Durasi keberadaan ikan di bawah cahaya lampu yang diamati melalui CCTV di perairan Teluk Manado, Sulawesi Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Studi ketertarikan ikan di keramba jaring apung terhadap warna cahaya lampu di perairan Sindulang I, Kecamatan Tuminting, Kota Manado

Pola meloloskan diri ikan kuwe dari alat tangkap jala buang di perairan Kelurahan Papusungan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara

DISTRIBUSI CAHAYA LAMPU DAN TINGKAH LAKU IKAN PADA PROSES PENANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PERAIRAN MALUKU TENGAH. Haruna *)

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

Pengaruh warna umpan pada hasil tangkapan pancing tonda di perairan Teluk Manado Sulawesi Utara

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo

Produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DRIVE IN NET, LIFT NET

KAJIAN PERIKANAN TANGKAP Mene maculata Di TELUK BUYAT Fisheries Studies of Mene maculata In Buyat Bay

Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 4 Nomor 2 November 2017

I. PENDAHULUAN. sehingga, Indonesia disebut sebagai Negara Maritim. alamnya mayoritas mata pencaharian masyarakat indonesia setelah petani adalah

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

SELEKSI UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING TEGAK. (Selection on bait and hook number of vertical line) Oleh:

PENDAHULUAN. Sumberdaya ikan merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang

J. Sains & Teknologi, Agustus 2017, Vol. 17 No. 2 : ISSN

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN Visi

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

PERBEDAAN PRODUKSI BAGAN PERAHU BERDASARKAN PERIODE BULAN DI PERAIRAN KABUPATEN BARRU

PS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ABSTRAK

Struktur populasi ikan cakalang hasil tangkapan pukat cincin yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa Kota Manado

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

Kajian pola arus di daerah penangkapan bagan apung di Desa Tateli Weru

Pengaruh umpan buatan warna merah dan kuning terhadap hasil tangkapan pancing pompa di perairan pantai Desa Bajo, Kabupaten Minahasa Selatan

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Macam-macam lampu tabung (

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

DINAMIKA PERIKANAN PURSE SEINE YANG BERBASIS DI PPN PEKALONGAN, JAWA TENGAH UMI CHODRIYAH

PENGOPERASIAN RUMPON ELEKTRONIK PADA ALAT TANGKAP BAGAN DI PULAU LANCANG KEPULAUAN SERIBU JAKARTA

Harry Kurniawan 1), Ir. Arthur Brown, M.Si 2), Dr. Pareg Rengi, S.Pi, M.Si 2) ABSTRAK

PENGARUH WARNA LAMPU DALAM AIR TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PERAIRAN BACAN KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

Sukses pengoperasian pukat cincin Sinar Lestari 04 dengan alat bantu rumpon yang beroperasi di Perairan Lolak Provinsi Sulawesi Utara

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI

seine yang digunakan sebagai sampel, ada 29 (97%) unit kapal yang tidak

2.2. Reaksi ikan terhadap cahaya

Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (2) Oktober 2014: ISSN: X

STUDI AKTIVITAS NELAYAN KETURUNAN BUGIS-MAKASSAR WILAYAH PESISIR LAMPU SATU DI KOTA MERAUKE

4 HASIL 4.1 Proses penangkapan

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit. Forecasting Fishing Areas in Banda Sea Based on Satellite Data

Bathimetri di perairan pantai depan Sungai Bahu, Kecamatan Malalayang, Manado

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Monitoring tren dan produktivitas hasil tangkapan kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Perbandingan Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Tangkap Bubu Kerucut dengan Umpan yang Berbeda

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

GERHANA BULAN TOTAL 15 JUNI 2011 (16 JUNI 2011 DINI HARI DI INDONESIA)

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

KEBIJAKAN PUNGUTAN HASIL PERIKANAN (PHP) : STUDI KASUS PERIKANAN PURSE SEINE PELAGIS KECIL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEKALONGAN

PENENTUAN RESPON OPTIMAL FUNGSI PENGLIHATAN IKAN TERHADAP PANJANG GELOMBANG DAN INTENSITAS CAHAYA TAMPAK

KAJIAN KECEPATAN KAPAL PURSE SEINER TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN PROBOLINGGO

5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil

Kondisi arus permukaan di perairan pantai: pengamatan dengan metode Lagrangian

STUDI PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN SELAR KUNING

Pengukuran tingkat kebisingan pada kapal pukat cincin KM. Sumber Jaya bermesin tempel di perairan Teluk Manado

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis

Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

PERBEDAAN PENGGUNAAN INTENSITAS CAHAYA LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG DI PERAIRAN SELAT ROSENBERG KABUPATEN MALUKU TENGGARA KEPULAUAN KEI

Study on the use of different light intensities on fish catch of raft lift net in Dodinga Bay, West Halmahera Regency

IMPLEMENTASI ALAT PEMANGGIL IKAN BERBASIS PEMANCAR SUARA DAN CAHAYA

Balai Diklat Perikanan Banyuwangi

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

APPLICATION HYPERTEXT MARKUP LANGUAGE TO DESIGN ANCHOVY (Stolephorus spp) FISHERIES SYSTEM INFORMATION IN THE GULF OF BONE

PENGEMBANGAN LAMPU BAWAH AIR SEBAGAI ALAT BANTU PADA BAGAN TANCAP DI DESA TAMBAK LEKOK KECAMATAN LEKOK PASURUAN

1) The Student at Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau.

Menwut Direktorat Jenderal (Dirjen) Perikanan (1991), purse seine adalah

Efektivitas Alat Tangkap Mini Purse Seine Menggunakan Sumber Cahaya Berbeda Terhadap Hasil Tangkap Ikan Kembung (Rastrelliger sp.)

WARNA UMPAN TIRUAN PADA HUHATE

Sukardi 1), Subari Yanto 2), Kadirman 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM, 2) dan 3) Dosen FT UNM

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

Alat dan Metode Mempelajari Tingkah Laku Ikan

Alat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

THE INFLUENCE OF LIGHT INTENSITY ON RINUAK FISH (PSILOPSIS sp) BY SEROK (SCOOP NET) IN MANINJAU LAKE WEST SUMATERA. By:

(ELECTRONIC FISH AGGREGATING DEVICE OPERATION ON LIFT NET IN LANCANG ISLAND, THOUSAND ISLAND, JAKARTA)

ANALISIS HASIL TANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus sp.) DENGAN ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU BERDASARKAN PERBEDAAN KEDALAMAN DI PERAIRAN MORODEMAK

Lokasi penelitian di UPPPP Muncar dan PPN Pengambengan Selat Bali (Bakosurtanal, 2010)

Pengaruh penambahan ekstrak minyak tenggiri pada umpan bubu terhadap hasil tangkapan ranjungan di perairan Malalayang, Kota Manado

ANALISIS PENENTUAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN MANADO SULAWESI UTARA 1)

STATUS HASIL TANGKAPAN PERIKANAN PANCING DASAR DI PERAIRAN TELUK BUYAT. The Status of Bottom Hand Line Catch in Buyat Bay

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

The effect of kite fishing baits on the catch of needlefish (Tylosurus sp.)

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan. Sumberdaya hayati (ikan) merupakan bagian dari sumberdaya alam yang

Simulasi pengaruh trim terhadap stabilitas kapal pukat cincin

PENAMBAHAN RUMPON UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN KELONG TANCAP DI DAERAH KAWAL, KABUPATEN TANJUNGPINANG, KEPULAUAN RIAU

Metode Menarik Perhatian Ikan (Fish Attraction) Muhammad Arif Rahman, S.Pi

Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Study on hydrodynamics of fiberglass purse seiners made in several shipyards in North Sulawesi

PRODUKTIVITAS PANCING ULUR UNTUK PENANGKAPAN IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI PERAIRAN PULAU TAMBELAN KEPULAUAN RIAU

