SISTEM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 DAN TEAMVIEWER MELALUI MEDIA INTERNET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

PERANCANGAN BATTERY CHARGE CONTROL UNIT (BCCU) UNTUK APLIKASI SOLAR HOME SYSTEM (SHS)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM CATU DAYA OTOMATIS MENGGUNAKAN SOLAR CELL PADA ROBOT BERODA PENGIKUT GARIS

Oleh : Miftahul Kanzil Muhid Irfan Mustofa Dosen Pembimbing : Ir. Josaphat Pramudijanto, M.Eng NIP :

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi.

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN BATERAI CHARGE CONTROL UNTUK SISTEM PENGANGKAT AIR BERBASIS ARDUINO UNO MEMANFAATKAN SUMBER PLTS

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLLER.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Sistem PLTS Off Grid Komunal

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

Gambar 1.1 Global direct normal solar radiation (Sumber : NASA)

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan serta penyelesaian penulisan laporan tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III METODE PENELITIAN

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

SISTEM PENGENDALI DAN PENGAWAS PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT BERBASIS WEB

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

Fakta.

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

Perancangan dan Realisasi Solar Charge Controller Maximum Power Point Tracker dengan Topologi Buck Converter untuk Charger Handphone

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Sistem Tracking Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Arduino

RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA : STUDI PARAMETER TEKNOLOGI HYBRID KOLEKTOR SEL SURYA SEBAGAI TEKNOLOGI PENGERING HASIL PANEN ABSTRAK

Pengisi Baterai 12 Volt dan 6 Volt Dengan Tampilan LCD. Bebasis Mikrokontroler ATmega8. Alfian Romadhan. Dosen pembimbing : Dr.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV SISTEM MONITORING DAYA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN WATTMETER DIGITAL BERBASIS WEB APLIKASI

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

Implementasi Algoritma Logika Fuzzy Dalam Penentuan Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat Off Grid

RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil,

Pengukuran dan Pemantauan Performansi Modul Surya

BAB III DESKRIPSI MASALAH

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY

Pengaturan Pergerakan Solar Cell Berdasarkan Intensitas Cahaya Matahari (Mikrokontroler, Mekanik dan Transceiver)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer SISTEM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 DAN TEAMVIEWER MELALUI MEDIA INTERNET SOLAR POWER MONITORING SYSTEM BASED ON ATMEGA16 MICROCONTROLLER AND TEAMVIEWER THROUGH INTERNET MEDIA Handoko Program Studi Teknik Elektro Universitas Nasional, Jakarta handokoalex2012@gmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalisir sumber daya manusia dalam memantau kerja sistem di lokasi dengan menggabungkan kinerja ATMega16 dan TeamViewer melalui internet, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Modul photovoltaic bekerja dengan mengubah energi cahaya dari radiasi matahari menjadi energi listrik untuk disimpan ke dalam baterai sehingga dapat digunakan ketika tidak ada sinar matahari. Untuk memaksimalkan fungsi baterai, sistem akan menjaga baterai dengan memutus pengisian ketika baterai mencapai batas ambang maksimum (13,6 V) dan memutuskan penggunaan beban ketika tegangan mencapai batas ambang minimum (10,5 V). Sistem akan membaca tegangan yang dihasilkan oleh solar modul dan menampilkan ke LCD. Kata kunci: solar modul, teamviewer, photovoltaic, baterai Abstract The purpose of this research is to minimize human resources employed to observe the working system in situ by combining the performance of ATmega16 and TeamViewer via the Internet, thus saving time and costs. Photovoltaic module works by converting light energy from solar radiation into electrical energy for battery storage, enabling it to be used when there is no sunlight. To maximize battery function, the system will maintain the battery by disconnecting the charging when the battery reaches a maximum threshold (13,6V) and disconnecting the load when the voltage reaches the minimum threshold limit (10,5V). The system will read the voltage produced by the solar modules and displays it on an LCD. Keyword: solar module, teamviewer, photovoltaic, battery Tanggal Terima Naskah : 28 Juni 2016 Tanggal Persetujuan Naskah : 04 Agustus 2016 9

