BAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

Analisis Perbandingan Failover Menggunakan Protokol Routing BGP dan OSPF

Analisis Kelebihan dan Kekurangan Routing Protokol BGP dan OSPF untuk Failover Network PT.Orion Cyber Internet

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Pembimbing : Rudi Haryadi Kelas : XII TKJ A. Dynamic Routing. Tanggal : 12 Januari 2013 Nilai dan Paraf :

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

BAB III IMPLEMENTASI DAN PROSEDUR SUB NETWORK FAILOVER LINK PT. SAVERO HOTEL

BAB 3. PERANCANGAN JARINGAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Local Area Network ( LAN ) Pada PT. Kereta Api Indonesia Bandung

MANAGEMENT SYSTEM FAILOVER DENGAN ROUTING DINAMIS OPEN SHORTEST PATH FIRST DAN BORDER GATEWAY PROTOCOL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP

PENGGUNAAN MEDIA KONEKSI WIRELESS DAN SISTEM FAILOVER DYNAMIC ROUTING PROTOCOL PADA PT. VARNION TECHNOLOGY SEMESTA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB III PEMBAHASAN Jadwal kerja praktek Tabel 3.1 Jadwal kerja praktek

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2

BAB IV PELAKSANAAN PEMASANGAN DATA INTERNET

TOPOLOGI.

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

MIKROTIK. ROUTING dynamic AGUS SETYWAN. Smkn 3 buduran. sidoarjo

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

VPLS Tunnel Untuk Kebutuhan Akses Data Pada Backbone Office to Office Menggunakan Mikrotik

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Praktikum Minggu ke-11 Konfigurasi Routing OSPF menggunakan Mikrotik

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Nugroho Agus H., M.Si.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISA. 4.1 Analisa Pengujian Pemilihan Jalur Pengiriman Data

Modul 1 RB N. Pengenalan Mikrotik Router. Konfigurasi Dasar Mikrotik

Dynamic Routing Topologi 1

Tunnel dan Virtual Private Network

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

menyangkut semua router dan konfigurasi-konfigurasi yang menggunakan IP. Routing IP adalah proses memindahkan paket dari satu network ke network lain

Membuat Jaringan Point-to-Point Wireless Bridge antar BTS dengan Router Mikrotik RB 411 dan Antena Grid

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehilangan/kerusakan data maupun kesalahan pemrosesan data. [12]

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER


BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Modul 3. Routing Static

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

BAB III ANALISIS SISTEM. dan juga merupakan langkah persiapan menuju ke tahap perancangan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data. router dengan kabel Unshielded Twisted Pair sebagai (UTP) Topologi jaringan

Artikel tentang Prinsip Dasar Routing yang penulis buat pada tahun 2001

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM

JARINGAN KOMPUTER. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC

BAB III PEMBAHASAN Kegiatan Kerja Praktek

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

Modul 8 Cisco Router RIP

Transkripsi:

BAB 3 Analisis Routing Protokol BGP & OSPF 3.1 Existing Network PT. Orion Cyber Internet memiliki dua network besar, yaitu network Core dan network POP. Network core meliputi network inti yang akan menghubungkan client-client ke Internet sedangkan network POP meliputi network BTS yang dimiliki oleh Orion. Masing-masing client akan terhubung ke network POP, dari masing-masing POP akan menuju ke network Core. Dari network Core akan diteruskan ke cloud luar agar bias terkoneksi dengan Internet. Berikut diagram dari network PT. Orion Cyber Internet. Gambar 3.1 Network Core Orion 26

27 Venus Rajawali Tambun Horison Wesling Cyber Mabes Civitas Depok Tangerang Gambar 3.2 Network POP Orion Protokol routing yang digunakan oleh PT. Orion Cyber Internet adalah BGP (Border Gateway Protocol). BGP terdiri dari dua jenis, ibgp (Internal BGP) dan ebgp (External BGP). Kedua protokol routing ini digunakan di dalam network Orion. Dengan menggunakan BGP dapat menetukan best path untuk jalur yang akan dilalui. Hal tersebut menjadi salah satu keunggulan dari BGP. Akan tetapi BGP juga memiliki kelemahan berupa hold time (waktu jeda). Jika suatu link down maka sebelum link tersebut pindah ke link backup, link tersebut akan putus sebentar dan baru pindah ke link backup. Hal tersebut yang dinamakan dengan hold time. Lama hold time bisa ditentukan. Hal ini terkadang membuat client merasa terganggu, sebab semua client menginginkan koneksi yang stabil tanpa adanya downtime walaupun hanya beberapa detik. 1919 3.2 Permasalahan Permasalahan yang dihadapi adalah routing protokol BGP memiliki kelemahan berupa hold time (waktu jeda) yang mengakibatkan terganggunya koneksi client pada saat terjadi link down, maka solusi yang akan digunakan adalah dengan membandingan protokol routing yang digunakan di network PT. Orion Cyber Internet dengan protokol routing lainnya. Protokol routing yang dapat digunakan sebagai pembanding BGP adalah protokol routing OSPF (Open Shortest Path First). RIP tidak dapat digunakan karena konvergen network lebih

