BAB I PENDAHULUAN. membuat tradisi sering kali tercabut dari akar budayanya,sehingga menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
PELESTARIAN MUSIK KARINDING DI KAMPUNG MANABAYA DESA PAKUWON KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Erna Oktaviana 17 tahun dan Agin Nur Prosesta 6 tahun. Pendidikan Abah olot

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

Kesenian Sisingaan Grup Putra Mekar Jaya Pada Acara Khitanan Di kabupaten Subang

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III METODE PENELITIAN

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenal ketoprak. Ketoprak berasal dari kata tok dan prak yaitu bunyi dari kentongan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. Cianjur merupakan suatu kabupaten yang luas wilayahnya +/ ,48

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud mengungkap tentang perkembangan petikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni musik bisa dimulai dari tingkat pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat adalah salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan kesenian

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaenudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

2015 PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN. disepakati oleh adat, tata nilai adat digunakan untuk mengatur kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk ungkapan kehidupan atau pernyataan diri masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Dalam sebuah penelitian metode penelitian menjadi syarat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seni tidak selalu diwujudkan dalam bentuk seni musik, seni rupa, seni

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi serta perkembangan zaman di era globalisasi membuat tradisi sering kali tercabut dari akar budayanya,sehingga menjadi tersisih dan kemudian terancam punah. Hal ini berlaku di seluruh ranah tradisi, salah satunya adalah alat musik tradisional Sunda,karinding. Ketika budaya populer masuk,perkembangan musik tradisional karinding pun semakin kurang dikenal oleh warga masyarakat. Demikian juga di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Modernitas telah menyebabkan para kaum muda di wilayah kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang lebih mengenali budaya luar tanpa memahami maknanya. Hal ini menjadi penyebab munculnya kekhawatiran bagi sejumlah budayawan serta masyarakat khususnya di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang,yang peduli akan kesenian tradisional,seperti halnya terhadap alat musik tradisional Sunda,yang disebut Karinding. Karinding sebagai alat musik kesenian tradisional di Jawa Barat tidak hanya berkembang di tatar Sunda. Alat musik sejenis ini juga dapat ditemukan di daerah lain di Indonesia,di daerah Bali alat musik sejenis karinding disebut musik genggong, dan di Kalimantan alat musik sejenis karinding disebut tung. Irwan Saputra Nugraha, 2013 Pelestarian musik karinding di kampung manabaya desa pakuwon kecamatan cimanggung kab sumedang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Awalnya karinding berfungsi sebagai alat untuk mengusir hama wereng di sawah karena suara yang dihasilkan oleh alat musik karinding tersebut membuat hama padi tidak mendekat namun pada akhir-akhir ini karinding digunakan dalam berbagai kesempatan pertunjukan,seperti pada acara khitanan dan pernikahan.salah seorang seniman yang peduli mengembangkan penggunaan karinding dalam berbagai pertunjukan adalah Endang Sugriwa. Berkat upayanya saat ini alat karinding mulai populer di masyarakat khususnya di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon kecamatan Cimanggung kabupaten Sumedang. Endang Sugriwa, akrab disapa dengan nama Abah Olot,yang lahir pada tanggal 18 April 1978.Abah Olot lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang melestarikan alat musik karinding. Ayah Abah Olot yakni Abah Entang Sumarna juga seorang pecinta karinding. Bahkan Ia juga berperan sebagai seniman yang membuat alat musik karinding, bahkan Ia pun rela meninggalkan pekerjaannya sebagai pengrajin mebel kayu dan bambu di daerah Cipacing Kabupaten Bandung, kemudian memilih untuk menekuni alat musik karinding tersebut. Akibat kondisi Abah Entang sudah tua,saat ini ia pun tidak lagi mampu mengembangkan musik karinding tersebut. Kemudian kemampuannya dalam membuat karinding, ia mewariskan kepada anaknya yakni Endang Sugriwa. Berbekal kemampuan membuat dan memainkan karinding serta tekadnya untuk melestarikan warisan budaya leluhur Sunda, Abah Olot kemudian syiar ke Bandung dan pelosok-pelosok daerah di Jawa Barat. Dalam perjalanannya ia pun

