BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bisa berjalan dengan lancar. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghimpun maupun menyalurkan dana, hal ini terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada

IV. GAMBARAN UMUM. bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). perbankan syariah. Sedangkan suku bunga kredit, presentase profit dan loss

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri diikuti oleh kenaikan harga barang-barang dan jasa yang lain di

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

1. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga dirasa perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada tahun 2012 hingga 2013 UMKM menyumbang kan. tahun 2013 sektor ini mampu 97,16% dari total tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan nasional selama kurun waktu tahun 2003 sampai 2009

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Sebagimana keinginan masyarakat indonesia akan hadirnya ke giatan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak orang berlomba untuk berinvestasi. Baik itu dari kalangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar, namun kini telah berubah menjadi sektor yang sangat berpengaruh bagi perekonomian suatu negara. Bahkan aktivitas dan keberadaan perbankan sangat menentukan kemajuan suatu negara. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan di eksternal perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, sosial, hukum, pertahanan dan keamanan. Dalam pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dengan kata lain bank merupakan lembaga perantara keuangan yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit). Sebagai lembaga keuangan, bank amat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pengaturan gerak langkah perbankan sangat erat kaitannya dengan kebijakan moneter pemerintah, sebagaimana erat kaitannya antara bank dengan uang. Pengaturan arus uang dari masyarakat, harus diselenggarakan secara teratur dan berencana serta diarahkan bagi kesejahteraan masyarakat. Perbankan syariah merupakan bagian dari perbankan nasional. Perbankan syariah telah menjadi fenomena global yang sudah tidak asing lagi, bahkan termasuk di negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas muslim sekalipun. Pesatnya perkembangan industri perbankan syariah ini dikarenakan perbankan syariah memiliki keistimewaan-keistimewaan. Salah satu keistimewaan yang utama adalah yang melekat pada konsep (build in concept) dengan berorientasi 1

pada kebersamaan. Orientasi kebersamaan inilah yang menjadikan bank syariah mampu tampil sebagai alternatif pengganti sistem bunga yang selama ini hukumnya (halal atau haram) masih diragukan oleh masyarakat muslim. Perkembangan bank syariah ini diperlihatkan dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 sebagai bank umum pertama sesuai syariah, hadirnya bank Muamalat ini secara langsung meningkatkan partisipasi ummat Muslim untuk bermuamalat secara syariah dan turut mengembangkan ekonomi masyarakat kecil. Keberadaan bank syariah pertama kali diatur dalam Undang- Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, yang memberikan kejelasan dan peluang cukup besar untuk mengelola lembaga keuangan dengan prinsip syariah. Tahun 1997/1998 merupakan tahun yang terberat dalam pelaksananaan pembangunan ekonomi Indonesia. Diawali oleh krisis nilai tukar yang terjadi pada pertengahan 1997, kinerja perekonomian menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang berkepanjangan di berbagai bidang. Krisis tersebut berkembang semakin tidak terkendali karena terdapatnya berbagai kelemahan mendasar di dalam perekonomian nasional terutama di tingkat mikro. Bersamaan dengan itu, pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang kurang efisien serta sistem perbankan yang rapuh menyebabkan gejolak nilai tukar rupiah berubah menjadi krisis utang dan swasta. Dengan semakin parahnya krisis yang terjadi, kegiatan intermediasi di sektor keuangan, terutama perbankan, terganggu sehingga aliran dana untuk membiayai investasi dan produksi terhambat. Hal tersebut mengakibatkan kegiatan ekonomi mengalami kontraksi yang tajam sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi merosot tajam sampai dengan minus 13,20%, dan ketika itu tingkat inflasi melonjak sebesar 77,60%. Pada sektor perbankan sebagian dari kerapuhan tersebut terkait dengan kondisi makro ekonomi yang kurang stabil terutama berupa gejolak nilai tukar rupiah dan tingginya suku bunga. Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus menerus. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan kenaikan biaya hidup masyarakat. 2

