BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat, perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kompleks, abstrak, dan luas (

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya, dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Proses modernisasi dan globalisasi menempatkan bangsa Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah

BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi kesenian tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur memiliki berbagai macam bentuk kesenian daerah. Kesenian

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB 7 PENUTUP. Terakota yang merupakan kesenian asli dari kerajaan Majapahit yang hampir punah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

Sumber: data pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

\ISSN(p) : ISSN(e): Vol. 2 No. 01 Desember 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan melestarikan alam. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa yang bermacam-macam dari sabang sampai merauke. Budaya lokal pada sisi

MUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arsitektur di Indonesia adalah masuknya pola arsitektur modern yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap suku di dunia pasti memiliki kebudayaan. Sebagai hasil cipta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. lokal agar tetap dapat bersaing dengan produk internasional. kerajinan negara sendiri yang beranekragam.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Judul 2. Latar Belakang 2.1. Latar Belakang Umum Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat, perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian melanda dunia. Globalisasi politik, ekonomi dan kebudayaan memperluas cakrawala berpikir manusia kontemporer tentang hakikat eksistensinya di dunia. Kebudayaan-kebudayaan negara berkembang yang cenderung mengarah pada modern memberi pengaruh terhadap budaya tradisional negara-negara dibawahnya. Selain itu di negara-negara berkembang yang sedang mengalami transisi dari masyarakat tradisional-agraris ke masyarakat industri modern, seperti Indonesia pun timbul kekhawatiran serius akan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya yang mengarah pada krisis identitas budayabudaya bangsa. Menurut Hatta (1950), Falsafah Bhineka Tunggal Ika menggambarkan bangsa Indonesia yang terdiri atas sejumlah suku bangsa yang tersebar di penjuru Nusantara dan membentuk wilayah budaya yang berbeda-beda kondisinya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, budaya, dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Setiap suku bangsa memiliki wujud UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 1

kebudayaan yang bertumpu pada adat istiadat dan kepercayaan yang diyakininya. Kebudayaan daerah pada saat ini terasa kritis karena tergeser oleh kebudayaan modern dari barat. Perlahan masyarakat telah meninggalkan kebudayaan daerah yang sebenarnya memiliki makna yang dalam. Masyarakat menganggap kebudayaan daerah merupakan suatu pemikiran kuno yang tidak tepat pada konteks zaman sekarang ini. Budaya tidak lagi sebagai filter terhadap perkembangan zaman tetapi menjadi sebuah kenangan belaka. Tidak seluruhnya masyarakat meninggalkan kebudayaan, tetapi generasi penerus yang kian menyusut karena mayoritas beranggapan bahwa budaya lokalitas tidak selaras dengan kondisi saat ini yang cenderung mengarah pada budaya modern. Pemuda pada saat ini lebih condong kepada budaya modern karena menganggap lebih serasi pada jiwa mereka dan merupakan tren pada saat ini. Anggapan keserasian budaya modern pada jiwa pemuda sekarang menimbulkan penerimaan secara langsung kebudayaan dari luar tanpa adanya penyaringan dari lokalitas kebudayaan. Perkembangan budaya modern saat ini tidak dapat ditolak, melainkan disaring dengan dengan budaya lokalitas yang kental pada setiap daerah. Lokalitas budaya pada setiap daerah semakin lama semakin kritis dengan berkembangnya kebudayaan modern, kebudayaan tersebut telah mengalihkan pandangan masyarakat tentang kebudayaan lokalitas mereka. Kebudayaan lokalitas Malang yakni Topeng Malangan hampir ditinggalkan oleh masyarakat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2

Malang Raya sendiri. Hal ini terjadi karena tidak ada generasi penerus pembuatan Topeng Malangan yang merupakan identitas Malang Raya. Dengan sepeninggalnya Mbah Karimun yang merupakan satu-satunya tokoh budaya Topeng Malangan, Kebudayaan Seni Topeng Malangan dalam beberapa tahun kedepan akan mati jika tetap tidak adanya respon dari masyarakat Malang Raya untuk menjaga identitas budaya lokal Malang. Hal ini perlu adanya tanggapan dan tindakan serius dari Pemerintah Kota dan Kabupaten Malang untuk menangani identitas budaya Malang yang sudah kritis. Perlu adanya suatu wadah atau tempat untuk memberikan pelatihan dan edukasi terhadap masyarakat Malang Raya untuk menghidupkan kembali Kesenian Topeng Malangan ini. Dengan harapan identitas Malang Raya tetap di kenal oleh daerah-daerah lain di Indonesia dan Mancanegara. Pusat Seni Topeng Malangan merupakan wadah untuk menghidupkan kembali dan menjaga identitas Malang Raya. Dengan memberikan edukasi dan pelatihan serta pertunjukan Seni Topeng Malangan terhadap para seniman, masyarakat Malang, dan para mahasiswa budaya lokal Malang akan tumbuh kembali. Alasan Pemilihan Obyek Malang merupakan daerah yang kaya etnik dan budaya serta merupakan tujuan pendidikan. Nilai-nilai budaya dan sejarah yang tinggi diharapkan dapat menarik masyarakat terutama generasi muda untuk mengenal lebih mendalam seni dan budaya daerah. Pengenalan ini sangat penting karena demi menjaga etnik dan budaya wilayah Malang yang semakin surut. Menurunnya peminat dan generasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 3

