MODUL 1: DIODA DAYA PERCOBAAN 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG SATU FASA. Dioda dilambangkan seperti pada gambar di bawah ini :

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

Mekatronika Modul 6 Penyearah Gelombang menggunakan SCR

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

Politeknik Gunakarya Indonesia

4.2 Sistem Pengendali Elektronika Daya

Modul Laboratorium Sistem Kendali. Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

semiconductor devices

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

THYRISTOR. Gambar 1 Thyristor

PTE409/GANJIL-2011 ELEKTRONIKA DAYA TEUM KULIAH 2

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper

BAB V II PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK (AC REGULATOR)

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

BAHAN PERKULIAHAN. Disusun Oleh : Istanto W. Djatmiko

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

THYRISTOR & SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR)

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa. Sudirman S.*

BAB II LANDASAN TEORI

PENGERTIAN THYRISTOR

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik memegang peranan yang penting dalam industri. Pada aplikasi

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI...

A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

BAB III CARA KERJA INVERTER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN DC DRIVE SINAMICS DCM PADA SIZE PRESS

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

GENERATOR ARUS SEARAH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB IV PENYEARAH TERKENDALI (KONVERTER)

BAB II PENYEARAH DAYA

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya

Pemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM

EFEK PENGGUNAAN SCR MOTOR CONTROLLER UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

BAB 10 ELEKTRONIKA DAYA

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Simbol Dioda.

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

Transkripsi:

MODUL 1: DIODA DAYA PERCOBAAN 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG SATU FASA I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Melihat bentuk gelombang keluaran dari penyearah setengah gelombang tanpa beban pada sumber satu fasa. 2. Melihat bentuk gelombang yang dihasilkan pada beban yang berbeda. II. TEORI Dioda daya merupakan semikonduktor yang terdiri dari anoda dan katoda. Prinsip kerja dari dioda daya sama dengan dioda sinyal yaitu secara umum adalah dioda akan on (konduksi) apabila tegangan yang diberikan pada anoda lebih besar dari tegangan katoda ( Vs > 0 ). Pada saat on dioda dapat digambarkan sebagai rangkaian short circuit, sedangkan pada saat off dioda dapat digambarkan sebagai rangkaian open circuit. Berdasarkan prinsip kerja dioda maka dalam aplikasinya dalam elektronika daya dioda digunakan sebagai penyearah. Dioda dilambangkan seperti pada gambar di bawah ini : Yang membedakan dioda daya dengan dioda sinyal yaitu dioda daya: Memiliki daya yang besar Kemampuan menangani tegangan dan arus yang lebih besar Kecepatan pensaklaran (respon frekuensi) lebih rendah Kurva Karakteristik V-I dioda

Dioda daya dapat dibagi menjadi tiga jenis antara lain: Standard Dioda Fast-recovery Dioda Dioda Schottky Penyearah setengah gelombang merupakan penyearah tegangan bolak balik ( AC ) menjadi tegangan DC dengan melewatkan tegangan pada saat tegangan yang diberikan pada anoda lebih besar dari tegangan pada katoda. Sehingga bentuk gelombang keluaran yang dihasilkan akan terjadi pada setengah perioda dengan tegangan yang dihasilkan adalah nol pada period yang lainnya. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang : III. Peralatan Percobaan 1. Seperangkat Komputer 2. Software MATLAB IV. Prosedur Percobaan 1. Buka MATLAB, buka file Half_wave_rectifier_FWD.mdl 2. Atur besar nilai resistor sesuai dengan yang ditentukan oleh asisten 3. Catat dan amati nilai tegangan rms dan arus rms beban 4. Gambarkan grafik sesuai yang diminta pada lembar data percobaan 5. Lakukan langkah 2-4 dengan beban resistif-induktif (terhubung seri) dan beban resistif-kapasitif (terhubung seri). V. Tugas 1. Gambarkan rangkaian percobaan di atas dengan komponen komponennya! 2. Gambarkan bentuk gelombang keluaran di atas untuk masing-masing beban!

