BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

PENGGUNAAN PARTOGRAF DAN HASILNYA DI PUSKESMAS JAGIR SURABAYA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Bidan di Puskesmas Jagir patuh dalam menggunakan partograf, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa ini dengan keluarga. Bidan juga berada dalam posisi yang unik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. (Prasetyawati, 2012). Kematian ibu merupakan masalah besar, khususnya di. negara berkembang yang mencapai % (Manuaba, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukannya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

Kewenangan bidan dalam pemberian obat pada kehamilan dan proses kelahiran dan aspek hukumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya kematian ibu dan perinatal menjadi ukuran kemampuan pelayanan obstetri suatu negara. Di Indonesia, pada tahun 2008 penyebab langsung kematian maternal terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%. Indonesia dengan Angka Kematian Ibu (AKI) 390/100.000 persalinan hidup, menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang bermutu dan menyeluruh (Manuaba, 2007). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya (2014) pada tahun 2013 AKI 119,15 per 100.000 kelahiran hidup. Sistem pelayanan ibu hamil belum mampu memeriksa atau merawat setiap ibu yang hamil. Oleh karena itu kita harus berusaha sekuat tenaga menjangkau para ibu hamil atau bersalin yang masih terdapat di luar sistim pelayanan kesehatan formal (Manuaba, 2007). Ada 3 keterlambatan yang menjadi penyebab ibu hamil berisiko tidak tertolong, yaitu keluarga terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat rujukan, dan terlambat mendapat penanganan. Dampak dari 3 keterlambatan tersebut dapat mempengaruhi jumlah AKI beserta 1

alasan medis dengan resiko tinggi seperti preeklampsia (KemenKes RI, 2014). Manuaba (2007) menjelaskan bahwa World Health Organization (WHO) menciptakan sistem Patograf untuk menurunkan AKI. Sistem ini dapat memantau keadaan ibu maupun janin dikandungannya selama dalam persalinan. Jadi, dengan metoda yang baik dapat diketahui lebih awal adanya persalinan yang abnormal dan dapat dicegah terjadinya persalinan lama. Menggunakan partograf diharapkan dapat menurunkan AKI karena sebagian besar ditujukan untuk persalinan dengan risiko rendah untuk menghindari prolong dan negleted labour, menghindari persalinan berlangsung lebih dari 24 jam dan menegakkan keadaan patologis sedini mungkin. Kegagalan persalinan sebagian besar disebabkan oleh disproporsi sefalopelvik sehingga tindakan seksio sesaria semakin meningkat. Setiap penyimpangan persalinan menurut pertograf harus dievaluasi secara menyeluruh (Manuaba, 2007). PARTOGRAF telah digunakan oleh banyak negara karena harganya tidak mahal, dan dapat dipakai pada tingkat pelayanan yang lebih rendah. Dapat dipakai di puskesmas, atau pun oleh petugas kesehatan seperti bidan ynag bertugas di daerah. Dengan adanya partograf ini, maka 2

jika diperlukan dapat dengan tepat merujuk pasien kle tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Pengembangan metoda baru ini diharapkan dapat menurunkan resiko perdarahan post partum dan sepsis, mencegah persalinan macet, pecah rahim, dan infeksi bayi baru lahir. Lebih lanjut tentnag partus lama dapat membahayakan jiwa janin dan ibu. Pada partus lama, risiko terjadinya perdarahan post partum meningkat. Penyebab partus lama salah satunya adalah disproporsi kepala panggul. Apabila disprosporsi kepala panggul dipaksakan untuk melakukan persalinan maka dapat mengakibatkan ruptura uteri dan kematian janin ( Penanganan Keagwatdaruratan Obstetri di Tingkat Pelayanan Dasar, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994). Pemantauan keadaan ibu dan janin tersebut dari waktu ke waktu, dapat cepat dan sederhana mengetahui apakah ibu tersebut dapat melahirkan secara normal, kapan persalinannya harus diakhiri, atau harus segera dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih lengkap ( Penanganan Keagwatdaruratan Obstetri di Tingkat Pelayanan Dasar, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994). Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar 3

ibu akan menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15% diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran bayi sehingga perlu di rujuk ke fasilitas kesehatan rujukan ( Penanganan Keagwatdaruratan Obstetri di Tingkat Pelayanan Dasar, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994). Sangat sulit untuk menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan untuk merujuk ibu da/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi syarat bagi keberhasilan upaya penyelamatan ibu dan janin ( Penanganan Keagwatdaruratan Obstetri di Tingkat Pelayanan Dasar, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994). Berdasarkan latar belakang di atas, bahwa dalam rangka menurunkan AKI dapat menggunakan alat bantu partograf untuk pengambilan keputusan tindakan dan/atau rujukan pasien ibu bersalin. Peningkatan ini perlu diketahui lebih lanjut mengenai tingkat kepatuhan bidan menggunakan partograf dan mengenai penyebab mengapa pasien di rujuk. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti penggunaan partograf dan hasilnya di Puskesmas Jagir periode Oktober 2013 hingga Desember 2013. 4

1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf? 2. Apa penyebab pasien ibu bersalin di rujuk? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf dan mengetahui penyebab bidan mengkonsultasikan ke dokter obgyn di Puskesmas Jagir serta alasan pasien dirujuk. 1.3.2. Tujuan Khusus Mengidentifikasi kepatuhan bidan dalam menggunakan partograf. Mengidentifikasi penyebab bidan mengkonsultasikan pasien ke dokter obstetri ginekologi setempat atau merujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap (Rumah Sakit). 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Instansi Kesehatan Meningkatkan kualitas kesehatan pelayanan bagi instansi terkait dalam hal penggunaan partograf dan hasilnya. 1.4.2. Bagi Tenaga Kesehatan Menambah pengetahuan mengenai partograf, jumlah yang dirujuk dan penyebab mengapa dirujuk. 5

1.4.3. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan penelitian serupa pengetahuan dan informasi mengenai penggunaan partograf dan hasilnya. 1.4.4. Bagi Masyarakat Umum Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai penggunaan partograf dan hasilnya sebagai upaya pencegahan komplikasi. 6