BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA. Agrina 1, Reni Zulfitri

ANALISA ASPEK BALITA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI RUMAH

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernafasan

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

SUMMARY ABSTRAK BAB 1

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 ABSTRACT

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

Oleh : Tintin Purnamasari ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

TUGAS KESEHATAN KELUARGA : KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT MENINGKATKAN PEMENUHAN NUTRISI BALITA

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 :PENDAHULUAN. masih merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di. hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA (1).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan perhatian kepada klien dalam segala situasi yang berhubungan dengan

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Silvia Rane 1, Yusri Dianne Jurnalis 2, Djusmaini Ismail 3

Transkripsi:

107 BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT Agrina 1, Suyanto 2, dan Arneliwati 3 1,3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Pekanbaru 2 Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Pekanbaru E-mail: agrina@yahoo.com; suyanto@yahoo.co.id; arneliwati@yahoo.co.id Abstract: The objective of the study to determine the correlation between the age, nutrition status, and mother s knowledge on child caring to ISPA accident at home. It is designed using descriptive correlation amongst 262 mothers and their babies in the area of Sidomulyo Health Centre in Pekanbaru. Questionnaires is used to collect data and then is analyzed using univariat dan bivariate formula (chi square). The result found that mother s knowledge on child caring is low as 165 respondents (63%), ISPA accident at home is 60 respondents (22,9%), and baby nutrition status is good on 229 respondents (87,4%). It is also indicate that there is a significant correlation between babies age, nutrition status and mother s knowledge on child caring to ISPA accident at home (p value<0,05). It is suggested to improve nutrition status and mothers ability on child caring in order to prevent ISPA accident and to avoid ISPA complication. Abstrak: Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan antara usia dan status gizi serta pengetahuan ibu merawat balita dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di rumah. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi pada 262 ibu beserta balita di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner yang telah valid dan reliable. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariate (chi square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan orangtua khususnya ibu tentang perawatan penyakit ISPA adalah rendah sebanyak 165 orang (63%), kejadian ISPA pada balita sebanyak 60 orang (22,9%), status gizi balita adalah baik sebanyak 229 orang (87,4%). Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara usia anak, status gizi, dan pengetahuan ibu tentang perawatan anak dengan kejadian ISPA (p value<0,05). Perlu adanya upaya untuk meningkatkan status gizi dan kemampuan ibu dalam merawat balita agar kejadian ISPA dapat dicegah sehingga komplikasi ISPA dapat dihindari. Kata Kunci: nutrisi, ISPA, pengetahuan merawat, balita, ibu PENDAHULUAN Angka kesakitan dan kematian bayi dan balita merupakan indikator status kesehatan suatu bangsa. Angka kesakitan dan kematian bayi dan balita di Indonesia masih tinggi Berdasarkan data Depkes RI (2009), di Indonesia diketahui 157.000 bayi meninggal dunia per tahun, atau 430 bayi meninggal per hari, dan angka kematian balita di Indonesia juga masih cukup tinggi, yaitu mencapai 46 dari 1.000 balita setiap tahunnya. Bila dirinci, kematian balita ini mencapai 206.580 balita per tahun, dan 569 balita per hari. Menurut Badriul, H. S (2009), masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama tingginya angka kematian bayi dan balita di Indonesia adalah akibat malnutrisi, gangguan pernafasan (ISPA), serta diare. Penyakit terbanyak yang ditemukan di masyarakat pada balita adalah ISPA. ISPA adalah infeksi akut dari setiap bagian dari saluran pernapasan dan struktur terkait termasuk paranasal sinus, telinga tengah dan rongga pleura (Datta, 2009). World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens ISPA di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%- 20% pertahun pada golongan usia balita. Pada tahun 2010, jumlah kematian pada balita Indonesia sebanyak 151.000 kejadian, dimana 14% dari kejadian tersebut disebabkan oleh pneumonia (WHO, 2012). ISPA di Indonesia selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan sering menempati urutan pertama angka kesakitan balita. Selain itu ISPA juga sering ber- 107

