BAB I LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

WIJI LESTARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat


BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih


BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia (Krisnantuni, 2008). Diabetes melitus merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

Transkripsi:

BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular.pada kebanyakan kasus, hipertensi tidak terdeteksi sehingga sering disebut sebagai silent killer. Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah dan dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, banyak pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi sehingga tidak memperhatikan makanan yang di konsumsi. Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia (Riskesdas, 2013) World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sampai tahun 2030 penyebab kematian nomer satu adalah hipertensi. Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa (WHO, 2008). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia termasuk tinggi, yaitusebesar 1

2 25,8%. Hal ini menandakan penyakit hipertensi belum mendapat perhatian lebih. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara pada usia > 18 tahun menurut provinsi di Indonesia tahun 2013, Jawa Timur berada di urutan ke- 6 (Kemenkes RI, 2013). Hasil studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Kota Kediri pada tanggal 20 Maret 2016 jumlah kunjungan pasien hipertensi selama 1 tahun pada tahun 2015 mencapai 25640 kunjungan. Kunjungan tertinggi di Puskesmas Sukorame sebanyak 5071 kunjungan (19,7%), untuk kunjungan pasien hipertensi di bulan Februari sebanyak 384 kunjungan, dan kunjungan di Pos Pembinaan Terpadu di Kelurahan Mojoroto Kota Kediri di bawah binaan Puskesmas Sukorame sebanyak 42 penderita hipertensi. Hipertensi adalah tekanan darah yang meningkat. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Hipertensi tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan melalui kontrol kesehatan secara rutin, melakukan diet rendah garam, rendah kolesterol, rendah kalori, tinggi serat dan mengkonsumsi obat secara teratur untuk mengurangi risiko komplikasi (Almisbah, 2008). Keberhasilan pengobatan hipertensi tidak lepas dari

3 pengetahuan, sikap dan kepatuhan seseorang menjalankan diet dan minum obat. Seseorang yang paham tentang hipertensi dan berbagai penyebabnya maka akan melakukan tindakan sebaik mungkin agar penyakitnya tidak berlanjut kearah komplikasi (Setiawan, 2008). Edukasi merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu penderita hipertensi baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang di dalamnya perawat sebagai perawat pendidik. Merubah gaya hidup yang sudah menjadi kebiasaan seseorang membutuhkan suatu proses yang tidak mudah. Untuk merubah perilaku ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi salah satunya adalah pengetahuan seseorang tentang objek barutersebut. Diharapkan dengan baiknya pengetahuan seseorang terhadap objek baru dalam kehidupannya maka akan lahir sikap positif yang nantinya kedua komponen ini menghasilkan tindakan yang baru yang lebih baik. Dengan mendapatkan informasi yang benar, diharapkan penderita hipertensi mendapat bekal pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dandapat menurunkan resiko komplikasi (Sutrisno, 2013). Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan pencegahan primer yaitu kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi faktor risiko karena puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang dekat dengan masyarakat dan mudah terjangkau. Sebelum penyakit hipertensi terjadi, melalui promosi kesehatan dengan pemberian pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi seperti diet

4 rendah garam, rendah kolesterol, rendah kalori, tinggi serat dengan cara melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang, dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari kuantitas dan kualitas dan memeriksakan tekanan darah secara teratur, untuk mencegah peningkatan tekanan darah yang terlalu drastis (Astawan,2004). Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar dalam upaya pencegahan primer Puskesmas Sukorame mempunyai program lansia penyakit konis (Prolanis) yang di selenggarakan di Puskesmas setiap hari jumat minggu kedua dengan kegiatan senam, pemeriksaan darah (Gula Darah, asam urat, dan kolesterol) dan penyuluhan tentang penyakit kronis. Penyuluhan yang diberikan kepada lansia semua penyakit kronis dan penyakit yang sering terjadi pada lansia dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang diselenggarakan di Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. Prevalensi penyakit tekanan darah di Puskesmas Sukorame tinggi. Pemberian Edukasi hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu belum dilakukan secara rutin. Menurut peneltian Purwati (2014) mengatakan bahwa pemberian penyuluhan kesehatan akan meningkatkan pengetahuan perilaku seseorang dalam mengintervensi penyakitnya dengan mengontrol dan mencegah terjadinya kenaikan tekanan darah yang melebihi batas normal Puskesmas juga perlu melakukan pencegahan sekunder yang lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pencegahan tersier yaitu pengobatan dini untuk mencegah terjadinya kearah komplikasi. Pengobatan

5 hipertensi dilakukan oleh penderita selama hidupnya sehingga dituntut kerelaan dan kepatuhan penderita untuk menjalankan pengobatan dengan benar dan tekun serta mematuhi nasehat dokter. Ada beberapa langkah untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Di antaranya, menurunkan nilai angka sistolik maupun diastolik, dan pengobatan yang diarahkan untuk mengontrol tekanan darah sehingga tercapai tekanan yang normal. Peran perawat sebagai pemberi pendidikan kesehatan kepada pasien hipertensi dapat menambah pengetahuan dan bisa merubah perilaku pasien untuk berhidup sehat dan berkualitas(kemenkes, 2011). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap pengetahuan, perilaku diet dan kepatuhan minum obat pasien hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. B. Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap pengetahuan, perilaku diet dan kepatuhan minum obat penderita hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap pengetahuan, perilaku diet dan kepatuhan minum obat penderita