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 HASIL 4.1 Proses penangkapan

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

Transkripsi:

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(2): 94-1, Desember 215 ISSN 2337-436 Durasi keberadaan ikan di bawah cahaya lampu yang diamati melalui CCTV di perairan Teluk Manado, Sulawesi Utara Duration of fish staying under a light observed using a CCTV in Manado Bay, North Sulawesi EKAWATI A. SADUBUN*, IVOR L. LABARO dan MARIA E. KAYADOE Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRACT Problem in this research was how fish behave under a light source on the water surface; and the aims were to study the behavior of fish attracted to the light source using a CCTV technology. This research was done in the waters of Manado Bay in April and May 215 using a descriptive method of exploration. Observations were started at around 18: pm until around 5.3. Just after the lights turned on, the fish came to the light source for a short time only. At. to 4: am is a good time for fishing using surface light stimulation. The fish moved randomly in finding food but keep staying under the light. Keywords: fish behavior, duration, light, CCTV, Manado Bay ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkah laku ikan di permukaan air di daerah sumber cahaya; dan tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari tingkah laku ikan yang tertarik pada sumber cahaya melalui penggunaan teknologi CCTV. Penelitian dilakukan di perairan Teluk Manado, pada bulan April dan bulan Mei 215, menggunakan metode deskriptif bersifat eksplorasi. Pengamatan terhadap keadaan ikan di permukaan dimulai sejak pemasangan lampu saat matahari hampir terbenam sekitar pukul 18. petang sampai dengan lampu dipadamkan saat dini hari sekitar pukul 5.3. Pada awal lampu mulai dinyalakan, ikan datang ke sumber cahaya, namun hanya sebentar kemudian menghilang lagi. Pukul. sampai 4. merupakan waktu yang baik untuk dilakukan penangkapan ikan dengan menggunakan rangsangan lampu di atas air. Pergerakan ikan terjadi secara tidak beraturan pada waktu mencari makan, namun pada kemunculannya, ikan tampaknya tetap bertahan di bawah sumber cahaya. Kata-kata kunci: tingkah laku ikan, durasi, cahaya lampu, CCTV, Teluk Manado PENDAHULUAN Pemanfaatan sumberdaya perikanan dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, mengikuti permintaan yang cenderung terus bertambah, baik jumlah maupun jenisnya. Yami (1976), mengemukakan bahwa perikanan dengan cahaya sudah dilakukan dengan banyak cara yang berbeda dan berbagai teknik yang dapat dipakai. Menurut Brandt (1968) dalam Tupamahu (23), mengingat betapa eratnya hubungan antara pengetahuan tentang tingkah laku ikan dengan alat-alat dan metoda penangkapan, maka keterkaitannya perlu dikaji secara mendalam. * Penulis untuk penyuratan; email: ekawatiagnes.sadubun@ymail.com Tingkat pemanfaatan yang belum optimal ini disebabkan karena masih rendahnya produktifitas usaha penangkapan seperti: keterbatasan modal, alat tangkap yang relatif masih sederhana, armada penangkapan yang digunakan relatif kecil dan penguasaan teknologi yang masih rendah, ketrampilan nelayan yang masih rendah (Anonimous, 211 dalam Jibran, 213). Sekalipun banyak penelitian tentang tingkah laku ikan di bawah cahaya telah dilakukan, namun penggunaan teknologi Closed Circuit Television (CCTV) masih belum banyak dilakukan, sehingga diharapkan melalui penelitian ini dapat diketahui pola pergerakan dan tingkah laku ikan di bawah sumber cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkah laku ikan dan jenis ikan tertentu yang 94