108 Jurnal PARALLELA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 89-167 ada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Episode penyakit batuk, pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali pertahun, artinya seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk, pilek sebanyak 3-6 kali setahun (Kunoli, 2013). Kemenkes mencatat tahun 2007 kasus ISPA berjumlah 7,2 juta, lalu meningkat sampai 18,7 juta atau sekitar (5-6%) dari total penduduk Indonesia di tahun 2011. Jumlah ini belum termasuk pneumonia, yakni infeksi akut yang sudah sampai menyerang paru-paru yang dapat menyebabkan kematian pada balita diperkirakan angkanya mencapai 1,8 juta orang. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan parah/lanjut dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi (Junaidi, 2010). Tingginya angka kematian pada bayi dan balita, selain sering disebabkan karena kondisi kesehatan anak secara kongenital dan faktor lingkungan yang tidak sehat, juga sangat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan kemampuan keluarga melaksanakan fungsi perawatan kesehatan keluarga di rumah, sehingga keluarga tidak mampu mengenal permasalahan kesehatan secara dini, dan bagaimana melakukan perawatannya di rumah dengan tepat agar tidak terjadi tingkat keparahan bahkan kematian. Friedman, et al, (2003) menyatakan bahwa keluarga merupakan salah satu aspek penting dalam keperawatan. Hal ini disebabkan karena keluarga sebagai suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan di dalamnya. Selain itu, keluargalah yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan usia dan status gizi balita serta pengetahuan ibu merawat balita dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di rumah. METODE Desain Penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah orangtua beserta balita yang berjumlah 262 orang yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel adalah dengan random sampling untuk orang tua beserta balita. Alat pengumpul data adalah kuisioner tentang kemampuan ibu merawat balita dengan ISPA yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (chi square) dengan p value < 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu yang dimulai dari minggu pertama Juni 2014 sampai dengan pertengahan minggu ketiga Juni 2014. Data yang telah dikumpulkan meliputi karakteristik orangtua dan balita, gambaran masalah kesehatan di rumah dan gambaran pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang upaya pencegahan dan perawatan balita. Data kader meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, lama menjadi kader posyandu, dan pengetahuan kader dalam mengenal tentang perawatan balita dengan ISPA. Data yang terkumpul telah dilakukan analisa baik secara univariat maupun bivariat. Hasil analisa secara lengkap dijelaskan Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang berada pada usia bayi sebanyak 156 orang (59,5%) dan yang berada pada rentang balita sebanyak 106 orang (40,5%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada kategori bayi. Tabel 2 menunjukkan bahwa status gizi responden baik sebanyak 229 orang (87,4%), status gizi kurang sebanyak 20 orang (7,6%), status gizi buruk sebanyak 5 orang (1,9%), dan status gizi lebih sebanyak 8 orang (3,1%). Hal Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (n=262) No. Usia Jumlah Persentase 1. 0-12 bulan 156 59,5 2. 13 59 bulan 106 40,5

