BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO,

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 736 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT

AD ART Komite Sekolah

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 110 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sekolah, pembentukan komite sekolah, peran komite sekolah, fungsi komite

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN/ DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

ANGGARAN DASAR KOMITE SMP NEGERI 7 PARENGGEAN KECAMATAN PARENGGEAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BADAN KOORDINASI SERTIFIKASI PROFESI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR TAHUN.

ACUAN OPERASIONAL DAN INDIKATOR KINERJA DEWAN PENDIDIKAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

NO : SERI : D

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Transkripsi:

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan di Kabupaten Purworejo, perlu dibentuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang berperan dalam memberikan pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 59 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupalen Purworejo Nomor 9 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, ketentuan mengenai Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sebagaimana dimaksud pada huruf a, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati; c. bahwa berdar>arkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Dewan Pendidikan dan komite Sekolah. Mengingnt : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembarari Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negi ra Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4960);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Megara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044 / U / 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Purworejo (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2008 Nomor 4); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 9 l a h u n 2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2009 Nomor 9); 9. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 22 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah'(RPdMD) - Kabupaten Purworejo Tahun 2006-2010. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 3. Daerah adalah Kabupaten Purworejo. 4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyeienggara Pemerintahan Daerah. 5. Bupati adalah Bupati Purworejo. 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Purworejo. 7. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. 8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. 9. Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri dan independen yang mewalahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efesiensi pengelolaan pendidikan di Kabupaten Purworejo. 10. Komite Sekolah adalah lembaga mandiri dan independen yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efesiensi pengelolaan pendidikan pada satuan pendidikan di Kabupaten Purworejo, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah.

BAB II DEWAN PENDIDIKAN Bagian Kesatu Kedudukan dan Sifat Pasal 2 (1) Dewan Pendidikan berkedudukan di Kabupaten Purworejo. (2) Dewar Pendidikan merupakan mitra Pemerintah Daerah. (3) Dev/an Pendidikan bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga Pemerintah Daerah. (4) Tata hubungan antara Deva n Pendidikan, Pemerintah Daerah, Dewan PerwaKilan Rakyat Daerah, Dinas serta komite-komite sekolah bersifat koordinatif. Bagian Kedua Pri isip Pembentukan Pasal 3 Prinsip pombentukan Dewan Pendidikan adalah demckratis. transparan, akuntabel dan Bagian Ketiga Mekanisme Pembentukan Pasal 4 (1) Bupati membentuk Panitia Pemilihan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala sekolah, penyelenggara pendidikan) dan pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industi). (2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertugas mempersiapkan pembentukan Dewan Pendidikan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. menyusun kriteria dan mengindentrfikasi calon anggota; b. menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; c. mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat; d. menyusun nama-nama anggota terpilih; e. memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Purworejo; f. menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada Bupati. (3) Dewan Pendidikan ditetapkan dengan Keputusan Bupati dan dilantik oleh Bupati.

Bagian Keempat Organisasi Paragraf 1 Anggota Pasal 5 (1) Anggota Dewan Pendidikan terdiri atas: a. uriflur masyarakat, dapat berasal dari: 1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang pendidikan; 2. tokoh masyarakat; 3. tokoh pendidikan; 4. yayasan penyelenggara pendidikan; 5. organisasi profesi pendidikan; 6. dunia usaha/ industri/ asosiasi profesi; 7. komite sekolah. b. unsur birokrasi/ legislatif (Pemerintah Daerah atau DPRD), dengan jurnlah paling banyak 5 (lima) orang. (2) Anggota Dewan Pendidikan berjumlah gasal, paling banyak 17 (tujuh belas) orang. Paragraf 2 Pengurus Pasal 6 (1) Pengurus Dewan Pendidikan sekurang-kurangnya terdiri dari: a. Ketua; b. Sekretaris; c. Bendahara; d. Anggota. (2) Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipilih dari dan oleh anggota. (3) Ketua dipilih dari anggota yang bukan merupakan unsur birokrasi/ legislatif. Paragraf 3 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) Pasal 7 (1) Dewan Pendidikan wajib memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART).

(2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya memuat: a. nama dan tempat/kedudukan; b. dasar, tujuan dan kegiatan; c. keanggotaan dan kepengurusan; d. hak dan kewajiban anggota dan pengurus; e. keuangan; f. mekanisme kerja dan rapat-rapat; g. peiubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) serta pembubaran organisasi. Bagian Keempat Peran dan Fungsi Pasal 8 (1) Dewan Pendidikan berperan sebagai: a. pemberi pertimbangan {Advisory Agency), dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan; b. pendukung (Supporting Agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan; c. mediator antara Pemerintah Daerah dan DPRD dengan masyarakat. (2) Dewan Pendidikan berfungsi: a. mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; b. melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/ organisasi), Pemerintah Daerah dan DPRD, berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; c. menampung dan menganalisa aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; d. memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah dan DPRD mengenai: 1. kebijakan dan program pendidikan; 2. kriteria kinerja Daerah dalam bidang pendidikan; 3. kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru tutor dan kepala satuan pendidikan; 4. kriteria fasilitas pendidikan; 5. hat-hal lain yang terkait dengan pendidikan. e. mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan yang bermutu; Bagian Kelima - Tugas dan Tanggung Jawab Pasal 9 (1) Tugas Dewan Pendidikan adalah : a. menjaring dan menampung aspirasi masyarakat, Komite Sekolah, Koordinator Komite Kecamatan tentang berbagai permasalahan di bidang pendidikan; b. memfasilitasi pembentukan koordinator komite di tingkat kecamatan;

