MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

dokumen-dokumen yang mirip
SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

Asam Maleat MALEIC ACID

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

N - Heptana. N - heptane

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

BENDIOKARB BENDIOCARB

Polietilen Tereftalat (PET)

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

RHODAMIN B RHODAMINE B

Lenkote Alkali Resisting Primer

Material Safety Data Sheet. : Melamin

LEMBAR DATA KESELAMATAN

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

ASAM LAKTAT LACTIC ACID

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

ETILENDIAMIN ETHYLENEDIAMINE

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

MINYAK JARAK CASTOR OIL

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

PT. BINA KARYA KUSUMA

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Lembaran Data Keselamatan Bahan

ASAM BORAT BORIC ACID

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

Jenis Penggunaan Untuk Campuran Cat Kedap Air ( Waterproofing ) PT. Avia Avian

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

Material Safety Data Sheet Asam Stearat

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet Getah Rosin

PT. BINA KARYA KUSUMA

SAFETY DATA SHEET (according to EC directive 93/112/EC) Update : Version: 2.7 Date : MIRACLE S240

MSDS NaCl (natrium klorida)

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet Alumunium Sulfat

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

23 Juli 1997 hal 1/5. N-metil-2-pirolidone % berat : + 40 No.CAS : Simbol bahaya : Xi No.Index : R-phrases : 36/38

Lembar data keselamatan

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

PT. BINA KARYA KUSUMA

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

VIPLAS. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

Lembaran Data Keselamatan Bahan

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

: Prevathon 50 SC Insektisida

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Transkripsi:

MELAMIN MELAMINE 1. Nama Golongan Amina, organik (1) (1, 2, 3, 5, 6, 8) Sinonim/Nama dagang 1,3,5-Triazine-2,4,6(1H,3H,5H)-triimine; 2,4,6-Triamino-s-triazine; Cyanuric Triamide; Cyanurotriamine; Isomelamine; Melamine; s-triaminotriazine; s- Triazine, 4,6-diamino-1,2-dihydro-2-imino-; 2,4,6-Triamino-1,3,5-triazine; 1,3,5-Triazine-2,4,6-triamine; Cyanurotriamide; triaminotriazine; 2,4,6- Triaminotriazine; Triamino-s-triazine; Aero; Cyanuramide; Cymel; 2,4,6- triamino-1,3,5 triazine Nomor Identifikasi Nomor CAS : 108-78-1 Nomor EC (EINECS) : 203-615-4 Nomor RTECS : OS0700000 UN : 2811 (6) ICSC : 1154 (2) (1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10) (1, 2, 6, 9) (2, 5, 6, 9) 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Melamin Deskripsi (1, 2, 5) Padatan/serbuk kristal tidak berwarna hingga putih; Rumus molekul C 3 H 6 N 6 ; Berat molekul 126,12 g/mol ;Titik didih: tidak ditemukan informasi karena zat tersublimasi; Titik leleh >345 C ; Suhu dekomposisi >270 C; Densitas: 1574 kg/m 3 ; Tekanan uap: 4,7x10-8 Pa pada 20 C atau 50 mmhg pada 315 C; Densitas uap; 4,34 (udara=1); Gravitas spesifik: 1,573 (air=1); Titik nyala: >93,3 C; Log Pow:-1,14 pada 25 C (Oktanol/air); Kelarutan dalam air: 3,1 g/l pada 20 C; ph: 8 pada 3 g/l dan 20 C; Bentuk ion bersifat basa lemah;

Suhu nyala: >500 C; Tidak mudah terbakar, tapi dapat terbakar pada suhu tinggi; Tidak mudah meledak; Terlarut sebagian pada air dingin, tidak larut pada dietileter Frasa Risiko, Frasa Keamanan, dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (skala 0-4) (5, 6, 9) Kesehatan 2 = Tingkat keparahan tinggi Kebakaran 1 = Dapat terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC (5, 6): Xn = Berbahaya R20/21 = Berbahaya bila terhirup dan kontak dengan kulit R44 = Risiko meledak jika dipanaskan dalam ruang tertutup R36/37/38 = Dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan dan kulit S24/25 = Hindari atau cegah kontak dengan kulit/mata S36/37 = Pakai/kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung yang baik S36/37/39 = Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah 3. Penggunaan Melamin digunakan sebagai bahan kimia antara (intermediate) dalam pembuatan resin amino, plastik, perekat untuk kayu, lantai, dan penyamakan kulit. (11) 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya jika terserap melalui kulit, sensitizer (dapat memicu alergi), iritan, mutagenik (9). Organ sasaran : Ginjal, kandung kemih (9) Rute paparan

