SURVEY PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

KEEFEKTIFAN KONSELING KELOMPOK CBT UNTUK MENINGKATKAN KEMANTAPAN PEMILIHAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XI UPTD SMA NEGERI 1 TANJUNGANOM SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI IPS MAN II KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah satu-satunya cara untuk menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

Anik Sulistyowati Pembimbing I : Dr. Hera Heru SS, M.pd Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KECAMATAN KWANDANG DAN KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

ABSTRAK. : Identifikasi Karakteristik Pemilihan Karir Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Jambi : Susiladevita : EA1D209035

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

Sistem Informasi. Buku Penghubung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

Transkripsi:

SURVEY PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JALAN JAWA SURABAYA Aniek Wirastania Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Email: aniek.bk04@gmail.com ABSTRACT Guidance and counseling is a basic thing required by an individual in its development. The goal of this study was to determine how the implementation of guidance and counseling services in Junior High School Jalan Surabaya Java Academic Year 2015-2016 as well as determine the factors that affect the implementation of guidance and counseling services are effective.. The method used in this research is descriptive qualitative, This method is used to describe and understand holistically about the implementation of guidance and counseling services. The focus of activity in this study is to examine the guidance and counseling program that is currently used at school sites. Keywords: Guidance and Counseling Services Keywords: Guidance and Counseling Services ABSTRAK Bimbingan dan konseling merupakan suatu hal dasar yang dibutuhkan oleh seorang individu dalam perkembangannya. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama Jalan Jawa Surabaya Tahun Ajaran 2015-2016 serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang efektif.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk melukiskan dan memahami secara holistik tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Fokus aktivitas dalam penelitian ini adalah mengkaji program bimbingan dan konseling yang saat ini digunakan di sekolah lokasi penelitian. Kata Kunci: Layanan Bimbingan dan Konseling 1

PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Idealisme pendidikan nasional yang diusung di atas masih berbenturan dengan kondisi realitas yang ada. Bangsa Indonesia, sebagaimana dilansir oleh detik.com 15 Mei 2011 masih menghadapi permasalahan tingginya tingkat pengangguran yang disebabkan oleh beberapa faktor, dimana salah satu faktor tersebut adalah kurangnya sumber daya yang dimiliki masyarakat. Salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas pendidikan yang diberikan pada peserta didik. Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara ini, salah satu yang dilakukan adalah perbaikan kurikulum dan model pembelajaran. Layanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan, mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membina perkembangan peserta didik untuk mampu membantu diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab sehingga menjadi manusia yang berkembang optimal, produktif dan berudaya. Prinsip bimbingan dan konseling adalah Guidance For All, artinya individu memiliki hak yang sama dalam mendapatkan layanan bimbingan dan konseling, siapa pun individu itu, dari mana pun individu itu berasal, dan bagaimana pun kondisi individu itu, semua mempunyai hak layanan.. (Nurihsan & Yusuf, 2009: 17). 2

Konseling merupakan suatu layanan yang bersifat kuratif dan lebih banyak mengandalkan keterampilan berkomunikasi dalam membantu konseli dalam menyelesaikan masalahnya. Namun dalam proses konseling, konselor kurang peduli terhadap perbedaan atribut budaya antara konseli dan konselor sehingga menimbulkan jarak antara konseli dan konselor dalam proses konseling. Bimbingan yang dimaksudkan untuk membantu siswa memperolah kematangan diri dalam memperolah pengetahuan, sikap, dan keterangan yang membuat siswa mencapai prestasi yang optimal. Bersamaan dengan kondisi ini maka dapat diambil sebuah simpulan bahwa bimbingan adalah upaya untuk membentuk perkembangan kepribadian siswa. Usaha untuk menjawab tantangan kehidupan di masa depan yang menuntut adanya reformasi program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja, maka layanan bimbingan merupakan layanan yang membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karier. Secara konseptual, bimbingan sangat esensial bagi kemajuan perkembangan dan prestasi belajar siswa, walaupun dalam kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bimbingan belum berjalan efektif. Hal ini terlihat berdasarkan pengamatan penulis di mana pihak pihak lain menganggap bimbingan kurang bermanfaat, bahkan terkadang dituding tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap kemajuan prestasi belajar siswa. Konselor dalam proses layanan bimbingan dan konseling memiliki peran utama dan signifikan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Konselor sebagai seorang pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat sehingga peningkatan mutu dan pembaharuan kompetensi konselor menjadi suatu aspek yang mutlak terjadi seiring dengan semakin kompleksitas ruang lingkup permasalahan yang ditangani layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Semakin luasnya penyebaran 3

