BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. sering disebut Classroom Action Research dalam bahasa inggris. Yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subyek/obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang a) praktik-praktik kependidikan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah sebuah proses. Oleh karena itu, mekanisme proses yang

BAB III METODE PENELITIAN. dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru menjelaskan PTK adalah suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Action Research (CAR). Menurut Kemmis dalam Rochiati menjelaskan bahwa

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Menurut Arief Furchan (2007:39), metode penelitian merupakan strategi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. ini adalah Kemmis dan Taggart. Basrowi mengatakan bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah model pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (classroom action research) yang artinya suatu kegiatan ilmiah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. prestasi belajar, kelas dan sekolahan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III POSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN. sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya serta bertujuan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris disebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Istilah dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research, dari

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas atau PTK (classroom action research). Penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE DAN RENCANA TINDAKAN. pada saat terjadinya interaksi antara guru dengan siswa. 1 Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Penelitian yang berjudul: Penerapan Strategi True Or False untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian yang berjudul; Peningkatan Perilaku Birrul Walidain pada

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. inggris disebut dengan istilah classroom action reseach. Dari nama tersebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian yang digunakan adalah metode action research atau

Transkripsi:

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. 1 Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Pada sisi lain, penelitian tindakan kelas akan mendorong guru untuk memikirkan apa yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. Bahkan, keterlibatan mereka dalam penelitian tindakan kelas ini akan menjadikan dirinya menjadi pakar 1 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 44-45. 34

35 peneliti di kelasnya, tanpa bergantung pada para pakar peneliti lain yang tidak tahu mengenai permasalahan kelasnya sehari-hari. 2 Penelitian yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas ini, menggambarkan bagaimana suatu strategi pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dengan begitu perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini berupa pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tipe Practice-rehearsal Pairs yang diterapkan pada pembelajaran berbicara bertelepon. B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut: a. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III. 2 Masnur, Muslich, Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 10.

36 b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 oktober 2014 dan tanggal 20 bulan Oktober 2014, pada semester ganjil tahun palajaran 2014/2015. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender pendidikan madrasah yang bersangkutan karena dalam PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. c. Siklus PTK PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan ketuntasan belajar siswa pada keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Practice-rehearsal Pairs. Apabila dari hasil tindakan yang dilakukan pada siklus 1 belum memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan oleh peneliti, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus 2 untuk melihat peningkatan dari siklus 1. 2. Subjek penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III-b yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 9 laki-laki dan 11 perempuan.

37 C. Variabel yang Diselidiki Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu: Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Pembelajaran Aktif tipe Practice-rehearsal Pairs Kelas III MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo. Adapun sub variabel yang diselidiki antara lain: 1. Variabel input : siswa-siswi kelas III MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo. 2. Variabel output : peningkatan keterampilan berbicara siswa. 3. Variabel proses : implementasi strategi pembelajaran aktif tipe Practice-rehearsal Pairs. D. Rencana Tindakan Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan model Kemmis & Mc. Taggart, karena dalam penelitian ini dilakukan dalam satu siklus yang terdiri dari 4 komponen yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), tahap observasi (observing), dan tahap refleksi (reflecting). Setelah implementasi satu siklus kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang dengan melanjutkan ide utama dalam siklus tersendiri sampai beberapa siklus. 3 3 Nur Hamim dan Husniyatus S., Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Revka Petra Media, 2009), 68.

38 Secara sederhana prinsip pelaksanaan tindakan kelas menurut Kemmis & Mc. Taggart dapat digambarkan sebagai berikut: PERENCANAAN Siklus I REFLEKSI TINDAKAN OBSERVASI Siklus II PERENCANAAN OBSERVASI TINDAKAN REFLEKSI Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakam Kelas Model Kemmis & Mc. Taggart (1988) Dalam Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilakukan dengan empat komponen yang tersebut di atas. Sesudah satu siklus selesai diterapkan, lalu pada tahap refleksi diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilakukan untuk siklus berikutnya.

39 1. Siklus I Langkah-langkah dalam siklus ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan (planning) Kegiatan perencanaannya meliputi: 1) Menyusun rancangan pembelajaran atau RPP yang bertujuan untuk membuat jalan cerita proses pembelajaran pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung meliputi tujuan pembelajaran, alokasi waktu, strategi pembelajaran, media pembelajaran, skenario pembelajaran, alat evaluasi, dan lembar kerja siswa. 2) Menyiapkan instrumen penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang diperoleh. 3) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan untuk proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting) Tahapan ini merupakan penerapan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Practice-rehearsal Pairs sebagai pembelajaran secara nyata di kelas III MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo. Kegiatan pelaksanaan tindakan ini mengacu pada skenario dan langkah kegiatan pembelajaran yang tertera di RPP.

40 c. Observasi Yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang dengan penggunaan instrumen penelitian. 1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat. 2) Aktivitas siswa dalam melakukan praktik berbicara. 3) Mengadakan evaluasi akhir. d. Refleksi (reflecting) Perenungan tentang bagaimana tingkat keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo. Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan serta rencana bagi tindakan siklus berikutnya. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan ketika melaksanakan refleksi : 1) Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil observasi. 2) Merevisi proses pembelajaran terhadap hal-hal yang masih dianggap sulit oleh siswa. 3) Memberi solusi untuk mengatasi masalah siswa.

