dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos

dokumen-dokumen yang mirip
BMKG PRESENTASI KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR, BALI

KATA PENGANTAR. Badung, April 2016 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI

KATA PENGANTAR. Badung, Juli 2016 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI

KATA PENGANTAR. Badung, November 2016 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI

KATA PENGANTAR. Badung, Februari 2015 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali

KATA PENGANTAR. Badung, Maret 2015 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali. Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Badung, April 2015 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP

TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI

KATA PENGANTAR. Badung, September 2016 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI

KATA PENGANTAR. Badung, Agustus 2015 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP

I. INFORMASI METEOROLOGI

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BAB I MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE

Buletin Meteorologi Penerbangan Edisi XXVII, Maret 2017 I. PENDAHULUAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Agustus Volume V - No.

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BULETIN DAFTAR ISI. Edisi 6 Juni 2017 Stasiun Meteorologi Pattimura. Daftar Isi. Pengantar. Pengertian. Pendahuluan 1. Stasiun Meteorologi Pattimura 1

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

ANALISIS EKSTRIM DI KECAMATAN ASAKOTA ( TANGGAL 4 dan 5 DESEMBER 2016 )

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. September Volume V - No.

STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPANDAN

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS ANGIN KENCANG DI KOTA BIMA TANGGAL 08 NOVEMBER 2016

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT & PROSPEK CUACA WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR DESEMBER 2016 JANUARI 2017 FORECASTER BMKG EL TARI KUPANG

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2016

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Mei Volume V - No.

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2016

ANALISIS KEJADIAN HUJAN ES DI DUSUN SORIUTU KECAMATAN MANGGALEWA KABUPATEN DOMPU ( TANGGAL 14 NOVEMBER 2016 )

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Januari 2017

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juni Volume V - No.

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Juni 2017

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juli Volume V - No.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

SIKLON TROPIS YVETTE DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI CUACA DI INDONESIA (19 23 Desember 2016) Disusun oleh : Kiki, M. Res Rudy Hendriadi

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Nopember 2016

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KLIMATOLOGI BANJIR BANDANG BULAN NOVEMBER DI KAB. LANGKAT, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 26 November 2017) (Sumber : Waspada.co.

ANALISIS KLIMATOLOGI TERKAIT BANJIR DI KAB. SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 16 dan 18 September 2017)

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Februari 2017

ANALISIS CUACA KEJADIAN KELEMBABAN SANGAT RENDAH TANGGAL 31 JANUARI 2018

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Oktober Volume V - No.

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR TANGGAL 26 OKTOBER 2017 DI BANDARA PONGTIKU KABUPATEN TANA TORAJA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN KABUPATEN SEKADAU, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 19 FEBRUARI 2017

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi April 2017

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Juli 2017

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2017

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

Transkripsi:

TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI KATA PENGANTAR Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas diterbitkannya Buletin Meteo Penasehat Ngurah Rai edisi Mei 205 ini. Pembuatan buletin ini Drs. A.A. Gede Trikumara S. dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos menginformasikan kejadian cuaca khususnya di lingkup Pemimpin Redaksi Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurun waktu Agus Yarcana Wakil Pemimpin Redaksi Decky Irmawan, SE, M. Kom Dewa Gede Agung Mahendra, S. Kom sebulan terakhir. Penerbitan buletin ini diharapkan dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat terutama kepada Sekretaris Redaksi Agit Setiyoko, S.T Ni Made Dwi Jayanti, S. Kom Tim Redaksi Sangsang Firmansyah, SP Muh. Khamdani, SP Tatang Hadi Suprobo, SH, SP pengguna layanan cuaca penerbangan. Sebagaimana biasa, saran dan kritik membangun tentu saja masih kami perlukan guna menjadikan kualitas buletin ini ke depan menjadi semakin baik. Devi Ardiyansah, SP I Putu Sumiana, S.Si Badung, Mei 205 Kadek Sumaja, S.Si Tim Percetakan/Distributor Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I I Wayan Subakti, A.Md Ngurah Rai Denpasar Putri Kusumastuti, A.Md Kadek Winasih, A.Md Devi Dwita Meiliza, SE Alamat Redaksi Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali 8036 NIP. 9602298403 Telp. 0369359754 Fax. 03693524 Email : stametngurahraidps@gmail.com Website www.ngurahrai,bali.bmkg.go.id

