BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab warga negara dan masyarakatnya. Kaitannya dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas sumber daya alam, sumber daya potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah. untuk melaksanakan otonomi, pemerintah melakukan berbagai kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang meliputi seluruh kehidupan manusia, bangsa dan negara, untuk. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil makmur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Negara Indonesia telah sejak lama mencanangkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI (JASA) PELAYANAN PASAR KLITIKAN NOTOHARJO DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NO.

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

B A B I P E N D A H U L U A N

EVALUASI TERHADAP POTENSI PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Pemda Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik pula. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bertumpu pada penerimaan asli daerah. Kemandirian pembangunan baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya dana yang dibutuhkan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran. pemerintah di bidang pembangunan dan kemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sila

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

ANALISIS RETRIBUSI PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan ini dalam artian bahwa karena lapangan retribusi daerah berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi sistem desentralisasi atau yang sering dikenal sebagai era

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan kebijakan yang. daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak. hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah. dan memiliki sumber-sumber pendapatan yang bisa menjadi penyokong utama

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menggali seoptimal mungkin sumber-sumber keuangannya seperti:pajak,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Lampung Selatan merupakan pusat kota dan ibukota kabupaten. Pembangunan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuntutan reformasi disegala bidang membawa dampak terhadap hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai aspek, antara lain ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi tahun 1998 memberikan dampak yang besar dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagian terkecil dari struktur pemerintahan yang ada di dalam struktur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah harus berusaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua itu kita pahami sebagai komitmen kebijakan Pemerintah Daerah kepada. efisien dengan memanfaatkan sumber anggaran yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia diwujudkan dengan dihasilkannya Undang- Undang No 22

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen

BAB I PENDAHULUAN. bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

I. PENDAHULUAN. dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. pada potensi daerah dengan sumber daya yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan pemberian Otonomi Daerah kepada Daerah atas dasar. desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di suatu daerah dimaksudkan untuk membangun masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat yang dapat berjalan serasi dan seimbang di segala bidang dalam rangka menciptakan masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual. Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah sesungguhnya menjadi tanggung jawab warga negara dan masyarakatnya. Kaitannya dengan pembangunan daerah dalam rangka otonomi daerah, pendapatan daerah menjadi sangat penting karena dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pembangunan daerah yang serasi dan terpadu disertai perencanaan pembangunan yang baik, efisien dan efektif maka akan tercipta kemandirian daerah dan kemajuan yang merata diseluruh wilayah Indonesia. Pelaksanaan pembangunan di daerah sangat tergantung dari pendapatan asli daerah serta pengelolaan daerah itu sendiri. Hadirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah membawa perubahan yang begitu besar bagi pelaksanaan pembangunan daerah. Secara tegas undang-undang ini memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

atau dengan kata lain daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 telah diberikan Otonomi. Upaya pemerintah untuk membangun harus ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan pengarahan kepada segenap masyarakat sehingga dapat terwujud tujuan dari pembangunan itu sendiri, disamping peran serta masyarakat untuk mendukung kelancaran proses pembangunan. Untuk melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan maka daerah / kota lebih dituntut untuk dapat menggali seoptimal mungkin sumber-sumber keuangannya, seperti; pajak, retribusi atau pungutan yang merupakan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah, sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004. Dalam undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, bagi hasil pajak dan bukan pajak. Pendapatan asli daerah sendiri terdiri dari (a) Pajak daerah, (b) Retribusi daerah, (c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (d) Lain-lain PAD yang sah. Salah satu sumber pendapatan asli daerah adalah retribusi seperti yang diatur dalam Undang-undang NO. 34 tahun 2000. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai atas pembayaran atas pemakaian atau memperoleh jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah. Retribusi daerah merupakan salah satu jawaban daerah untuk mengimplementasikan otonomi daerah,dengan mengeksplorasikan sumber-sumber daerah dengan memperhatikan segala sumber daya yang ada sehingga dapat meningkatkan PAD suatu daerah. Seperti hal di atas bahwa

semakin mandirinya suatu daerah dalam hal keuangan daerah maka daerah tersebut akan semakin otonom dalam mengembangkan daerahnya. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban kewajiban desa yang dapat di nilai dengan uang, serta segala sesuatu yang baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat di jadikan milik Desa berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban akan menimbulkan pendapatan,belanja dan pengelolaan keuangan Desa. Sumber sumber pendapatan Desa. a. Pendapatan asli Desa. Pendapatan asli desa meliputi: hasil usaha desa,hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasi gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah. b. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang di terima oleh Kabupaten/Kota. c. Bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah Kabupaten/Kota. d. Bantuan keuangan dari pemerintah provinsi, dan pemerintah Kabupatewn/Kota adalah bantuan yang bersumber dari APBN, APBD provinsi, APBD Kabupaten/Kota yang di salurkan melalui kas desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah desa. Menurut Peraturan Daerah No 2 tahun 2003 keuangan desa di kelola berdasarkan azas-azas transparan akuntabilitas, partisipasi serta di lakukan dengan

