BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ kanak-kanak, Gending Rare berarti nyanyian untuk bayi/ kanak-kanak. Gending Rare diketahui sebagai salah satu karya sastra yang diungkapkan secara lisan. Suardiana (2011: 1) mengatakan yang termasuk ke dalam kasusastraan lisan yaitu berupa satua, gegendingan (gending rare), peribahasa, dan permainan anak. Selain itu, dalam folklor khususnya folklor lisan bentuknya terdiri dari bahasa rakyat, ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat (Danandjaja, 1984: 22). Dari pandangan di atas Gending Rare selain sebagai bagian dari tembang, Gending Rare juga termasuk ke dalam sastra lisan, yaitu gegendingan dan juga folklor lisan terutama pada nyanyian rakyat. Mayuni (2005 : 49) menyatakan Sekar Rare adalah istilah yang umum digunakan untuk menyebutkan salah satu jenis gegendingan yang ada di lingkungan masyarakat Bali terutama di kalangan pecinta seni sastra Bali klasik umumnya dan anak-anak pada khususnya. Gending Rare dahulu ada di dalam kehidupan masyarakat Bali, itu dilihat dari masyarakat yang sekarang masih mengingat Gending Rare dan kegunaannya di masyarakat. Berdasarkan umurnya dibagi atas dua bagian, yang pertama untuk menyanyikan anak-anak yang masih bayi, yang kedua untuk anak-anak yang 1
sudah bisa bermain sendiri. Tujuan orang tua menyanyikan anaknya untuk menghibur dan mengiringi si anak saat akan tidur, selain itu juga untuk menyampaikan pesan-pesan, petuah yang mendidik si anak agar berprilaku dan bermoral yang baik. Gending Rare diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut kepada anak-anak yang masih kecil melalui media bahasa yang dalam hal ini dinyanyikan di hadapan si anak agar bisa di resap di dalam pikiran, di nikmati, dan di ingat sampai tua nantinya. Dalam kehidupan sehari-hari Gending rare dinyanyikan oleh anak-anak ketika mereka bermain-main atau bersenda gurau dengan teman-temannya. Gending Rare tidak terikat akan aturan-aturan namun harus dinyanyikan berdasarkan irama yang telah ditentukan. Teks Sekar Rare menurut Mayuni (2005 : 56) yang berbentuk puisi bebas baru dapat dinikmati seutuhnya jika dilisankan menurut irama yang ditentukan. Banyak orang tua mengulang-ulang nyanyiannya guna memperpanjang sampai si anak tertidur ataupun terhibur. Jenis gending rare yang ditemukan bermacam-macam di antaranya untuk permainan, menidurkan anak dan hiburan. Para orang tua menyanyikan gending rare kepada anaknya tergantung jenisnya, apabila untuk menidurkan anaknya maka nyanyiannya lebih lembut, alon, berlekak-lekok panjang dan berulang-ulang sampai anak tertidur, kalau untuk permainan dan hiburan akan sedang-sedang saja sesuai irama yang ditentukan. Sekarang ini adanya pengaruh televisi, radio, handphone, tape dan teknologi lainnya membuat keberadaan gending rare bergeser, jarang dipakai 2
bahkan sudah dianggap nyanyian kuno yang tidak populer di zaman sekarang ini. Ada beberapa gending rare yang terkadang masih dinyanyikan oleh anak-anak yang duduk di sekolah dasar, namun tidak populer seperti dulu. Beberapa orang tua yang ditanyai mengetahui gending rare namun tidak semua bisa diingat, sehingga bila ditanyakan mereka membutuhkan waktu untuk mengingatnya kembali. Adanya pengaruh teknologi seperti yang dikatakan di atas anak-anak di kota bahkan di desa dari masih bayi sudah dikenalkan dengan nyanyian pop, jazz, dan rock yang sifatnya hanya untuk menghibur dan tidak ada unsur pendidikannya. Hal tersebut dikenalkan karena lebih praktis sehingga kehadiran nyanyian seperti itu membuat gending rare semakin punah. Banyak warisan budaya Bali terlupakan dalam kehidupan masyarakat pedesaan terutama gending rare yang beberapa tahun ke depannya kemungkinan sudah tidak ada lagi. Ada dua penelitian yang sudah pernah dilakukan mengenai penelitian Gending Rare yaitu oleh Made Suarningsih mengenai Bentuk dan Fungsi Gending Rare dalam Permainan Anak-anak (1984), dan Anak Agung Inten Mayuni mengenai Makna Nyanyian Sekar Rare dalam Perspektif Linguistik Kebudayaan (2005). Menghindari hilangnya warisan budaya Bali mengenai gending rare yang ada sejak dahulu kala perlu kiranya dilakukan penelitian di masyarakat. Adapun penelitian yang dilakukan yaitu mengenai bentuk, fungsi, dan makna gending rare di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem dengan pertimbangan sebagai berikut. 3