28 lambat dari OSPF serta RIP menggunakan hop count yang mempunyai batas hanya 15 hop count sehingga tidak mendukung di network yang besar. IS-IS dan OSPF hampir tidak memiliki perbedaan karena keduanya sama-sama menggunakan link state routing protocol serta keduanya bekerja secara area dan hirearki. Di setiap routing protokol memiliki Nilai Administrative Distance (AD) yang merupakan nilai kepercayaan dari sebuah entry route. Semakin kecil nilai AD maka semakin tinggi nilai kepercayaan terhadap entry tersebut, default nilai AD OSPF adalah 110, IS-IS 115, sedangkan RIP 120. Karena OSPF memiliki nilai Administrative Distance terendah maka OSPF diambil sebagai pembanding routing protokol yang sedang berjalan di PT.Orion Cyber Internet ini yaitu BGP (cnap.binus.ac.id). Dikarenakan tidak memungkinkannya mencoba langsung OSPF pada network Orion mengingat network tersebut sangat besar dan jika terjadi kegagalan dalam proses perpindahan routing, akan berdampak langsung pada client yang ada. Oleh karena itu dibuatlah pengetesan yang topologinya sama dengan topologi network yang existing, hanya saja yang dijadikan lingkup pengetesan adalah hanya sebagian kecil dari network yang existing. 3.3 Perancangan Arsitektur Network PT. Orion Cyber Internet memiliki network yang besar karena meliputi wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dari semua network yang ada semua menuju di titik yang sama yaitu ke titik Cyber. Dari Cyber diteruskan ke network Core yang nantinya terhubung hingga ke Internet. Node Cyber di network POP sama dengan node Distribusi 1 di network Core. Hampir semua routing yang ada memiliki backup. Link backup tersebut bisa berupa di node yang sama akan tetapi menggunakan jenis media trasmisi yang berbeda atau bisa juga menggunakan jenis media transmisi yang sama tetapi di node yang berbeda. Akan tetapi menggunakan cara apapun tetap berfungsi sama yaitu mencari link backup untuk link primary agar meminimalisir downtime. Link backup sangat diperlukan dalam suatu network terutama network yang cukup besar seperti network Orion Cyber Internet. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan link tersebut down. Jika tidak disiapkan link backup, pada saat down network tersebut tidak akan bisa digunakan dalam waktu yang tidak bias diprediksikan tergantung dari lamanya penanganan yang harus dilakukan

29 untuk memperbaiki link yang down menjadi up kembali. Proses perpindahan dari link primary ke link backup biasa disebut dengan istilah failover. Dalam failover protocol routing yang akan digunakan bias disesuaikan dengan kondisi network. Masing-masing protokol routing memiliki cara yang berbeda saat melakukan failover. BGP memiliki hold time sehingga pada saat melakukan failover terjadi downtime walaupun hanya sesaat. Hold time digunakan untuk memastikan bahwa link tersebut memang benar-benar down. Akan tetapi hal ini membuat network lebih stabil, karena link hanya akan berpindah ke backup jika kondisi link primary benar-benar down. Berbeda dengan OSPF yang tidak memiliki hold time. Link primary akan langsung berpindah ke link backup jika mendeteksi adanya down. Sedangkan down yang terjadi belum pasti down total tapi bisa juga disebabkan oleh adanya interferensi yang terjadi pada perangkat wireless. Pada saat link kembali normal, dari link backup pun akan kembali pada link primary. Sedangkan jika terjadi interferensi proses downnya hanya sebentar tetapi berkali-kali. Hal ini akan membuat link berpindah-pindah sehingga jika diterapkan pada network yang besar ditakutkan dapat terjadi looping pada routing. Hampir semua node di network Orion memiliki link backup dengan topologi yang sama. Topologi yang sama disini memiliki arti terdapat sebuah node yang menjadi source, ada juga yang menjadi link primary, link backup, dan destination. Dari hal-hal tersebut maka dapat dibuat rancangan pengetesan network seperti di bawah ini: Cyber Destination Link Primary Gambar 3.3 Network Pengetesan