PERCOBAAN 2 PENYEARAH GELOMBANG PENUH SATU FASA I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Melihat bentuk gelombang keluaran dari penyearah gelombang penuh tanpa beban pada sumber satu fasa. 2. Melihat bentuk gelombang yang dihasilkan pada beban yang berbeda. II. TEORI Pada saat tegangan input ( Vs ) yang diberikan >0 maka D1 dan D4 akan menghantar ( konduksi ) dan selama Vd<0 maka D2 dan D3 akan menghantar. Fungsi dari dua buah dioda yang bekerja secara bersamaan adalah sebagai pembalik gelombang sehingga gelombang keluaran yang didapat pada setiap periodanya tidak ada gelombang yang bernilai nol. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh : III. Peralatan Percobaan 1. Seperangkat Komputer 2. Software MATLAB IV. Prosedur Percobaan 1. Buka MATLAB, buka file Full_wave_rectifier.mdl 2. Atur besar nilai resistor sesuai dengan yang ditentukan oleh asisten 3. Catat dan amati nilai tegangan rms dan arus rms beban 4. Gambarkan grafik sesuai yang diminta pada lembar data percobaan 5. Lakukan langkah 2-4 dengan beban resistif-induktif (terhubung seri) dan beban resistif-kapasitif (terhubung seri). V. Tugas 1. Gambarkan rangkaian percobaan di atas dengan komponen komponennya! 2. Gambarkan bentuk gelombang keluaran di atas untuk masing-masing beban!

MODUL II APLIKASI PENGONTROLAN FASA THYRISTOR PADA PENGATURAN MOTOR DC Tujuan 1. Memahami karakteristik dan prinsip kerja thyristor. 2. Memahami konverter setengah gelombang dan gelombang penuh satu fasa menggunakan thyristor. 3. Memahami aplikasi thyristor pada pengaturan kecepatan motor DC. Dasar Teori Thyristor adalah divais semikonduktor daya yang berfungsi sebagai switch, yang beroperasi dari keadaan non konduksi menjadi keadaan konduksi. Thyristor tersusun atas 4 lapisan p-n-p-n dengan tiga sambungan pn. Thyristor memiliki tiga terminal, yakni anoda, katoda, dan gate. Ketika tegangan anoda lebih positif dibanding katoda, maka J1 dan J3 akan forward biased, sedangkan J2 akan reverse biased, sehingga hanya sedikit arus yang bisa mengalir dari anoda ke katoda. Kondisi ini dinamakan forward blocking. Jika tegangan antara anoda dan katoda ditingkatkan, maka daerah deplesi di J2 akan hilang, yang dinamakan avalanche breakdown, sehingga terjadi aliran muatan dari anoda ke katoda. Kondisi ini disebut kondisi ON atau konduksi. Arus anoda harus lebih besar dari latching current supaya tetap terjadi aliran muatan, jika tidak, maka akan terjadi kondisi blocking. Latching current adalah arus minimum pada anoda yang dibutuhkan untuk membuat thyristor tetap dalam kondisi on. Saat tegangan katoda lebih positif dibanding anoda, maka J2 akan forward biased sedangkan J1 dan J3 reverse biased. Thyristor akan berada dalam kondisi reverse blocking. Karakteristik tegangan-arus pada thyristor adalah sebagai berikut:

Thyristor akan aktif dengan meningkatkan arus anoda. Caranya dengan pemanasan, pencahayaan, tegangan tinggi, dv/dt, atau arus gate. Jika thyristor forward biased, pemberian pulsa pada gate akan mengaktifkan thyristor. Semakin besar arus gate, maka tegangan forward blocking akan semakin menurun. Thyristor dapat di off-kan dengan cara mengurangi arus forward ke tingkat di bawah holding current. Ada beberapa metode untuk men-off-kan thyristor, yang disebut teknik komutasi. Teknik komutasi ada yang bersifat natural dan forced. Berdasarkan konstruksi dan karakteristik on/off nya, thyristor dibedakan menjadi 9 kategori: 1. Phase-control thyristor (SCRs). 2. Fast-switching thyristor (SCRs). 3. Gate-turn-off thyristor (GTOs). 4. Bidirectional triode thyristor (TRIACs). 5. Reverse-conducting thyristor (RCTs). 6. Static induction thyristor (SITHs). 7. Light-activated silicon-controlled rectifiers (LASCRs). 8. FET-controlled thyristors (FET-CTHs). 9. MOS-controlled thyristor (MCTs). Thyristor pengontrolan fasa digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang dapat diatur besarnya, caranya dengan mengatur waktu tunda atau sudut penyalaan pada thyristor. Thyristor diaktifkan dengan memberikan pulsa pada gatenya. Berdasarkan tegangan masukannya, konverter pengontrolan fasa dibedakan menjadi konverter satu fasa dan konverter tiga fasa. Pada setengah siklus positif, thyristor akan on