tertib dan disiplin anggaran. Dalam peraturan desa Suka maju no 2 pasal 1 sumber kekayaan desa terdiri dari: a. Tanah kas desa b. Pasar desa c. Bangunan desa Upaya-upaya peningkatan pendapatan asli daerah Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar ini tidak terlepas dari mekanisme sistem pemerintah daerah yaitu kerja sama antara kepala desa dengan dewan perwakilan daerah Kabupaten Kampar dengan cara pendekatan terpadu dan tidak menghilangkan identitas, tugas serta fungsi masing-masing. Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar yang dititik beratkan pada daerah Kabupaten dan kota, maka pemerintah Kabupaten Kampar berupaya mengembangkan mekanisme pembiayaan dengan menggali berbagai bentuk pembiayaan yang potensial untuk menunjang pembangunan daerah sekaligus untuk peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat termasuk penyediaan sarana dan prasarana perpasaran khususnya pasar tradisional. Mekanisme pemungutan retribusi pasar di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar yaitu, pemungutan retribusi pada pasar minggu dilakukan oleh karang taruna, kemudian pihak karang taruna menyerahkan hasil pemungutan retribusi tersebut kepada LPM, kemudian pihak LPM menyerahkan kepada pihak desa yang di wakili oleh kepala urusan keuangan desa. untuk daerah

Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar sendri memiliki pasar pemerintah yang berpotensi cukup besar seperti pada table berikut: Table I.I : Nama Pasar Yang ada di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar No Nama Pasar Jumlah Kios-kios Jumlah Los 1 Pasar minggu 78 122 Sumber : Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar,2012. Dari jumlah kios-kios dan los pasar pada pasar minggu di atas dapat dikatakan bahwa dari sektor retribusi pasar, Desa Suka Maju Kecamata Tapung Hilir Kabupaten Kampar memiliki sumber PAD yang diandalkan. Untuk mengetahui target dan realisasi dari sektor retribusi pasar dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 1.2 Target Realisasi Pnerimaan Retribusi Pasar Di Kabupaten Kampar. NO Tahunt Target Realisasi Persen Tidak Persen Terealisasi 1 2010/2011 Rp.105.000.000 Rp.91.029.350 86,69 Rp.13.970.650 13,31 2 2011/2012 Rp.118.102.000 Rp.101.775.000 86,17 Rp.16.327.000 13,83 3 2012/2013 Rp.125.214.000 Rp.100.220.200 80.03 Rp.24.993.800 19,97 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kampar, 2014. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa dari tahun 2010-2011 target yang ditentukan oleh Dinas pasar Rp.105.000.000, realisasinya hanya sebesar Rp.91.029.350. Sedangkan tahun 2011-2012 target yang ditentukan oleh dinas

pasar sebesar Rp.118.102.000 sedangkan yang terealisasi hanya Rp.101.775.000. Tahun 2012-2013 target yang ditentukan sebesar Rp.125.214.000 realisasinya hanya sebesar 100.220.200. Sedangkan untuk mengetahui program pembangunan yang ada di Desa Suka Maju, yang didanai dari penerimaan retribusi pasar, dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.3 Program Pembangunan dari Dana Retribusi Pasar. No Program pembangunan Tahun Dana 1. a. Perbaikan jalan di sekitar pasar b. Perbaikan kios / los 2010/2011 2010/2011 Rp. 12.555.000 Rp. 7.445.000 Jumlah Rp. 20.000.000 2. a. Perbaikan drainase di sekitar pasar b. Perbaikan musholah yang ada pada kawasan pasar. 2011/2012 2011/2012 Rp. 8.755.000 Rp. 11.245.000 Jumlah Rp. 20.000.000 3. a. Perbaikan MCK 4 buah b. Perbaikan pos pasar c. Pembuatan sumur bor 2012/2013 2012/2013 2012/2013 Rp. 5.850.000 Rp. 6.655.000 Rp. 7.495.000 jumlah Rp. 20.000.000 Sumber : Kantor Desa Suka Maju, 2014. Dari keterangan diatas dapat dikatuhi bahwa dari tahun 2010-2011 dari total pendapatan yang diperoleh dari pndapatan retribusi pasar sebesar Rp.20.000.000 yang digunakan untuk perbaikan jalan disekitar pasar yang membutuhkan dana Rp.12.555.000 dan perbaikan kios/los Rp.7.445.000. Tahun 2011/2012 penerimaan dari retribusi pasar sebesar Rp.20.000.000 digunakan untuk perbaikan drainase disekitar pasar Rp.8.755.000 dan perbaikan mushola pasar sebesar Rp.11.245.000. Tahun 2012/2013 penerimaan dari retribusi pasar

