PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1977 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH CITRA MANDIRI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2006 SERI D =================================================================

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH TAMAN SATWA TARU JURUG SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR MANUNTUNG JAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) SYARI AH RENGGALI KABUPATEN ACEH TENGAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA AIR BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTIK WARINGIN MULYO KABUPATEN TEMANGGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BHUMI PHALA WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN LAMONGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERHOTELAN KABUPATEN BANYUWANGI

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAT PERGUDANGAN KOTA PEDARINGAN SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN UMUM POS DAN GIRO. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH WAHANA RAHARJA PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA

BUPATI MADIUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA UMBUL KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1981 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM PENGEMBANGAN KEUANGAN KOPERASI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 30 TAHUN 1982 Seri D Nomor 26

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK DAERAH PATI

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PETRO PRABU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BULELENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BERDIKARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1984 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) HUSADA BHAKTI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pendayagunaan sumber daya alam secara lestari serta mengoptimalkan pemanfaatan kekayaan daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja, dipandang perlu membentuk Badan Usaha Milik Daerah; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan perundangundang dan pembentukannya diatur dengan Peraturan Daerah; c. bahwa salah satu jenis Badan Usaha Milik Daerah yang dapat dibentuk di Kabupaten Batang Hari adalah Perusahaan Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Batang Hari Mitra Hutan Lestari. 1

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104; Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10; Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 2

8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 70). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATANG HARI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Kabupaten Batang Hari; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Batang Hari; c. Kepala Daerah adalah Bupati Batang Hari; 3

d. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati Batang Hari; e. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Batang Hari Mitra Hutan Lestari yang selanjutnya disingkat PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari ; f. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Batang Hari Mitra Hutan Lestari; g. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Batang Hari Mitra Hutan Lestari; h. Pegawai Perusahaan Daerah adalah Pegawai Perusahaan Daerah Batang Hari Mitra Hutan Lestari. BAB II PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH Pasal 2 Perusahaan Daerah Batang Hari Mitra Hutan Lestari yang disingkat PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari didirikan oleh Pemerintah Daerah dan melakukan usaha berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini. BAB III ANGGARAN DASAR PD BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI Bagian Pertama Umum Pasal 3 (1) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 adalah Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Batang Hari; (2) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari adalah Badan Hukum yang berhak melakukan usaha berdasarkan Peraturan Daerah ini dan Perundang-undangan yang berlaku; (3) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, terhadap PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari berlaku Hukum Indonesia. 4

Bagian Kedua Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pasal 4 (1) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari berkedudukan dan berkantor pusat di Ibukota Kabupaten Batang Hari dan dapat mempunyai Unit Usaha dan Cabang di tempat lain di dalam atau di luar wilayah Kabupaten Batang Hari; (2) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. Bagian Ketiga Maksud dan Tujuan Pasal 5 Maksud dan Tujuan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari adalah: 1. Mengupayakan pengelolaan sumber daya alam hutan, lahan dan kebun secara lestari sesuai dengan karakteristik wilayah; 2. Membantu dan Mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di bidang kehutanan dan perkebunan; 3. Mengelola kekayaan daerah berupa lahan dan dana secara berhasil, guna dalam bentuk investasi jangka menengah dan jangka panjang; 4. Menciptakan lapangan kerja. Bagian Keempat Bidang Usaha Pasal 6 (1) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha kehutanan dan perkebunan; (2) Disamping usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari dimungkinkan untuk mengembangkan usaha dan melakukan kerjasama dengan pihak lain, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5

Bagian Kelima Modal Pasal 7 (1) Untuk pertama kali modal PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan tidak terbagi atas saham; (2) Modal Dasar PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari pada saat Peraturan Daerah ini diundangkan adalah sebesar Rp. 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah); (3) Modal Dasar dimaksud ayat (2) diperoleh dari dana yang disediakan dalam APBD Kabupaten Batang Hari yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pasal 8 (1) Penambahan Modal PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari akan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan usaha; (2) Setiap penambahan dan pengurangan penyertaan Modal Daerah yang tertanam pada PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Bagian Keenam Direksi PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari Pasal 9 (1) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari sehari-hari dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama dengan dibantu oleh beberapa orang Direktur yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan; (2) Direktur Utama bertanggungjawab kepada Bupati melalui Badan Pengawas; (3) Antara anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun kesamping, termasuk hubungan keluarga yang timbul karena perkawinan. Pasal 10 Anggota Direksi adalah Warga Negara Indonesia yang: a. Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintahan; 6