setelah gatenya diberikan pulsa dengan waktu tunda sebesar α. setelah ωt > α, maka thyristor akan on dan tegangan pada beban sama seperti tegangan masukannya. Baik konverter satu fasa maupun tiga fasa, masing-masing memiliki tipe semiconverter, full converter, dan dual converter. Semikonverter satu fasa memiliki rangkaian sebagai berikut: Nilai α akan mempengaruhi besarnya tegangan keluaran pada beban. Tegangan keluaran rata-rata dirumuskan sebagai berikut: Full konverter satu fasa beroperasi di dua kuadran, artinya konverter ini memiliki tegangan keluaran dengan dua polaritas dan arus keluaran satu polaritas. Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut:

Salah satu aplikasi thyristor adalah pada pengaturan motor DC. Thyristor dapat berfungsi sebagai saklar untuk mengaktifkan motor DC. Thyristor juga dapat mengatur kecepatan motor DC. Va Ia Ra Ea M Rf I f + Vf _ Pengontrolan kecepatan motor dapat dilakukan dengan pengaturan tegangan terminal, sesuai dengan rumus berikut : Ea = k.n. Ea = Va Ia.Ra dimana = (If) Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa pengaturan kecepatan motor DC Shunt berpenguat terpisah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengaturan tegangan jangkar Va dan dengan pengaturan arus medan penguat atau If. Peralatan 1 buah perangkat computer Perangkat lunak Matlab Prosedur Percobaan 1. Pengaruh pengontrolan fasa terhadap tegangan keluaran rata-rata pada semikonverter satu fasa. Langkah-langkah: - Buka program Matlab, buka simulink single_phase_semiconverter. - Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse generator. Variasikan empat nilai fasa yang berbeda dengan phase delay T1= α 1 dan phase delay T2 = α 2. - Amati dan gambarkan hasil keluaran di osiloskop untuk salah satu nilai fasa yang digunakan. - Catat besarnya tegangan dari tiap variasi nilai fasa.

2. Pengaruh pengontrolan fasa terhadap bentuk tegangan keluaran pada fullkonverter satu fasa dengan beban RL. Langkah-langkah: - Buka program Matlab, buka simulink single_phase_fullcconverter. - Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse generator. Variasikan empat nilai fasa yang berbeda dengan phase delay T1= phase delay T2= α 1 dan phase delayt3= phase delay T4 = α 2. - Gambarkan hasil keluaran di osiloskop untuk masing-masing nilai fasa yang digunakan. 3. Pengaturan kecepatan motor DC dengan pengontrolan fasa. Langkah-langkah: - Buka program Matlab, buka simulink dc_motor_control. - Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse generator. Variasikan lima nilai fasa yang berbeda dengan phase delay T1= α 1 dan phase delay T2 = α 2. - Catat besar kecepatan dalam rpm yang terlihat pada osiloskop.