Kenaikan biaya hidup masyarakat ini tentunya akan mengurangi pendapatan riil nya, karena pendapatan mereka telah diserap oleh kenaikan harga. Salah satu faktor penyebab terjadinya inflasi adalah jumlah uang beredar di masyarakat. Kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia sebagai bank sentral untuk mengendalikan inflasi dengan cara menaikkan suku bunga SBI secara bertahap. Dengan menaikkan suku bunga maka akan menarik jumlah uang beredar di masyarakat. Suku bunga SBI yang berlaku di bank konvensional mengacu pada suku bunga Bank Indonesia (BI rate). BI rate merupakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia yang menjadi acuan suku bunga di pasar uang, sehingga kenaikan BI Rate dengan sendirinya mendorong kenaikan suku bunga simpanan dan pinjaman di bank-bank konvensional. Apabila suku bunga di bank konvensional naik maka return yang diberikan kepada nasabah akan besar. Dengan demikian nasabah akan lebih memilih menempatkan dananya pada bank konvensional. Dalam dunia perbankan yang semakin kompetitif, return merupakan hal utama karena dengan return ini dapat merangsang semangat masyarakat dalam menyimpan dananya di bank. Return pada bank konvensional menggunakan sistem bunga sementara pada bank syariah menggunakan dua sistem yaitu bonus dan bagi hasil. Sistem bagi hasil diterapkan pada produk simpanan yang berakad mudharabah, dimana keuntungan tersebut dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dengan sistem ini, bank syariah ternyata mampu melewati krisis ekonomi, hal ini membuktikan bahwa ekonomi Islam dengan sistem bagi hasilnya mampu menjawab permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi di Indonesia (Sudarsono:2003). Pertumbuhan bank syariah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Menurut Data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2010, jumlah bank umum syariah yang sebelumnya sebanyak enam, bertambah lima menjadi 11. Dimana tiga Bank Umum Syariah (BUS) merupakan konversi dari bank konvensional, dan dua BUS merupakan bank baru hasil spin off unit usaha syariah dari bank umum konvensional. Dengan adanya pemisahan 3

dua Unit Usaha Syariah menjadi BUS baru maka jumlah Unit Usaha Syariah berkurang menjadi 23 Unit Usaha Syariah pada akhir tahun 2010. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Lembaga Perbankan Syariah (unit) Kelompok Bank 2008 2009 2010 Bank Umum Syariah 5 6 11 Unit Usaha Syariah 27 25 23 BPRS 131 138 150 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, BI Sejalan dengan bertambahnya jaringan kantor bank syariah, perkembangan usahanya pun mulai meningkat, terlihat dari pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan yang dikucurkan seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.2 Indikator Utama Perbankan Syariah (milyar rupiah) Tahun Aset DPK Pembiayaan 2008 49,555 36,852 38,185 2009 66,090 52,271 46,886 2010 97,519 76,036 68,181 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, BI Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan terakhir indikator utama perbankan syariah. Perkembangan aset menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar hampir 200 persen dalam tiga tahun terakhir. DPK serta pembiayaan mencapai peningkatan sekitar 180 persen dari tahun 2008 hingga 2010. Dalam menjalankan usahanya sehari-hari, baik bank konvensional maupun bank syariah membutuhkan dana yang cukup untuk menjalankan operasinya. Kebutuhan akan dana ini merupakan masalah paling utama dalam setiap bank. Ada tiga jenis sumber dana utama yang dimiliki oleh bank, yaitu dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dana yang berasal dari masyarakat luas dan dana yang bersumber dari lembaga lainnya. Dana dari masyarakat merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan sesuai dengan fungsi bank yaitu sebagai penghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana. Dana tersebut dihimpun oleh bank syariah dalam bentuk 4

