itu dapat membahayakan pengguna jalan dan merusak jalanan. Pemasangan Polisi 40 Muhyar Fanani, Abdullah Ahmad Na im: Paradigma baru hukum Publik Hukum Islam dalam A. Khudari Shaleh (ed) Pemikiran Ulama Kontemporer, 15 61

tidur itu hanya untuk kepentingan individual bukan untuk kepentingan masyarakat umum, bagaimana perasaan si pembuat polisi tidur itu merasa senang karena dengan cara membuat polisi tidur itu ia merasa aman dari kecelakaan. Sementara bagi si pelaku ataupun masyarakat umum ada yang merasa jengkel, dan kadang mendapatkan kecelakaan. Dalam hadist riwayat muslim dijelaskan, sebagai berikut: م ن س ن ف ى الا س لا م س ن ة ح س ن ة ف له اج ر ه ا و اج ر م ن ع م ل ب ه ا ب ع د ه م ن اج ر ه م ش ي ء و م ن س ن ف ي الا س لام س ن ة س ي ي ة كا ن ع لي ه و زر ه ا و و ز ر م ن غي ر ا ن ي ن ق ص م ن او ز ار ه م ش ي ء. غي ر ا ن ي ن ق ص ع م ل ب ه ا ب ع د ه م ن م ن " Barang siapa melakukan perbuatan baik dalam Islam, maka ia memperoleh pahalanya dan memperoleh pahala orang yang mengerjakan sesudahnya, Tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Barang siapa melaksanakan perbuatan jelek, maka ia akan memperoleh dosanya dan memperoleh dosa orang yang melaksanakan sesudahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka itu. (H.R Muslim). 41 Pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur di jalan raya dapat dikatakan sebagai perbuatan yang sia-sia, karena dengan adanya polisi tidur juga dapat mencelakakan orang lain, seperti telah dijelaskan dalam surat al-kahfi ayat 103-104, yang berbunyi: 41 Abu Daud Sulaiman bin Al Asy ad, Sunan Abu Daud, Juz 2 (Lebanon : Darul Al Kutub al Ilmiah), 456 62

في $u Ρ 9$# Íο4θuŠptø:$# Îû öνåκß èy Ê t Ï%!$# ξ uηùår& t Î y zf{$î/ Λälã Îm7t çρ ö yδ ö è% $ è Ψß¹ tβθãζå øtä öνåκ Ξr& tβθç7 øts öνèδuρ Artinya: "Katakanlah :"Apakah kalian mau kami beritakan tentang orangorang yang merugi perbuatannya? "(yaitu) orang-orang yang amal usahanya sia-sia didalam kehidupan dunia, padahal mereka yakin bahwa mereka berbuat kebajikan." (Q.S Al-kahfi 103-104). Dalam Islam pada dasarnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwasannya pemasangan polisi tidur di jalan umum tidak boleh dilakukan kecuali jalan pelosok, itupun dengan catatan bahwasannya: a). Para pengguna jalan tidak merasa terganggu. b). Mendapat izin resmi dari pemerintah yang berwenang. c). Memperoleh kesepakatan dari warga sekitar. d). Dibuat sesuai petunjuk teknis PP No. 43 tahun 1993 pasal 35 ayat 1, yaitu tinggi maksimal 10 cm, lebar minimal 60-70 cm, diberi tanda zebra biru-putih, dll. Sebagaimana terdapat dalil yang menunjukkan akan dalil ini, terdapat dalam kitab Al-Muhazdab Jus 2, No. 193, yang berbunyi: و في لا ما م, ا ن ب ا ذ كا ن و ض ر ر لا ث ح ي ج د س ا لم وفي ع ال شا ر ح ف ر ال ب ي ر و ز ج و ي ا ه لا ما م ا ن و ا ذ ن س ل م ي ا لم ك و ن ه ل ع م و م ب لج وا ز ت ق ي ي د ا ي ال ر م ل ح ش ر (المهذب) Artinya: Boleh membuat sumur dijalan raya dan di dalam masjid sekiranya itu tidak membahayakan dan ada izin dari imam (pemimpin), disebutkan dalam syarah Ar-Ramli, dengan batasan pembuatan bangunan tersebut untuk kepentingan umum dan dapat izin dari imam (pemimpin). (Al-Muhazdab Jus 2 No. 193). 63

4 ( Jika kita ingin berbuat baik, tentu tidak seharusnya melakukan pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur yang akibatnya dapat membahayakan bagi pengguna kendaraaan. Lebih baik menggunakan portal atau papan pengumuman tanpa harus melakukan pemasangan polisi tidur. Allah berfirman dalam Surat al-maidah ayat 2, yang berbunyi : Èβ uρô ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# n?tã (#θçρuρ$yès? Ÿωuρ 3 uθø) G9$#uρ Îh É9ø9$# n?tã (#θçρuρ$yès?uρ Artinya:"Dan hendaklah kalian saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan."(q.s Al-Maidah 5:2) Berdasarkan dari ayat al-qur an dan Hadist tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwasannya pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur hanya sedikit memberikan manfaatnya dan lebih banyak pada mudharat dan bahayanya, melakukan pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur berarti telah menzalimi orang, dan berbuat aniaya maupun zalim kepada manusia adalah bukan perbuatan terpuji dan dilarang oleh Allah SWT. Sehingga dapat disimpulkan bahwasannya pemasangan alat penghambat jalan polisi tidur di jalan umum tidak boleh dilakukan selama tidak mendapatkan izin dari pihak-pihak yang terkait. 64