Vol. 06 No. 21, Jan Mar 2017 1. PENDAHULUAN Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan solusi sumber energi listrik yang ramah lingkungan, meskipun sampai saat ini masih memerlukan biaya investasi yang relatif mahal. Oleh karena itu, diperlukan monitoring dan perawatan yang continue agar pembangkit listrik tenaga surya dapat beroperasi secara optimal. Permasalahan yang timbul adalah tidak efisiennya sumber daya manusia jika menempatkan seseorang di lokasi pembangkit listrik tenaga surya untuk memantau sistem, karena akan mengeluarkan biaya tambahan dan akan merugikan waktu untuk memantau sistem. Penggunaan baterai yang tidak optimal akan memperpendek masa pakai baterai, sehingga penggunaan baterai harus dijaga sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pabrikan, yaitu menjaga agar pengisian tidak melebihi kapasitas dan menjaga agar kapasitas baterai tidak berada di bawah kapasitas minimal [1]. Perkembangan sistem informasi dan teknologi akan membantu sumber daya manusia dalam pemenuhan kebutuhan. 2. PERMASALAHAN Penempatan tenaga teknis di lokasi pembangkit listrik tenaga surya untuk mengawasi bekerjanya sistem dirasakan kurang efektif dan tidak efisiensi. Kerugian waktu dan materi akibat membayar tenaga teknis pengawas pembangkit listrik tenaga surya menjadi pertimbangan utama. Apabila terjadi kerusakan pada sistem, engineer membawa seluruh peralatan untuk perbaikan karena tidak mengetahui di bagian mana sistem mengalami kerusakan akibat tidak adanya monitoring. Penggunaan masa pakai baterai sebagai penampung energi listrik kurang maksimal akibat tidak ada sistem yang dapat mengatur baterai pada kapasitas yang diizinkan oleh pabrikan. Baterai akan cepat rusak ketika daya tampung telah mencapai maksimum tetapi pengisian masih terus berlanjut tanpa adanya alat pemutus otomatis pengisian baterai. Baterai juga akan cepat rusak ketika daya telah mencapai minimun, tetapi penggunaannya masih terus berlanjut. 3. KONSEP DASAR Dalam penelitian ini, terdapat beberapa referensi dari penelitian sebelumnya tentang penggunaan dan aplikasi solarcell sebagai pembangkit tenaga listrik tenaga surya yang digunakan sebagai bahan acuan untuk memperkaya kajian penelitian. Beberapa penelitian tersebut diantaranya: a. Penelitian yang dilakukan oleh Suriadi dan Mahdi Syukri dengan judul Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpadu Menggunakan Software PVSYST pada Komplek Perumahan di Banda Aceh tahun 2010 [2]. Penelitian ini menjelaskan tentang kapasitas modul surya, grafik hubungan antara tegangan dan arus yang dihasilkan dari radiasi sinar matahari dalam perencanaan agar dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan rumah tinggal per hari. Baterai charge regulator, kapasitas arus baterai, serta inverter untuk menyalurkan energi yang tersimpan selama pengisian dan pengubahan menjadi arus AC juga diperhitungkan dalam perancangan PLTS. b. Penelitian yang dilakukan oleh Nyoman S. Kurnia dengan judul Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga Urban dan Ketersediaannya di Indonesia, tahun 2010 [3]. Penelitian ini menjelaskan tentang ketersediaan peralatan dan komponen pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia, yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan rumah tinggal perkotaan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kapasitas dan vendor dari PLTS. Penggunaan listrik dalam masyarakat urban sudah sangat melekat sehingga ketersediaannya akan sangat berpengaruh terhadap produktifitas dan 10

