BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bentuk susunan organisasi yang lengkap melainkan juga

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, pegawai negeri sipil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimaksud adalah orang-orang yang

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perubahan perilaku. Perguruan tinggi harus mampu. penting yang perlu dibenahi adalah kinerja pegawainya.

BAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

BAB IV AKTIFITAS PENGAWASAN PEGAWAI/KARYAWAN PADA PT. SEMEN PADANG. 4.1 Pelaksanaan Fungi Pengawasan Pada PT.Semen Padang

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BERITA NEGARA. No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan.

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan juga merupakan salah satu faktor dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pegawai, dalam rangka mencapai tujuan organisasi Gambaran Umum Badan Pertanahan Nasional Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap mengetahui kebenaran yang terjadi di lapangan dan dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization standards. Berdasarkan pendapat Keith Davis disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman pedoman organisasi. Hasibuan (2006) menjelaskan bahwa disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada pegawai. Disiplin kerja pegawai dalam organisasi merupakan satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia karena dengan kondisi yang penuh dengan disiplin, pegawai dapat diharapkan menjadi tonggak dasar yang tangguh pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan adanya pegawai yang berdisiplin kerja, dimana mereka mematuhi segala aturan dalam organisasi, kondisi tersebut akan memberikan dukungan positif kepada pencapaian tujuan organisasi yang pada umumnya dikendalikan oleh manusia dengan aneka ragam disiplin ilmu, keterampilan dan tanggung jawab. Hasibuan ( 2006 ) menjelaskan, peraturan disiplin kerja dalam suatu organisasi/instansi sudah berjalan sebagaimana mestinya atau belum, dapat dilihat sebagai berikut: 1) pegawai datang ke instansi tepat waktu; 2) apabila mereka selalu berpakaian seragam di tempat bekerja; 3) apabila mereka 1

menggunakan bahan dan perlengkapan dengan hati-hati dan menurut peraturan; 2 4) apabila menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang menurut standar;5) apabila mengikuti cara kerja yang ditentukan instansi; 6) apabila mereka melakukan pekerjaan dengan semangat yang baik. Untuk menumbuhkan dan memelihara disiplin kerja pegawai perlu ada peraturan tata tertib yang wajib ditaati dan dilaksanakan dengan adanya ganjaran bagi pelanggar peraturan, supaya dapat mencapai tujuan dengan baik serta berdisiplin secara berkesinambungan. Berdasarkan peraturan- peraturan atau ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 15 Tahun 2014 tentang Hari dan Jam Kerja Pegawai di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pada pasal 1) : mengatakan Disiplin Kerja adalah mentaati kehadiran dan kepulangan PNS sesuai jam kerja yang telah ditentukan dan melaksanakan setiap tugas yang diberikan atasan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Pada pasal 4 mengatakan bahwa : 1) Setiap pegawai wajib memenuhi jam kerja 7,5 (tujuh koma lima) jam per hari. 2) Jam kerja PNS sebagaimana dimaksud ditetapkan sebagai berikut : a) Hari senin sampai kamis pukul 07.30 WIB s.d pukul 16.00, b) Hari jum at pukul 07.30 WIB s.d 16.30. 3) pegawai wajib mentaati hari dan jam kerja serta mengisi daftar hadir dengan menggunakan alat pencatat kehadiran elektronik (finger print). 4) setiap pegawai BNPB wajib memakai pakaian dinas pada hari kerja yang ditetapkan berdasarkan Peraturan.

Disiplin pada tugas organisasi dibuat berdasarkan pada kebutuhan sehari 3 hari dari kegiatan Sumber Daya Manusia(Cushway ; 2004), dapat dimulai dari implementasi budaya organisasi seperti : (1) Kepatuhan pada kode etik kantor; (2) pengendalian absensi pegawai; (3) Cara tegur sapa sampai dengan (4) peraturan peraturan terkait pada tanggung jawab kerja serta menjaga (5) kepatuhan pada hukum yang berlaku. Pada organisasi yang baik semua yang dianggap penting dituliskan dalam peraturan peraturan yang disosialisasikan secara sistematis dan teratur. Tingkat disiplin kemudian dikontrol dan dikendalikan ( pengawas atau supervisi ) agar tetap berlangsung dengan tingkat pelanggaran yang minimal atau sama sekali ditiadakan. Peraturan disiplin dibuat untuk mengatur tata hubungan yang berlaku tidak saja dalam perusahaan- perusahaan kecil, tetapi juga pada seluruh instansi lainnya dan juga kurang kedisiplinan pegawai akan terlihat. Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 18 tahun 2014, pasal 18 pemberian sanksi bagi pegawai yaitu : 1) Pegawai yang melakukan pelanggaran sebagaimana akan dikenakan sanksi hukuman ringan, sedang dan berat, 2) Jenis pelanggaran dan sanksi hukuman disiplin ringan diberikan kepada pegawai yang tidak dapat memberikan bukti alasan tidak masuk kerja dan tidak meminta izin atasan langsungnya meliputi : a) Tidak masuk kerja selama 5 hari kerja diberikan sanksi berupa teguran lisan,

