BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat menjadi komplikasi metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang terlanjur mengubah gaya hidup tradisional menjadi modern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

DIABETES MELITUS GESTASIONAL


BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu. penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang paling sering adalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN.


BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di seluruh dunia. DM juga disebut dengan penyakit kencing manis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Diabetes melitus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa terdapat lebih kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2012, Indonesia adalah negara yang termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah penyandang diabetes terbanyak di dunia. (Rumahorbo, 2014). Tahun 2013 prevalensi diabetes melitus pada penduduk indonesia usia 15 tahun keatas sebesar 1,5-2,3%. Dari Riskesdas (2013) diketahui 6,9% dari penduduk Indonesia atau sekitar 12.191.564 jiwa terdiagnosis Diabetes Melitus (Depkes RI, 2014). Pada tahun 2013 tercatat 1,8 persen penduduk Sumatera Barat terdiagnosis diabetes melitus. Jumlah yang cukup besar dimana terdapat 61.699 orang sudah terdiagnosa diabetes di provinsi ini (Riskesdas, 2013). Salah satu daerah yang persentase Diabetes Melitus yang cukup tinggi di Sumatera Barat adalah Kota Solok. Kota Solok menempati urutan kelima kota/kabupaten di Sumatera Barat yang angka penderita diabetes melitus termasuk tinggi. Menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Solok tahun 2015, Diabetes melitus merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak di Kota Solok. Diabetes melitus menempati urutan kelima penyakit terbanyak di Kota Solok. Pada tahun 2015, diketahui 1,6% dari penduduk di Kota Solok telah terdiagnosa dengan Diabetes Melitus (Dinkes Kota Solok, 2015). 1

2 Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Solok diketahui persentase ibu hamil yang memiliki kehamilan beresiko tinggi di Kota Solok adalah sebesar 14,9% di tahun 2014. RSUD Kota Solok mencatat angka kejadian diabetes gestasional yang masih terbilang tinggi. Sebanyak 6,3% dari seluruh kehamilan yang telah ditangani oleh rumah sakit terdiagnosa diabetes gestasional. Hal tersebut juga diikuti oleh berbagai macam komplikasi yang terjadi pada ibu ataupun pada bayi yang dilahirkan. Salah satu komplikasi yang terjadi adalah makrosemia. Sebanyak 47,2% dari ibu hamil yang terdiagnosa diabetes gestasional melahirkan bayi dengan makrosemia dan 78% diantaranya juga mengalami obesitas (RSUD Kota Solok, 2015). Diabetes Melitus merupakan penyakit endokrin yang paling banyak dijumpai. Smeltze & Bare (2007) mengatakan bahwa diabetes melitus merupakan suatu sindrom gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai dampak defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya aktivitas biologis insulin atau keduanya. Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh pankreas dan memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan glukosa darah (Rumahorbo, 2014). Menurut ADA (2012) diabetes melitus selama kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar gula darah yang tinggi pada masa kehamilan. Diabetes Melitus Gestasional merupakan keadaan intoleransi karbohidrat dengan keparahan bervariasi dan awiten/serangan dan diketahui pertama kali pada saat masa kehamilan. Gangguan toleransi glukosa terjadi tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat atau tidak (Maryunani, 2013). Menurut Gilbert (2011), diabetes gestasional adalah salah satu permasalahan dalam sistem endokrin dan metabolisme selama kehamilan. Kejadiannya berkisar