Sistem Monitoring Pembangkit kenyamanan. Masyarakat urban bisa jadi penggerak pemasyarakatan PLTS perkotaan yang pengelolaannya dapat dilakukan secara swakarya dan swakelola [4]. c. Penelitian yang dilakukan oleh Abdulkarim dengan judul Techno-Economic Analysis of Solar Energy for Electric Power Generation in Nigeria. Penelitian ini menjelaskan tentang ketersediaan energi surya secara regional dan global di daerah Nigeria, yang pemanfaatan layak digunakan untuk pembangkit listrik [5]. Sinar matahari yang cukup berlimpah dapat menggantikan energi air, bahan bakar fosil, dan radiasi nuklir. Teknologi yang melibatkan konsentrasi, pengumpulan dan konversi energi surya untuk listrik juga dibahas. d. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Purnomo dengan judul Pengisian Baterai Otomatis dengan Menggunakan Solarcell. Penelitian ini menjelaskan tentang bahaya pengisian baterai berlebihan akan menghasilkan gas emisi sulful oksida, oksida nitogen, dan karbondioksida yang banyak berpengaruh terhadap lingkungan, karena suhu lingkungan akan meningkat sehingga dapat menyebabkan pemanasan global. Pengisian baterai otomatis dengan tenaga fosil (minyak bumi) diganti dengan menggunakan tenaga surya dengan keuntungan tidak menimbulkan polusi udara atau pencemaran lingkungan [1]. 4. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada rancang bangun sistem adalah: a. Analisis Melakukan wawancara dan konsultasi dengan pihak terkait yang bekerja di bidang instalasi pembangkit listrik. Pada tahap analisis akan ditemukan berbagai kendala dan permasalahan yang mungkin terjadi di lapangan, disertai beberapa solusi yang diharapkan; melakukan studi literatur untuk memperbanyak pengumpulan data dan informasi yang berisi berbagai konsep dari ahli yang bisa digunakan sebagai pemecahan masalah. b. Perancangan Perancangan terdiri atas dua bagian, yakni pembuatan hardware dan perancangan software. Perancangan alat (hardware) merupakan pembuatan miniatur sistem kerja rangkaian yang dimulai dari membuat diagram blok sistem, rangkaian sistem, serta diagram alur. Perancangan software dengan cara membuat program kerja dengan menggunakan bahasa pemprograman yang dimasukkan ke dalam mikrokontroler ATMega16 dengan bantuan Codevision AVR. c. Pengujian Pengujian merupakan tahap terakhir yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pengujian sistem dilakukan secara bertahap, yakni dimulai dari pengujian setiap blok diagram kerja agar semua bekerja dengan baik. Pengujian dapat dilakukan hingga beberapa kali dengan perbaikan hingga sistem bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. 5. PEMECAHAN MASALAH Untuk memecahkan masalah yang ada, maka dirancanglah sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya melalui media internet sehingga tidak membutuhkan sumber daya manusia untuk memantau sistem pembangkit listrik tenaga surya tersebut sehingga dapat menghemat finansial, waktu, dan tenaga untuk mengontrol sistem pembangkit listrik tenaga surya. Monitoring sistem dapat dilakukan dimana saja tanpa harus berada di tempat sistem berada. Dengan mengetahui gangguan yang terjadi, maka teknisi/engineer dapat 11

Vol. 06 No. 21, Jan Mar 2017 menyiapkan material yang diperlukan untuk memperbaiki pembangkit listrik tenaga surya tersebut tanpa harus membawa banyak peralatan yang tidak diperlukan. Sistem dilengkapi dengan baterai kontrol unit, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan pengisian antara solar module dan baterai ketika telah mencapai batas ambang maksimum, yakni 13,6 volt (dalam hal ini digunakan kapasitas baterai 12 volt), serta memutuskan hubungan antara baterai dan beban ketika kapasitas baterai mencapai batas ambang minimum, yakni 10,5 volt. Berdasarkan hal tersebut, dirancanglah sistem dengan kerja sebagai berikut: a. Sistem dapat membaca tegangan yang dihasilkan oleh solar module dengan bantuan Analog to Digital Converter (ADC) dan menampilkan ke Liquid Crystal Display (LCD). b. Sistem dapat membaca tegangan yang tersimpan pada baterai dengan bantuan ADC dan menampilkan ke LCD. c. Sistem dapat memutuskan saluran ke solar module secara otomatis jika tegangan pada baterai telah mencapai batas ambang atas, yaitu 13,65 volt dan memutuskan saluran ke beban ketika tegangan pada baterai telah mencapai pada batas ambang bawah, yaitu 10,5 Volt. d. Sistem dapat terhubung ke komputer dengan bantuan software teamviewer sehingga dapat me-monitor dan kontrol sistem pembangkit listrik tenaga surya dari jarak jauh. Berikut adalah diagram blok dari Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Mikrokontroler ATMega16 dan TeamViewer Melalui Media Internet Gambar 1. Diagram blok rangkaian Prinsip kerja sistem adalah baterai dan solar modul (module photovoltaic) bekerja sama dalam memberikan energi listrik kepada beban. Energi listrik dapat dihasilkan langsung dari modul photovoltaic pada siang hari dan energi diambil dari baterai pada malam hari. Energi dapat diambil dari baterai dan photovoltaic pada saat cuaca mendung. Semua tidak terlepas dari fungsi BCU (Battery Control Unit) sebagai alat pengatur. Pada siang hari, matahari bersinar dengan mengeluarkan energi radiasi melalui gelombang cahaya. Dengan modul photovoltaic, energi cahaya dari radiasi sinar matahari dikonversikan menjadi energi listrik. Apabila tegangan pada modul lebih besar dari 12