b. Memiliki keahlian di bidang perusahaan dan keahlian teknis masing-masing unit usaha; c. Mempunyai akhlak serta moral yang baik; d. Tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam setiap kegiatan yang mengkhianati negara; e. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan; f. Sehat jasmani dan rohani. Pasal 11 (1) Anggota Direksi diangkat oleh Bupati atas Rapat Badan Pengawas dengan persetujuan Pimpinan DPRD, untuk masa jabatan selama-lamanya 4 (Empat) tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan itu berakhir; (2) Anggota Direksi dapat menduduki jabatan Direksi 2 (Dua) kali masa jabatan berturut-turut dan paling lama 3 (Tiga) kali masa jabatan apabila keadaan tersebut sangat diperlukan dan dilaksanakan sangat selektif. Pasal 12 Sebelum Anggota Direksi menjalankan tugas berdasarkan Keputusan Bupati tentang pengangkatannya, terhadap yang bersangkutan terlebih dahulu dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan. Pasal 13 (1) Direksi mengelola dan menguasai kekayaan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (3) Direksi menetapkan susunan organisasi dan tata kerja PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari atas persetujuan Bupati setelah mendengar usul Badan Pengawas. Pasal 14 (1) Direktur Utama mewakili PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari di dalam maupun di luar Pengadilan; 7

(2) Secara tertulis Direktur Utama dapat menyerahkan kekuasaan mewakili dimaksud pada ayat (1) kepada seorang atau beberapa orang Direktur yang khusus ditunjuk atau beberapa karyawan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari, baik sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang atau Badan lain. Pasal 15 Tugas dan Fungsi Direksi diatur dalam suatu Keputusan yang ditetapkan oleh Bupati setelah mendengar pendapat dari Badan Pengawas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 16 Direksi berdasarkan persetujuan Bupati atas usul Badan Pengawas dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Membuka kantor-kantor cabang pembantu, perwakilan dan unit usaha lainnya sesuai dengan kebutuhan; b. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan hak atas barang-barang investaris milik PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari; c. Melakukan penyertaan modal kepada pihak ketiga; d. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga lainnya dalam rangka mengembangkan usaha. (1) Anggota Direksi berhenti karena: Pasal 17 a. Masa jabatannya berakhir; b. Meninggal dunia. (2) Anggota Direksi dapat diberhentikan oleh Bupati karena: a. Permintaan sendiri; b. Melakukan tindakan yang merugikan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari atau perbuatan yang tercela; 8

c. Melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara; d. Sesuatu hal yang mengakibatkan ia tidak dapat melaksanakan tugasnya secara wajar. (3) Bupati memberhentikan sementara anggota Direksi yang diduga melakukan perbuatan tersebut ayat (2) huruf b, c dan atas usul Badan Pengawas; (4) Pemberhentian sementara tersebut ayat (3) diberitahukan secara tertulis oleh Bupati kepada anggota Direksi yang bersangkutan disertai alasan-alasan yang menyebabkan tindakan itu; (5) Dalam hal terjadi pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam sidang yang khusus diadakan untuk itu oleh Badan Pengawas dalam waktu 1 (satu) bulan sejak anggota Direksi tersebut diberitahukan tentang pemberhentian sementara, jika anggota Direksi yang bersangkutan tidak hadir dalam sidang tersebut, yang bersangkutan dianggap menerima apapun yang diputuskan oleh Badan Pengawas; b. Di dalam sidang tersebut pada huruf a Badan Pengawas memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan diusulkan untuk diberhentikan atau pemberhentian sementara dibatalkan dan segera diusulkan secara tertulis kepada Bupati; c. Selambat-lambatnya 1 (Satu) bulan sejak diterimanya hasil sidang dimaksud dalam huruf b Bupati memberitahukan keputusannya terhadap usul Direksi yang bersangkutan, dalam hal pemberitahuan tidak dilakukan dalam waktu tersebut di atas, maka pemberhentian sementara itu batal karena hukum. (6) Jika sidang tersebut pada ayat (5) tidak dilakukan oleh Badan Pengawas dalam waktu 1 (Satu) bulan setelah pemberhentian sementara itu diberitahukan menurut ayat (4) maka pemberhentian sementara itu batal karena hukum; 9