penerus akibat dari budaya asing yang masuk kedalam masyarakat, serta beranggapan bahwa budaya lokalitas Malangan tidak sesuai budaya tren masa kini. Hal tersebut mengancam kondisi budaya lokalitas Malangan yang diambang pintu kepunahan. Pemerintah daerah juga merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga budaya khas Daerah Malang dengan memberikan wadah Pusat Kebudayaan. Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Daerah Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras (http://id.wikipedia.org/wiki/kota_malang). Di Kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur yang hanya menampilkan budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, dan Sendra tari. Realita pada saat ini Taman Krida Budaya beralih fungsi menjadi tempat untuk sebuah acara, seperti resepsi pernikahan. Selain itu Taman Krida Budaya tersebut merupakan apresiasi budaya tingkat provinsi, dan tidak berisi budaya khas Malang. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 4

Wayang Topeng Malang merupakan budaya khas asli dari Wilayah Malang. Kini keberadaannya sudah kritis, karena tidak adanya minat dan generasi penerus dari masyarakat untuk melestarikannya. Wayang Topeng Malang pada saat ini terletak di Desa Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji-Kabupaten Malang, dan juga mulai berkembang di sekitar Candi Jago Desa Jago, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Kondisinya saat ini kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Malang, terlihat tidak adanya wadah dan fasilitas yang memadai untuk melestarikan serta memberi pengenalan terhadap masyarakat yang saat ini telah condong kepada budaya modern. Pusat Seni Topeng Malangan merupakan wadah apresiasi budaya khas Malang untuk menjaga lokalitas kebudayaan yang semakin surut dan mengubah pola fikir serta mentalitas masyarakat sekitar. Dengan adanya sebuah wadah yang layak dan maksimal mengembalikan minat masyarakat dan generasi penerus pada budaya lokalitas khas Malang. Pusat Seni Topeng Malangan ini bertujuan untuk kembali mengingatkan budaya khas Malang terhadap masyarakat, untuk menumbuhkan minat dan keinginan untuk memperdalam budaya Wayang Topeng Malang. Permasalahan seperti ini juga tergambar pada Al-Qur an QS. Fushilat: 39: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 5

Artinya: Dan di antara tanda-tanda-nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, Maka apabila kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Fushilat: 39). Hikmah dari ayat di atas adalah jika ada suatu usaha untuk melestarikan budaya yang sedang surut dan hampir punah, maka dengan izin Allah akan mengubah keadaan yang surut menjadi ramai dan diminati masyarakat serta generasi penerus yang ingin memperdalam kebudayaan lokalitas Malang. Selain itu memperbaiki mental dan pola fikir masyarakat akan pentingnya identitas lokal suatu daerah, seperti sifat yang acuh tak acuh dan tidak ingin tahu terhadap budaya lokalitas di daerah Malang dan sekitarnya. Alasan Pemilihan Tema Arsitektur Nusantara merupakan arsitektur yang memiliki unsur lingkungan binaan dan wujud himpunan dari mentalitas dan daya fikir masyarakat, serta senantiasa tumbuh-berkembang dengan menghuni dan beraktivitas dalam suatu wilayah ruang Budaya Nusantara, dan berobjek perbuatan alam lingkungan. Rekontekstualisasi Arsitektur Nusantara yang mendasarkan pada aspek sosioekologi. Sasarannya adalah membentuk strategi berarsitektur yang mengarahkan arsitektur dengan masyarakat manusia dan lingkungan sekitarnya dalam satu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 6

kesatuan sistem rajutan kesetimbangan (earthship system), yang berkarakter Nusantara. Strategi ini diharapkan bisa mewujudkan arsitektur Nusantara baru yang kontekstual, berkelanjutan, dan dapat menjawab problem kemanusiaan dan lingkungan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Ruum ayat 30: Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Ar-Ruum : 30). Hikmah dari Firman Allah di atas adalah Pengembangan ilmu arsitektur di negeri ini, harus didudukkan pada pandangan keilmuan arsitektur, di titik perimbangan yang adil dan bijak, yang tidak hanya selaras dengan fithrah manusia, tetapi juga pada fithrah alam. Rekontekstualisasi Arsitektur yang mendasarkan pada aspek Cerita Babakan Panji Asmara Bangun dan Dewi Sekartaji, dalam konteks ruang Percandian dan waktu kekinian. Rekontekstualisasi merupakan upaya menghadirkan arsitektur yang baru, dengan berpijak kepada nilai-nilai Nusantara sebagai sumber inspirasinya. Pemilihan tema Rekontekstualisasi Arsitektur Nusantara bukan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 7