b) Tidak masuk kerja selama 6 s/d 10 hari kerja diberikan sanksi berupa 4 teguran tertulis, c) Tidak masuk kerja selama 11 s/d 15 hari kerja diberikan sanksi berupa pernyataan tidak puas secara tertulis. 3) Jenis pelanggaran dan sanksi hukuman disiplin sedang diberikan kepada pegawai yang tidak dapat memberikan bukti alasan tidak masuk kerja dan tidak meminta izin atasan langsungnya meliputi : a) Tidak masuk kerja selama 16 s/d 20 hari kerja diberikan sanksi berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun. b) Tidak masuk kerja selama 21 s/d 25 hari kerja diberikan sanksi berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun. c) Tidak masuk kerja selama 26 s/d 30 hari kerja diberikan sanksi berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun. 4) Jenis pelanggaran dan sanksi hukuman disiplin berat diberikan kepada pegawai yang tidak dapat memberikan bukti alasan tidak masuk kerja dan tidak meminta izin atasan langsungnya meliputi : a) Tidak masuk kerja selama 31 s/d 35 hari kerja diberikan sanksi berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun. b) Tidak masuk kerja selama 36 s/d 40 hari kerja diberikan sanksi berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah. c) Tidak masuk kerja selama 41 s/d 46 hari kerja diberikan sanksi berupa pembebasan dari jabatan.

d) Tidak masuk kerja selama 46 hari kerja diberikan sanksi berupa 5 pemberentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai pegawai PNS, dan atau pemberhentian dengan hormat sebagai pegawai PNS. 5) Sanksi di berikan kepada pegawai yang datang terlambat dan pulang kerja tidak sesuai dengan jam kerja diberikan sanksi berupa pemotongan tunjangan kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan teguran lisan s/d tulisan. Gaya kepemimpinan atasan mempunyai peranan yang cukup penting dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari. Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan (leadership) untuk mengarahkan merupakan faktor penting dalam efektivitas pimpinan. Pada gaya kepemimpinan faktor penting pimpinan tidak bisa terlepas dari kepribadiannya yang telah dipengaruhi oleh lingkungan atau pendidikan dan kultur sosial. (Malayu Hasibuan, 2006 ) Gaya kepemimpinan atasan didefinisikan sebagai kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Disiplin kerja erat kaitannya dengan motivasi kerja, makin tinggi disiplin kerja menunjukan motivasi kerja yang tinggi pula. (Malayu Hasibuan, 2006 ) Menurut Malayu Hasibuan ( 2006 ), cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu dimensi yang penting dalam

merealisasi tujuan adalah kepemimpinan. Kepemimpinan mutlak diperlukan 6 dimana terjadi interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih dalam menjalankan kegiatan dalam organisasi. Kepemimpinan menentukan arah dan tujuan serta bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan. Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keinginan pegawai akan membuat pegawai merasa nyaman ketika bekerja dan pegawai akan lebih bersemangat ketika bekerja. Semangat kerja pegawai dapat menunjang pencapaian tujuan dan sasaran instansi Karena semangat kerja dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih giat dan lebih baik. (Malayu Hasibuan, 2006 ) Gaya kepemimpinan atasan menurut Study Kepemimpinan Universitas Michigian. Penelitian yang dilakukan menemukan adanya 2 macam prilaku gaya kepemimpinan yaitu : Pertama, berorientasi kepada tugas organisasi, di dalam gaya tersebut dilandasi dengan pemimpin yang memberikan petunjuk kepada bawahan, pemimpin mengadakan pengawasan secara ketat kepada bawahan, menyakinkan bawahan akan tugas yang akan dilaksanakan sesuai dengan keinginan pemimpin, dan lebih menekankan kepada pelaksannan tugas daripada pengembangan dan pembinaan bawahan. Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang menentukan atas berhasil tidaknya suatu organisasi atau usaha. Sebab kepemimpinan yang sukses menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses pula. Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang tidak melaksanakan sendiri tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil keputusan, menentukan