Balita dan Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Agrina, Suyanto, dan Arneliwati) 109 Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi (n=262) No. Status gizi Jumlah Persentase 1. Buruk 5 1,9 2. 3. 4. Kurang Gizi baik Gizi lebih 20 229 8 7,6 87,4 3,1 Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian penyakit ISPA (n=262) No. Kejadian ISPA Jumlah Persentase 1. Tidak sakit 202 77,1 2. Sakit 60 22,9 Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan (n=262) No. Pendidikan Jumlah Persentase 1. Rendah 76 29 2. Tinggi 186 71 ini menunjukkan bahwa mayoritas status gizi responden anak adalah baik Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang tidak menderita ISPA sebanyak 201 orang (77,1%) dan yang mengalami ISPA sebanyak 60 orang (22,9%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mengalami ISPA. Tabel 4 menunjukkan bahwa pendidikan responden berpendidikan tinggi sebanyak 86 orang (81%) dan yang berpendidikan rendah sebanyak 76 orang (29%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan ibu berada pada kategori tinggi. Tabel 5 menunjukkan pekerjaan responden tidak bekerja (ibu rumah tangga) sebanyak 231 orang (88,2%) dan yang bekerja sebanyak 31 orang (11,8%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Tabel 6 menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang perawatan ISPA sebanyak 165 orang (63%) berpengetahuan rendah dan sebanyak 97 orang (37%) berpengetahuan tinggi. Data ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan yang kurang dalam mengenal tentang penyakit ISPA terutama akibat lanjut ISPA dan penanganan ISPA di rumah. Pengaruh Usia Anak terhadap Kejadian ISPA Hasil analisis pengaruh antara usia anak Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan (n=262) No. Pekerjaan Jumlah Persentase 1. Tidak bekerja (IRT) 231 88,2 2. Bekerja 31 11,8 Tabel. 6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang Perawatan ISPA (n=262) No. Pengetahuan Jumlah Persentase 1. Rendah 165 63 2. Tinggi 97 37

110 Jurnal PARALLELA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 89-167 dengan kejadian ISPA (tabel 7) diperoleh hasil bahwa ada sebanyak 82,7% bayi tidak mengalami ISPA. Sedangkan balita sebanyak 68,9%, jadi usia bayi lebih cenderung tidak mengalami ISPA dibandingkan usia balita. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,014 dengan OR= 2,160 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara bermakna antara usia dengan kejadian ISPA. Usia balita lebih beresiko 2,1 kali terkena ISPA dibandingkan usia balita. status gizi kurang tidak mengalami ISPA. Sedangkan status gizi anak baik sebanyak 79,3%, jadi anak dengan status gizi baik cenderung tidak mengalami ISPA dibandingkan status gizi kurang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,017 dengan OR= 0,332 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara bermakna antara status gizi anak dengan kejadian ISPA. Anak dengan status gizi kurang akan beresiko terkena ISPA 0,3 kali dibandingkan anak dengan status gizi baik. Pengaruh Status Gizi Anak terhadap Kejadian ISPA Hasil analisis pengaruh antara status gizi anak dengan kejadian ISPA (tabel 8) diperoleh hasil bahwa ada sebanyak 56,0% anak dengan Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang Perawatan ISPA terhadap Kejadian ISPA Hasil analisis pengaruh antara pengetahuan ibu dengan kejadian ISPA (Tabel 9) diperoleh Tabel 7. Pengaruh Usia terhadap Kejadian ISPA Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru, Juni 2014 (n = 262) Usia Kejadian ISPA Total p value OR 95% CI Tidak Pernah Pernah Bayi Balita 129 (82,7%) 73 (68,9%) 27 (17,3%) 33 (31,1%) 156 (100%) 106 (100%) 0,014 2,160 (1,204 3,873) 1 Total 202 (77,1%) 60 (22,9%) 262 (100%) Tabel 8. Pengaruh Status Gizi terhadap Kejadian ISPA Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru, Juni 2014 (n = 262) Status Gizi Kejadian ISPA Total p value OR 95% CI Tidak Pernah Pernah Kurang Baik 14 (56,0%) 188 (79,3%) 11 (44,0%) 49 (20,7%) 25 (100%) 237 (100%) 0,017 0,332 (0,142 0,776) 1 Total 202 (77,1%) 60 (22,9%) 262 (100%) Tabel 9. Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Balita Sakit terhadap Kejadian ISPA Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru, Juni 2014 (n = 262) Status Gizi Kejadian ISPA Total p value OR 95% CI Tidak Pernah Pernah Kurang Baik 14 (56,0%) 188 (79,3%) 11 (44,0%) 49 (20,7%) 25 (100%) 237 (100%) 0,017 0,332 (0,142 0,776) 1 Total 202 (77,1%) 60 (22,9%) 262 (100%)