Durasi keberadaan ikan di bawah cahaya lampu yang diamati dengan CCTV tertarik pada sumber cahaya dengan teknologi CCTV dan untuk mengetahui ikan berenang datang dan pergi pada sumber cahaya dan berapa lama ikan beradaptasi di bawah cahaya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bersifat eksplorasi yang sesuai dengan tujuan utama yaitu mempelajari jenis ikan tertentu yang tertarik pada sumber cahaya untuk tujuan makan ataupun bukan tujuan makan, serta mengetahui ikan berenang datang dan pergi pada sumber cahaya dan berapa lama ikan beradaptasi di bawah sumber cahaya. Data diambil secara langsung di lapangan (data primer) dengan menggunakan CCTV untuk mengamati dan melihat pergerakan ikan memasuki daerah sumber cahaya dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan untuk pengambilan data di lapangan yaitu 1 unit CCTV dengan 2 kamera input yang ditempatkan di atas sebuah rakit (rumpon). Analisis data dilakukan secara deskriptif. Untuk mengetahui durasi dan pola pergerakan gerombolan ikan, serta tingkah laku ikan di bawah sumber cahaya, dengan merekam dan mengamati berapa lama ikan berada di bawah cahaya dan berapa lama ikan berenang meninggalkan sumber cahaya. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel, kemudian dibahas secara deskriptif. HASIL DAN PEBAHASAN Tingkah laku ikan di permukaan. Waktu pengamatan dalam 4 hari dilakukan sesuai dengan kondisi perairan dan ijin yang diberikan oleh pemilik rumpon. Lama pengamatan setiap hari dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Lama pengamatan No Hari Kamera Awal pengamatan Akhir Pengamatan 1 1 1 18:34:58 :11:52 2 1 2 18:33:21 :11:54 3 2 1 18:33:24 23:5:2 4 2 2 18:33:2 23:5:21 5 3 1 18:36:3 5:17:1 6 3 2 18:23:2 5:17:33 7 4 1 18:35:23 5:58:34 8 4 2 18:41:51 5:22:59 Gambar 1. Gelembung yang naik ke permukaan karena aktivitas ikan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(2): 94-1, Desember 215 95

Frekuensi E.A. Sadubun dkk. Tabel 1 menunjukkan bahwa pengamatan pada hari pertama hanya sampai pada jam :11:52, Karena melewati jam tersebut gelombang mulai meninggi sehingga pemilik rumpon menjemput untuk kembali ke darat. Pada hari kedua keadaan yang sama dengan hari pertama juga terjadi yaitu gelombang mulai meninggi setelah jam 23:5:21 sehingga harus kembali ke darat. Pada hari ketiga, walaupun pengamatan sudah dimulai sejak jam 18:3 namun ikan baru teramati di permukaan jam 5:15:42 5:17:1 pada kamera 1, sedangkan pada kamera 2 ikan kelihatan pada jam 2::11 3:45:35. Ikan yang teramati hanyalah ikan yang muncul ke permukaan air yaitu jenis ikan selar (Selar crumenopthalmus). Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya gelembung-gelembung air pada waktu ikan belum muncul ke permukaan Gbr. 1. Durasi ikan di bawah cahaya Pada hari pertama pengamatan dilakukan mulai pukul 18: sampai 24: atau selama 6 jam pengamatan, terlihat bahwa frekuensi kemunculan ikan terbanyak pada jam 21: 22: sebanyak 62 kali, sedangkan durasi terpanjang ikan muncul ke permukaan air yaitu selama 553 detik pada jam 2: 21:. Durasi waktu terpanjang ikan tidak teramati yaitu selama 735 detik pada jam 19: 2:. Frekuensi ikan muncul ke permukaan air dan ikan tidak muncul ke permukaan air serta durasi waktunya untuk hari pertama disajikan pada Tabel 2 dan untuk kamera 1 digambarkan pada Gbr. 2&3. Tabel 2. Frekuensi dan durasi ikan hari pertama. Kamera Periode Pengamatan 1 1. 18::-18:59:59 1 2 1-1 2. 19::-19:59:59 54 1-173 54 1-735 1 3. 2::-2:59:59 4 2-553 4 2-214 1 4. 21::-21:59:59 62 2-224 62 2-124 1 5. 22::-22:59:59 35 2-162 35 2-483 1 6. 23::-23:59:59 1 3-71 1 2-57 2 1. 19::-19:59:59 29 2-284 29 1-71 2 2. 2::-2:59:59 28 4-112 28 2-19 2 3. 21::-21:59:59 36 2-126 36 5-142 2 4. 22::-22:59:59 4 2-32 4 2-171 7 6 5 4 3 2 1 4 5 6 1 8, 6, 4, 2, 4 5 6 Gambar 2. Frekuensi ikan muncul di permukaan air pada hari pertama kamera 1 Gambar 3. Durasi ikan muncul di permukaan air pada hari pertama kamera 1 96 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(2): 94-1, Desember 215