DAFTAR ISI TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... 2 PANDANGAN BMKG TERHADAP PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TERBARUKAN DI BALI SELATAN... 4 I. DAFTAR ISTILAH... 6 II. PENDAHULUAN... 9 III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT... A. ENSO (El Nino Southern Osclation)... B. MJO (Madden-Jullien Oscilation)...2 C. Sirkulasi Monsun...4 D. Suhu Muka Laut...6 IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN APRIL 205...8 A. Curah Hujan...8 B. Suhu Udara...8 Suhu Udara Rata-Rata Harian...8 2 Suhu Udara Maksimum...9 3 Suhu Udara Minimum...9 C. Kelembaban Udara...20 D. Tekanan Udara...2 E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan...2 F. Crosswind, Headwind dan Tailwind...22 V. EVALUASI KINERJA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR...24 A. Evaluasi Kinerja Tiap Kelompok...24 B. Verifikasi Prakiraan Cuaca... 2

C. Evaluasi Kunjungan Website...3 VI. PENENTUAN INDIKATOR AWAL TERJADINYA CUACA EKSTRIM DENGAN MENGGUNAKAN PRODUK RADAR EEC (STUDI KASUS DI BANDARA NGURAH RAI, BALI)...32 A. Pendahuluan...32. Latar belakang...32 2. Metodologi...33 B.Landasan Teori...33. Radar EEC...33 2. Produk Radar EEC...33 a. CAPPI...33 b. CMAX...33 c. ETOPS...34 d. EBASE...34 e. UWT...34 3 Manfaat Prakiraan Cuaca Jangka Pendek...34 C. Hasil dan Pembahasan... 35. Produk CAPPI...35 2. Produk CMAX...35 3. Produk ETOPS...36 4. Produk EBASE...36 5. Produk UWT...37 D. Kesimpulan...38 E. Daftar Refrensi...39 3

PANDANGAN BMKG TERHADAP PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TERBARUKAN DI BALI SELATAN Visi tentang sumber energi listrik terbarukan adalah sebuah keharusan untuk dimiliki setiap provinsi saat ini. Kebutuhan energi listrik yang masih sangat besar sudah tidak bisa diimbangi oleh ketersediaan bahan bakar fosil yang menjadi bahan baku utama. Provinsi Bali sebagai provinsi yang kebutuhan energi listriknya meningkat sangat pesat, seiring perkembangan ekonominya, juga berusaha melakukan pengembangan sumber energi listrik terbarukan. Berdasarkan catatan PT. Perusahaan Listrik Negara distribusi Bali, diketahui bahwa total beban puncak sistem kelistrikan Bali pada tahun 204 (688.2-780.9 MW) mengalami peningkatan 63% bila dibandingkan dengan total beban puncak pada tahun 2009 (436.4-688.2 MW). Oleh karena itu kebutuhan akan pembangun pembangkit listrik terbarukan sudah sangat mendesak. Provinsi Bali memiliki luas daratan 5.636,66 km2, dengan rincian sebesar 20 % nya adalah daerah datar dan kontur yang tidak rata, sedangkan 80% nya adalah daerah yang curam dan sangat curam. Kondisi geografis ini tentu membuat provinsi Bali harus memperhitungkan dengan cermat tipe sumber energi listrik terbarukan yang dapat dikembangkan di wilayahnya. Pertimbangan berdasarkan kajian potensi wilayah dari berbagai bidang ilmu sangat dibutuhkan untuk menjamin efisiensi pembangunan pembangkit listrik terbarukan tersebut BMKG sebagai institusi pemerintah yang memiliki tanggung jawab di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika, mulai memiliki banyak peran dalam proses pembangunan pembangkit listrik terbarukan ini. Peran utama BMKG sebagai penyedia data yang lengkap dan berkualitas, saat ini sudah berkembang menjadi institusi yang 4

