BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

I. PENDAHULUAN. selalu dilakukan dari waktu ke waktu. Hal ini dimasudkan agar dapat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Lapono (2009: 122)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini sangat diperlukan, guna untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

II. TINJAUAN PUSTAKA

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, guru sebagai tenaga profesional memiliki peranan yang sangat penting. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10, dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pada penjelasannya, kompetensi paedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berahlak mulia, arif, dan berwibawa. Serta menjadi teladan peserta lain, yang dinaksud kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Berdasarkan peraturan pemerintah No 19 tahun 2006 pasal 19 dinyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2 Berdasarkan uraian di atas, guru dituntut untuk memiliki komitmen, kemampuan keras dan kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatan kelas yang diampunya. Peserta didik yang berada pada sekolah dasar di kelas tiga berada pada rentangan usia tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada obyek-konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Atas dasar pemikiran tersebut dalam rangka implementasi sesuai dengan ramburambu yang telah ditetapkan dalam standar isi 2006 yang termuat dalam standar nasional pendidikan, maka pada pembelajaran kelas tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu yaitu pembelajaran tematik, di mana setiap tema dapat mengakses berbagai materi yang ada di sekelilingnya, mulai dari keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah. Upaya pendalaman tema disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta tingkat perkembangan psikologi dan pengalaman siswa. Siswa juga diharapkan akan mempunyai keterampilan memberdayakan potensi lingkungan baik sebagai media maupun sumber belajar. Hal ini penting untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkrit. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam

3 mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poedarmanita, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu. 2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan pengembangan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajatan dalam tema yang sama. 3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. 5. Siswa lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. 6. Siswa mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain. 7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan. Uraian di atas diperjelaskan bahwa dalam mempersiapkan siswa untuk belajar bermakna sangat perlu diberikan dan diajarkan sejak sekolah dasar khususnya pembelajaran tematik di kelas tiga. Pelajaran IPS memiliki jaringan kompetensi dasar dan standar kompetesi dengan pelajaran lain berkaitan erat dengan kehidupan langsung baik di rumah, sekolah, dan masyarakat serta mampu

4 memberikan pembelajaran yang baik sehingga pembelajaran yang diketahui oleh anak, aktivitas yang diselenggarakan, informasi faktual yang diberikan, serta keterampilan intelektual yang dilatihkembangkan harus senantiasa sesuai dengan realitas hidup dan konteks fungsional dimana siswa berada. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan, membentuk watak bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga dengan demikian diharapkan terciptanya masyarakat Indonesia yang cerdas memiliki kemampuan bersaing dengan dunia Internasional, dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab bersama agar terbentuk suatu sistem pendidikan yang ideal bagi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Mengacu pada beberapa pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan mencoba untuk melakukan pembelajaran melalui metode pemberian tugas untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas III. Penerapan pembelajaran tersebut dilakukan dengan merencanakan pembelajaran yang runtut, berbagai macam tugas setelah anak memperoleh pengetahuan apa yang dipelajari pada saat proses pembelajaran, sistem evaluasi yang dilakukan pada awal dan akhir proses pembelajaran, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa dan mudah mengingat apa yang dipelajari saat itu. Metode pemberian tugas merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Tugas yang dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis karena itu tugas

5 sangat banyak macamnya, tergantung pada tujuan yang akan di capai seperti: tugas meneliti, tugas menyusun laporan, tugas kelompok, tugas membuat kliping, tugas membuat karangan, dan lain-lain. Departemen Pendidikan Nasional (2003 c: 3) menjelaskan bahwa: 1. Hasil belajar siswa meningkat secara drastis ketika materi yang dipelajari dikaitkan dengan pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki siswa. 2. Keikutsertaan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran meningkat secara signifikan, ketika siswa diajari tentang bagaimana mempelajari konsep materi, dengan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kegiatan pembelajaran lebih efisien ketika siswa diperkenankan bekerjasama dalam satu kelompok. Sama halnya dengan Pendidikan IPS pada pokok bahasan pekerjaan di masyarakat tersirat tujuan untuk membentuk warga negara yang baik, seperti diungkapkan oleh Gross (1978), tujuan utama pendidikan IPS adalah untuk melatih generasi muda agar dapat bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Untuk menjadi warga negara yang baik yang meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 1. Pengetahuan, yaitu: a. Mengembangkan konsep dasar jenis pekerjaan di masyarakat yang berkaitan dengan pola kehidupan sehari-hari. b. Mengembangkan jenis pekerjaan. c. Mengembangkan konsep dasar jenis pekerjaan di lingkungan tempat tinggal siswa yang menghasilkan barang dan jasa.

6 2. Keterampilan, yaitu: a. Mengembangkan keterampilan fisik, jenis pekerjaan lingkungan tempat tinggal yang menghasilkan barang dan jasa. b. Mengembangkan ketrampilan mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek pekerjaan. c. Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecendrungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai pekerjaan yang menghasilkan uang. 3. Sikap, yaitu: a. Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena jenis pekerjaan. b. Mengembangkan sikap melindungi dan bertanggung jawab terhadap kwalitas pekerjaan. c. Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya. d. Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan suatu pekerjaan. e. Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa. Penjelasan di atas jelas bagi kita bahwa terdapat relevansi antara tujuan pendidikan IPS dengan tujuan pendidikan nasional, pada intinya pendidikan tidak hanya mengembangkan aspek kognitif saja tetapi meliputi pengembangan aspek efektif dan psikomotorik secara bersamaan. Proses pembelajaran di sekolah dasar, harus dapat memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan berbagai kemampuan mereka secara optimal. Seperti kemampuan berfikir divergen, bereksplorasi dan eksperimen demikian juga