3 bertemu dengan Dadang Hermawan alias Mang Utun pada tahun 2007. Mang Utun adalah seorang aktivis lingkungan hidup yang kemudian mengenalkan Abah Olot dengan komunitas Ujung Berung Rebel. Berkat dukungan anak-anak di Ujung Berung Rebel, sekarang karinding bisa berkembang lebih luas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Abah Olot pada tanggal 12 Agustus 2012. Ternyata sangat sedikit warga yang bisa membuat alat musik karinding. Karinding yang dulu sering dimainkan pada acara pernikahan atau khitanan mulai tidak dikenal oleh masyarakat di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor salah satunya yakni karena minimnya publikasi tentang karinding. Abah Olot kemudian dengan cuma-cuma membagikan karinding kepada siapa saja yang mau menerima dan belajar memainkan karinding. Ajakannya antara lain kepada pemuda di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Tujuannya agar karinding diterima dengan baik walau hanya sebagian pemuda saja yang mau memberi perhatian. Dengan usaha yang dilakukan oleh Abah Olot maka mulai banyak diantara mereka tertarik dan ingin belajar karinding. Setiap Rabu dan Jum at di tempat Abah Olot dibuka latihan bagi mereka yang ingin belajar karinding. Selain itu Abah Olot pun menerima pesanan karinding dari berbagai daerah. Dalam sepekan Abah Olot harus memenuhi pesanan 100 karinding bahkan bisa lebih.alat musik tradisional yang sempat dikhwatirkan punah itu kembali mewabah di kampung Manabaya RT 01/ RW 05

4 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang dan daerah lainnya. Penelitian yang di lakukan di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang tentang karinding bukan merupakan hal pertama yang dilakukan. Pada tahun 2010 telah ada penelitian tentang musik karinding, tetapi hanya meneliti tentang cara pembuatan karinding dan cara memainkannya saja. Maka dari itu peneliti ingin melanjutkan penelitian tersebut dengan lebih tertuju kepada pelestarian alat musik tradisional karinding,dengan melihat banyaknya pergeseran alat musik modern di masyarakat. Dan karena belum adanya peneliti yang melakukan penelitian secara langsung tentang pelestarian tersebut di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengajukan penelitian Pelestarian musik karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi permasalahannya bahwa: 1. Kesenian karinding masih dilestarikan di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang; 2. Kesenian karinding dikembangkan oleh Abah Olot dengan tujuan agar alat tradisional tersebut tidak punah keberadaannya dan masih dilestarikan dari berbagai generasi;

5 3. Kesenian karinding mulai dikembangkan sebagai seni tradisi warisan bagi masyarakat khususnya di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang; 4. Cara pewarisan karinding oleh Abah Olot mempunyai cara yang khas, sehingga karinding dapat diterima oleh masyarakat khususnya di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang; 5. Perlu adanya konseptualisasi pewarisan karinding dalam bentuk tulisan ilmiah agar pelestarian dan pewarisan musik karinding akan bermanfaat bagi masyarakat khususnya dikampung Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Berdasarkan identifikasi tersebut dapat dinyatakan rumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana Pelestarian musik Karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang? Agar lebih terfokus maka secara operasional dirumuskan masalahnya melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kesenian musik karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana upaya pelestarian kesenian karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang?

6 C. Tujuan Penelitian 1. kesenian musik karinding yang dikembangkan oleh Abah Olot dan upaya melestarikan alat tradisional musik karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. 2. Upaya pelestarian alat musik karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teori penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan tentang Pelestarian musik karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Bagi penelitian berikutnya dan dapat menambah pengetahuan yang lebih bermanfaat. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang musik karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. b. Bagi Kampus UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Untuk menambah perbendaharaan kepustakaan dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan mahasiswa dan masyarakat, khususnya di Universitas Pendidikan Indonesia.