dapat memberi masukan pada pemegang keputusan. Sehingga kajian tentang potensi wilayah dari bidang meteorologi dan klimatologi mutlak harus tersedia untuk pemerintah daerah provinsi Bali. Salah satu kajian dari bidang meteorologi dan klimatologi yang coba dipaparkan oleh BMKG adalah kajian untuk wilayah Bali Selatan, yang meliputi kabupaten Badung dan kotamadya Denpasar. Wilayah Bali Selatan tergolong wilayah yang memiliki tipe iklim agak kering, sehingga penyinaran matahari cenderung optimal sepanjang tahun dan jumlah liputan awan pun tidak terlalu banyak pada bulan-bulan tertentu. Berdasarkan data normal (data rata-rata dalam kurun waktu yang panjang) unsur durasi penyinaran matahari yang dimiliki Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar diketahui bahwa kisaran durasi penyinaran matahari sepanjang tahun di wilayah Bali Selatan antara 5,27,9 jam (65,2-98,3%). Bulan Mei, Agustus, September dan Oktober menjadi bulan dengan durasi penyinaran matahari yang panjang, sedangkan bulan Desember, Januari dan Februari menjadi bulan dengan durasi penyinaran matahari yang pendek. Apabila ditelaah lebih lanjut mengenai durasi penyinaran matahari tersebut, maka dapat pula diketahui tentang intensitas radiasi matahari yang jatuh ke permukaan bumi. Dalam setiap detik penyinaran matahari yang tercatat, merupakan pemancaran energi radiasi matahari pada suatu permukaan yang besarnya 20 W/m2. Jadi intensitas radiasi matahari di sekitar wilayah Bali Selatan sepanjang tahun berkisar antara 624-948 W/m2. Kisaran nilai tersebut tergolong sangat tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lainnya di pulau Bali. Data normal unsur jumlah tutupan awan juga menunjukan nilai yang selaras dengan data normal durasi penyinaran matahari. Sepanjang bulan Mei, Agustus, September dan Oktober jumlah tutupan awan tergolong rendah di wilayah Bali Selatan. Sedangkan untuk rata-rata kecepatan angin dari tahun 98-200, nilainya berkisar antara 4-6,9 knots di sepanjang tahun. Rata-rata kecepatan angin tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Juni, Juli, Agustus dan September. Terlihat bahwa, durasi penyinaran matahari yang tinggi, intensitas radiasi matahari yang kuat dan jumlah tutupan awan yang rendah serta rata-rata kecepatan angin yang tinggi pada beberapa bulan menjadi indikator utama dalam menentukan bahwa wilayah Bali Selatan baik sebagai lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. Besar harapan kami dari BMKG agar kajian umum ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mempercepat pembangunan pembangkit listrik tanaga surya di sekitar wilayah Bali Selatan. Sehingga cita-cita untuk menjadi sebuah wilayah yang mandiri secara energi dan memiliki masyarakat dengan mental peduli lingkungan dapat kita capai bersama. (ay) 5