MODUL III DC DRIVE I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengenal pengoperasian DC drive. 2. Mengetahui dan menentukan hubungan kecepatan dan tegangan jangkar terhadap perubahan tegangan medan pada Motor DC berpenguat terpisah terkontrol menggunakan DC Drive dengan umpan balik tegangan jangkar dan tachogenerator, baik pada kondisi tanpa beban maupun berbeban. 3. Membandingkan unjuk kerja DC Drive antara metode penggunaan umpan balik tegangan jangkar dengan metode umpan balik tachogenerator. II. TEORI Karakteristik Motor DC Motor DC umumnya digunakan pada aplikasi yang membutuhkan variasi kecepatan. Dua jenis pengaturan yang biasa digunakan untuk memvariasikan kecepatan adalah pengaturan tegangan jangkar dan pelemahan fluks medan stator. Pada motor arus searah, selain tegangan terminal Vt dan fluks kumpuran medan, kecepatan n tergantung juga pada arus jangkar Ia, tahanan jangkar Ra dan konstanta mesin k seperti yang terlihat pada rumus dibawah ini : Va Ia. Ra n k. Pada Motor DC berpenguat terpisah, metode pengaturan tegangan jangkar digunakan untuk mendapatkan variasi kecepatan motor sampai kecepatan dasar (base speed) atau kecepatan ratingnya (rated speed). Dalam metode ini, tegangan jangkar dibuat bervariasi sedangkan tegangan medan maupun arus medan dijaga tetap. Oleh karena tidak adanya perubahan beban, maka arus jangkar pun tetap sehingga besar torsi elektromagnetik untuk metode ini tetap, seperti yang ditunjukkan pada rumus di bawah ini :

k..ia Karena itulah, Motor DC dengan metode pengaturan tegangan jangkar ini beroperasi pada daerah torsi tetap. Metode pelemahan fluks digunakan untuk mendapatkan variasi kecepatan motor di atas kecepatan dasarnya. Dalam metode ini, arus medan yang diaplikasikan dibuat bervariasi sedangkan tegangan jangkar maupun beban motor dibuat tetap sehingga sehingga daya keluaran yang dihasilkan juga tetap. P d = n Karena itulah, Motor DC dengan metode pelemahan fluks ini beroperasi pada daerah daya keluaran tetap. Karakteristik kerja kedua metode pengaturan kecepatan ini dapat dilihat dari grafik berikut ini : N N N > Nb Nb Nb N < Nb Va If Va rating If rating a) b) Pengaturan Kecepatan: a) Pengaturan Tegangan Jangkar b) Pelemahan P / Torsi Kecepatan Daya N Pengaturan Va Pelemahan Variasi Kecepatan terhadaptorsi dan Daya

Operasi Motor DC Dalam aplikasi variasi kecapatan, Motor DC dapat beroperasi dalam satu atau lebih mode operasi yakni motoring, regenerative breaking, dynamic breaking, dan plugging. Motor DC dikatakan beroperasi dalam empat kuadran jika motor tersebut dapat mencapai karakteristik operasi sebagai pembalik kecepatan motor dan regenerasi daya di kedua arah putaran motor, yaitu arah putaran maju (forward direction) dan arah putaran berbalik (reverse direction). Kondisi operasi empat kuadran, tergantung dari karakteristik torsi dan kecepatan yang dihasilkan seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini : Gambar operasi 4 kuadran motor DC DC Drive Motor DC dapat menghasilkan variasi kecepatan dan starting torsi yang tinggi. DC drive merupakan komponen utama untuk melakukan pengontrolan karakteristik motor DC. DC drive dapat memvariasikan kecepatan dan torsi motor DC.

Controlled rectifier dan chopper digunakan dalam melakukan pengontrolan karakteristik motor DC. controlled rectifier pada umumya menggunakan thyristor untuk melakukan penyearahan terkontrol. Chopper yang biasa kita kenal sebagai DC-to-DC Converter menggunakan power BJT, Power MOSFET, GTO, atau forced-commutated thyristor untuk melakukan switching. DC drive secara umum diklafisikasikan dalam 3 tipe, diantaranya: 1. Single-phase drives a. Single-phase half-wafe-converter drives b. Single-phase semiconverter drives c. Single-phase full-converter drives d. Single-phase dual-converter drives 2. Three-phase drives a. Three-phase half-wafe-converter drives b. Three-phase semiconverter drives c. Three-phase full-converter drives d. Three-phase dual-converter drives 3. Chopper drives Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Penguatan Terpisah Dengan Sistem Umpan Balik Kecepatan Diagram blok sistem kontrol kecepatan lup tertutup Motor DC berpenguatan terpisah dengan suatu pembatas arus ditunjukkan oleh gambar berikut ini : Referensi Suplai Daya AC + -- + Pengontrol Pengontrol Rangkaian -- Konverter MAS Beban Umpan Balik Umpan Balik Diagram blok kontrol kecepatan lup tertutup dengan pembatas arus

