BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB II KAJIAN TEORI. dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama. 1

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB I PENDAHULUAN. mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada aspek-aspek tertentu. 3. kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

BAB II LANDASAN TEORI. memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB II KAJIAN TEORI. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus. untuk menimbulkan hasil belajar siswa. 1

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar

BAB II KAJIAN TEORI. segala macam pelajaran yang diberikan. Lebih lanjut Abdul Majid menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. panggal dan puncak proses pembelajaran 12. Setelah proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan fisikomotor.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa Kelas IV Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran. Bagi murid, penggunaan teknik pembelajaran dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mampu melahirkan siswa yang cakap dan berhasil menumbuhkan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Belajar. Al-qur an Al-Kahfi ayat 84. Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dari proses belajar yang

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama kebrhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. 1 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses dimana lingkungan secara sengaja mengikut sertakan siswa dalam bertingkah laku. Hal ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Saiful Sagara yang mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondis-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, yang merupakan subset khusus dari pendidikan. 2 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu keadaan atau proses yang dilakukan secara sengaja dalam interaksi antara guru dan siswa di dalam kelas untuk mencapai tujuan tertentu pembelajaran. 1 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 61 2 Ibid 7

8 2. Pengertian Hasil Belajar Slameto mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3 Sedangkan belajar itu sendiri memiliki tujuan yaitu ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan, hasil belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, hasil belajar itu meliputi: a. Hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif) c. Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik) 4 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh secara keseluruahan yang merupakan hasil dari interaksi siswa dengan guru yang mencakup kognitif, afaktif dan psikomotor. Purwanto menjelaskan hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, termasuk dalam tujuan pengajarannya. 5 Lebih lanjut hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengeruhinya, Jakarta: Rineke Cipta, 2004, hlm.2 4 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar., Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm. 28 5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 44

9 serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. 6 Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan. Sedangkan hasil belajar matematika dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tes. Agus Suprijono juga mengungkapkan hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. 7 Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap belajar mengajar keberhasilannya diukur dari berapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Artinya seberapa jauh hasil belajar dimiliki siswa. Tipe hasil belajar harus nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional), sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar mengajar. 8 Penjelasan senada yaitu hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 9 6 Ibid 7 Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yagyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 7-6 8 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009, hlm. 45 9 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 35

10 Secara operasional dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. 10 Berdasarkan penjelasan terori di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang berupa kemampuan yang dimiliki oleh siswa secara kognitif, afektif dan psikomotor, yang merupakan sebagai hasil interaksi dalam kegiatan belajar mengajar di.kelas. hal ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Nana Sudjana yang menjelaskan bahwa hasil belajar siswa mencakup tiga aspek diantaranya: a. Hasil belajar bidang kognitif Hasil belajar bidang kognitif meliputi hasil pengetahuan hafalan, hasil belajar pemahaman, hasil belajar analisis, hasil belajar sintesis, hasil belajar evaluasi. b. Hasil belajar bidang afektif Hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar bidang afektif ini tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi/perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan lain-lain. c. Hasil belajar bidang psikomotor Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). 11 Berdasarkan penjelasan beberapa teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa yang diaksud hasil belajar dalam 10 Robertus Angkowo, Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian, Jakarta: PT. Grasindo, 2007, hlm. 48 11 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm. 54

11 penelitian ini yaitu kemampuan siswa untuk menjalani serangkaian evaluasi yang dilakukan oleh guru setelah proses pembelajaran melalui tes tertulis yang bersifat kognitif saja dan memperoleh nilai sesuai dengan kreteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Sedangkan nilai hasil belajar siswa diinterprestasikan dalam bentuk angka. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Muhibbin Syah menyatakan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 12 Aunurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar siswa disamping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah: 1) Ciri khas/karakteristik siswa, 2) Sikap terhadap belajar, 3) Motivasi belajar, 4) Konsentrasi belajar, 5) Mengolah bahan belajar, 6) Menggali hasil belajar. 13 Sedangkan faktor ekternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah: 12 Muhibbin Syah, Op.Cit, hlm. 144 13 Aunurrahman, Op.Cit, hlm. 177-185