I. DAFTAR ISTILAH Aerodrome Warning adalah berita meteorologi yang berisi peringatan untuk berhati-hati atau mengambil langkah-langkah tertentu berkaitan dengan prakiraan akan adanya cuaca signifikan atau fenomena ekstrem di sekitar Bandar udara. AUSMI (Australian Monsoon Index) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Australia yang terjadi dengan menghitung rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb pada area (5oLS-5oLS, 0oBT-oBT) (Kajikawa dkk., 2009). Indeks AUSMI bernilai positif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-5oLS, 0oBT-oBT) cenderung bergerak dari barat, sebaliknya indeks AUSMI bernilai negatif berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-5oLS, 0oBT-oBT) cenderung bergerak dari Timur Tenggara. Crosswind adalah angin yang arahnya dari samping benda yang bergerak misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan. El Nino adalah fase negatif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian timur dibandingkan dengan di bagian baratnya dan ditandai dengan nilai SOI negatif. ENSO (El Nino Southern Oscillation) adalah fenomena interaksi lautan-atmosfer skala global dengan variabilitas interannual yang terjadi karena adanya penyimpangan (anomali) suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial. FKLIM7 adalah formulir yang di dalamnya mencatat data klimatologi bulanan pada stasiun meteorologi atau klimatologi. Flight Forecast adalah prakiraan cuaca untuk penerbangan yang dikumpulkan dalam satu berkas dokumen prakiraan cuaca penerbangan dan diserahkan kepada penerbang sebelum terbang. Headwind adalah angin yang bertiup dari arah depan berlawanan dengan arah benda, misalnnya pesawat yang sedang dalam penerbangan. ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) adalah area di sekitar wilayah tropis yang dicirikan dengan pola pumpunan (konvergensi) angin dalam skala yang luas dan dapat berpotensi terjadi cuaca buruk di sepanjang wilayah yang dilewatinya. La Nina adalah fase positif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian barat dibandingkan dengan di bagian timurnya dan ditandai dengan nilai SOI positif. 6

MET REPORT adalah singkatan dari meteorological report. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan bahwa laporan yang dibuat adalah laporan rutin dari hasil pengamatan cuaca. METAR adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi cuaca yang sedang berlangsung di bandar udara. METAR dibuat secara rutin, biasanya dibuat secara berkala setiap menit sekali, untuk dikirim ke atau dipertukarkan dengan stasiun meteorologi penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke pusat-pusat data dan analisis yang ditentukan. MJO (Madden Jullian Oscillation) adalah fenomena atmosfer skala global dengan variabilitas intraseasonal yang menunjukkan potensi area konvektif kuat dan menjalar dari barat ke timur di sepanjang wilayah ekuatorial. Monsun suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode (minimal tiga bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan dua istilah monsun yaitu Monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun Asia berkaitan dengan musim penghujan di Indonesia, sedangkan Monsun Australia berkaitan dengan musim kemarau. OLR (Outgoing Longwave Radiation) adalah energi gelombang panjang dari permukaan bumi yang dipancarkan ke angkasa. Nilai besar/kecil dari OLR mengindikasikan jumlah tutupan awan yang rendah/tinggi. Pilot Balon (Pibal) adalah pengukuran dan perhitungan arah dan kecepatan angin dengan pelacakan balon meteorologi menggunakan theodolite. PW (Precipitable Water) adalah banyaknya uap air yang berpotensi menjadi hujan. Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin maksimal 34,8 (tiga puluh empat koma delapan) knots atau 64,4 (enam puluh empat koma empat) km/jam (kilometer per jam) di sekitar pusat pusaran. SOI (Southern Oscillation Index) adalah indeks yang menunjukkan aktifitas ENSO dan mengindikasikan adanya perkembangan atau intensitas kejadian El Nino atau La Nina di Samudera Pasifik. SOI dihitung berdasarkan perbedaan tekanan permukaan laut antara Tahiti dan Darwin. SPECI adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi tentang adanya fenomena khusus pada suatu saat di suatu Bandar udara dan atau di sekitarnya. SPECI dibuat untuk dikirim ke 7

atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan. TAFOR adalah singkatan dari terminal forecast. Sandi meteorologi yang menunjukkan bahwa berita yang tertulis di belakangnya adalah tentang prakiraan cuaca Bandar udara. TAFOR memuat informasi tentang akan terjadinya cuaca di suatu Bandar udara pada waktu yang akan datang. Unsur cuaca yang diprakirakan meliputi angin permukaan, jarak pandang mendatar, fenomena cuaca, awan, dan perubahan signifikan dari satu atau lebih unsur tersebut selama selang waktu prakiraan. Tailwind adalah angin yang bertiup dari arah belakang sejajar dengan arah benda, misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan. WNPM (Western North Pacific Monsoon) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Asia yang terjadi dengan menghitung perbedaaan rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb antara area (5oLU-5oLU, obt-obt) dan area (20oLU-oLU, 0oBT-40oBT) (Wang B dkk., 2008). Indeks WNPM bernilai negatif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-oLU, 0oBT-40oBT) cenderung lebih besar nilainya dibanding angin paras 850 mb pada area (5oLU-5oLU, obt-obt). Sehingga dominan arah angin paras 850 mb adalah Timur Laut-Timur. Indeks WNPM bernilai positf berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-oLU, 0oBT-40oBT) cenderung lebih kecil nilainya dibanding angin paras 850 mb pada area (5oLU-5oLU, obt-obt). Sehingga dominan arah angin paras 850 mb adalah Barat Daya-Barat. WXREV adalah informasi meteorologi yang berisikan rangkuman keadaan cuaca selama 24 jam pada stasiun meteorologi atau klimatologi. 8

II. PENDAHULUAN Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. dan 2.2 berikut : Gambar 2. Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0-7o50 LS dan 4o0-6o0 BT. Luas wilayah daratan Bali 9

adalah 5.636,66 km2, sedangkan luas lautannya 9.634,35 km2, terlihat bahwa luas lautan Bali dua kali lipat luas daratannya. Kondisi ini mengakibatkan keadaan cuaca dan iklim di wilayah Bali dipengaruhi oleh fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO dan sirkulasi angin monsun Asia dan Australia. Penyampaian informasi mengenai analisa cuaca di wilayah Bali ini menjadi salah satu tugas dari Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali. Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar merupakan stasiun meteorologi yang terletak di dalam Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali. Selain memberikan informasi analisa keadaan cuaca wilayah Bali, juga bertugas untuk memberikan informasi cuaca untuk penerbangan di bandar udara I Gusti Ngurah Rai Bali. Informasi cuaca penerbangan yang diberikan antara lain METAR, SPECI, Met Report, Special Report, Flight Forecast dan Aerodrome Warning. Informasi lain yang juga dihasilkan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar adalah informasi pengamatan cuaca synoptik dan udara atas. Semua informasi yang disampaikan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi jasa penerbangan pada khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang terjadi. 0

III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT Analisis dinamika atmosfer dan laut selama periode April 205 akan memberikan gambaran terhadap fenomena atmosfer dominan yang mempengaruhi perubahan cuaca di wilayah Bali. Secara umum akan ditampilkan kondisi tiap-tiap fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO, sirkulasi monsun dan suhu muka laut selama periode April 205 sebagai berikut : A. ENSO (El Nino Southern Osclation) Penentuan fase ENSO dilakukan dengan analisis terhadap indeks NINO dan SOI yang mengamati perubahan kondisi atmosfer di sekitar samudra Pasifik. Indeks NINO dibagi menjadi 4, dimana tiap indeks menunjukan anomali suhu muka laut untuk wilayah yang berbeda di samudra Pasifik. Untuk wilayah Indonesia, indeks NINO yang digunakan adalah indeks NINO 3.4. Pada periode Februari hingga April 205 indeks NINO 3.4 menunjukan adanya peningkatan dengan kisaran nilai antara 0.5ºC s/d.0ºc. Nilai indeks ini juga menunjukan fase ENSO yang semakin negatif dan adanya fenomena El Nino yang terjadi. Intensitas dari fenomena El Nino yang terjadi masih El Nino lemah (Weak El Nino). Hal ini menunjukan bahwa kondisi El Nino akan mulai berpengaruh terhadap kondisi cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah. Secara lengkap indeks NINO terlihat pada Gambar 3. berikut : Gambar 3. Indeks NINO Tahun 204-205 (Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/cwlink/mjo /enso.shtml)