3 antara 4% sampai 14% dari total keseluruhan wanita yang mengalami kehamilan mengalami kondisi tersebut (Deitra, 2012). Diabetes dapat memiliki efek yang membahayakan pada kehamilan. Penderita diabetes yang hamil beresiko tinggi mengalami hiperglikemia, infeksi, hipertensi akibat kehamilan, dan hidramnion. Janin yang berasal dari ibu yang menderita diabetes beresiko tinggi mengalami makrosomia (pertumbuhan janin yang berlebihan) dan kelainan kongenital. The Nation s Health (2015) menyatakan jika diabetes gestasional tidak diatasi dengan baik maka akan terjadi banyak komplikasi ada bayi yang baru lahir. Komplikasi seperti, sindrom distress penafasan, gula darah rendah setelah kelahiran dan makrosomia (pertumbuhan janin yang berlebihan) dan kelainan kongenital akan dialami oleh bayi yang baru lahir. Kondisi diatas dapat diatasi atau dicegah melalui upaya-upaya peningkatan pengetahuan kesehatan pada ibu hamil. Sejalan dengan hal tersebut, NDSS Australia (2013) juga menyatakan bahwa pengetahuan tentang makanan sehat merupakan salah satu yang mempengaruhi resiko diabetes gestasional. Western Australia Departement of Health (2014), menyatakan bahwa pengetahuan tentang makanan sehat dan diet selama kehamilan dapat mempengaruhi ibu hamil terhadap terjadinya diabetes gestasional. Menjaga pola makan dengan makanan yang sehat penting untuk mengontrol kadar gula darah selama kehamilan. Pengetahuan sangat penting dalam membentuk perilaku kesehatan. Dalam hal ini ibu hamil harus mengetahui informasi mengenai penyakit dan gangguan dalam kehamilan salah satunya adalah diet selama kehamilan. Sehingga dengan informasi yang diketahui ibu dapat memengaruhi perilaku kesehatan yang akan dilakukan (Maryunani,2013).

4 Menurut NDSS (2013) resiko diabetes gestasional dipengaruhi oleh nutrisi selama kehamilan dan aktivitas fisik. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Holanda dkk (2012), menyatakan bahwa pengetahuan ibu hamil memiliki pengaruh besar dalam resiko diabetes gestasional. Pengetahuan mempengaruhi berbagai hal seperti program diet selama kehamilan, aktivitas fisik, serta kontrol selama kehamilan yang dapat meningkatkan resiko dalam diabetes gestasional. Menurut penelitian yang dilakukan Helena (2013) yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan, Toba Samosir bahwa 16 responden (29,6%) dari 54 responden memiliki pengetahuan yang kurang terhadap pemenuhan gizi selama kehamilan. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Kota Solok, dari 20 responden terdapat 8 responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang gizi selama kehamilan. 12 responden salah menjawab pertanyaan seputar porsi dan waktu yang tepat dalam konsumsi makanan selama kehamilan. Diketahui 8 responden juga salah dalam menjawab pertanyaan seputar jenis dan kandungan dalam zat makanan. Selain itu masih ada 6 responden yang salah menjawab pertanyaan seputar prinsip makanan selama kehamilan. Serta 12 responden memiliki IMT diatas >25 kg/m 2. Jadi penting diketahui hubungan pengetahuan tentang gizi selama kehamilan dengan jumlah resiko diabetes gestasional.

5 B. Penetapan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat diangkat masalah penelitian Bagaimana kekuatan hubungan pengetahuan tentang gizi selama kehamilan dengan resiko diabetes gestasional pada ibu hamil di Poliklinik Kebidanan RSUD Kota Solok tahun 2016. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan pengetahuan tentang gizi selama kehamilan dengan resiko diabetes gestasional pada ibu hamil di Poliklinik Kebidanan RSUD Kota Solok tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil yang memiliki resiko diabetes gestasional tentang gizi selama kehamilan di Poliklinik Kebidanan RSUD Kota Solok tahun 2016. b. Untuk mengetahui gambaran ibu hamil dengan resiko diabetes gestasional di Poliklinik Kebidanan RSUD Kota Solok tahun 2016. c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang gizi selama kehamilan dengan resiko diabetes gestasional pada ibu hamil di Poliklinik Kebidanan RSUD Kota Solok tahun 2016. d. Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan pengetahuan tentang gizi selama kehamlan dengan resiko diabetes gestasional pada ibu hamil di Poliklinik Kebidanan RSUD Kota Solok tahun 2016.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Responden Mengetahui pengetahuan responden tentang diabetes, khususnya pada aspek gizi selama kehamilan untuk mencegah resiko terjadinya diabetes melitus gestasional pada ibu hamil serta mengetahui resiko diabetes gestasional yang dimiliki oleh responden sehingga bisa dilakukan pencegahan awal sebelum terjadinya diabetes gestasional 2. Penelitian Berikutnya Hasil dalam penelitian ini dapat dapat memberikan informasi baru dan juga sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya dengan tema yang berhubungan dengan diabetes melitus gestasional pada ibu hamil. 3. Institusi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan terutama untuk mengetahui ibu hamil yang beresiko tinggi terkena diabetes melitus gestasional sehingga dapat dilakukan pencegahan secara dini.