(7) Apabila perbuatan tersebut dalam ayat (2) huruf b dan c merupakan tindak pidana, maka pemberhentian itu adalah pemberhentian dengan tidak hormat. Bagian Ketujuh Badan Pengawas Pasal 18 (1) Badan Pengawas menetapkan kebijaksanaan umum PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari dan menjalankan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; (2) Badan Pengawas bertanggungjawab kepada Bupati. Pasal 19 (1) Anggota Badan Pengawas harus Warga Negara Indonesia yang: a. Memiliki kemampuan dan dipandang mempunyai akhlak dan moral yang baik; b. Tidak pernah melakukan kegiatan atau tindakan-tindakan yang tercela; c. Diangkat dari tenaga yang mempunyai dedikasi tinggi; d. Dipandang cakap dan mempunyai kemampuan untuk menjalankan kebijaksanaan Pemerintah Daerah mengenai pembinaan dan pengawasan perusahaan; e. Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung terhadap setiap pengkhianatan kepada negara. (2) Antar sesama anggota Badan Pengawas dan antar anggota Badan Pengawas dengan anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun ke samping termasuk menantu dan ipar. Jika sesudah pengangkatannya, mereka masuk hubungan keluarga itu maka untuk melanjutkan jabatannya diperlukan izin tertulis dari Bupati; 10

(3) Anggota Badan Pengawas tidak dibenarkan memiliki kepentingan yang berhubungan dengan atau mengganggu kepentingan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari. Pasal 20 (1) Anggota Badan Pengawas terdiri atas sebanyak-banyaknya 5 (Lima) orang dan sekurang-kurangnya 3 (Tiga) orang, salah seorang ditunjuk sebagai ketua; (2) Anggota Badan Pengawas diangkat oleh Bupati atas persetujuan Pimpinan DPRD untuk masa jabatan selama-lamanya 4 (Empat) tahun dan dapat diangkat kembali setelah kembali setelah masa jabatan tersebut berakhir; (3) Anggota Badan Pengawas dapat menduduki jabatan 2 (Dua) kali masa jabatan berturut-turut dan paling lama 3 (Tiga) kali masa jabatan apabila keadaan tersebut sangat diperlukan dan dilaksanakan dengan sangat selektif. Pasal 21 (1) Badan Pengawas mempunyai wewenang pengawasan di semua bidang kegiatan yang menyangkut pelaksanaan tugas PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari ; (2) Pengawasan oleh Badan Pengawas dapat dijalankan: a. secara periodik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan; b. insidentil atau sewaktu-waktu jika dipandang perlu menurut pertimbangan Badan Pengawas dalam menjalankan tugasnya. (3) Badan Pengawas dapat menunjuk seseorang atau beberapa ahli untuk melaksanakan tugas tertentu yang dipandang perlu atas biaya PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari. Pasal 22 Tata tertib dan tata kerja Badan Pengawas ditetapkan oleh Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 23 (1) Anggota Badan Pengawas berhenti karena: a. masa jabatannya berakhir; 11

b. meninggal dunia. (2) Anggota Badan Pengawas dapat diberhentikan oleh Bupati karena: a. permintaan sendiri; b. melakukan tindakan yang merugikan PD Batang Hari Mitra Hutan Lesatri atau perbuatan yang tercela; c. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara; d. sesuatau hal yang mengakibatkan ia tidak dapat melaksanakan tugasnya secara wajar. (3) Khusus dalam hal diduga terdapat tindakan sebagaimana ayat (2) huruf b, c dan d, anggota Badan Pengawas yang bersangkutan diberhentikan untuk sementara dari tugasnya oleh Bupati; (4) Pemberhentian sementara itu diberitahukan secara tertulis kepada Badan Pengawas lainnya disertai alasan-alasan yang menyebabkan pemberhentian sementara tersebut; (5) Dalam hal terjadi pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. anggota badan pengawas yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam sidang yang khusus diadakan untuk itu oleh Badan Pengawas dalam waktu 1 (Satu) bulan sejak anggota Badan Pengawas tersebut diberitahukan tentang pemberhentian sementara. Jika anggota Badan Pengawas yang bersangkutan tidak hadir dalam sidang tersebut, yang bersangkutan dianggap menerima apapun yang telah diputuskan; b. di dalam sidang tersebut pada huruf a Badan Pengawas memutuskan apakah anggota Badan Pengawas yang bersangkutan tetap diusulkan untuk diberhentikan ataukah pemberhentian sementara dibatalkan dan segera menyampaikan keputusannya secara tertulis kepada Bupati; 12