Selain Indeks NINO 3.4, indeks yang juga harus digunakan untuk analisis ENSO adalah indeks SOI. Indeks SOI memiliki batas-batas nilai yang menunjukan ENSO fase negatif atau positif. Untuk ENSO fase negatif indeks SOI bernilai -7 atau lebih, sedangkan untuk ENSO fase positif bernilai 7 atau lebih. Nilai indeks SOI antara -7 s/d 7 adalah keadaan netral. Selama periode April 205, indeks SOI rata-rata harian mengalami fluktuasi nilai yang cukup signifikan antara -2 s/d. Hal ini menunjukan bahwa pada periode April 205 terindikasi adanya fase ENSO negatif dan fenomena El Nino yang aktif di sekitar wilayah samudra Pasifik. Sedangkan nilai indeks SOI rata-rata harian yang terakhir menunjukan nilai -4.0 yang menunjukan bahwa kondisi ENSO negatif mulai berkurang. Secara lengkap perubahan indeks SOI rata-rata harian terlihat pada Gambar 3.2 berikut : Gambar 3.2 Indeks SOI Rata-Rata Harian (Sumber : www.bom.gov.au/climate/enso/) Berdasarkan indeks NINO 3.4 dan SOI tersebut dapat diketahui bahwa selama periode April 205 terindikasi adanya ENSO fase negatif, serta menunjukan adanya fenomena El Nino lemah yang aktif dengan potensi peningkatan intensitas El Nino di beberapa bulan ke depan. Oleh karena itu peluang penurunan curah hujan yang disebabkan oleh fenomena El Nino di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah cukup signifikan. B. MJO (Madden-Jullien Oscilation) Pada umumnya analisis fenomena atmosfer MJO menggunakan indikasi perubahan nilai OLR yang terjadi di sekitar area ekuator. Perubahan nilai OLR pada periode April 205 yang ditampilkan dengan diagram Hovmoller terlihat seperti Gambar 3.3 berikut : 2

Gambar 3.3 Diagram Hovmoller Nilai OLR Rata-Rata 5 Harian (Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/cwlink/mjo/mjo.shtml) Dari data OLR di atas berdasarkan letak geografis Indonesia 940 58' 2" BT-4 0' 0"BT dapat ditentukan bahwa pada awal hingga pertengahan periode April 205 nilai OLR berkisar dari -.5 sampai 0.5 dengan kata lain terjadi peningkatan tutupan awan di Indonesia. Sedangkan pada pertengahan periode hingga akhir April 205 nilai OLR berkisar antara -0.5 sampai yang menunjukan adanya penurunan tutupan awan di Indonesia. Untuk pergerakan MJO selama periode April 205 dapat dilakukan analisis terhadap diagram fase MJO yang terlihat seperti Gambar 3.4 berikut : Gambar 3.4 Diagram Fase MJO (Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/) Dari pergerakan MJO pada gambar di atas dapat disimpulkan bahwa MJO aktif di wilayah Indonesia hanya pada tanggal -9 April 205, terutama di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur. 3

C. Sirkulasi Monsun Pengaruh sirkulasi monsun terhadap perubahan cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dapat dianalisa pada AUSMI (Australian Monsoon Index) dan WNPM (Western North Pacific Monsson). Pada periode April 205 indeks WNPM menunjukan nilai antara -2 s/d -. Pada awal hingga akhir periode April 205, terlihat nilai WNPM mulai cenderung bergerak ke nilai positif dan menunjukan adanya sirkulasi monsunal Asia yang semakin lemah. Secara lengkap fluktuasi nilai WNPM terlihat pada Gambar 3.5 berikut : Gambar 3.5 Grafik WNPM (Sumber:http://apdrc.soest.hawaii.edu/projects/monsoon) Sedangkan pada periode April 205 AUSMI juga menunjukan fluktuasi yang cukup signifikan, dengan nilai antara -7 s/d 3. Pada awal hingga pertengahan periode April 205, terlihat nilai AUSMI negatif, yang menunjukan terjadi penguatan sirkulasi monsunal Australia, arah angin lapisan 5000ft (850HPa) cenderung dari Timur-Tenggara. Sedangkan pada pertengahan hingga akhir periode nilai AUSMI positif yang menunjukan terjadi penurunan sirkulasi monsunal Australia dan arah angin lapisan 5000ft (850HPa) cenderung dari Barat. Secara lengkap fluktuasi nilai AUSMI terlihat pada Gambar 3.6 berikut : Gambar 3.6 Grafik AUSMI (Sumber:http://apdrc.soest.hawaii.edu/projects/monsoon) 4