Frekuensi Durasi keberadaan ikan di bawah cahaya lampu yang diamati dengan CCTV Grafik frekuensi menunjukkan bahwa pada jam pengamatan ke 2 (19:) dan waktu pengamatan ke 5 (22: 23:) merupakan frekuensi kemunculan tertinggi dibanding dengan waktu pengamatan lainnya. Grafik durasi waktu kemunculan ikan di bawah cahaya pengamatan pada jam ke 3 (2: 21:) merupakan durasi waktu terlama dibanding dengan waktu pengamatan lainya. Dari Gbr. 2&3 terlihat bahwa frekuensi kemunculan ikan semakin sering menuju tengah malam namun lamanya ikan bertahan di permukaan tidak menentu. Tidak terlihat adanya hubungan yang jelas antara frekuensi muncul dan lamanya ikan di permukaan. 5 4 3 2 1 4 Gambar 4. Frekuensi ikan muncul di permukaan air pada hari pertama kamera 2 Pengamatan hari pertama kamera 2 menunjukkan bahwa frekuensi ikan teramati maupun tidak teramati terbanyak pada jam 22: 23: sebanyak 4 kali. Durasi waktu ikan kelihatan di bawah sumber cahaya terlama antara jam 22: 23: selama 32 detik sedangkan durasi waktu ikan tidak teramati muncul terlama antara jam 19: 2: selama 71 detik. Grafik frekuensi kemunculan ikan dapat dilihat pada Gbr. 4 sedangkan durasi waktu ikan kelihatan di permukaan dapat dilihat pada Gbr. 5. 6, 5, 4, 3, 2, 1, 4 Gambar 5. Durasi ikan muncul di permukaan air pada hari pertama kamera 2 Dari Gbr. 4&5 terlihat bahwa frekuensi kemunculan ikan semakin sering menuju tengah malam namun lamanya ikan bertahan di permukaan tidak menentu. Tidak terlihat adanya hubungan yang jelas antara frekuensi muncul dan lamanya ikan di permukaan. Pengamatan selama 5 jam (18: 23:) menunjukkan bahwa ikan terlihat di permukaan hanya dalam waktu 3 jam (2: 23:). Frekuensi ikan di permukaan air maupun durasi waktunya pada pengamatan hari kedua disajikan pada Tabel 3. Pada kamera 1 terlihat bahwa frekuensi kemunculan ikan terbanyak pada jam 22: 23: sebanyak 37 kali, sedangkan durasi terpanjang ikan muncul ke permukaan air yaitu selama 324 detik pada jam 22: 23:. Durasi waktu terpanjang ikan tidak teramati yaitu selama 383 detik pada jam 21: 22:. Grafik frekuensi kemunculan ikan yang teramati dengan kamera 1 dapat dilihat pada Gbr. 6 sedangkan durasi waktu ikan kelihatan di permukaan dapat dilihat pada Gbr. 7. Tabel 3. Frekuensi dan durasi ikan hari kedua Kamera Periode pengamatan 1 1. 2::-2:59:59 26 8-143 26 2-19 1 2. 21::-21:59:59 32 2-141 32 7-383 1 3. 22::-22:59:59 37 2-324 37 2-111 2 1. 2::-2:59:59 33 2-227 33 1-153 2 2. 21::-21:59:59 38 2-141 38 2-1143 2 3. 22::-22:59:59 44 1-33 44 1-254 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(2): 94-1, Desember 215 97