41 2. Siklus II a. Rencana Tindakan (planning) Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Menyusun rencana pembelajaran sesuai hasil refleksi siklus I 2) Menyiapkan instrumen 3) Menyiapkan media pembelajaran b. Pelaksanaan Tindakan(acting) Tahapan ini merupakan penerapan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Practicerehearsal Pairs sebagai pembelajaran secara nyata di kelas III MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo. Kegiatan pelaksanaan tindakan ini mengacu pada skenario dan langkah kegiatan pembelajaran yang tertera di RPP. c. Observasi Observasi pada siklus II ini juga dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator untuk mengetahui performansi guru dan aktifitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung untuk kemudian dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Observasi performansi guru juga dilakukan oleh guru kolaborator, sedangkan observasi aktifitas siswa dilakukan oleh peneliti yang juga bertindak sebagai pengajar. Hasil observasi

42 dievaluasi dan dibandingkan untuk mengetahui hasil peningkatan yang diperoleh dari siklus sebelumnya. d. Refleksi (reflecting) Hal-hal yang dilakukan ketika melaksanakan refleksi siklus II adalah: 1) Melakukan refleksi terhadap penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe Practice-rehearsal Pairs dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa 2) Melakukan refleksi terhadap proses belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran 3) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa 4) Menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran berbicara bertelepon melalui strategi pembelajaran aktif tipe Practice-rehearsal Pairs. Dalam tahap refleksi siklus II ini, jika hasil refleksi dari proses kegiatan pembelajaran yang dilihat dari RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa sudah baik dan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai target yang direncanakan yakni 75%, maka siklus terhenti sampai siklus II.

43 E. Data dan Cara Pengumpulannya Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni : data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dan Data kualitatif yaitu berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa dalam pembelajaran. 4 Dalam penelitian ini, data diperoleh dari siswa dan guru ketika pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Practicerehearsal Pairs berlangsung. Dalam memperoleh data, penulis menggunakan beberapa cara antara lain: a. Wawancara Menurut Hopkins (1993: 125) dalam Metode Penelitian Tindakan Kelas, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orangtua siswa, dll. 5 Panduan wawancara yang sudah disusun secara tertulis sesuai dengan masalah, kemudian digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi. 6 Wawancara ini dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian. Metode ini digunakan peneliti sebagai data pendukung 4 Kunandar, Langkah Mudah, 128 5 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Rosdakarya, 2008), 117. 6 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 211.

44 dalam penelitian untuk memperoleh data yang kaitannya dengan sikap atau pendapat siswa, kesulitan-kesulitan, dan kesan-kesan siswa kelas III di MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo dalam melaksanakan pembelajaran berbicara bertelepon b. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. 7 Metode observasi yang digunakan yaitu jenis observasi partisipasi aktif. Dimana dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber. 8 Observasi ini digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran baik aktivitas guru maupun siswa kelas III di MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo dengan menggunakan lembar observasi yang memuat beberapa kriteria pengukuran yang telah ditetapkan. c. Non-Tes (Performance Assessment) Pada penelitian ini, teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal berbicara adalah non-tes. Non-tes merupakan alat penilaian yang yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi keadaan siswa tanpa menggunakan alat tes. 9 Penilaian yang dilakukan 7 Kunandar, Langkah Mudah., 143. 8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, (Bandung: alfabeta, 2008), 227. 9 Burhan Nurgiyanto, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 1987), 52.

45 dengan teknik non-tes terutama jika informasi yang diharapkan diperoleh berupa tingkah laku afektif, psikomotor, dan lain-lain. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang bersifat psikomotor. Penilain kinerja (Performance Assessment) digunakan untuk menilai hasil kinerja siswa. Penilaian ini didasarkan atas keterampilan peserta didik dalam berbicara Bahasa Indonesia pada materi bertelepon dengan cara praktik. Penilaian kinerja (Performance Assessment) adalah penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. 10 Kinerja yang dapat diamati seperti membaca puisi, bermain peran, bernyanyi, dll. Penilaian kinerja (Performance Assessment) mempunyai dua karakteristik (ciri-ciri) dasar: 1) Peserta tes (siswa) diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan), misalnya eksperimen. 2) Produk dari Performance Assessment lebih penting daripada perbuatannya (Performance). 11 10 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), 100-101. 11 Tim Penyusun Bahan Ajar PLPG, Bahan Ajar Pendidikan & Latihan Profesi Guru, (Surabaya: LPTK IAIN Sunan Ampel, 2011), 125.

46 Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes performance. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbicara bertelepon yang ditujukan kepada siswa kelas III di MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo. F. Analisis Data Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan rumus nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif yaitu bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 12 1. Analisis Data Kualitatif Data kualitatif seperti respon guru dan siswa dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) dianalisis secara kualitatif. Untuk menguji derajat kebenaran penelitian dalam menganalisis data kualitatif ini peneliti melakukan validasi dengan triangulasi, yaitu analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. 13 Triangulasi ini dilakukan 12 Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV.Yrama Widya, 2009), 40. 13 Kunandar, Langkah., 108.