kebijaksanaan dan mengarah kan orang lain untuk melaksanakan keputusan 7 yang diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan. Kedua, berorientasi kepada orang atau hubungan, didalam gaya tersebut ditandai dengan pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan terhadap bawahan, lebih melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan, dan lebih bersikap penuh kekeluargaan, percaya hubungan kerjasama yang saling menghormati antara sesama anggota kelompok. Indrinyo dan Nyoman (2008) bahwa karakteristik hubungan tugas bahwa pemimpin memiliki ciri-ciri kebutuhan akan berprestasi yang tinggi, orientasi dan uraian tugas yang tinggi akan mempengaruhi persepsi kepemimpinan dengan kinerja, sekaligus juga akan berpengaruh terhadap tingkat disiplin pegawai. Dengan demikian gaya kepemimpinan atasan adalah persoalan penting bagi manajer karena peran penting yang dimainkan pemimpin demi efektifitas kelompok dan organisasi. Gaya kepemimpinan atasan dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan aktifitas yang berkaitan dengan tugas anggota kelompok ( Alfiatiningsih, 2010). Keberhasilan suatu organisasi khususnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sangat ditentukan oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang efektif adalah pemimpin yang dapat memenuhi segala kepentingan di dalam organisasi. Dampak yang timbul pada diri bawahan menganggap kepentingan tersebut merupakan sebuah kehendak pemimpin pada

bawahan untuk selalu bekerja sama, sementara perhatian terhadap pegawai 8 masih sangat kurang, terutama tentang perhatian untuk mendengarkan masukan dari pegawai. Pegawai adalah mahluk social yang menjadi kekayaan utama bagi setiap instansi/organisasi. Mereka menjadi perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan instansi/organisasi. Pegawai menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaannya. Sikap ini yang menentukan prestasi kerja, dedikasi, dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sikap-sikap positif harus dibina sedangkan sikap negative hendaknya dihindarkan sedini mungkin (Hasibuan, 2000). Pegawai diharapkan disiplin dalam melaksanakan tugasnya sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit pegawai yang tidak disiplin pada saat jam kerja, akibat dari ketidakdisiplinan tersebut berdampak negatif terhadap prestasi kerja. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai adalah kondisi seseorang, motivasi dan kepemimpinan. Fenomena yang terjadi sekarang ini bahwa kepemimpinan cenderung berorientasi pada tugas. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas ditandai oleh pemimpin tersebut memberikan petunjuk kepada bawahan dan mengawasi secara ketat bawahan dalam menjalankan tugas serta pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan sesuai dengan

keinginanya. Meskipun pimpinan sudah tegas dalam melaksanakan tugas, masih 9 saja beberapa pegawai yang tidak disiplin. Dan masih rendahnya sanksi yang diberikan bagi pegawai yang kurang dalam kedisiplinan. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan terhadap bawahan. Kurangnya peran kepemimpinan pada pemecahan masalah dan kurang berani mengambil resiko akan menyebabkan tingkat prestasi kerja pegawai di BNPB rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai BNPB seperti tidak disiplin masuk kerja, malas-malasan dalam bekerja akan menyebabkan prestasi dan disiplin pegawai rendah. Menurut hasil pengamatan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), para pemimpin sudah menunjukan kecendrungan untuk menggunakan gaya kepemimpinan berorientasi kepada tugas namun masih terdapat beberapa pegawai yang kurang disiplin. Pada kenyataannya pegawai sering datang terlambat dan bekerja secara tidak optimal dan tidak sesuai dengan ketentuan jam kantor dan sementara itu perhatian terhadap pegawai masih sangat kurang, terutama tentang perhatian untuk mendengarkan masukan dari pegawai. Hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja pegawai dalam menjalankan tugas dan menurunkan kedisiplinan para pegawai lainnya.