Frekuensi Frekuensi E.A. Sadubun dkk. 4 5 3 2 1 4 3 2 1 Gambar 6. Frekuensi ikan muncul di permukaan air hari kedua kamera 1 Gambar 8. Frekuensi ikan muncul di permukaan air pada hari 6, 5, 4, 3, 2, 1, 4, 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1,,5 Gambar 7. Durasi ikan muncul di permukaan air hari kedua kamera 1 Gambar 9. Durasi ikan muncul di permukaan air pada hari Pada hari, pengamatan dilakukan mulai pukul 18: sampai 24: atau selama 6 jam pengamatan, terlihat bahwa frekuensi kemunculan ikan terbanyak pada jam 22: 23: sebanyak 44 kali, sedangkan durasi terpanjang ikan ikan muncul ke permukaan air yaitu selama 227 detik pada jam 2: 21:. Durasi waktu terpanjang ikan tidak teramati yaitu selama 1143 detik pada jam 21: 22:. Grafik frekuensi kemunculan ikan dapat dilihat pada Gbr. 8 sedangkan durasi waktu ikan kelihatan dipermukaan dapat dilihat pada Gbr. 9. Pada kedua gambar tersebut terlihat bahwa frekuensi kemunculan ikan semakin sering menuju tengah malam namun lamanya ikan bertahan di permukaan tidak menentu. Tidak terlihat adanya hubungan yang jelas antara frekuensi muncul dan lamanya ikan di permukaan. Tabel 4. Frekuensi dan durasi Ikan hari ketiga Kamera Periode pengamatan 1 1. 5::-5:59:59 4 3-12 4 18-26 2 1. 2::-2:59:59 8 2-253 8 7-1192 2 2. 3::-3:59:59 7 2-345 7 8-857 98 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(2): 94-1, Desember 215

Durasi keberadaan ikan di bawah cahaya lampu yang diamati dengan CCTV Pengamatan hari ketiga kamera 1 ikan di permukaan air maupun menghilangnya ikan dari permukaan air serta durasi waktunya disajikan pada Tabel 4. Dari 12 jam pengamatan (18: 6:) ternyata ikan hanya kelihatan sebanyak 4 kali dengan durasi waktu yang pendek 12 detik dan hanya teramati pada jam 5: 6:. Untuk kamera 2, dari 12 jam pengamatan ternyata ikan hanya muncul selama 2 jam (2: 4:) dengan frekuensi setiap hari 7 8 kali kemunculan dengan durasi waktu terlama 345 detik. Durasi waktu ikan tidak teramati paling lama 1192 detik. Keadaan hari ketiga ini disebabkan oleh karena gara-gara rumpon terkait pada tali sauh. Pengamatan hari keempat ikan di permukaan air maupun menghilangnya ikan dari permukaan air serta durasi waktunya disajikan pada Tabel 5. Pada hari keempat kamera 1 pengamatan dilakukan pukul 18: 6: atau selama 12 jam pengamatan, terlihat bahwa frekuensi kemunculan ikan terbanyak pada jam 19: 2: sebanyak 81 kali, sedangkan durasi terpanjang ikan muncul ke permukaan air yaitu selama 366 detik pada jam 2: 3:. Durasi waktu terpanjang ikan tidak teramati yaitu selama 873 detik pada jam 18: 19:. Grafik frekuensi kemunculan ikan pada kamera 1 dapat dilihat pada Gbr. 1 sedangkan durasi waktu ikan kelihatan di permukaan dapat dilihat pada Gbr. 11. Pada hari keempat kamera 2 pengamatan dilakukan pukul 18:-6: atau selama 12 jam pengamatan. Frekuensi kemunculan ikan terbanyak pada jam 21: 22: sebanyak 152 kali, sedangkan durasi terpanjang ikan muncul ke permukaan air yaitu selama 419 detik pada jam : 1:. Durasi waktu terpanjang ikan tidak teramati yaitu selama 54 detik pada jam 4: 5:. Tabel 5. Frekuensi dan durasi ikan hari keempat Kamera Periode pengamatan frekuensi Durasi waktu Frekuensi Durasi Waktu 1 1. 18::-18:59:59 3 1 3 23-873 1 2. 19::-19:59:59 81 2-156 82 1-34 1 3. 2::-2:59:59 21 7-1236 21 2-13 1 4. 21::-21:59:59 33 2-1754 33 1-19 1 5. 22::-22:59:59 8 3-117 8 1-518 1 6. 23::-23:59:59 28 1-543 28 1-25 1 7. ::-:59:59 7 33-1679 7 1-12 1 8. 1::-1:59:59 15 6-115 16 2-9 1 9. 2::-2:59:59 1 1-366 2 1-386 1 1. 3::-3:59:59 5 6-293 5 2-8 1 11. 4::-4:59:59 46 2-1496 46 2-97 1 12. 5::-5:59:59 16 1-791 15 2-214 2 1. 18::-18:59:59 1 7-112 1 5-336 2 2. 19::-19:59:59 26 1-27 26 3-329 2 3. 2::-2:59:59 35 1-227 35 1-153 2 4. 21::-21:59:59 152 1-28 152 1-139 2 5. 22::-22:59:59 49 1-33 49 1-227 2 6. 23::-23:59:59 31 2-141 31 3-243 2 7. ::-:59:59 25 3-419 25 3-97 2 8. 1::-1:59:59 14 23-359 14 4-119 2 9. 2::-2:59:59 15 25-363 15 2-66 2 1. 3::-3:59:59 9 123-416 9 3-243 2 11. 4::-4:59:59 17 4-418 17 2-54 2 12. 5::-5:59:59 13 3-222 13 2-314 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(2): 94-1, Desember 215 99