Masyarakat Bali Aga di Kabupaten Karangasem masih menggunakan dialek Bali Aga yang kental dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa yang digunakan dalam gending rare unik karena memakai nama-nama jajan Bali yang dikombinasikan dengan hal-hal lain. Selain itu jenis gending rare yang ada antara desa satu dengan yang lainnya ada yang berbeda - beda dan ada yang sedikit sama. Banyaknya gending rare yang tidak diwariskan dan jarang digunakan oleh masyarakat. Gending rare yang diwariskan dahulu banyak yang terlupakan dan masih beberapa saja yang masih diingat oleh masyarakat. Gending rare dianggap sebagai nyanyian biasa yang tidak mempunyai fungsi dan makna apapun bagi masyarakat yang tidak mengetahui gending rare. Masyarakat yang ada di desa yang mengetahui gending rare tidak ada yang menginventarisasikan dalam bentuk buku maupun rekaman yang dikarenakan alat perekam yang tidak mendukung. Sedikit sekali penelitian ilmiah mengenai tradisi lisan terutama mengenai gending rare yang berada di masyarakat. Sejauh ini belum ada yang pernah meneliti gending rare di desa Bali Aga Kabupaten Karangasem. Tidak adanya penelitian mengenai bentuk, fungsi, dan makna secara khusus mengenai gending rare. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian mengenai gending - gending rare di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah bentuk Gending - gending Rare di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem? 2. Apa fungsi Gending-gending Rare dalam masyarakat di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem? 4
3. Makna apa sajakah yang terkandung dalam Gending-gending Rare di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian Gending - gending Rare di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem yaitu tujuan umum dan tujuan khusus diantaranya : 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian mengenai Gending-gending Rare yaitu 1) Menyelamatkan tradisi lisan kebudayaan lokal masyarakat Bali Aga yang berupa gegendingan sebagai salah satu warisan budaya Bali. 2) Menginventarisasi Gending-gending Rare yang didapat agar ada bukti yang bisa dilihat dalam bentuk tulisan dan bisa didengarkan dalam bentuk rekaman. 3) Melestarikan Gendinggending Rare yang berada dalam masyarakat Bali Aga di Kabupaten Karangasem agar tidak punah begitu saja. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian Gending-gending Rare di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem yaitu : 1) Mendeskripsikan bentuk Gending-gending Rare yang didapat di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem. 2) Memaparkan fungsi Gending-gending Rare dalam masyarakat di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem. 3) Menjelaskan makna yang terkandung dalam Gending-gending Rare di desa Bali Aga di Kabupaten Karangasem. 5
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dalam penelitian mengenai gending rare yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis penelitian mengenai gending rare bermanfaat untuk melestarikan kebudayaan bangsa. Secara praktis bermanfaat untuk pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Bali, bisa terjun langsung melakukan penelitian ke lapangan. Selain itu bisa belajar menyanyikan gending rare yang didapatkan saat melakukan penelitian. 6