giro wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Sumber dana ini biasa disebut Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana. Dari data statistik perbankan syariah Bank Indonesia dapat diketahui bahwa perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Secara terinci pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah periode 2008-2010 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.3 Komposisi Dana Pihak Ketiga (milyar rupiah) Keterangan 2008 2009 2010 Giro Wadiah Tabungan Mudharabah Deposito Mudharabah Sumber: Statistik Perbankan Syariah, BI 4,238 6,202 9,056 12,471 16,475 22,908 20,143 29,595 44,072 Pada tabel diatas terlihat bahwa penghimpunan DPK, baik giro wadiah, deposito mudharabah dan tabungan mudharabah mengalami peningkatan yang signifikan. Perubahan jumlah DPK seperti giro wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah akan mempengaruhi operasional dalam manajemen bank. Karena dengan DPK inilah dunia perbankan dapat beroperasi dengan baik selain dari dana pihak pertama dan pihak kedua. Berdasarkan penelitian Irsyad (2005) yang menguji hubungan antara bagi hasil terhadap simpanan mudharabah dan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara bagi hasil di bank syariah dengan total jumlah simpanan mudharabah adalah positif, karena dengan terjadinya peningkatan pada tingkat keuntungan di bank syariah akan mendorong peningkatan total simpanan mudharabah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hermanto (2008) menjelaskan bahwa suku bunga dan bagi hasil berpengaruh secara positif dan signifikan 5

terhadap DPK Bank Umum Syariah sedangkan pendapatan nasional dan inflasi tidak berpengaruh secara signifikan. Menurut Suharyanti (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Nisbah Bagi Hasil, Inflasi, Pendapatan Nasional/PDB, dan SWBI terhadap Tabungan Mudharaban pada Perbankan Syariah di Indonesia dengan menggunakan Metode analisis regresi berganda yaitu Ordinary Least Squares, ditemukan bahwa Inflasi, PDB, dan SWBI mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan mudhrabah, sedangkan tingkat bagi hasil tidak berpengaruh terhadap tabungan mudharabah. Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa DPK merupakan sumber dana paling penting bagi bank syariah untuk dapat disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan, maka penulis perlu meneliti lebih dalam lagi mengenai penghimpunan DPK. Untuk itu penulis memberikan judul Pengaruh Tingkat Inflasi, BI Rate, dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Di Indonesia Periode 2005-2011. 1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap DPK bank syariah di Indonesia periode 2005-2011? 2. Bagaimana pengaruh BI rate terhadap DPK bank syariah di Indonesia periode 2005-2011? 3. Bagaimana pengaruh tingkat bagi hasil terhadap DPK bank syariah di Indonesia periode 2005-2011? 4. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, BI rate, dan tingkat bagi hasil secara simultan terhadap DPK bank syariah di Indonesia periode 2005-2011? 1.2.2. Batasan Masalah Untuk lebih terarahnya penulisan Tugas Akhir ini, maka ada beberapa batasan masalah yang penulis dapat kemukakan, antara lain: 6

1. Bank syariah yang dimaksud dalam penelitian ini ialah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang beroperasi di Indonesia. 2. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. 3. Bagi hasil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata dari bagi hasil tabungan dan bagi hasil deposito. 4. Jangka waktu penelitian ini mulai pada bulan Desember 2005 sampai dengan Juni 2011. 5. Penelitian ini menggunakan data sekunder. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap DPK bank syariah di Indonesia periode 2005-2011. 2. Untuk mengetahui apakah BI rate berpengaruh terhadap DPK bank syariah di Indonesia periode 2005-2011. 3. Untuk mengetahui apakah tingkat bagi hasil berpengaruh terhadap DPK bank syariah di Indonesia periode 2005-2011. 4. Untuk mengetahui apakah tingkat inflasi, BI rate, dan tingkat bagi hasil berpengaruh secara simultan terhadap DPK bank syariah di Indonesia periode 2005-2011. 1.3.2. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat yang ingin dicapai adalah: 1. Bagi Perbankan Syariah Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukkan dan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga di bank syariah. 7

2. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan bacaan literature dan dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya. 3. Bagi Penulis Dapat menambah dan memperkaya pengetahuan penulis baik secara teori maupun praktik yang sangat berharga tentang dana pihak ketiga serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 8