30 3.4 Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Untuk melakukan pengetesan network yang akan dilakukan, diperlukan beberapa perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut: a. Perangkat Keras Nama Spesifikasi 3 buah router CPU : AR7161 680MHz Mikrotik RB450G RAM : 256MB LAN Ports : 5, Gigabit Main Storage/NAND : 512MB Notebook RAM : 1GB Mempunyai port Ethernet Untuk router yang dibutuhkan pada masing-masing node berbeda sesuai dengan kebutuhan. Biasanya yang harus diperhatikan adalah seberapa besar trafik yang akan berjalan di node tersebut. Setelah mengetahui seberapa besar trafiknya, pilihlah router dengan processor dan memory yang cukup untuk menampung trafik tersebut. Pada pengetesan yang akan dilakukan, trafik yang lewat tidak cukup besar. Hanya sekitar kurang lebih 1MB sehingga menggunakan router RB450G sudah cukup. Pengetesan ini menggunakan protokol routing BGP dan OSPF, dalam hal ini router RB450G sudah mensupport protokol routing tersebut. Notebook hanya digunakan untuk proses konfigurasi mesin dan testing sebagai client pada network pengetesan sehingga spesifikasi yang dibutuhkan cukup simple. b. PerangkatLunak Nama Spesifikasi RouterOSMikrotik Versi 5.6 MikrotikWinBox Loader Versi 2.2.18 Mikrotik selalu meluncurkan OS dalam jeda waktu yang singkat. Saat ini versi terakhir dari Mikrotik adalah versi 5.21. Karena router yang

31 kita gunakan adalah RB450G maka OS yang kita butuhkan adalah dengan tipe mipsbe. WinBox sangat diperlukan pada saat mengkonfigurasi router. Dengan WinBox proses konfigurasi lebih mudah karena sudah tersedia menu-menu untuk konfigurasi. Pilih menu sesuai dengan apa yang akan dikonfigurasikan. 3.5 Perancangan Sistem Pengetesan Tujuan dari perancangan pengujian ini adalah menganalisis kelebihan dan kekurangan dari routing protokol BGP dan OSPF sebagai salah satu solusi untuk problem yang ada di network PT. Orion Cyber Internet. Berikut dibawah ini adalah gambaran arsitektur network yang akan digunakan dalam pengujian. Gambar 3.4 Skenario Network Keterangan Gambar: Node 1 adalah tempat menguji jalannya routing yang dikonfigurasi. Node 1 ini akan menuju ke node 4 melalui node 2 dan menggunakan jalur node 5. Node 5 adalah link primary untuk menuju node 4. Akan tetapi jika node 5 down, maka node 1 menuju ke node 5 akan tetap menggunakan node 2 sedangkan jalur yang digunakan menjadi node 6 dan 7 yang juga akan melewati node 3. Node 1 adalah notebook yang dianggap sebagai client sedangkan node 2, 3, dan 4 adalah router RB450G. Kabel yang digunakan node 5, 6, dan 7 adalah UTP jenis cross sedangkan dari node 1 ke node 2 menggunakan kabel UTP jenis straight.

32 Sebelum melakukan konfigurasi, dibuatlah tahapan-tahapan dalam perancangan dan pengujian protokol routing BGP dan OSPF sebagai berikut. Gambar 3.5 Tahapan Perancangan dan Pengujian Protokol Routing Adapun tahapan-tahapan konfigurasi adalah sebagai berikut: Tahapan 1 : Pra-Konfigurasi Pada tahapan ini dilakukan persiapan untuk melakukan perancangan network seperti persiapan kabel UTP, Router RB450G, RouterOS, WinBox Loader, dan notebook. Selain itu pada tahapan ini juga dilakukan instalasi OS pada router dan instalasi WinBox loader pada notebook. Untuk OS menggunakan versi 5.6 sedangkan WinBox menggunakan versi terbaru yaitu versi 2.2.18. Setelah persiapkan IP dengan subnet / 30 sebanyak 4 blok yang digunakan untuk Notebook, Router Mabes, Router Rajawali, dan Router Cyber. Tahapan 2 : Integrasi Sistem Setelah tahapan pertama sudah selesai dan berstatus standby atau siap digunakan maka pada tahapan kedua ini dihubungkan semua komponen yang ada dalam pengujian diantaranya dengan dihubungkan semua router menggunakan kabel UTP begitu juga dengan notebook yang harus dihubungkan ke router menggunakan kabel UTP pula. Tahapan 3 : Konfigurasi Router Pada tahapan ini dilakukan konfigurasi pada router.pertamapemberian identify (nama) router untuk memudahkan dalam membedakan router. Setelah itu setting IP address pada router dengan cara menghubungkan router dengan notebook yang sudah diinstall WinBox. WinBox digunakan untuk memudahkan

33 dalam konfigurasi router. Pada saat membuka router, harus memasukkan username dan password. Karena router tersebut belum dikonfigurasi, maka gunakan username admin dan password (kosong). Setelah berhasil memasuki router, buat akses user siapa saja yang boleh mengakses router tersebut. Jika akses user sudah dibuat, lakukan setting IP address. Ketika semua sudah selesai barulah bisa mengkonfigurasi routing pada router tersebut. Tahapan 4 : Pengujian Pada tahapan ini dilakukan pengujian menggunakan protokol routing BGP dan OSPF. Sebelum melakukan pengujian pastikan bahwa protokol routing sudah established. Pengujian dapat dilakukan pada notebook yang dianggap sebagai client. Di notebook tersebut buka command prompt dan lakukan tes ping ke IP destination, yaitu IP di sisi Cyber.