Pada sistem pengaturan kecepatan tanpa umpan balik (konvensional), perubahan beban maupun perubahan arus medan akan mengakibatkan perubahan kecepatan. Namun untuk sistem pengaturan dengan umpan balik kecepatan, hal ini tidak terjadi karena kecepatan yang dihasilkan motor akan diumpanbalikkan dalam bentuk sinyal untuk selanjutnya dibandingkan dengan sinyal masukan (referensi). Sinyal kesalahan yang merupakan selisih antara kedua sinyal tersebut akan diteruskan melalui suatu rangkaian kontroler. Keluaran kontroler inilah yang nantinya akan mempengaruhi besar sudut tunda penyalaaan konverter sehingga suplai tegangan jangkar akan terkontrol untuk mempertahankan kecepatan motor pada kondisi semula (sesuai dengan referensi yang dikehendaki). Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Penguatan Terpisah Dengan Sistem Umpan Balik Tegangan Jangkar. Pengaturan dengan sistem umpan balik ini bertujuan untuk mempertahankan besar tegangan jangkar tetap sesuai referensi yang dikehendaki. Besar tegangan jangkar yang sebelumnya dikonversikan dalam bentuk sinyal, akan diumpanbalikkan dan dibandingkan terhadap sinyal referensinya. Selisih kedua sinyal tersebutnya akan mempengaruhi besarnya sudut tunda penyalaan konverter sehingga besar tegangan tegangan jangkar motor akan konstan. III. ALAT-ALAT PERCOBAAN 1 perangkat komputer Software Matlab IV. PROSEDUR PERCOBAAN A. PERCOBAAN TANPA BEBAN DENGAN UMPAN BALIK TACHOGENERATOR 1. Buka file simulink rangkaian umpan balik tachogenerator.

2. Pastikan feedback pada posisi tacho dan kontrol pengatur beban dalam kondisi tanpa beban. 3. Set tegangan medan 120 V arus medan, tegangan jangkar, arus jangkar dan kecepatan. 4. Kemudian catat pula arus medan, tegangan jangkar, arus jangkar dan kecepatan untuk setiap penurunan 20 V tegangan medan, hingga mencapai 60 V B. PERCOBAAN BERBEBAN DENGAN UMPAN BALIK TACHOGENERATOR 1. Buka file simulink rangkaian umpan balik tachogenerator. 2. Pastikan feedback pada posisi tacho dan kontrol pengatur beban dalam kondisi berbeban. 3. Set tegangan medan 120 V catat arus medan, tegangan jangkar, arus jangkar dan kecepatan. 4. Kemudian catat pula arus medan, tegangan jangkar, arus jangkar dan kecepatan untuk setiap penurunan 20 V tegangan medan, hingga mencapai 60 V C. PERCOBAAN TANPA BEBAN DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN JANGKAR. 1. Buka file simulink rangkaian umpan balik tachogenerator. 2. Pastikan feedback pada posisi tegangan jangkar dan kontrol pengatur beban dalam kondisi tanpa beban. 3. Set tegangan medan 120 V catat arus medan, tegangan jangkar, arus jangkar dan kecepatan. 4. Kemudian catat pula arus medan, tegangan jangkar, arus jangkar dan kecepatan untuk setiap penurunan 20 V tegangan medan, hingga mencapai 60 V D. PERCOBAAN BERBEBAN DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN JANGKAR. 1. Buka file simulink rangkaian umpan balik tachogenerator. 2. Pastikan feedback pada posisi tegangan jangkar dan kontrol pengatur beban dalam kondisi tanpa beban.