Paparan jangka pendek Terhirup Dapat menyebabkan iritasi paru-paru (5) Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan iritasi kulit (5) Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi mata (5) Tertelan Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan. (5) Paparan jangka panjang Jika tertelan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan terjadinya pembentukan batu yang merusak ginjal dan kandung kemih. (2) 5. Stabilitas dan Reaktivitas Stabilitas : Stabil pada suhu normal dan kondisi penggunaan/penyimpanan yang direkomendasikan. Kondisi yang harus : Hindarkan dari zat yang tak tercampurkan, dihindarkan sumber panas/panas berlebih (5), Asam kuat serta oksidator kuat (8) (5, 7) Bahan tak tercampurkan : Asam; Basa; Oksidator Bahaya dekomposisi : Karbon teroksidasi (7) Polimerisasi : Tidak terjadi polimerisasi (5, 7) (5, 7) 6. Penyimpanan Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku Hindarkan dari bahan tak tercampurkan. (5, 10) Hindarkan dari panas, sumber api, serta bahan mudah terbakar. (5) Simpan dalam wadah asli yang tertutup rapat di tempat sejuk, kering, tidak lembab dan berventilasi baik, hindari kontak dengan cahaya (5, 6, 8, 10) langsung, jangan menyimpan di atas suhu 23 C

Simpan dalam wadah tahan api (5), dan letakan di area khusus bahan mudah terbakar. (9) 7. Toksikologi Data iritasi Tes iritasi kulit pada kelinci, marmot: tidak mengiritasi (1) ; Tes iritasi mata pada kelinci: tidak mengiritasi (1, 9) ; Tes sensititasi pada manusia, marmot: tidak menimbulkan sensitivitas. (1) Tes draize mata-kelinci 500 mg/24 jam: iritasi ringan (6, 9) ; LD 50 oral-tikus (rat): 3161 mg/kg (1, 4, 5, 6, 9) ; LD 50 oral-mencit: 3296 mg/kg 6) ; LC 50 inhalasi-tikus (rat): 3248 mg/kg (1, 6) ; LD 50 dermal-kelinci: >1000 mg/kg (1, 4, 5, 6, 9) ; (1, 4, Data karsinogenik Tikus (rat) jantan selama 105 minggu, 2250 dan 4500 ppm: positif karsinogenik & pada betina 4500 dan 9000 ppm: negatif karsinogenik. NOEL=126 mg/kg (1) Tikus (rat) jantan selama 24-30 bulan, 100 hingga 1000 ppm: negatif karsinogenik & betina 100 hingga 2000 ppm: negatif karsinogenik (1) Tikus (rat) jantan selama 36 minggu 3000 hingga 30000 ppm: positif karsinogenik. (1) Tikus (mouse) uji promosi-inisiasi: melamin bukan inisiator (1) Berdasarkan ACGIH, IARC, NTP, atau CA Prop 65 Melamin tidak (6, 9) dikategorikan sebagai karsinogen. Data tumorigenik Berdasarkan RTECS melamin dapat menyebabkan tumor pada ginjal, ureter, dan kandung kemih. (9) Data mutagenik Tidak ada informasi yang tersedia (6) Data reproduksi Tidak ada informasi yang tersedia Data teratogenik (1, 6)

Tikus (rat) NOEL= 400 mg/kg (toksisitas maternal); NOEL=1060 mg/kg (toksisitas fetal). Tidak teratogenik. (1) Informasi ekologi Toksisitas pada ikan : LC 50, 48 jam Ikan Leuciscus idus melanotus: >500 mg/l (1) ; LC 50,48 jam Ikan Oryzias latipes: 1000 mg/l (1) ; LC 50, 96 jam Ikan Poecilia reticulata: >3000 mg/l (1) ; EC 50, 48 jam Ikan Poecilia reticulata: >4400 mg/l (1) ; NOEC Jordanella floridae > 1000 mg/l (1) ; NOEC macroscop Salmo gairdneri: 500 mg/l atau < 125 mg/l (1) Toksisitas pada alga : EC 50,4 hari Alga Scenedesmus pannonicus: 940 mg/l (1) ; NOEC 4 hari Alga Scenedesmus pannonicus: 320 mg/l (1) Toksisitas pada invertebrata : LC 50,48 jam kutu air (Daphnia magna): > 2000 Toksistas pada tumbuhan darat mg/l (1) ; NOEC 21 hari, reprotox : 500 mg/l (1) ; LC 50, 21 hari: >32 mg/l (1) ; NOEC 21 hari, tox : 18 mg/l (1) : EC 50,4hari Hordeum vulgare: 530 mg/kg (1) ; EC 50,4 hari Tritium aestivum : 900 mg/kg (1) ; EC 50,4hari Raphanus sativus: 930 mg/kg (1) ; EC 50,4hari Lepidum sativum: 530 mg/kg (1) ; EC 50,14hari Pisum sativum: 1680 mg/kg (1) 8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Berbahaya bila terhirup. Dekomposisi bahan dapat menyebabkan luka parah atau kematian. (6) Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Berbahaya bila terserap ke dalam kulit. Dapat menimbulkan dermatitis/peradangan kulit. (6)

Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi ringan pada kulit, menimbulkan kemerahan dan nyeri pada mata. (6) Tertelan Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan disertai mual, muntah dan diare. Berbahaya bila tertelan. (6) Keracunan kronik Berdasarkan tes laboratorium bahan ini dapat menyebabkan efek buruk terhadap sistem reproduksi dan janin (6) 9. Pertolongan Pertama Terhirup (5, 6, 8, 9) Segera pindahkan korban dari area pemaparan ke area yang berudara segar. Jika korban tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika korban sulit bernapas berikan oksigen segera dapatkan bantuan medis Kontak dengan mata (5, 6, 8, 9) Lepaskan lensa kontak jika korban menggunakan dan segera cuci mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi zat yang tertinggal. Balut mata yang terpapar dengan kasa steril dan segera dapatkan bantuan medis. Kontak dengan kulit (5, 6, 8, 9) Segera bilas kulit dengan sabun antibakteri dan air sekurang-kurangnya 15 menit sambil menanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Kemudian tutupi dengan krim/emolien anti bakteri. Jika iritasi bertahan dan semakin parah segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat Tertelan (5, 6, 8, 9) Jangan pernah merangsang muntah. Jangan berikan apapun pada korban yang tidak sadar. Bila dalam keadaan sadar, segera kumur/cuci mulut dengan air dingin, dan berikan air minum/sususebanyak 2-4 gelas untuk mengencerkan zat. Segera dapatkan bantuan medis bila timbul gejala.

10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan pernafasan, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit : - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air berdih atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurang-kurangnya satu liter setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kasa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsultasi dengan dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk kuku dan rambut) - Bawa segera pasien ke air bilasan terdekat - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat atau sabun minimal 10 menit - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok - lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran pencernaan : Dekontaminasi gastrointestinal tidak direkomendasikan karena risiko pertimbangan untung-rugi. Antidotum: Tidak ada antidotum spesifik untuk keracunan melamin, terapi hanya bersifat suportif dan simptomatik. (11) 11. Batas Paparan dan Alat Perlindungan Diri Batas paparan melamin : Tidak tersedia batas paparan melamin berdasarkan ACGIH, NIOSH, OSHA (5, 6) Proteksi mata: Gunakan kaca mata pelindung atau pelindung wajah penuh untuk risiko paparan dengan jumlah besar. Cuci tangan setiap setelah penanganan bahan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. (6, 10) Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang sesuai untuk mencegah kontak dengan kulit. Termasuk sepatu, sarung tangan karet, jas/baju kerja yang sesuai (6, 8, 10) Respirator : Respirator anti debu (10). Gunakan respirator yang telah disetujui oleh NIOSH/MSHA (6) 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Produk hasil pembakaran: Karbon monoksida, karbondioksida, Nitrat Oksida, Sianida berbahaya, gas dan bahan toksik berbahaya. (5, 8) Jika terjadi kebakaran, jaga wadah agar tetap dingin dan tidak ikut terbakar. (7) Media pemadam kebakaran: spray air, bahan kimia kering, busa tahanalkohol, atau karbon dioksida (2, 8, 9) Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering (5).

Kebakaran besar: Gunakan semprotan air dan busa tahan-alkohol. (7) Jangan menggunakan jet air. (5) 13. Manajemen Tumpahan Cegah agar tumpahan tidak mencemari lingkungan. Sedot atau sapu bahan beserta wadah yang terkontaminasi ke dalam wadah pembuangan yang cocok. Hindari kondisi menghasilkan debu. Sediakan ventilasi. (6) Tumpahan sedikit: Gunakan alat yang tepat untuk memindahkan tumpahan padat/wadah terkontaminasi ke dalam wadah pembuangan limbah yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. (5) Tumpahan banyak: Gunakan sekop untuk memindahkan bahan serta wadah yang terkontaminasi ke dalam wadah pembuangan limbah yang sesuai/yang memungkinkan agar melalui sistem sanitasi (5) 14. Daftar Pustaka 1. http://www.inchem.org/documents/sids/sids/108781.pdf 2. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0269.htm 3. http://www.inchem.org/documents/iarc/vol73/73-12.html 4. http://ntp.niehs.nih.gov/files/9melamineggcosta.pdf 5. http://www.chemblink.com/msds/msdsfiles/108-78- 1_Science%20Lab.pdf 6. https://fscimage.fishersci.com/msds/96668.htm 7. http://www.veneersystems.com/csupload/upload/3%252dveneering_ad hesives%252edb/melamine_msds.pdf 8. http://gromaxchemical.com/melamine/msds.htm 9. http://www.sigmaaldrich.com/catalog/displaymsdscontent.do

10. http://www.chemblink.com/msds/msdsfiles/108-78-1_asdi.pdf 11. http://www.toxinz.com/spec/2377188# ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------