Tabel 1.1 Observasi Jam Kerja Pegawai 10 Tanggal Jam masuk Jam pulang Keterangan 01/06/2015 7:52:12 16:37:04 hadir 02/06/2015 libur 03/06/2015 9:12:23 18:59:00 telat masuk 04/06/2015 dinas luar 05/06/2015 dinas luar 06/06/2015 libur 07/06/2015 libur 08/06/2015 dinas luar 09/06/2015 8:40:58 17:36:56 telat masuk 10/06/2015 9:10 17:16:30 telat masuk 11/06/2015 8:27:45 18:03:45 telat masuk 12/06/2015 9:04:06 18:05:29 telat masuk 13/06/2015 libur 14/06/2015 libur 15/06/2015 6:57:23 18:13:29 hadir 16/06/2015 8:38:43 18:08:54 telat masuk 17/06/2015 8:31:52 16:31:25 telat masuk 18/06/2015 9:15:01 15:08:37 telat masuk 19/06/2015 8:57:15 15:47:37 telat masuk 20/06/2015 libur 21/06/2015 libur 22/06/2015 8:53:02 15:37:38 telat masuk 23/06/2015 9:05:03 15:31:46 telat masuk 24/06/2015 9:23:30 15:16:24 telat masuk 25/06/2015 15:59:39 15:59:43 telat masuk 26/06/2015 8:59:15 15:47:00 telat masuk 27/06/2015 libur 28/06/2015 libur 29/06/2015 7:43:40 18:48:32 hadir 30/06/2015 9:15:07 18:53:08 telat masuk

Tanggal Jam masuk Jam pulang Keterangan 01/06/2015 9:48:13 16:12:46 telat masuk 02/06/2015 libur 03/06/2015 alfa 04/06/2015 alfa 05/06/2015 alfa 06/06/2015 libur 07/06/2015 libur 08/06/2015 8:54:10 16:51:23 telat masuk 09/06/2015 7:39:22 17:05:18 hadir 10/06/2015 alfa 11/06/2015 11:25:54 16:37:10 telat masuk 12/06/2015 9:25:36 20:07:17 telat masuk 13/06/2015 libur 14/06/2015 libur 15/06/2015 alfa 16/06/2015 alfa 17/06/2015 alfa 18/06/2015 10:35:41 16:09:54 telat masuk 19/06/2015 alfa 20/06/2015 libur 21/06/2015 libur 22/06/2015 9:45:10 16:04:52 telat masuk 23/06/2015 9:30:17 16:11:52 telat masuk 24/06/2015 dinas luar 25/06/2015 15:49:43 telat masuk 26/06/2015 10:15:21 16:10:12 telat masuk 27/06/2015 libur 28/06/2015 libur 29/06/2015 9:55:43 16:00:37 telat masuk 30/06/2015 alfa 11

12 Tanggal Jam masuk Jam pulang Keterangan 01/06/2015 8:15:53 18:43:56 telat masuk 02/06/2015 libur 03/06/2015 7:51:17 16:34:10 hadir 04/06/2015 9:14:50 16:44:22 telat masuk 05/06/2015 8:40:54 17:05:01 telat masuk 06/06/2015 libur 07/06/2015 libur 08/06/2015 9:43:15 22:03:13 telat masuk 09/06/2015 9:31 17:16:37 telat masuk 10/06/2015 8:47:51 16:24:42 telat masuk 11/06/2015 8:46:34 16:38:17 telat masuk 12/06/2015 8:36:23 19:16:06 telat masuk 13/06/2015 libur 14/06/2015 libur 15/06/2015 9:03:22 19:19:01 telat masuk 16/06/2015 8:50:37 telat masuk dan pulang cepat 17/06/2015 10:41:41 16:08:21 telat masuk 18/06/2015 9:41:50 15:08:47 telat masuk 19/06/2015 8:56:13 15:47:44 telat masuk 20/06/2015 libur 21/06/2015 libur 22/06/2015 11:01:14 16:07:44 telat masuk 23/06/2015 alfa 24/06/2015 alfa 25/06/2015 alfa 26/06/2015 alfa 27/06/2015 libur 28/06/2015 libur 29/06/2015 9:12:24 19:36:28 telat masuk 30/06/2015 9:27:41 18:24:41 telat masuk Untuk mengetahui lebih lanjut hubungan persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

