BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Saeful Ulum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengungkapan aspek-aspek ethnomatematics pada proses pembuatan anyaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Galih Mustika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA BATIK MADURA

BAB I PENDAHULUAN. dalam matematika itu sendiri maupun dalam bidang-bidang yang lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Salwa Nursyahidah, 2013

siswa adalah selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 (Depdiknas, 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Panji Wiraldy, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lian Yulianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nasibatun Umul Khairat, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ENERGI DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun ilmu-ilmu yang lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, teorema, dalil,

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan keterampilan. masalah yang merupakan fokus dalam pembelajaran matematika.

BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kekuatan dinamis yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

PENGGUNAAN ETNOMATEMATIKA PADA KARYA SENI BATIK INDRAMAYU DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI TRANSFORMASI

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Irmayanti, 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa adalah keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah pertama (BSNP,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Oni Nurhayati,2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. konsep berkomonikasi, berintreraksi serta menerima informasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. matematikawan mulai dari zaman Mesir kuno, Babylonia, hingga Yunani kuno.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak manfaat. Ilmu matematika

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nining Priyani Gailea, 2013

MATEMATIKA DAN MASALAH-MASALAH UMUM DI DALAMNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi bangsa tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2014 PENGARUH CTL DAN DI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. didik dengan tujuan membentuk kepribadian unggul, yaitu kepribadian yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari atau dalam

(PTK Di SD N 1 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009) Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Matematika dalam bahasa Belanda disebut Wiskunde atau ilmu pasti. Matematika adalah salah satu bidang ilmu pokok yang diajarkan di dunia pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tingkat atas. Matematika merupakan ilmu pasti yang menjadi dasar dalam segala ilmu yang dipelajari. Seperti, fisika, kimia, biologi dan banyak lagi ilmu yang bergantung pada matematika. Matematika mempunyai banyak simbol yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi tidak mudah untuk memahami simbol tersebut maka dari itu harus ada cara untuk mempermudah mengerti simbol matematika tersebut. Menurut Karim (2011: 21) matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Hal itu menunjukkan betapa pentingnya peranan matematika dalam dunia pendidikan dan perkembangan teknologi sekarang ini. Pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan dasar bagi penerapan konsep matematika pada jenjang berikutnya. Pentingnya peranan matematika juga terlihat pada pengaruhnya terhadap mata pelajaran lain. Contohnya mata pelajaran geografi, fisika, dan kimia. Dalam mata pelajaran geografi, konsep-konsep matematika digunakan untuk skala atau perbandingan dalam membuat peta. Sedangkan dalam fisika dan kimia konsep-konsep matematika digunakan untuk mempermudah penurunan rumus-rumus yang dipelajari. 1

2 Matematika merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, khususnya pada rumpun bidang sains. Hal ini menunjukkan bahwa mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang penting. Pentingnya mata pelajaran ini didasari pada konsep dan proses dalam matematika yang tersusun secara sistematis, logis dan hirarkis, yang berkaitan erat dengan proses berpikir dan pengambilan keputusan. Turmudi (2008:7) menyatakan bahwa matematika merupakan alat dan bahasa untuk memecahkan masalah baik masalah dalam matematika ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, sebagai alat matematika berguna dalam memeriksa jumlah uang yang akan dibayarkan untuk gaji karyawan, membaca tabel dan informasi yang tersaji dalam tabel dan grafik. Sebagai bahasa matematika berguna untuk menjelaskan kejadian-kejadian umum dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kejadian yang kompleks seperti dalam bisnis, sains, ataupun teknologi. Selain itu, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Menurut Abdurrahman Mulyono (2012: 225) matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, yang memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah kehidupan seharihari. Matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Sehingga banyak orang yang beranggapan bahwa matematika itu sukar dan menyeramkan.

3 Pandangan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sukar, dan tidak banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung menyiratkan bahwa matematika sama sekali tidak terkait dengan budaya. Kebanyakan orang tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan matematika untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga manfaat matematika kurang begitu dirasakan dan tidak disukai. Tidak dapat dipungkiri banyak orang yang mengganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sukar bahkan menakutkan. Banyak mitos mengatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat sukar, terlalu banyak rumus yang harus dihafalkan, hanya ilmu menghitung, matematika itu membosankan, serta matematika itu ilmu abstrak dan tidak jelas penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hilbert dan Carpenter (Hartoyo, 2012: 16), matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit dikarenakan pembelajaran matematika di sekolah terlalu bersifat formal dan sering jauh berbeda dengan yang ditemukan sehari-hari. Matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta matematika merupakan alat dan bahasa untuk memecahkan masalah baik masalah dalam matematika maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini dapat dilihat bahwa matematika itu sangat bermanfaat dan penting dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan dan mempunyai pengaruh timbal balik. Pernyataan tersebut memberikan penegasan bahwa ada pengaruh timbal balik antara pendidikan dengan kebudayaan termasuk pendidikan