c. selambat-lambatnya dalam waktu 1 (Satu) bulan sejak diterimanya hasil sidang tersebut dalam huruf b, Bupati mengeluarkan Keputusan dan menyampaikan secara tertulis kepada Anggota Badan Pengawas yang bersangkutan. Dalam hal penyampaian Keputusan tersebut tidak dilakukan dalam waktu yang ditentukan, maka pemberhentian sementara itu batal karena hukum. (6) Jika sidang tersebut pada ayat (5) tidak diadakan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pemberhentian sementara diberitahukan menurut ketentuan ayat (4) maka pemberhentian sementara itu batal karena hukum. Pasal 24 Sebelum Badan Pengawas menjalankan tugasnya terlebih dahulu dilakukan pelantikan dengan pengambilan sumpah oleh Bupati. Pasal 25 Penghasilan Badan Pengawas dan Direksi diatur oleh Bupati atas usul Badan Pengawas dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedelapan Pegawai PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari Pasal 26 (1) Pengadaan, pengangkatan, penempatan, kepangkatan, jabatan dan pemberhentian pegawai PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari diatur dan ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Peraturan gaji pegawai PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari diatur oleh Direksi dengan persetujuan Badan Pengawas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan kemampuan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari. Bagian Kesembilan Pensiun dan Tunjangan Hari Tua 13

Pasal 27 (1) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari mengadakan dana pensiun dan tunjangan hari tua bagi Direksi atau pegawai, yang merupakan kekayaan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari yang dipisahkan; (2) Dana pensiun dan tunjangan hari tua dimaksud pada ayat (1) bersumber dari: a. iuran pensiun dan tunjangan hari tua dari Direksi dan pegawai PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari; b. bagian dari laba; c. usaha-usaha lain yang sah. (3) PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari wajib mengusahakan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini sehingga cukup memenuhi kewajibannya; (4) Pelaksanaan ketentuan ayat (1) dan (2) Pasal ini ditetapkan oleh Bupati dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kesepuluh Rencana Kerja dan Anggaran Pasal 28 (1) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Tahun Buku. Direksi menyampaikan Anggaran dan Rencana Kerja Tahunan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari kepada Badan Pengawas untuk disahkan; (2) Apabila sampai dengan permulaan Tahun Buku Badan Pengawas tidak mengemukakan keberatan, maka Anggaran dan Rencana Kerja Tahunan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari; (3) Anggaran dan Rencana Kerja Tahunan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari yang telah disetujui oleh Badan Pengawas disampaikan kepada Bupati dan Direksi PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari. Bagian Kesebelas Sistem Akuntansi dan Pelaporan 14

Pasal 29 (1) Tahunan Buku PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari adalah Tahun Takwin; (2) Selambat-lambatnya 3 (Tiga) bulan setelah berakhir Tahun Buku Direksi menyampaikan perhitungan rugi/laba yang telah diperiksa dan diteliti oleh Akuntan kepada Badan Pengawas guna diteruskan kepada Bupati; (3) Neraca dan perhitungan rugi/laba tersebut harus ditandatangani oleh Direksi dan Badan Pengawas atau setidak-tidaknya Ketua Badan Pengawas, atas nama Badan Pengawas; (4) Neraca dan Perhitungan rugi/laba disahkan oleh Bupati; (5) Direksi wajib membuat laporan secara rutin setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan tentang perkembangan usaha PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari kepada Ketua Badan Pengawas; (6) Direksi diwajibkan mengumumkan perhitungan tahunan yang disahkan itu dalam Berita Daerah dan dalam salah satu Surat Kabar/Harian setempat; (7) Tata cara pembuatan penyampaian dan pengesahan perhitungan tahunan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari diatur sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Bagian Keduabelas Tanggung Jawab dan Tuntutan Ganti Rugi Pasal 30 Direktur Utama dan para Direktur dalam kedudukannya sebagai anggota Direksi serta semua pegawai PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari yang karena tindakantindakan hukum, peraturan atau ketentuan-ketentuan Badan Pengawas atau karena kelalaian dalam melaksanakan kewajiban dan tugas yang dibebankan kepadanya, dengan langsung atau tidak langsung telah menimbulkan kerugian bagi PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari, diwajibkan mengganti kerugian tersebut. Bagian Ketigabelas Penggunaan Laba 15