B. Identifikasi Masalah 13 Berdasarkan gambaran kondisi pegawai pada latar belakang yang dikemukakan, diidentifikasikan penyebab disiplin kerja adalah sebagai berikut: 1. Balas Jasa 2. Sanksi Hukuman 3. Ketegasan 4. Persepsi Gaya Kepemimpinan 5. Keadilan Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006), balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaan. Jika karyawan semakin mencintai pekerjaan maka kedisiplinan yang diciptakan semakin baik pula. Berdasarkan fakta yang ada di BNPB, gaji dan kesejahteraan pegawai di bedakan berdasarkan tingkat golongannya, akan tetapi ada beberapa pegawai yang gaji nya tinggi, dan tidak sesuai dengan golongannya. Hal ini menimbulkan rasa kecewa bagi golongan yang lainnya, membuat kinerja menurun dan tidak disiplin. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006), sanksi hukuman yang semakin berat, maka karyawan akan semakin takut melanggar peraturan- peraturan perusahaan, sikap, dan prilaku indisipliner pegawai akan berkurang. Berdasarkan fakta yang ada di BNPB, sanki hukuman relatif tinggi, namun

para pegawai masih sering melakukan pelanggaran dalam bekerja dan absen 14 kehadiran. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006), pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan sehingga karyawan menjadi disiplin. Berdasarkan fakta yang ada di BNPB, sebagian besar para pejabat sudah tegas namun beberapa pegawai masih memiliki disiplin yang rendah dalam bekerja. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006), persepsi gaya kepemimpinan proses diterimanya rangsangan melalui panca indra yang didahului, menghartikan dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada diluar maupun didalam pegawai yang berkaitan dengan kepemimpinan. Menurut Alfred Januar (2013), semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan maka semakin tinggi displin kerja. Berdasarkan fakta yang ada di BNPB, para pegawai BNPB mempunyai persepsi bahwa atasannya adalah pemimpin yang tegas namun mereka banyak yang tidak disiplin dengan tidak mentaati perintah atasan. Menurut Malayu S.P Hasibuan (2005), Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.berdasarkan fakta yang ada di BNPB, terdapat ketidakadilan dalam hal penugasan perjalanan dinas luar daerah, dalam penugasan tersebut seharusnya semua karyawan mempunyai kesempatan yang sama dalam

perjalanan dinas ke daerah, dan yang terjadi adalah hanya beberapa 15 karyawan tertentu mempunyai kesempatan perjalanan dinas luar daerah. Meskipun demikian para pegawai tetap menjalankan tugas hariannya dengan tanggung jawab dan profesional. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengengaruhi disiplin kerja, persepsi gaya kepemimpinan berpengaruh besar pada manusia manusia. Menurut Alfred Januar (2013), semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan maka semakin tinggi displin kerja. Karena dengan adanya kepemimpinan yang mendukung, kepemimpinan yang mengarahkan, kepemimpinan berorientasi pencapaian hasil, kepemimpinan partisipasif akan menghasilkan pemimpin yang disukai atau personal power (kekuatan pribadi). Mengingat pentingnya persepsi gaya kepemimpinan, diharapkan dengan adanya kepemimpinan tersebut dapat terlaksannya kedisiplinan yang tinggi. Dalam penelitian ini dibatasi hubungan persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan karena faktor-faktor tersebut terkait hubungannya dengan disiplin kerja pegawai di bagian biro umum BNPB Jakarta Timur, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

16 D. RumusanMasalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah diatas, rumusan masalah adalah: Apakah ada hubungan persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur?. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi persepsi pegawai tentang gaya kepemimpinan di Badan Nasional Penanggulangan BencanaJakarta Timur. b. Mengidentifikasi disiplin kerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur. c. Menganalisis hubungan persepsi pegawai gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta Timur.

F. Manfaat Penelitian 17 Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi kalangan akademisi dan instansi yaitu : 1.Manfaat bagi kalangan Akademis a. Memberi masukan bagi penelitian pada bidang Sumber Daya Manusia, khususnya terkait dengan manajemen sumber daya manusia. b. Hasil penelitian ini mendorong penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang Sumber Daya Manusia yang berhubungan dengan disiplin kerja 2. Manfaat Bagi Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) Dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan evaluasi terhadap BNPB Jakarta Timur. Disamping itu dapat pula menjadi masukan untuk pengembangan dan bahan masukan untuk mengetahui disiplin kerja pegawai. 3. Manfaat Bagi Peneliti Manfaat penelitian bagi peneliti antara lain menambah ilmu, pengetahuan, dan melatih dalam berfikir secara sistematis, logis.