c. menganalisa kebijakan dan memberikan pertimbangan kepada lembaga teknis daerah rnengenai penggunaan anggaran pendidikan yang disediakan Pemerintah Daerah, dana dari masyarakat dan dana-dana lain yang dihimpun sekolah/ yayasan; d. membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Program Kerja Tahunan Dewan Pendidikan. (2) Dewan Pendidikan bertanggung jawab kepada Bupati. Bagian Keenam Pembiayaan Pasal 10 Pembiayaan Dewan Pendidikan berasal dari bantuan Pemerintah, Pemerintah Povinsi dan/atau Pemerintah Daerah serta sumber pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat. BAB III KOMITE SEKOLAH Bagian Kesatu Kedudukan dan Sifat Pasal 11 (1) Komit'l Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan. (2) Komite Sekolah dapat dibentuk untuk satu satuan pendidikan, atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama atau beberapa satuan pendidikan jenjang tidak sama tetapi satu lokasi yang berdekatan, atau satuan-satuan pendidikan yang dikelola oleh satu penyelenggara pendidikan. (3) Komite Sekolah merupakan mitra satuan pendidikan, bersifat rnandiri/ independen, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan Dinas maupun dengan lembaga Pemerintah Daerah. Bagian Kedua Prinsip Pembentukan Pasal 12 Prinsip nembentukar. Komite Sekolah adalah transparan, akuntabel dan demokratis.

Bagian Ketiga Mekanisme Pembentukan Pasal 13 (1) Untuk pertama kali Komite Sekolah dibentuk dan ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan melalui panitia pembentukan Komite Sekolah yang berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang, yang terdiri dari unsur prahisi pendidikan (guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan), LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh agama, dunia usaha/ industri dan orang tua peserta didik. (2) Pembentukan Komite Sekolah, untuk selanjutnya diatur dalam Anggaran Dascir dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) Komite Sekolah pada satuan pendidikan. Bagian Ketiga Organisasi Paragraf 1 Anggota Pasal 14 (1) Anggota Kcmite Sekolah terdiri atas anggota tetap dan anggota tidak tetap. (2) Anggota tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berjumlah paling banyik 9 (sembilan) orang yang dapat berasal dari: a. Unsur masyarakat: 1. orang tua/ wali peserta didik; 2. tokoh masyarakat; 3. tokoh pendidikan; 4. dunia usaha/ industri; 5. organisasi profesi tenaga kependidikan; 6. wakil alumni; 7. wakil peserta didik. b. Unsur dewan guru, yayasan penyelenggara pendidikan, unsur Pemerintahan Desa/ Kelurahan. (3) Anggota tidak tetap sebagaimana dimaksud ayat (1), berjumlah paling bany ik sama dengan jumlah rombongan belajar, yang berasal dari orang tua' wali murid peserta didik. * Paragraf 2 Pengurus Pasal 15 (1) Pengurus Komite Sekolah, sekurang-kurangnya terdiri dari: 1. Ketua; 2. Sekretaris; 3. Bendahara; 4. Anggota.

(2) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota. (3) Ketua Komite Sekolah dipilih dari anggota. (4) Kepaic, sekolah yang bersangkutan tidak dapat dipilih menjadi ketua komite sekolan. Paragraf 3 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART). Pasal 16 (1) Komite Sekolah wajib memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART). (2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya memuat:. a. nama dan tempat/ kedudukan; b. dasar, tujuan dan kegiatan; c. keanggotaan dan kepengurusan; d. hak dan kewajiban anggota dan pengurus; e. keuangan; f. mekanisme kerja dan rapat-rapat; g. peiubahan AD dan ART serta pembubaran organisasi. Paragraf 4 Peran dan Fungsi. Pasal 17 (1) Komite Sekolah berperan sebagai: a. pemberi pertimbangan {Advisory Agency) dalam penentuan dan pe'aksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; b. pendukung {Supporting Agency) baik yang berwujud fmansial, pernikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; c. pengontrol {Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan; d. mediator antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat di satuan pendidikan. (2) Komite Sekolah berfungsi: a. mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; b. melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/ organisasi/ dunia usaha/ dunia industri) dan Pemerintah/ Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Daerah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; c. menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat;

memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: 1. kebijakan dan program pendidikan; 2. roncana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS); 3. kriteria kinerja satuan pendidikan; 4. kriteria tenaga kependidikan; 5. kriteria fasilitas pendidikan; 6. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan. mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasr dalam usaha peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan yang bermutu; mengusahakan dana masyarakat dalam rangka pemenuhan pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Paragraf 5 Tugas dan Tanggung Jawab Pasal 18 (1) Tugas Komite Sekolah adalah : a. menjaring dan menampung aspirasi masyarakat; b. menganalisa kebijakan dan memberikan pertimbangan kepada Satuan Pendidikan mengenai pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS); c. membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Program Kerja Tahunan Komite Sekolah. (2) Komite Sekolah bertanggung jawab kepada masyarakat. Paragraf 6 Pembiayaan Pasal 19 Pembiayaan Komite Sekolah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VI PENUTUP Pasal 20 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai teknis peiaksanaannya, diatur oleh Kepala Dinas.

Pasal 21 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Purworejo. Ditetapkan di: Purworejo pada tanggal: 14 Desember 2009 WAKIL BUPATI PURWOREJO Ttd. Drs. H. MAHSUN ZAIN Diundangkan di : Purworejo pada tanggal : 14 Desember 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWOREJO Ttd. Ir. AKHMAD FAUZI, MA BERITA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2009 NOMOR 56 SERI E NOMOR 27