Pasal 31 Penggunaan laba bersih setelah dipotong pajak yang telah disahkan oleh Bupati diatur sebagai berikut: a. kas daerah. 50 % b. cadangan umum 20 % c. jasa produksi.. 15 % d. tunjangan hari tua 10 % e. dana program pembinaan.. 5 % Bagian Keempatbelas Pembinaan Pasal 32 Pimpinan DPRD dan Bupati melakukan pembinaan umum terhadap PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari dalam rangka memanfaatkan daya guna dan hasil guna PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari sebagai alat kelengkapan Otonomi Daerah. Bagian Kelimabelas Pembubaran Pasal 33 (1) Pembubaran PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari ditetapkan dengan peraturan Daerah; (2) Bupati menunjuk Panitia Pembubaran PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari sebagaimana dimaksud dalam ayat (1); (3) Dalam hal PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari dibubarkan, maka utang dan kewajiban keuangan dibayar dari harta kekayaan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari sedangkan sisa selebihnya menjadi milik Pemerintah Daerah; (4) Pertanggungjawaban Pembubaran PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari oleh Panitia Pembubaran disampaikan kepada Bupati yang memberikan pembebasan tanggung jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Panitia Pembubaran. 16

Pasal 34 Dalam hal terjadi Pembubaran PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 penyelesaian kekaryaan Direksi dan Pegawai PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari diatur oleh Bupati. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut melalui Keputusan Bupati. Pasal 36 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Batang Hari. Disahkan di Muara Bulian Pada tanggal 4 April 2001 BUPATI BATANG HARI, ttd. ABDUL FATTAH Diundangkan di Muara Bulian pada tanggal 4 April 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BATANG HARI, ttd. SYAFRUDDIN EFFENDI 17

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2001 NOMOR 16. 18

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI I. PENJELASAN UMUM Berdasarkan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah dibiayai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sumber pendapatan daerah untuk menunjang APBD diantaranya adalah Dana perimbangan yang berasal dari penerimaan sumber daya alam sektor kehutanan dan Dana Alokasi Khusus yang berasal dari Dana Rebosasi dana yang bersumber dari penerimaan sumber daya alam sektor kehutanan dan Dana Rebosasi diprediksikan akan mengalami penurunan seiring dengan semakin berkurangnya luas kawasan hutan yang dapat dieksploitasi. Di lain pihak, hutan tanaman yang telah dikembangkan oleh BUMN maupun swasta sejak awal Pelita V belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Oleh sebab itu maka dana yang diperoleh daerah dari dana perimbangan dan dana alokasi khusus harus dimanfaatkan secara optimal, diantaranya adalah melalui investasi jangka panjang dan jangka menengah. Sumber pendapatan daerah lainnya guna menunjang pelaksanaan desentralisasi adalah Pendapatan Ahli Daerah (PAD) yang bersumber antara lain dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, penghasilan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam rangka menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggungjawab agar mampu melaksanakan urusan rumah tangganya sendiri, 19

maka usaha menggali dan meningkatkan sumber keuangan daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan merupakan faktor yang sangat menentukan. Salah satu upaya dalam rangka mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya alam secara lestari serta pemanfaatan kekayaan daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja, adalah dengan membentuk Badan Usaha Milik Negara. Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Batang Hari diawali dengan status atau bentuk perusahaan daerah yang diharapkan akan dapat dikembangkan menjadi suatu badan usaha yang mandiri dan profesional. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Ayat (1) Ayat (2) 20

Ayat (3) Modal Dasar yang telah dialokasikan dalam APBD dipindahkan kedalam kas PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari. Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Ayat (1) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi, terlebih dahulu harus membuat dan menyajikan proposal tentang visi, misi dan strategi perusahaan yang dilakukan dihadapan Badan Pengawas dan dihadiri oleh Bupati, Pimpinan DPRD dan Instansi teknis terkait. Apabila dianggap perlu, Badan Pengawas dapat menggunakan jasa konsultan atau tenaga profesional independen yang ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalam proses seleksi anggota Direksi. Ayat (2) Pasal 12 Pasal 13 Ayat (1) Yang dimaksud dengan menguasai kekayaan PD Batang Hari Mitra Hutan Lestari bukan berarti memiliki, melainkan suatu pengertian yang mengandung kewajiban dan kewenangan dalam bidang hukum publik. 21

Ayat (2) Ayat (3) Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 22

Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Ayat (1) Anggaran dan Rencana Kerja Tahunan PD Batang Mitra Hutan Lestari disusun dengan mengacu pada hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan perusahaan. Ayat (2) Ayat (3) Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 23

Pasal 35 Pasal 36 24