Sistem Monitoring Pembangkit tegangan baterai, maka terjadi arus pengisian ke baterai. Tegangan baterai akan terus meningkat linier dengan waktu pengisian. Apabila tegangan baterai telah mencapai batas ambang maksimum yang ditetapkan, yaitu 13,65 volt, maka BCU akan memutuskan hubungan antara modul photovoltaic dengan baterai. Pada malam hari, tidak ada energi yang dihasilkan oleh modul photovoltaic, secara otomatis yang men-supply energi ke beban adalah baterai. Jika penggunaan energi baterai terlalu banyak, maka tegangan baterai akan turun sejalan dengan berkurangnya energi baterai. Jika tegangan baterai turun melewati batas ambang minimum yang ditetapkan, yaitu 10,5 volt, maka secara otomatis beban akan mati yang ditandai dengan terputusnya hubungan antara baterai dengan beban. Untuk menampilkan hasil pembacaan yang telah terproses melalui ADC 0804 dan mikrokontroler digunakan Liquid Crystal Display (LCD) dengan ukuran 2x16. Gambar 2. Rangkaian LCD Berikut adalah beberapa rangkaian relay yang terhubung dengan sistem. Relay pertama menghubungkan antara beban dengan baterai, yakni berfungsi untuk memutuskan hubungan antara baterai dan beban ketika baterai telah mencapai batas ambang minimum (10,5 volt). Relay kedua menghubungkan antara solarcell dan ADC, yakni berfungsi sebagai pembacaan tegangan yang keluar dari solar ke pengisian baterai sehingga menjaga tegangan berlebih pada baterai. Rangkaian relay yang ketiga menghubungkan antara baterai kontrol unit dengan ADC. Setiap rangkaian relay terhubung oleh mikrokontroler ATMega16 sebagai otak kerja utama yang mengatur relay close dan open. Gambar 3. Rangkaian Relay Ketika solarcell disinari matahari akan menghasilkan energi (tegangan). Besar tegangan yang dihasilkan tergantung pada jumlah dan intensitas sinar matahari yang mengenai solarcell tersebut dan tergantung pada besar (luas) solarcell yang digunakan. Semakin banyak sinar yang mengenai solarcell, maka semakin besar tegangan yang dihasilkan. Demikian pula sebaliknya, semakin sedikit intensitas sinar matahari yang 13

Vol. 06 No. 21, Jan Mar 2017 mengenai solarcell, maka tegangan yang dhasilkan akan semakin menurun (pada saat cuaca mendung atau sore hari). Pada malam hari tidak terkena sinar matahari maka tidak ada tegangan yang dihasilkan. Berikut adalah hasil percobaan rangkaian dengan menggunakan solar module 20WP. Tabel 1. Besar tegangan solar module terhadap waktu No Waktu WIB Tegangan (V) 1 05.00 00.0 2 08.00 05.0 3 09.00 07.0 4 10.00 11.0 5 11.00 13.5 6 12.00 17.5 7 13.00 18.0 8 14.00 12.0 9 15.00 10.0 10 20.00 00.0 Rangkaian analog to digital converter (ADC) mengubah dari rangkaian analog menjadi berlogika digital (1/0) dengan Vreff 5volt DC. Perubahan bit yang akan aktif mengikuti perhitungan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan. Gambar 4. Rangkaian ADC Rangkaian ADC berfungsi untuk mengkorversi sinyal analog menjadi digital sehingga dapat dengan mudah dibedakan. Dengan membandingkan antara Vreff,Vin(+), dan Vin(-) maka akan didapat data berupa sinyal digital yang dihitung berdasarkan rumus: Vout= (Vin(+) Vin(-))/255..(1) Hasil tersebut sleanjutnya dikonversi menjadi data biner yang akan dikeluarkan melalui port ADC. Prinsip kerja inilah yang digunakan untuk membuat sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya yang dibantu dengan mikrokontroler ATMega16 dan ditampilkan dalam Liquid Cristal Display (LCD). 14