sebesar Rp.20.000.000 digunakan untuk perbaiakn MCK 4 buah membutuhkan dana sebesar Rp.5..850.000, perbaikan pos pasar membutuhkan biaya sebesar Rp.6.655.000 dan pembuatan sumur bor membutuhkan biaya sebesar Rp.7.495.000. Mekanisme pemungutan retribusi pasar di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar yaitu, pemungutan retribusi pada pasar minggu dilakukan oleh karang taruna, kemudian pihak karang taruna menyerahkan hasil pemungutan retribusi tersebut kepada LPM, kemudian pihak LPM menyerahkan kepada pihak desa yang di wakili oleh kepala urusan keuangan desa. Dengan adanya pendapatan yang diperoleh dari pemaksimalan pemungutan dari Retribusi Pasar maka diharapkan dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan utama untuk pembiayaan pembangunan. Saat sekarang ini, pembangunan yang dilaksanakan dengan dana yang diperoleh dari hasil retribusi pasar adalah peremajaan atau perenofasian pasar tradisional yang ada di Kecamatan Tapung Hilir, sehingga diharapkan pasar tersebut dapat bersaing dengan pasar modern dan juga diharapkan kenyaman oleh masyarakat yang melakukan proses transaksi jual beli. Pembangunan peremajaan dan pengelolaan pasar-pasar tradisional ditengah menjamurnya pasar-pasar modern dewasa ini membutuhkan investasi besar, sementara disisilain pemerintah Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar menghadapi kendala dalam hal keterbatasan finansial untuk melakukan investasi. Pelaksanaan pemungutan retribusi di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar belum terlaksana dengan baik,

sehingga pemasukan retribusi pasar tidak mencapai hasil yang di inginkan. Hasil pemungutan retribusi pasar di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar belum memenuhi target yang di inginkan. Tabel 1.4 Pengimplementasian Program Pembangunan Dari Dana Retribusi Pasar Yang Dan Tidak Terealisasi. No Program pembangunan dari dana retribusi pasar yang terealisasi Program pembangunan dari dana retribusi pasar yang tidak terealisasi 1 Perbaikan kios/los Perbaiakan jalan di sekitar pasar 2 Perbaikan musholah dikawasan pasar Perbaikan drenase di sekitar pasar 3 Pembuatan sumur bor Perbaikan MCK 4 buah Perbaikan pos pasar Sumber: kantor Desa Suka Maju 2014 Dari table di atas menunjukan program pembangunan dari dana retribusi pasar masih ada yang belum terealisasi dengan baik, di mana program pembangunan di peruntukan bagi peremajaan dan sarana pendukung di pasar Desa Suka Maju belum mencapai hasil yang direncanakan. Kurang terealisasinya sebagian program pembangunan dikawasan pasar menjadi salah satu faktor penghambat dalam peningkatan retribusi pasar, sehingga hasil retribusi pasar belum mampu menjadi salah satu fungsi dan pembiayaan program pembangunan di pasar di Desa Suka Maju. Dari uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Fungsi Retribusi Pasar Dalam Pembangunan di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan pada latar belakang tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian, Bagaimana Fungsi Retribusi Pasar Dalam Pembangunan di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Fungsi Retribusi Pasar Dalam Pembangunan di Desa Suka Maju Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kerangka acuan atau informasi bagi pihak-pihak terkait b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Desa Suka Maju dalam merumuskan kebijakan terutama yang berkaitan dengan pembangunan desa. c. Bagi penulis sebagai wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mnegikuti bangku perkuliahan untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. d. Hasil penelitian ini diharapjan dapat menjadi bahan kepustakaan dan perbandingan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 1.5 Sistematiaka Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini didalamnya berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serat sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, hubungan antara variable, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Pada Bab ini membahas Variabel penelitian beserta defenisi operasionalnya, penentu sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analissa. BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum obyek penelitian, analisa data dan pembahasan dari analisa data. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian secara umum tentang hasil penelitian dan pembahasan. BAB VI : PENUTUP Berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran-saran, sebagai masukan bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.