12 a. Faktor Guru, dalam ruang lingkupnya guru dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya. Keterampilan yang dimaksud adalah: a) Memahami peserta didik. b) merancangpembelajaran, c) melaksanakan pembelajaran, d)merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan e) mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Faktor Lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa. c. Kurikulum Sekolah, dalam rangkaian proses pembelajaran di sekolah, kurikulum merupakan panduan yang dijadikan sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. d. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya buku-buku pelajaran, media/alat bantu belajar merupakan komponen-komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa. 14 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa secara garis besar faktor yang mempengaruhi belajar dibagi dalam dua kategori yaitu faktor intern (bersumber dari dalam diri murid) dan faktor ekstern (dari luar diri). Namun kondisi tersebut tentunya berbeda-beda antara satu murid dengan murid lainnya, termasuk di dalamnya adalah metode yang dipergunakan guru dalam mengajar. 4. Teknik Pembelajaran Summary Ball Teknik pembelajaran Summary Ball berarti bola ringkasan. 15 Kegiatan melempar suatu benda secara perlahan ke satu sama lain. Teknik ini melibatkan benda yang sebenarnya. Kegiatan ini di mulai dengan melemparkan bola ke 14 Ibid, hlm. 188-195 15 Rick Wormeli, Loc. Cit, hlm. 176

13 salah satu siswa. Permainan bisa menjadi sangat seru apabila mencapai dua siswa dan mereka mengingat cukup banyak untuk melakukan lemparan bolak balik dengan bola sambil mengucapkan suatu fakta, konsep atau keterampilan kepada satu sama lain. Apabila bola pantai menjadi membosankan dan rusak setelah beberapa lama, kita dapat menggunakan benda lain yang lembut tetapi mudah untuk dilempar misalnya: bola tenis, bola kasti, ikan dari busa karet, sekantung bola mata palsu dan lain-lain. Para siswa suka dengan semua benda itu. Langkahlangkah teknik pembelajaran Summary Ball adalah sebagai berikut: a. Sajikan pelajaran anda seperti biasanya, setelah cukup banyak informasi disajikan, mintalah para siswa untuk berdiri di samping meja mereka atau membentuk suatu lingkaran. b. Mulailah kegiatan ini dengan melempar bola pantai ke salah satu siswa. c. Siswa yang menangkap bola mempunyai tiga detik untuk mengatakan suatu fakta, konsep atau keterampilan yang baru saja disajikan dalam pelajaran. Ia kemudian melemparkan bola kepada siswa lain yang belum berbicara. d. Siswa kedua mengatakan suatu fakta, konsep atau keterampilan yang belum disebutkan, kemudian melemparkan bola ke siswa yang lain dan seterusnya. e. Apabila siswa tidak dapat mengucapkan sesuatu dari pelajaran, ia masih harus melempar bola, akan tetapi setelahnya ia harus duduk dan keluar dari permainan. Permainan terus dilanjutkan sampai tinggal satu siswa yang berdiri. 16 Keunggulan teknik Summary Ball ini adalah: 1) Dengan teknik Summary Ball dapat meningkatkan partisipasi dari semua siswa. 16 Ibid

14 2) Pengulangan memperkuat informasi dalam ingatan siswa dan membuat lebih mudah bagi siswa yang sedang kesulitan untuk tetap berada dalam permainan. 3) Teknik meringkas ini membuat siswa mengulang materi pelajaran sambil bergerak secara fisik. Hal ini mengurangi tekanan pada sendisendi tulang dan pergerakan otot memberikan oksigen dan nutrisi kepada otak sesuatu yang penting untuk pemahaman. Sedangkan kelemahan teknik summary ball adalah: a) Sangat jarang siswa berpikir tentang banyak hal yang berbeda dan dalam permainan sering terjadinya keributan diantara para siswa. b) Waktu pelaksanaannya relatif lama c) Kurang cocok diterapkan pada kelas rendah seperti kelas I dan II 5. Hubungan Antara Teknik Pembelajaran Summary Ball dengan Hasil Belajar Matematika Slameto menjelaskan teknik pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi (pengajaran). Dengan kata lain, teknik pembelajaran merupakan suatu rencana bagaimana melaksanakan tugas belajar mengajar yang telah di identifikasikan (hasil analisis) se hingga tugas tersebut dapat memberikan hasil belajar yang optimal. Salah satu teknik yang penulis pilih adalah teknik pembelajaran Summary Ball (Bola Ringkasan), dengan alasan bahwa Summary Ball dapat: a. Meningkatkan kemampuan berpikir dan bekerja siswa secara matematis.