3. Set tegangan medan 120 V catat arus medan, tegangan jangkar, arus jangkar dan kecepatan. 4. Kemudian catat pula arus medan, tegangan jangkar, arus jangkar dan kecepatan untuk setiap penurunan 20 V tegangan medan, hingga mencapai 60 V V. TUGAS 1. Buatlah data hasil pengamatan dalam bentuk tabel untuk masing-masing percobaan. 2. Buatlah grafik hubungan antara tegangan jangkar dan tegangan medan untuk percobaan dengan feedback tachogenerator. 3. Buatlah grafik hubungan antara kecepatan terhadap arus medan dan arus jangkar untuk kondisi berbeban pada percobaan feedback tegangan jangkar. 4. Dalam kasus umpan balik tachogenerator, mengapa kecepatan motor konstan dan mengapa tegangan jangkar turun ketika tegangan medan dikurangi. 5. Dalam kasus umpan balik tachogenerator berbeban, mengapa arus jangkar meningkat sebanding dengan penurunan tegangan jangkar. 6. Dalam kasus umpan balik tegangan jangkar, mengapa tegangan jangkar konstan dan mengapa terjadi penurunan kecepatan ketika tegangan medan turun. 7. Jelaskan apa yang terjadi dalam kasus umpan balik tegangan jangkar untuk kondisi tanpa beban dan berbeban. 8. Jelaskan hubungan yang diperoleh antara sistem pengaturan motor DC dengan umpan balik tacho dan umpan balik tegangan jangkar. Referensi : Power Electronics (Circuit, Device, and Applications) by Muhammad H. Rashid

MODUL IV AC DRIVE I.Tujuan 4. Mengetahui dan memahami pengaturan motor induksi. 5. Mengetahui dan memahami prinsip kerja PWM inverter. 6. Memahami cara kerja AC Drive. II.Dasar Teori AC Drive merupakan alat yang pada umumnya digunakan untuk mengendalikan kerja daripada mesin arus bolak-balik. Dari rumus torsi mesin induksi dibawah ini : τ : Maka ada beberapa parameter yang dapat diatur yaitu: Tegangan Frekuensi Arus Dari parameter tersebut maka motor induksi dapat diatur kecepatan dan torsi sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. PWM inverter adalah salah satu cara untuk mengendalikan kerja motor induksi dengan memvariasikan tegangan dan frekuensi. Gambar 1. PWM Inverter 3 fasa

Gambar 2. Pembentukan Sinyal PWM Dari grafik dan rumus diatas dapat dilihat bahwa frekuensi dan tegangan dapat diatur menggunakan PWM. Dibawah ini merupakan blok diagram adjustable-speed AC Drive (PWM-VSI DRIVES) AC input VOLTAGE BOOST SLIP COMPESATION Io RECTIFIER SPEED CONTROL CIRCUIT ws PWM CONTROLLER INVERTER wref CURRENT LIMITER CIIRCUIT MOTOR Vd Limiter Measured VD

Komponen Blok diagram diatas adalah : PWM Controller Voltage Booster Current Limiter Circuit Rectifier Inverter Speed Control Circuit Motor III. Peralatan 1. 1 Unit TecQuipment NE 7021 AC Machine Control Console 2. 1 Motor Induksi 3. Kabel-kabel penghubung IV. Langkah Percobaan Percobaan AC Drive dengan PWM Voltage Boost: a) Voltage Boost 0% 1. Menyalakan modul AC Drive 2.Set Voltage Boost 0% 3. Meningkatkan frekuensi drive sampai motor mulai berputar 4. Catat berapa frekuensi drive 5. Tingkatkan nilai frekuensi drive sampai 50Hz 6. Catat nilai arus,tegangan, dan kecepatan motor setiap kenaikan 10Hz 7. Turunkan frekuensi drive sampai motor berhenti total.

b) Voltage Boost 6% 1.Set Voltage Boost 6% 2. Meningkatkan frekuensi drive sampai motor mulai berputar 3. Catat berapa frekuensi drive 4. Tingkatkan nilai frekuensi drive sampai 50Hz 5. Catat nilai arus,tegangan, dan kecepatan motor setiap kenaikan 10Hz 6. Turunkan frekuensi drive sampai motor berhenti total. 7. Matikan modul AC drive Referensi : Rashid,Muhammad H., Power Electronics (Circuit, Device, and Applications),1993:New Jersey. Mohan,Undeland,Robbins, Power Electronics (Converter,Application, and Design),2004.