BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangannya dunia perekonomian di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan informasi yang lengkap, tepat waktu, dan berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi para pembuat keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan (Hanafi dan Halim, 2005:35). Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif (predictive value), nilai umpan balik (feedback value) dan informasi juga harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan waktu (Kieso, 2007:37). Selain itu untuk mencapai pengendalian yang baik, salah satunya adalah pelaporan kuangan (reporting) harus dilakukan tepat waktu, akurat, bermakna, dan ekonomis (Andayani, 2008:47). Dalam menyampaikan laporan keuangan, agar dapat bermanfaat maksimal maka laporan yang disampaikan haruslah tepat waktu. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang diberikan akan kehilangan relevansinya. 1
2 Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuatan keputusan. Hal ini juga erat kaitanya dengan teori agensi (agency theory) menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu pemegang saham dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu manajer. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu kepercayaan kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Hubungan agensi adalah sebuah kontrak dimana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka dengan mendelegasikan kewenangan pembuatan keputusan kepada agent (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam hal ini pemilik perusahaan dari pihak luar dianggap berbeda dengan pihak dalam, hal ini dikarenakan pemilik perusahaan dari pihak luar tidak mungkin terlibat dengan urusan bisnis sehari-hari. Oleh karena itu pemilik perusahaan dari pihak luar membutuhkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi keuangan perusahaan yang tersedia dalam laporan keuangan. Pemilik perusahaan dari pihak luar sangat berkepentingan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, karena informasi yang
3 tersedia dalam laporan keuangan akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan pada dasarnya bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Hal ini juga didukung tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2009). Keputusan Direksi BEI Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Kewajiban Penyampaian Informasi dan Peraturan Bapepam No.X.K.2, serta Keputusan Ketua Bapepam No.80/PM/1996 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, tampaknya belum dipatuhi oleh seluruh emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Harian Kontan edisi kamis 7 April 2011 hal 5 berjudul Puluhan Emiten Belum Setor Laporan, bahwa 10% emiten dari total 424 emiten belum menyerahkan laporan keuangan tahunannya pada tahun 2010. Untuk tahun 2011, persentasenya membengkak. Menurut penelitian redaksi Majalah Akuntan Indonesia tingkat keterlambatan emiten untuk tahun 2011 mencapai 15% atau total dari 443 perusahaan, ada sekitar 69 perusahaan terindikasi belum menyetor laporan keuangan kepada BEI atau BAPEPAM & LK per posisi April 2012. Angka tersebut menunjukan kesadaran perusahaan terbuka untuk mematuhi kewajiban pelaporan atau publikasi kinerja keuangan mereka kepada masyarakat masih cenderung mengecewakan.
4 Selain itu berdasarkan informasi yang dikutip dari Harian Kontan Mobile edisi senin, April 2014 mengenai sanksi bursa yang berjudul Ini dia 49 emiten yang kena sanki BEI. Dalam harian tersebut disebutkan bahwa akibat mangkir dari kewajibannya dalam menyerahkan laporan keuangan tahunan audit 2013, Bursa Efek Indonesia (BEI) menjatuhkan sanksi kepada sejumlah emiten. Sanksi yang diberikan merupakan sanksi tertulis I. Hal ini lantaran, beberapa perusahaan tercatat melebihi batas waktu toleransi penyampaian laporan keuangan. Informasi saja, laporan keuangan audit 2013 harus sudah disampaikan paling lambat 31 Maret 2014. Bila, emiten telat menyampaikan laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak batas akhir seharusnya, maka BEI akan menjatuhkan sanksi tertulis I. Bila pada hari kalender ke-31 hingga ke-60 belum juga menyampaikan, maka sanksi tertulis II akan melayang. Sanksi ini disertai dengan denda sebesar Rp 50 juta. Selanjutnya, jika pada hari kalender ke-61 hingga ke- 90, perseroan masih bandel, maka bursa akan kenakan peringatan tertulis III plus denda Rp 150 juta. Otoritas BEI telah mengenakan peringatan tertulis I kepada 49 emiten yang dinyatakan terlambat menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2013. Berdasarkan fenomena-fenomena di atas menunjukan masih banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telat dalam menyampaikan laporan keuangan tahunannya kepada Bapepam. Ketepatan waktu pelaporan keuangan telah diatur dalam Undang-undang (UU) No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidental lainnya kepada Bapepam.
5 Dimana hal tersebut tidak hanya sekedar untuk efektivitas pengawasan oleh Bapepam dan ketersediaan informasi bagi masyarakat, tapi juga diperlukan oleh investor (pemodal) sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan perusahaan publik diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-38/PM/2003 tentang Laporan Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambatlambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 yang kemudian diperbarui tahun 2011 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Selain itu pada tanggal 7 Desember 2006, untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK) Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-134/BL/2006
6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan. Toding dan Wirakusuma (2013) yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada industri perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan leverage, profitabilitas, reputasi kantor akuntan publik, kepemilikan manajerial dan komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Owusu-Ansah (2000) yang melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan dari 47 perusahaan di Zimbabwe, yang menguji variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, gearing, item luar biasa, bulan dari akhir tahun keuangan, kompleksitas operasi perusahaan dan umur perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, umur perusahaan dan bulan dari akhir tahun keuangan berpengaruh terhadap audit reporting lead time. Kemudian ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan dan audit reporting lead time mempengaruhi kecepatan perusahaan dalam mengumumkan pendapatan awalnya,
7 tetapi hanya ukuran perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan akhir tahun yang telah diaudit. Bukti-bukti empiris ini menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Oleh karena itu penelitian ini akan menguji ulang pengaruh leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan terutama untuk faktor-fakor yang memiliki hasil yang tidak signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, selain itu dengan menambahkan beberapa variabel yang masih jarang diteliti dan erat kaitanya terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : "Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, dan Kompeksitas Operasi Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014)
8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena di atas menunjukan masih terdapat masalah mengenai perusahaan yang masih terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannnya kepada BAPEPAM. Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena maka dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. 2. Apakah leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu : 1. Untuk mengetahui leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. 2. Untuk mengetahui leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
9 1.4 Manfaat Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya: 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam khususnya mengenai pengaruh leverage, ukuran perusahaan, opini auditor dan kompleksitas operasi perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan perbaikan khususnya mengenai leverage, ukuran perusahaan, opini auditor, kompleksitas operasi perushaaan dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2014 melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Agustus 2015 hingga penelitian selesai dilaksanakan.