Sistem Monitoring Pembangkit Tabel 2. Pengamatan Indikator ADC ADC (volt) Spesifikasi Pengamat an Hasil Vin Vr 2 5 01100110 01100110 sesuai 0.44 5 00010111 00010111 sesuai 0.39 5 00010100 00010100 sesuai 0.25 5 00011001 00011001 sesuai 0.27 5 00001111 00001111 sesuai 0.54 5 00011101 00011101 sesuai Pengkonversian dari analog menjadi digital adalah sebagai berikut: Biner = (Vout : Vreff) x (2 n -1) Biner = (0.39 : 5) x 255 = 19.89 (biner 00010100) Biner = (0.44:5) x 255 = 22.44 (biner 00010111) Biner = (0.25 : 5) x 255 = 12.75 (biner 00011001) Biner = (0.27:5) x 255 = 14.28 (biner 00001111) Biner = (0.54:5) x 255 = 27.54 (biner 00011100) Biner = (2:5) x 255 = 102 (biner 01100110) TeamViewer adalah suatu program yang digunakan untuk melakukan akses Komputer (PC) dari jarak jauh secara remote melalui internet yang merupakan aplikasi Remote Desktop. Interface antara sistem dengan komputer dilakukan dengan komunikasi serial rs232 sehingga antara data yang ditampilkan pada LCD akan sama dengan data yang ditampilkan pada komputer secara realtime. Selanjutnya komunikasi antara komputer server dan client dilakukan melalui teamviewer dengan bantuan internet. Sistem RS232 Host Clien Internet Modem Gambar 5. Komunikasi serial rs232 Pengujian teamviewer dapat dilakukan minimal dengan menggunakan dua komputer dengan satu komputer terhubung ke sistem melalui komunikasi serial RS232. Cara pengujian: Jalankan hyper terminal: All Program -> Accesssories -> Communications -> Hyper Terminal. New Connection ketik nama koneksi pada kolom name -> OK Connect Using -> Com1 dan atur baudrate, data bit, parity, stop bit, flow control. Pengujian dilakukan pada baudrate 9600, data bit 8, parity none, stop bit 1 dan flow control hardware. ->OK 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Solar module menghasilkan tegangan yang semakin besar dari pagi hari hingga siang hari, selanjutnya terus menurun dari siang hingga sore hari. Pada malam hari tidak menghasilkan tegangan. Tegangan terbesar yang dihasilkan oleh solar module adalah pada pukul 12.00 sampai pukul 13.00, yaitu saat matahari bersinar terang tepat mengenai solar modul dengan sudut 180 o. 15

Vol. 06 No. 21, Jan Mar 2017 b. Baterai control unit bekerja dengan memutus hubungan antara baterai dan solar module ketika tegangan baterai telah mencapai batas ambang maksimum sehingga pengisian tidak berlanjut untuk mencegah kerusakan akibat overload pengisian. c. Baterai control unit bekerja dengan memutuskan hubungan antara baterai dan beban ketika tegangan pada baterai telah mencapai batas ambang minimum untuk mencegah kekosongan pada baterai. d. Resolusi pengukuran tegangan bergantung terhadap resolusi ADC 0804, yaitu 0,02 volt (vreff:255). e. Software teamviewer bekerja dengan menghubungkan sistem ke monitor sehingga sistem dapat di monitor dan kontrol dari jarak jauh. f. Untuk penggunaan program dengan kapasitas penulisan yang melebihi 8Kb disarankan menggunakan mikrokontroler dengan kapasitas memori yang memadai (misalkan ATMega16, ATMega32, atau ATMega64). REFERENSI [1]. Purnomo, Wahyu. 2010. Pengisian Baterai Otomatis dengan Menggunakan Solar Cell [Tesis]. Depok: Universitas Gunadarma. [2]. Suriadi., Syukri, Mahdi. 2010. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpadu Menggunakan Software PVSYST pada Komplek Perumahan di Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika, Vol. 9 No. 2, Universitas Syiah Kuala. [3]. Kurnia, Nyoman S. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga Urban dan Ketersediaannya di Indonesia. Jurnal Teknologi Elektro, Vol. 9 No. 1, Universitas Udayana. [4]. Chidichimo, G., Filippelli, L. 2010. Organic Solar Cell: Problems and Perspective, International Journal of Photoenergy, Vol 2010, Universita degli Studi Della Calabria. [5]. Wardhana, Linggar. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535. Yogyakarta: ANDI. 16