7 c. Bagi daerah Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data pelestarian alat musik tradisional karinding, dan agar masyarakat lebih sadar untuk tetap menjaga pelestarian musik tradisional karinding yang ada di daerah Manabaya RT 01/ RW 05 desa Pakuwon kecamatan Cimanggung kabupaten Sumedang. d. Bagi Masyarakat dan Peneliti Selanjutnya Penelitian ini akan bermanfaat bagi masyarakat umum dan peneliti selanjutnya. Manfaat berupa masyarakat lebih mengenal alat musik tradisional khususnya alat musik karinding, dan bagi peneliti selanjutnya dapat bermanfaat sebagai informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya. E. Asumsi Pelestarian karinding di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang diawali rasa tanggung jawab dan jiwa seni yang tinggi yang dimiliki oleh Abah Olot dalam melestarikan musik tradisional karinding, Abah Olot juga membuka latihan bagi masyarakat yang ingin belajar karinding di tempat Abah Olot yang dibuka pada hari rabu dan jumat. Sehingga dapat mencegah kepunahan alat musik tradisional karinding. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk membuat gambaran secara objektif mengenai pewarisan musik karinding berupa tulisan maupun secara lisan dari yang diamati.

8 G. Teknik Pengumpulan Data Kegiatan penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya : 1. Observasi Untuk memperoleh data yang akurat dilakukan dengan menemui narasumber yaitu Abah Olot selaku pendiri grup musik tadisional karinding,melakukan pelestarian musik karinding pada masyarakat di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. 2. Wawancara Dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung terhadap Abah Olot dan orang orang yang mengetahui keberadaan musik karinding dan pelestariannya di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. 3. Studi Literatur Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan buku, majalah, artikel dan tulisan-tulisan dari internet yang berhubungan dengan penelitian. Studi literatur ini digunakan untuk mendukung atau memperkuat konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang ada di lapangan 4. Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan bantuan catatan peristiwa yang terkait dengan popularitas musik karinding. Data diperoleh dalam bentuk gambar, foto, tulisan atau catatan tentang musik karinding.

9 5. Studi Pustaka Selain observasi dan wawancara di atas, peneliti juga memerlukan sejumlah data yang hanya dapat diperoleh melalui kajian terhadap berbagai sumber kepustakaan yang sangat berkaitan dengan masalah musik karinding, seperti : buku, jurnal, karya ilmiah, laporan hasil penellitian, dan sebagainya. H. Teknik Pengolahan Data Seluruh data yang diperoleh kemudian diolah,dianalisis, dan diinterpretasikan berdasarkan metode yang digunakan peneliti. Teknik pengolahan data yang digunakan diadaptasi dari konsep Huberman dalam Sugiono (2008: 91) bahwa aktivitas dalam analisis data, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan data verifikasi.pertama, data tentang musik karinding dari lapangan direduksi dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,kemudian dicari tema dan polanya. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Data musik karinding kemudian disajikan dalam bentuk uraian atau deskripsi mengenai perencanaan, proses, dan hasil penelitian.setelah disajikan,kemudian peneliti melakukan analisis kembali mengenai penyajian musik karinding dan pelatihannya. Serta membandingkan dengan teori yang mendasarinya. Lalu peneliti menguraikan dan menarik kesimpulan mengenai data tentang musik karinding yang telah dianalisis. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan data-data yang sudah ada baik berupa data hasil lapangan ataupun berupa teori-teori yang dihasilkan oleh penelitian sebelumnya, sehingga

10 dapat menghasilkan beberapa kesimpulan. Kemudian hasil penelitian disajikan dalam bentuk draft laporan skripsi. I. Subjek Dan Lokasi Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah Abah Olot di kampung Manabaya RT 01/ RW 05 Desa Pakuwon Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang yang merupakan salah satu daerah pengrajin dan pelestari alat musik tradisional karinding.