7 mampu mengarahkan untuk bertanya dan berpendapat. Proses belajar yang tidak mengakomodasikan kebutuhan berbagai aspek perkembangan kemampuan anak, memberikan pengalaman belajar yang kurang bermakna, akibatnya anak menjadi tidak kreatif, kurang inisiatif dan tidak termotivasi untuk belajar aktif. Mempersiapkan siswa untuk belajar bermakna sangat perlu diberikan dan diajarkan sejak sekolah dasar. Pelajaran IPS berkaitan erat dengan kehidupan langsung baik di rumah, sekolah, dan masyarakat serta mampu memberikan pembelajaran yang baik sehingga pembelajaran yang diketahui oleh anak, aktivitas yang diselenggarakan, informasi faktual yang diberikan, serta keterampilan intelektual yang dilatih kembangkan harus senantiasa sesuai dengan realitas hidup dan konteks fungsional dimana siswa berada. Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran antara lain: 1. Guru selalu mendominasi dalam pembelajaran, siswa hanya mendengar dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. 2. Perencanaan pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru (teacher-contre) dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa diberi materi secara penuh, akibatnya siswa tidak kreatif dan kurang mendapatkan pengalaman belajar. 3. Materi yang diajarkan cenderung berlangsung klasikal, ternyata tidak menyentuh seluruh siswa, ini dikarenakan penanaman konsep terhadap materi yang diberikan kurang optimal, hal tersebut dapat dilihat dari dokumentasi

8 hasil uji pembelajaran pada semester ganjil menunjukkan bahwa pada materi IPS penguasaan pengetahuan menunjukkan angka remedial paling banyak. Kondisi di atas bisa jadi diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Cara guru menyajikan materi kurang menarik. 2. Sumber belajar/media yang digunakan sebagai pengantar dalam pembelajaran terlalu monoton. 3. Lingkungan yang mendukung pembelajaran belum dimanfaatkan. 4. Tugas yang diberikan tidak mendapat perhatian siswa. 5. Sementara hasil pelajaran pada semester ganjil dari 45 persen siswa hanya mendapat nilai 65 sedangkan ketuntasan nilai IPS yang diharapkan di kelas adalah 65. Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar, adalah peningkatan mutu proses pembelajaran. Salah satu penerapan pembelajaran yang bisa dilakukan adalah pembelajaran dengan metode pemberian tugas. Penerapan pembelajaran melalui metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang di laksanakan oleh siswa dapat di kerjakan di dalam kelas, di halaman/lingkungan sekolah, di laboraturium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat di kerjakan. (Djamarah dan Zain,2002:96). Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan metode pemberian tugas pada mata pelajaran IPS di kelas 3 SDN 5 Metro.

9 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Guru selalu mendominasi dalam pembelajaran, siswa hanya mendengar dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. 2. Perencanaan pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru (teacher-contre) dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa diberi materi secara penuh akibatnya siswa tidak kreatif dan kurang mendapatkan pengalaman belajar. 3. Penekanan dalam proses pembelajaran belum mengarah pada metode yang tepat. 4. Sistem evaluasi yang digunakan belum mengarah pada materi yang disampaikan. 5. Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran dengan metode pemberian tugas belum mencapai ketuntasan yang diharapkan. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Guru belum mampu membuat perencanaan pembelajaran agar dapat mendukung prestasi belajar siswa lebih baik. 2. Proses pembelajaran melalui metode pemberian tugas belum optimal. 3. Sistem evaluasi pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas belum mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

10 4. Peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode pemberian tugas belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan. 1.4 Rumusan Masalah Untuk lebih mengarahkan penelitian pada permasalahan sebenarnya, maka rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan seperti di bawah ini: 1. Bagaimanakah memperbaiki rencana pembelajaran IPS dengan mengutamakan metode pemberian tugas sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? 2. Bagaimanakah proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat dioptimalkan sehingga prestasi belajar siswa meningkat? 3. Bagaimanakah sistem evaluasi pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik? 4. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memperbaiki perencanaan pembelajaran melalui metode pemberian tugas sehingga dapat mendukung prestasi belajar siswa lebih baik. 2. Mendeskripsikan proses pembelajaran melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

11 3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran melalui metode pemberian tugas dengan pencapaian prestasi belajar siswa lebih baik. 4. Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode pemberian tugas dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang bersifat teoritis maupun praktis, sebagai berikut: 1.6.1 Manfaat Teoritis Memberi konstribusi dalam kawasan desain pembelajaran untuk memperdalam kajian tentang penerapan pembelajaran melalui metode pemberian tugas untuk meningkatkan hasil belajar IPS di lingkungan SD pada masa yang akan datang. 1.6.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti Mengkaji, dan memahami penguasaan penerapan pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas untuk meningkatkan prestasi belajar IPS peserta didik secara menyeluruh (komperhensif). 2. Bagi Siswa Meningkatkan penguasaan pemahaman materi IPS melalui penerapan pembelajaran melalui metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran, dan melatih siswa berfikir rasional dan ilmiah, sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.

12 3. Bagi Guru Meningkatkan kinerja guru melalui perbaikan proses pembelajaran IPS, serta memperoleh umpan balik dalam memperbaiki prestasi belajar siswa, serta memperoleh pengetahuan baru dalam mengembangkan profesi melalui metode pemberian tugas dalam meningkatkan kemampuan penguasaan metode secara variatif. 4. Bagi Sekolah Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menyusun kebijakan dan metode pembelajaran guna menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan kondusif.