Balita dan Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Agrina, Suyanto, dan Arneliwati) 111 hasil bahwa ada sebanyak 72,1% ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan ISPA, anak tidak mengalami ISPA. Sedangkan pengetahuan baik sebanyak 85,6%, jadi ibu yang memiliki memiliki pengetahuan baik lebih cenderung anaknya tidak mengalami ISPA dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,019 dengan OR=0,436, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara bermakna antara pengetahuan ibu tentang perawatan ISPA dengan kejadian ISPA. Ibu yang memiliki pe-ngetahuan kurang maka akan beresiko 0,4 kali anak terkena ISPA dibandingkan ibu dengan pengetahuan baik. SIMPULAN Hasil penelitian memperlihatkan gambaran penyakit yang paling banyak dialami oleh balita di keluarga adalah masalah ISPA. Pengetahuan orangtua tentang perawatan balita dengan masalah ISPA mayoritas kurang. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang perawatan ISPA dengan kejadian ISPA. Disamping itu ditemukan adanya pengaruh usia terhadap kejadian ISPA dimana kejadian ISPA lebih banyak ditemukan pada anak dengan kategori balita dibandingkan dengan usia bayi. Terakhir adanya pengaruh yang bermakna antara status gizi anak dengan kejadian ISPA. DAFTAR RUJUKAN Agrina. 2007. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Melur Pekanbaru. Tahun 2006. Agrina. 2009. Pemberdayaan Masyarakat dalam Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Balita di Kelurahan Pancoran Mas Depok. KTI Spesialis Keperawatan Komunitas. Tidak dipublikasikan Agrina, 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita Bawah Garis Merah (BGM) tentang Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas di Pekanbaru Jurnal Keperawatan Profesional Indonesia Volume 2, No. 1, Juni 2010 Agrina dan Zulfitri., 2012. Efektifitas asuhan Keparawatan terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga Mengatasi Masalah Kesehatan di Keluarga. Jurnal SOROT Volume 7, No. 2, Oktober 2012 Agrina, 2010. Increasing of the posyandu lay workers ability to early detection the growth and development of the children through the posyandu lay workers training. Java International Conference Proceding in Semarang. ISBN No. 978-602-97846-0-2 Datta, P. 2009. Pediatric nursing. West Bengal: Jaypee Brother Medical Publisher. Depkes RI. 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta DepKes RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta Friedman,MM, Bowden,VR, and Jones,E.G 2003. Family Nursing: Research, Theory, and Practice. 5 th edition. Prentice Hall, New Jersey. Friedman, MM. 2003. Family nursing: Research, Theory, and Practice, 4 th edition. USA: Appleton and Lange Junaidi, I. 2010. Penyakit Paru dan Saluran Napas. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Kunoli, F.J. 2013. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: TIM. Nies.Mary A and McEwen Melanie, 2001. Community Health Nursing:Promoting the Health of Populations. Philadelphia WB Saunders Company. Saadah, N., 2004. Penelitian Perbedaan Tumbuh kembang Balita Usia 3-18 Bulan yang Menggunakan Buku KIA dengan yang Tidak Menggunakan Buku KIA. http://www. jiptunair.co.id. Diperoleh tanggal 1 Desember 2007. Utari, Weni., 2014. Efektivitas Pendidikan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

112 Jurnal PARALLELA, Volume 1, Nomor 2, Desember 2014, hlm. 89-167 Diperoleh dari http://repository.unri.ac.id pada tanggal 24 Mei 2014 Wong D.L et all., 2001. Maternal Child Nursing Care; third edition. Mosby: USA WHO. 2012. World Health Statistic 2012. Diperoleh tanggal 24 April 2013 dari http:/ /www.who.int/gho/publications/ world_health_statistics/2012/en/. Zulfitri, Agrina, Herlina, 2011. Gambaran Pelaksanaan Fungsi Keluarga. Jurnal Ners Indonesia Volume 2, No. 2, Maret 2012.