Frekuensi Frekuensi E.A. Sadubun dkk. 1 8 6 4 2 4 5 6 7 8 9 1 11 12 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Gambar 1. Frekuensi ikan muncul di permukaan air pada hari kedua kamera 1 Gambar 13. Durasi ikan muncul di permukaan air pada hari 6 5 4 3 2 1 Gambar 11. Durasi ikan muncul di permukaan air pada hari 16 14 12 1 8 6 4 2 4 5 6 7 8 9 1 11 12 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Gambar 12. Frekuensi ikan muncul di permukaan air pada hari Grafik frekuensi kemunculan ikan dapat dilihat pada Gbr. 12 sedangkan durasi waktu ikan kelihatan di permukaan dapat dilihat pada Gbr. 13. Dari kedua gambar tersebut terlihat bahwa frekuensi kemunculan ikan semakin sering menuju tengah malam namun lamanya ikan bertahan di permukaan tidak menentu. Tidak terlihat adanya hubungan yang jelas antara frekuensi muncul dan lamanya ikan di permukaan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pada awal lampu mulai dinyalakan, ikan datang ke sumber cahaya, namun hanya sebentar kemudian menghilang lagi. Pukul. sampai 4. merupakan waktu yang baik untuk dilakukan penangkapan ikan dengan menggunakan rangsangan lampu di atas air. Pergerakan ikan terjadi secara tidak beraturan pada waktu mencari makan namun pada kemunculannya, ikan tampaknya tetap bertahan di bawah sumber cahaya. DAFTAR PUSTAKA Jibran, A. Syamsudin 213. Potensi perikanan purse seini di wilayah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Hasanuddin, Makasar. Tupamahu, A. 23. Studi tentang tingkah laku ikan tembang (sardinella fimbriata) dan selar (selar crumnepthalmus) di bawah cahaya lampu. Disertasi. Program Pascasarjana IPB, Bogor. Yami, B. 1976. Fishing with Light. Fishing NewBooks Ltd., England. 1 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(2): 94-1, Desember 215