informasi dan luasnya determinasi budaya yang menjadikan karakteristik peserta didik selalu berbeda dari generasi kegenerasi maka konselor harus memiliki kompetensi yang harus selalu terupdate agar setiap permasalahan dapat terselesaikan dengan optimal.. PEMBAHASAN Observasi pada ruang BK menunjukkan sebuah kondisi yang tidak sesuai dengan standar ruang BK yang baik,hal ini dikarenakan kurangnya ruangan konseling individu, konseling kelompok, ruang tamu, serta ruangan penyimpanan data. Selain itu masih belum terlihat adanya gantungan tentang rencana pelaksanaan program BK, serta visi dan misi BK SMP Jalan Jawa, dimana kondisi ini dikarenakan tim guru BK SMP Jalan Jawa memang masih belum bisa merumuskan visi misi BK. Sedangkan hasil observasi yang telah dilakukan pada program BK, telah menunjukkan bahwa program BK yang saat ini telah dibuat oleh tim guru BK di SMP Jalan Jawa masih menunjukkan banyak kekurangan dimana dalam program tersebut tidak tercantum rasionalisasi, asumsi, tujuan, kompetensi konselor, serta rencana pelaksaan layanan BK dengan jelas. Pelaksanaan layanan BK saat ini secara frekuensi pelaksanaan konseling telah dilaksanakan setiap hari namun pemanggilan konseli dilakukan hanya berdasar pada kasus-kasus tertentu seperti presensi kelas serta keterlambatan masuk sekolah, selain itu pelaksanaan layanan BK sudah dilengkapi dengan LKS guna memfasilitasi siswa untuk memahami kondisi dirinya, namun kekurangannya semua kegiatan layanan BK yang telah dilakukan tidak ditulis dalam jurnal, serta dalam pelaksanaan konselingnya para guru BK masih kurang bisa dalam mengimplementasikan strategi dan teknik konseling dengan benar. Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan tabulasi hasil observasi yang dilakukan selama proses penelitian, yang diperkuat dengan hasil wawancara dengan tim guru BK SMP Jalan Jawa. Hasil tabulasi pedoman observasi ini selanjutkan akan dibahas lebih lanjut dengan menggunakan triangulasi data yang 4

diambil dari tiga pengumpul data yaitu hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi, serta dari analisis program yang saat ini digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah Jalan Jawa Surabaya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan langsung ke sekolah dan telah dikuatkan dengan dokumentasi didapatkan sebuah hasil bahwasanya kondisi ruang Bk yang digunakan untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah Jalan Jawa dapat dikategorikan masih sangat kurang bila dilihat berdasar standard ruangan BK yang sesuai dengan aturan ABKIN. Hal ini bisa dilihat dengan dikarenakan kurangnya ruangan konseling individu, konseling kelompok, ruang tamu, serta ruangan penyimpanan data. Kekurangan ruangan dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling maka hal ini akan secara langsung memberikan pengaruh pada efektifnya pemberian layanan bimbingan dan konseling pada siswa. Hal ini dikarenakan kondisi ruangan yang terbuka dan tidak ada sekat yang betul-betul dapat menjaga kerahasiaan konseli, sehingga azas kerahasiaan dalam konseling kurang dapat terjaga dengan baik. Hal ini akan memberikan suatu ketidaknyamanan dan kurangnya kepercayaan siswa kepada konselor sekolahnya dalam melaksanakan proses layanan konseling. Selain itu salah satu bagian yang penting dalam ruang BK di SMP Jalan Jawa masih belum terlihat adanya gantungan tentang rencana pelaksanaan program BK, serta visi dan misi BK SMP Jalan Jawa, dimana kondisi ini dikarenakan tim guru BK SMP Jalan Jawa memang masih belum bisa merumuskan visi misi BK. Kondisi dan fasilitas ruangan BK di SMP Jalan Jawa dapat dilihat dengan jelas dalam lampiran dokumentasi. Sedangkan hasil observasi yang telah dilakukan pada program BK, telah menunjukkan bahwa program BK yang saat ini telah dibuat oleh tim guru BK di SMP Jalan Jawa masih menunjukkan banyak kekurangan dimana dalam program tersebut tidak tercantum 5