15 b. Meningkatkan keterampilan penanaman konsep, pemahaman, dan pemantapannya bagi siswa. c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. d. Merupakan pengalaman yang mengasyikkan bagi siswa. e. Membangun kepercayaan diri siswa dalam pelajaran matematika, sehingga dapat memperbaiki hasil belajar siswa. 17 Kegiatan melempar suatu benda secara perlahan ke satu sama lain, sehingga mereka mengingat cukup banyak untuk melakukan lemparan bolak balik dengan bola sambil mengucapkan suatu fakta, konsep atau keterampilan satu sama lain. Dengan demikian dapat mempermudah siswa dalam proses pembelajaran matematika, sehingga hasil belajar matematika dapat ditingkatkan dengan teknik pembelajaran Summary Ball. B. Penelitian yang Relevan Dalam melaksanakan penelitian ini, referensi penulis tidak hanya diperoleh melalui buku-buku yang berkaitan, tetapi juga diperoleh dari penelitianpenelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian yang relevan itu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Marya Ulfa pada tahun 2012 dengan judul The Effect Of Using Summary Ball Technique Towards Speaking Ability At The Second Year Students Of Islamic Junior High School Of Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang. 18 Adapun letak relevansinya sama-sama dengan menggunakan teknik Summary Ball, namun dengan mata pelajaran dan tempat penelitian yang berbeda. 17 Ricki Wormeli, Loc. Cit 18 Marya Ulfa, The Effect Of Using Summary Ball Technique Towards Speaking Ability At The Second Year Students Of Islamic Junior High School Of Pondok Pesantren Daarun Nahdah Thawalib Bangkinang, Skripsi, UIN SUSKA RIAU, Pekanbaru, 2012.

16 Peneliti mencoba melakukan penelitian tentang penerapan Teknik summary ball untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Sedangkan Marya Ulfa meneliti tentang pengaruh penggunaan teknik summary ball terhadap kemampuan siswa dalam berbicara. Hasil penelitian Marya Ulfa menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa berbicara pada kelas ekperiment adalah 11.40 (24.70%) sedangkan pada kelas control adalah 4.77 (10.45%). Peneliti menemukan bahwa angka signifikan 0.000<0.5. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknik summary ball dapat meningkatkan kemampuan siswa berbicara. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Samsimar dengan judul Penerapan Susanti dengan judul penerapan teknik summary ball untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV SD 043 Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur. Kesamaannya adalah sama-sama menerapkan teknik summary ball, sedangkan perbedaannya adalah peneliti bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa sedangkan Susanti bertujuan meningkatkan motibasi belajar siswa. C. Kerangka Berfikir Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor ekstern yaitu teknik mengajar yang dugunakan oleh guru dalam melaksaakan kegiatan belajar mengaja. Diantaranya adalah teknik summary ball, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teknik summary ball dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan bekerja siswa secara matematis kemudian dapat meningkatkan keterampilan penanaman konsep, pemahaman, dan pemantapannya bagi siswa.

17 Selain penjelasan di atas, penerapan teknik summary ball juga dapat membantu siswa memecahkan masalah masalah dalam belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan dengan kegiatan pembelajaran melalui teknik summary ball yang dilaksanakan oleh guru yang beroreantasi pada aktivitas dan pemahaman siswa akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Indikator aktifitas guru Indikator kinerja aktivitas guru dengan teknik Summary Ball dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Guru menyajikan/menjelaskan materi pembelajaran dan menyiapkan soal-soal. 2) Guru meminta para siswa berdiri disamping meja mereka atau membentuk suatu lingkaran. 3) Guru memulai permainan dengan melemparkan bola ke salah satu siswa. 4) Guru meminta siswa untuk mengemukakan fakta, konsep atau keterampilan atau meminta siswa menjawab soal yang di berikan guru. 5) Guru memberikan LTS 6) Guru mengevaluasi dan menyimpulkan materi pelajaran.

18 Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas guru dengan teknik summary ball ini mencapai 75%. Adapun presentase yang digunakan adalah sebagai berikut: a) 90% sd 100% Sangat Baik b) 70% sd 89% Baik c) 50% sd 69% Sedang d) 30% sd 49% Kurang e) 10% sd 29% Sangat Kurang. 19 b. Indikator Aktivitas Siswa Indikator aktivitas siswa dengan teknik Summary Ball dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan baik 2) Siswa berdiri disamping meja mereka atau membentuk suatu lingkaran, 3) Siswa menangkap bola. 4) Siswa menjawab soal yang diberian guru dan melemparkan bola ke siswa lain yang belum berbicara. 5) Mengerjakan LTS yang di berikan oleh guru. 6) Siswa menyimpulkan materi pelajaran. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas siswa dengan teknik summary ball ini mencapai 75%. 20 Adapun presentase yang digunakan adalah sebagai berikut: 19 Tim Yustisia, Panduan Lengkap KTSP, Yokyakarta: Pustaka Yustisia, 2007, hlm. 367.

19 a) 90% sd 100% Sangat Baik b) 70% sd 89% Baik c) 50% sd 69% Sedang d) 30% sd 49% Kurang e) 10% sd 29% Sangat Kurang. 21 c. Indikator Hasil Belajar Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa secara individu mencapai kereteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 6 5. Sedangkan keberhasilan secara klasikal apabilan hasil belajar siswa berada pada kategori baik mencapai 75% 22. 20 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 257 21 Tim Yustisia, Op. Cit.,hlm. 367 22 Mulyasa, Op. Cit., hlm. 257