4 matematika. Sirate (2012, 43) berpendapat bahwa salah satu unsur terpenting dalam pembahasan mengenai pendidikan dalam hubungannya dengan budaya adalah integrasi konten yang dipahami sebagai integrasi pendidikan multikultural dalam kurikulum. Sirate (2011, 124) mengatakan bahwa sering tidak disadari bahwa berbagai kelompok budaya yang berbeda telah menggunakan pengetahuan matematika yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. kelompok petani dalam menanam jagung dapat menghitung luas area pertanian mereka dengan jumlah persediaan bibit jagung yang akan ditanam, atau mereka dapat membuat kalender untuk menandai musim, merencanakan fasilitas penyimpanan berdasarkan jumlah hasil pertanian, penataan kebun, dan sawah, seperti yang masih kita jumpai pada masyarakat Tolaki dengan beragam aktivitas di bidang ekonomi, perikanan, pertukangan, hingga kerajinan seni budayanya dengan berbagai sentuhan geometri yang menarik. Karena matematika sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari tanpa disengaja, maka kita harus mengupayakan alternatif-alternatif yang mempermudah pembelajaran matematika dengan melibatkan budaya. Salah satu alternatif yang sedang berkembang saat ini yaitu adalah pembelajaran matematika berbasis budaya. Dengan menyertakan konteks budaya dapat memberikan dan menciptakan pembelajaran bermakna untuk mencapai pemahaman terpadu atas informasi keilmuwan yang diperoleh, serta penerapan informasi keilmuwan tersebut dalam konteks permasalahan komunitas budaya. Komunitas kebudayaan mempunyai banyak ide matematis yang dapat dikaji dan

5 diteliti pada setiap konteks kegiatan budaya yang dilakukan agar bisa dijadikan bahan atau sumber pembelajaran matematika kontekstual. Menurut Clements (1996: 824) berdasarkan hasil penting dari pertemuan tersebut menyatakan bahwa belajar dan pembelajaran matematika, termasuk semua bentuk-bentuk pendidikan matematika, mau tidak mau akan dikelilingi oleh permasalahan yang terkait dengan budaya. Hasil ini memiliki konsekuensi bahwa upaya penelitian-penelitian saat ini haruslah dalam kerangka untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan memprioritaskan pemecahan masalahmasalah pembelajaran matematika yang terkait dengan budaya. Pendapat lain juga diungkapkan oleh Bishop (Gerdes, 1996: 927) yang berpendapat bahwa semua bentuk formal pendidikan matematika adalah proses interaksi budaya, sehingga setiap siswa memiliki pengalaman berupa konflikkonflik budaya di dalam proses tersebut. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Antara Pendidikan dan Kebudayaan keduanya sangat erat hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lain. Untuk itu pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam proses pewarisan kebudayaan sehingga nilai-nilai budaya sangat perlu diterapkan di dalam proses pembelajaran. Pendidikan sebagai pilar kebudayaan dan kebudayaan akan mengembangkan pendidikan. Menurut Orey (2000: 239) pendidikan yang akan dikembangkan dalam budaya ini adalah matematika. Budaya merupakan suatu hal yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, karena budaya satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh dari beragaman perwujudan yang dihasilkan dan atau berlaku dalam suatu komunitas. Hal tersebut memungkinkan bahwa terdapat konsep-konsep

6 matematika yang tertanam dalam praktek-praktek budaya dan mengakui bahwa semua budaya dan semua orang mengembangkan metode unik untuk memahami dan mengubah realitas mereka sendiri, yang kemudian disebut etnomatematika. Sebuah studi yang mengkaji ide matematika dalam ragam aktivitas budaya, dikenal dengan nama ethnomathematics. Ilustrasinya kurang lebih akan seperti ini: Budaya Interaksi Proses Pembelajaran. D Ambrosio (1985: 3) menyatakan bahwa terdapat dua alasan utama penggunaan etnomatematika dalam pendidikan. Alasan pertama yaitu etnomatematika digunakan untuk mereduksi anggapan bahwa matematika itu bersifat final, permanen, absolute (pasti), dan unik (tertentu). Sedangkan, alasan kedua yaitu ethnomathematics digunakan untuk mengilustrasikan perkembangan intelektual dari berbagai macam kebudayaan, profesi, jender, dan lain-lain. Shirley (Hartoyo, 2012: 15), berpandangan bahwa sekarang ini bidang ethnomathematics, yaitu matematika yang timbul dan berkembang dalam masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan setempat, merupakan pusat proses pembelajaran dan metode pengajaran. Matematika itu pada hakekatnya tumbuh dari keterampilan atau aktivitas lingkungan budaya, sehingga matematika seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budayanya. Ethnomathematics merupakan representasi kompleks dan dinamis yang menggambarkan pengaruh kultural penggunaan matematika dalam aplikasinya. Riset etnomatematika ini telah dilakukan oleh Rosa dan Orey (2011: 23) dalam jurnalnya yang berjudul ethnomathematics : the cultural aspects of mathematics. Tujuan dari riset mereka adalah bagaimana pembelajaran