47 berdasarkan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang guru, siswa, dan peneliti sendiri. 2. Analisis Aktivitas Guru dan Siswa Aktivitas guru dan siswa dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) serta hasil belajar yang dicapai siswa dianalisis dengan deskriptif persentase. Sesuai dengan pernyataan Prof. Dr. Suharsimi Arikunto bahwa untuk dapat dicatat sebagai suatu prestasi belajar, guru diwajibkan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh menjadi skor berstandar 100. 14 Maka untuk analisis aktivitas guru dan siswa dalam PBM dianalisis dengan mengklasifikasi tingkat keaktifan dalam kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Selanjutnya jumlah skor yang diperoleh dari pengklasifikasian tersebut dibandingkan dengan skor maksimum lalu dikalikan 100% untuk mengubah skor mentah menjadi skor berstandar 100. a. Guru Data hasil pengamatan pengelolaan kelas untuk pembelajaran yang menerapkan strategi pemebalajaran aktif tipe practice-rehearsal pairs di analisis dan dihitung dengan menggunakan rumus: 14 Suharsimi Arikunto, Dasar.., 236.

48 Keterangan : P = angka persentase F = jumlah skor dalam tahapan N = jumlah skor ideal tahapan kegiatan pembelajaran tiap siklus Adapun jumlah masing masing tahapan dalam pembelajaran yang mampu dilakukan guru, diberikan kriteria penialaian dengan skor 1(sangat kurang), 2 (kurang), 3 (baik) dan 4 (sangat baik). Sedangkan jumlah skor ideal dalam tahapan kegiatan pembelajaran berjumlah 19 tahap dikalikan skor maksimal 4. Tabel 3.1 Tingkat keberhasilan guru dalam pembelajaran Tingkat keberhasilan 90 % 80 89 % 60 79 % 40 59 % 40 % Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang b. Siswa Hasil pengamatan aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung di analisis dengan menggunakan presentase setiap indokator yang dihitung dengan rumus:

49 Keterangan: P = jumlah presentasi siswa yang diamati tiap kategori f = banyaknya aktifitas siswa setiap kategori N = banyaknya aktifitas siswa keseluruhan dalam pembelajaran 3. Analisis Hasil Tes Siswa Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara memberikan tes dengan teknik non-tes yang berupa kinerja siswa (performance assessment) pada setiap akhir siklus. Untuk analisis hasil tes siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai siswa. a. Penilaian Tes Adapun penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-tes berupa penilaian kinerja (performance assessment). Untuk analisis hasil tes siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai siswa. Dapat dituliskan dengan rumus: Nilai = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal (1) Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa untuk memperoleh nilai rata-rata. Adapun analisis tes

50 tersebut menggunakan nilai rerata kelas yaitu dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian dibagi jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata. 15 Sudjana menyatakan bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus : (2) Keterangan: X X N = Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa b. Penilaian ketuntasan belajar Pada penelitian ini, peneliti menganggap bahwa strategi pembelajaran Practice-rehearsal Pairs dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa jika siswa mampu menyelesaikan tugas dan memenuhi ketuntasan belajar yaitu minimal 75% dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut 16 15 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009),71. 16 Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan...,42.

51 Tabel 3.2 Tingkat Keberhasilan Belajar Tingkat keberhasilan (%) 90-100% 80-89% 60-79% 40-59% <40% Arti Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah rumus 17 : Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa dapat digunakan P = Siswa yang tuntas belajar x100% siswa Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. G. Indikator Kinerja Indikator adalah acuan penilaian untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi. Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah tampil pada siswa, dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau sesudahnya. 17 Haris Supatno, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru / PLPG 2008, (Surabaya : Departemen UNESA, 2008), 185.

52 Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0%-100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 75%. 18 Penelitian ini bisa dikatakan berhasil apabila nilai yang diperoleh guru dalam aktifitas pembelajaran pada saat proses pembelajaran dilaksanakan adalah 75%. Dan siswa dalam kelas tersebut 75% telah mendapatkan nilai minimal 75. Menurut kriteria ketuntasan belajar klasikal dapat dicapai apabila dikelas tersebut telah terdapat 75% siswa yang mendapat nilai 75. H. Tim Peneliti dan Tugasnya Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III MI Ma arif Pademonegoro Sukodono Sidoarjo, dalam hal ini Ibu Dra. Miftakhul Mutho ah beliau menjadi pihak kolaborator yang melaksanakan pembelajaran bersama peneliti di kelas sekaligus bersama-sama sebagai observator. Peneliti dan kolaborator bertanggung jawab penuh dalam penelitian tindakan kelas ini. Mereka terlibat dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya. 18 Iyandri, Hakikat Kriteria Dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran (Januari 30, 2011). http://id.shvoong.com/how-to/writing/2109453-hakikat-kriteria-dan-indikatorkeberhasilan/#ixzz1lggj6lsv.