rasionalisasi, asumsi, tujuan, kompetensi konselor, serta rencana pelaksaan layanan BK dengan jelas. Program yang disusun oleh guru BK SMP Jalan Jawa langsung disusun berdasar pembagian program tahunan, bulanan, serta harian. Selain itu program ini juga langsung mengelompokkan berdasar empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karier, dan bimbingan belajar. Pedoman umum yang digunakan dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling di SMP Jalan Jawa ini masih menggunakan pola 17 plus. Hal ini dinilai masih sangat kurang maksimal, dan kurang bisa memenuhi kebutuhan dalam melakukan pembimbingan serta layanan konseling bagi para siswa. Pola pelaksanaan bimbingan dan konseling sampai saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, pola 17 plus adalah pola bimbingan yang digunakan sekitar 5 tahun yang lalu. Sedangkan saat ini yang cukup banyak digunakan adalah kompetensi serta kurikulum K 13 yang pola layanan bimbingan dan konselingnya mengutamakan peminatan. Sebagai bukti studi dokumentasi, dalam bagian lampiran terdapat program bimbingan dan konseling SMP Jalan Jawa yang telah disusun oleh guru BK dan masih harus dilakukan perbaikan secara menyeluruh. Bagian-bagian yang harus ditambahkan dalam program bimbingan dan konseling adalah rasionalisasi program, asumsi, tujuan, kompetensi konselor, serta rencana pelaksaan layanan BK dengan jelas. Selanjutnya dalam program Bimbingan dan Konseling SMP Jalan Jawa ditambahkan lampiran RPP BK lengkap beserta materi yang akan diberikan pada siswa, dimana RPP BK dan materinya disusun berdasar pada need assesment siswa. Pelaksanaan layanan BK saat ini secara frekuensi pelaksanaan konseling telah dilaksanakan setiap hari namun pemanggilan konseli dilakukan hanya berdasar pada kasus-kasus tertentu seperti presensi kelas serta keterlambatan masuk sekolah, selain itu pelaksanaan layanan BK sudah dilengkapi dengan LKS guna memfasilitasi siswa untuk 6

memahami kondisi dirinya, namun kekurangannya semua kegiatan layanan BK yang telah dilakukan tidak ditulis dalam jurnal, serta dalam pelaksanaan konselingnya para guru BK masih kurang bisa dalam mengimplementasikan strategi dan teknik konseling dengan benar. Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan tabulasi hasil observasi yang dilakukan selama proses penelitian, yang diperkuat dengan hasil wawancara dengan tim guru BK SMP Jalan Jawa. PENUTUP Kondisi pada ruang BK menunjukkan sebuah kondisi yang tidak sesuai dengan standar ruang BK yang baik,hal ini dikarenakan kurangnya ruangan konseling individu, konseling kelompok, ruang tamu, serta ruangan penyimpanan data. Selain itu masih belum terlihat adanya gantungan tentang rencana pelaksanaan program BK, serta visi dan misi BK SMP Jalan Jawa, dimana kondisi ini dikarenakan tim guru BK SMP Jalan Jawa memang masih belum bisa merumuskan visi misi BK. Sedangkan hasil observasi yang telah dilakukan pada program BK, telah menunjukkan bahwa program BK yang saat ini telah dibuat oleh tim guru BK di SMP Jalan Jawa masih menunjukkan banyak kekurangan dimana dalam program tersebut tidak tercantum rasionalisasi, asumsi, tujuan, kompetensi konselor, serta rencana pelaksaan layanan BK dengan jelas. Pelaksanaan layanan BK saat ini secara frekuensi pelaksanaan konseling telah dilaksanakan setiap hari namun pemanggilan konseli dilakukan hanya berdasar pada kasus-kasus tertentu seperti presensi kelas serta keterlambatan masuk sekolah, selain itu pelaksanaan layanan BK sudah dilengkapi dengan LKS guna memfasilitasi siswa untuk memahami kondisi dirinya, namun kekurangannya semua kegiatan layanan BK yang telah dilakukan tidak ditulis dalam jurnal, serta dalam pelaksanaan konselingnya para guru BK masih kurang bisa dalam mengimplementasikan strategi dan teknik konseling dengan benar. DAFTAR PUSTAKA 7

ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung. David Geldard & Kathryn Geldard. (2001). Basic Personal Counseling; A Training Manual for Counsellors. Australia: Prentice Hall. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sudirman, Tabrani, Zainal, dan Toto. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV. Walgito, Bimo. 1993. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: A. Offset. Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan & Konseling Di Sekolah. Bandung : Rizqi Press Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Rosdakarya. Yusuf, Syamsu. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan indonesia dan Rosda. 8