6 hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. 2. Tujuan Khusus a) Menganalisis pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap pengetahuan penderita hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. b) Menganalisis pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap perilaku diet penderita hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. c) Menganalisis pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap kepatuhan minum obat penderita hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. d) Menganalisis pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap tekanan darah penderita hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan aplikasi tentang pentingnya edukasi diet dan terapi obat pada penderita hipertensi. b. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya dalam penelitiannya untuk memperoleh data yang

7 berhubungan dengan pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap pengetahuan, perilaku diet, kepatuhan minum obat dan tekanan darah pada hipertensi. c. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembuatan bahan pengajaran kepada mahasiswa mengenai manfaat edukasi diet dan terapi obat pada hipertensi. d. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menjadikan tambahan wawasan ilmu khususnya pada profesi keperawatan yang berhubungan dengan manajemen penatalaksanaaan hipertensi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Dapat digunakan sebagi bahan untuk memberikan edukasi kepada penderita hipertensi yang berobat di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur b. Bagi Responden Dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang diet dan meningkatkan kepatuhan minum obat sehingga dapat mencegah responden kearah komplikasi.

8 E. Penelitian terkait 1. Penelitian Purwati et.al. (2014) pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan perilaku klien hipertensi di Puskesmas Bahu Manado. Metode penelitian pre- eksperimen dengan desain one group pre post test. Uji hipotesi yang digunakan uji wilcoxon signed rank test. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jumlah variabel, jenis penelitian, tujuan penelitian, teknik sampling, responden (populasi, sampel) dan tempat penelitian. Persamaannya meneliti tentang pengaruh edukasi terhadap pengetahuan perilaku pada pasien hipertensi. 2. Sutrisno, et al,. (2013) menganalisis pengaruh edukasi perawat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Purwodadi kabupaten Grobogan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu dengan pendekatan non equivalent (pre test dan post test) control group design. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji wilcoxon watch pair test dan uji mann- whitney. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jumlah variabel, jenis penelitian, tujuan penelitian, teknik sampling, responden (populasi, sampel) dan tempat penelitian. Persamaannya meneliti tentang pemberian edukasi pada pasien hipertensi dan desain penelitiannya dengan menggunakan quasi eksperimen dengan pendekatan non equivalent (pre test dan post test) control group design. 3. Widyasari, Candrasari (2010), pengaruh pendidikan tentang hipertensi terhadap perubahan pengetahuan dan sikap lansia di Desa Makamhaji

9 Kartasura Sukoharjo. Desain penelitian yang digunakan one group pre-test post test. Uji hipotesis yang digunakan paired sampel t-test. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pelaksanaan pengukuran pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah edukasi dilaksanakan dalam satu hari, jumlah variabel, teknik sampling, responden (populasi, sampel) dan tempat penelitian. Persamaannya meneliti pengaruh pendidikan tentang hipertensi terhadap pengetahuan dan sikap. 4. Umah et, al. (2012) pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku diet rendah garam pada pasien hipertensi. Desain penelitian ini one group prepost test. Uji hipotesis yang digunakan uji wilcoxon signed rank. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jumlah variabel, jenis penelitian, teknik sampling, responden (populasi, sampel) dan tempat penelitian. Persamaannya lama pelaksanaan penelitian 1 bulan, media yang digunakan leaflet, meneliti pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku diet penderita hipertensi. 5. Norman (2012) pengaruh ceramah kesehatan terhadap kepatuhan dan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan quasi experiment pre test post test. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan wilcoxon signed rank test. Menggunakan kuesioner Morisky 8-items. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jumlah variabel, teknik sampling, responden (populasi, sampel), dan tempat penelitian. Persamaannya, metode yang digunakan ceramah, penelitian post test

10 dilakukan 2 minggu setelah ceramah, ceramah diberikan 1 kali, mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan minum obat dan penurunan tekanan darah penderita hipertensi. 6. Nugraheni (2012) pengaruh penyuluhan tentang diet hipertensi terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul.Desain penelitian yang digunakan quasy eksperiment dengan rancangan pre-post test with control group Uji hipotesis yang digunakan paired sampel t-test untuk data yang berdistribusi normal sedangkan yang tidak berdistrubusi normal menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Pengambilan data dengan teknik purposive sampling. Perbedaan dengan penelitian ini, jumlah variabel, teknik sampling, responden (populasi, sampel) dan tempat penelitian. Persamaannya meneliti pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan tekanan darah. 7. Susanti et al., (2012) pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi terhadap perubahan pengetahuan dan sikap di Puskesmas Pandanaran Semarang. Metode penelitian yang digunakan quasi experiment pre test post test. Tehnik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan wilcoxon signed rank test. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jumlah variabel, jenis penelitian, tujuan penelitian, teknik sampling, responden (populasi, sampel) dan tempat penelitian. Persamaannya mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan penderita hipertensi.

11