7 matematika di sekolah lebih mempertimbangkan latar belakang sosikultural peserta didiknya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ternyata pembelajaran menggunakan pendekatan sosiokultural membantu peserta didik mengembangkan intelektual, pembelajaran sosial, emosional, dan politik siswa dengan menggunakan acuan budaya mereka sendiri yang unik yang menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik. Etnomatematika merupakan sebuah studi tentang perbedaan cara masyarakat memecahkan masalah matematika dan algoritma praktis berdasarkan perspektif matematika mereka sendiri yang mengacu pada bentuk-bentuk matematika yang bervariasi sebagai konsekuensi yang tertanam dalam kegiatan budaya. Dalam pandangan ini, Orey (2000: 250) menegaskan mungkin etnomatematika ditandai sebagai alat untuk bertindak di dunia dengan demikian etnomatematika memberikan wawasan peran sosial matematika dalam bidang akademik. Pembelajaran matematika dengan berbasiskan budaya merupakan salah satu cara yang dipersepsikan dapat menjadikan pembelajaran matematika bermakna dan kontekstual yang sangat terkait dengan komunitas budaya, dimana matematika dipelajari dan akan diterapkan nantinya. Dari etnomatematika peneliti akan meneliti dan menganalisis tentang seni anyaman sebagai penelitian dari budaya yang dikaitkan dengan matematika. Seni anyaman yang digunakan oleh penliti yaitu anyaman tikar dan topi. Seni anyaman itu sendiri menggunakan pola-pola yang berhubungan dengan matematika. Anyaman adalah kesenian yang bersifat lahiriah, melibatkan pancaindera penglihatan, pendengaran, pemikiran dan kesadaran secara seimbang sebagai simbol yang memberi makna tersendiri sebagai kerajinan tradisional dalam sebuah

8 masyarakat. Kerajinan anyaman merupakan kerajinan tradisional yang masih ditekuni sampai saat ini. Di samping banyak kegunaanya juga karena unsur kemudahannya. Saat ini anyaman banyak mengalami perkembangan mulai dari bentuk dan motif yang bervariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan monoton. Dengan demikian maka anyaman adalah suatu kegiatan keterampilan masyarakat dalam pembuatan barang dengan cara atau teknik susup menyusup, tindih menindih dan saling lipat melipat antara lungsing dan pakan sehingga saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Dari seni anyaman ini dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran matematika yang mempermudah kita untuk mengingat konsep matematika tanpa harus belajar formal matematika tersebut. Untuk menemukan konsep matematika dengan hasil budaya seperti seni anyaman Jambi yaitu anyaman tikar dan topi dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran matematika sehingga matematika itu menjadi mudah, unik, dan asyik. Pembelajaran matematika dapat mengambil manfaat dari budaya tersebut, terutama sebagai sumber belajar matematika, selain untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri dalam belajar matematika. Alasan peneliti memilih penelitian menganalisis matematika yang berbasis budaya melahirkan etnomatematika agar bisa menemukan konsep atau teori baru untuk mempermudah belajar matematika. Alasan lainnya yaitu agar masyarakat Jambi terutama yang masih duduk di bangku pendidikan lebih mudah mendapatkan ilmu matematika dan disisi budayanya masyarakat dapat mengenal lebih dalam mengenai budaya Jambi yang banyak dilupakan oleh masyarakat sekarang.

9 Berdasarkan paparan tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai nilai-nilai budaya adat Jambi terhadap pendidikan sebagai salah satu upaya menyelamatkan sekaligus melestarikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam budaya adat jambi. Peneliti akan mengangkat judul Analisis Etnomatematika dalam Seni Anyaman Jambi Sebagai Sumber Pembelajaran Matematika. 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat ditegaskan bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah ada aspek matematika dalam seni anyaman Jambi terutama anyaman tikar dan topi? 2. Bagaimana keterkaitan etnomatematika dengan seni anyaman Jambi sehingga bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran matematika? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1. Aspek-aspek matematika dalam seni anyaman Jambi terhadap pembelajaran matematika. 2. Keterkaitan etnomatematika dengan seni anyaman Jambi sehingga bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran matematika. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk pelestarian unsur-unsur budaya daerah jambi terhadap generasi penerus melalui pembelajaran matematika dan teori belajar.

10 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis: 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dibidang budaya dan pendidikan. b. Hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan masukan bagi pengembangan pembelajaran matematika berbasis budaya. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai seni dan budaya Jambi dan dapat melestarikan budaya masyarakat jambi khusunya mengenai seni dan budaya Jambi. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pemikiran tentang budaya ke matematika. 1.5 Definisi Operasional 1. Etnomatematika adalah kegiatan budaya yang dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat yang berkaitan dengan konsep dan pembelajaran matematika. 2. Anyaman adalah kesenian yang bersifat lahiriah, melibatkan pancaindera penglihatan, pendengaran, pemikiran dan kesadaran secara seimbang sebagai simbol yang member makna tersendiri dalam sebuah masyarakat. 3. Analisis adalah kajian yang dilaksanakann terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.