kembali ke masa lalu, tetapi berupaya menempatkan arsitektur dititik perimbangan yang adil dan bijak, diantara persoalan hancurnya identitas manusia dan rusaknya alam lingkungan Nusantara. Tidak hanya berpihak pada manusia saja, tetapi mempertimbangkan pada kelestarian alam (Pangarsa, 2010). 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang mendasari Rancangan Pusat Seni Topeng Malangan ini adalah: 1. Bagaimana Rancangan Pusat Seni Topeng Malangan sebagai wadah untuk menjaga dan melestarikan Seni Topeng Malangan serta menjadi Icon kota Malang? 2. Bagaimana Penerapan obyek Rancangan Pusat Seni Topeng Malangan di Kota Malang terhadap tema Rekontekstualisasi Arsitektur Candi? 1.3. Tujuan Perancangan Tujuan yang mendasari Perancangan Pusat Kebudayaan ini adalah: 1. Menghasilkan Pusat Seni Topeng Malangan sebagai wadah untuk menjaga dan melestarikan Seni Topeng Malangan serta menjadi Icon kota Malang. 2. Menerapkan obyek Rancangan Pusat Seni Topeng Malangan di Kota Malang terhadap tema Rekontekstualisasi Arsitektur Candi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 8

1.4. Manfaat Perancangan 1. Bagi Perancang Pemahaman yang mendalam tentang Pusat Seni Topeng Malangan dan paham terhadap identitas budaya lokalitas Malang. 2. Bagi Pengunjung Pusat Seni Topeng Malangan memberikan gambaran atau pengenalan terhadap identitas lokalitas kebudayaan Daerah Malang kepada para pengunjung, dan menarik minat terhadap pemuda khususnya Malang Raya sebagai bibit awal generasi penerus kebudayaan lokalitas Malang. Seni Topeng Malangan ini juga sebagai sarana edukasi bagi para pelajar maupun mahasiswa. 3. Bagi Masyarakat Sekitar Pusat Seni Topeng Malangan bisa menarik masyarakat wilayah Malang maupun luar daerah untuk berkunjung ke Malang, hal ini berpotensi besar terhadap masyarakat di sekitar Pusat Kebudayaan, karena bisa menunjang dari segi ekonomi. 4. Bagi Pemerintah Memberikan investasi yang sangat besar terhadap pemerintah daerah, karena Pusat Seni Topeng Malangan ini merupakan Pusat Kesenian pertama di daerah Malang Raya yang mewadahi dari budaya lokalitas Malang. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 9

1.5. Batasan Luasnya ruang lingkup permasalahan dalam latar belakang di atas, memerlukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut: 1. Perancangan Pusat Seni Topeng Malangan di Kota Malang ini sebagai wadah dan pertunjukkan pengenalan terhadap masyarakat dan generasi penerus kebudayaan lokalitas Malang, dan sebagai sarana edukatif untuk para mahasiswa dan seniman daerah Malang. 2. Lokasi Pusat Seni Topeng Malangan terletak di Jl. Mayjend Sungkono, Kedungkandang Kota Malang. Luas lahan 2,04 Ha, Batas sebelah utara adalah Gedung Olahraga Ken Arok, sebelah timur adalah permukiman warga, sebelah selatan adalah Gedung Telecenter Daragati, dan sebelah barat adalah Jl. Raya Mayjend Sungkono, Malang. 3. Lingkup atau skala objek pada Pusat Seni Topeng Malangan adalah Malang Raya, yakni Kota Malang. 4. Penggunaan tema Rekontekstualisasi Arsitektur Nusantara mengarah pada sudut pandang yang berinduk pada pernyataan Arsitektur Nusantara bukan pada pernyataan antropologi/etropologi. Penggunaan Arsitektur Nusantara dari pemikiran Dr. Galih Widjil Pangarsa dan Joseph Prijotomo sebagai parameter dalam menganalisis dan membuat konsep desain Arsitektur Nusantara. 5. Fungsi utama Perancangan Pusat Seni Topeng Malangan sebagai sebagai wadah untuk menjaga dan melestarikan Seni Topeng UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 10

Malangan serta menjadi Icon kota Malang yang mencakup pameran dan pertunjukkan seni dan budaya Malang. 6. Fungsi penunjang Perancangan Pusat Seni Topeng Malangan sebagai sarana pembelajaran (education) dan wisata budaya. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 11