Berdasarkan pola angin lapisan 5000ft (850 HPa) rata-rata pada periode April 205 diketahui bahwa arah angin dominan di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dari arah Barat Daya-Barat Laut, kecuali wilayah Maluku, Bali dan Nusa Tenggara dari arah Timur Laut-Tenggara. Angin baratan yang tidak dominan mengindikasikan bahwa sirkulasi monsunal Asia mulai berkurang pengaruhnya terhadap keadaan cuaca di wilayah tersebut. Wilayah Bali secara khusus, arah angin rata-rata dari arah Utara-Timur dengan kecepatan rata-rata antara -3 knots pada periode April 205. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada Gambar 3.7 berikut : Gambar 3.7 Pola Angin Lapisan 5000ft (850 HPa) Rata-Rata Sirkulasi monsun Asia yang mulai melemah juga dapat dilihat pada pola tekanan udara permukaan rata-rata pada periode April 205. Terlihat bahwa tekanan udara permukaan disekitar wilayah Asia mulai menurun, sedangkan tekanan udara permukaan disekitar wilayah Australia mulai meningkat. Hal ini mengakibatkan aliran massa udara yang bergerak dari Benua Asia tidak dapat menuju ke Benua Australia. Untuk wilayah Indonesia, tekanan udara permukaan rata-rata pada periode April 205 berkisar antara 9.2-0.3 HPa, khusus untuk wilayah Bali, tekanan udara permukaan rata-rata berkisar antara 9.5-9.7 HPa. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.8 berikut : 5

Gambar 3.8 Pola Tekanan Udara Permukaan Rata-Rata Pada periode April 205 masih terlihat adanya kandungan uap air yang signifikan di beberapa wilayah Indonesia. Berdasarkan nilai kandungan uap air di atmosfer atau Precipitable Water (PW) rata-rata diketahui bahwa kisaran nilainya antara 39-54 kg/m2. Kisaran nilai PW tersebut masih tergolong tinggi, sehingga pertumbuhan awan juga tinggi. Hal ini juga berlaku untuk wilayah Bali, dimana kisaran nilai PW antara 47-50 kg/m2. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.9 berikut : Gambar 3.9 Precipitable Water (PW) Rata-Rata D. Suhu Muka Laut Suhu muka laut pada periode April 205 di wilayah Indonesia berkisar antara 28.5o.5 C. Seluruh wilayah mempunyai kisaran suhu muka laut antara 28-oC, dimana kisaran suhu ini menunjukan potensi penguapan dan pertumbuhan awan yang signifikan. Wilayah Bali pada periode Maret 205 mempunyai kisaran suhu muka laut antara 296

oc, dengan konsentrasi suhu muka laut yang tinggi terdapat di Perairan Utara Bali. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.0 berikut : Gambar 3.0 Suhu Muka Laut Periode April 205 7

IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN APRIL 205 A. Curah Hujan Pada periode April 205 tercatat jumlah hari hujan di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar sebanyak 6 hari, dengan rincian 3 hari hujan terukur dan 3 hari hujan tidak terukur (TTU). Sedangkan untuk total curah hujan pada periode April 205 sebesar 60,3 mm. Berdasarkan dasarian, maka curah hujan yang tercatat dapat dikelompokan manjadi dasarian I, II dan III. Pada dasarian I tercatat adanya 3 hari hujan dengan jumlah curah hujan 2,8 mm, pada dasarian II tercatat ada 4 hari hujan dengan jumlah curah hujan 26 mm, sedangkan pada dasarian III tercatat ada 9 hari hujan dengan jumlah curah hujan 35 mm. Curah hujan tertinggi tercatat pada tanggal 24 April 205. Grafik curah hujan pada periode April 204 ditunjukan oleh Gambar 4. sebagai berikut : Grafik Curah Hujan Periode April 205 Curah Hujan (mm) 25 20 5 0 5 0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 Tanggal Gambar 4. Grafik Curah Hujan Periode April 205 B. Suhu Udara Secara umum akan diberikan penjelasan mengenai profil suhu udara rata rata harian, profil suhu udara maksimum dan profil suhu udara minimum pada periode April 205 di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Suhu Udara Rata-Rata Harian Suhu udara rata rata harian pada periode April 205 berkisar antara 26,3oC 29,oC. Suhu udara rata-rata harian terendah terjadi pada tanggal 26 April 205, sedangkan suhu udara rata-rata harian tertinggi terjadi tanggal 5 dan 7 April 205. Secara umum grafik suhu udara rata rata harian periode April 205 dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut : 8

Grafik Suhu Udara Rata-Rata Harian Periode April 205 29,5 Suhu Udara (oc) 29,0 28,5 28,0 27,5 27,0 26,5 26,0 25,5 25,0 24,5 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 Tanggal Gambar 4.2 Grafik Suhu Udara Rata Rata Harian Periode April 205 2 Suhu Udara Maksimum Suhu udara maksimum pada periode April 205 berkisar antara 29,5oC-32,4oC. Selama periode ini, rata-rata suhu udara maksimum tercatat sebesar 3,4oC, dengan suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 3 dan 5 April 205 dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada tanggal 26 April 205. Secara umum penggambaran tentang suhu udara maksimum pada periode April 205 terlihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut : Grafik Suhu Udara Maksimum Periode April 205 33,0 Suhu Udara (oc) 32,5 32,0 3,5 3,0,5,0 29,5 29,0 28,5 28,0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 Tanggal Gambar 3.3 Grafik Suhu Udara Maksimum Periode April 205 3 Suhu Udara Minimum Suhu udara minimum pada periode April 205 berkisar antara 23,6oC 26,7oC. Selama periode ini, rata-rata suhu udara minimum tercatat sebesar 25,3oC, dengan suhu 9

udara minimum tertinggi terjadi pada tanggal 6 April 205 dan suhu udara minimum terendah terjadi pada tanggal 27 April 205. Secara umum penggambaran tentang suhu udara minimum pada periode April 205 terlihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut : Grafik Suhu Udara Minimum Periode April 205 27,0 Suhu Udara (oc) 26,5 26,0 25,5 25,0 24,5 24,0 23,5 23,0 22,5 22,0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 Tanggal Gambar IV.4 Grafik Suhu Udara Minimum Periode April 205 C. Kelembaban Udara Kondisi kelembaban udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar selama periode April 205 berkisar antara 77 85 %. Pada periode ini kelembaban udara rata-rata harian tertinggi terjadi pada tanggal 25 dan 26 April 205, sedangkan kelembaban udara rata rata harian terendah terjadi pada tanggal,3,6 dan 7 April 205. Kondisi kelembaban udara rata rata harian periode April 205 ditunjukkan pada Gambar 4.5 sebagai berikut : Grafik Kelembaban Udara Rata-Rata Harian Periode April 205 Kelembaban Udara (%) 86 84 82 80 78 76 74 72 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 Tanggal Gambar IV.5 Grafik Kelembaban Udara Rata Rata Harian Periode April 205 20

D. Tekanan Udara Tekanan udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar selama periode April 205 berkisar antara 7 0 HPa. Tekanan udara rata-rata harian tertinggi pada periode ini terjadi pada tanggal 6 April 205, sedangkan tekanan udara rata rata terendah terjadi pada tanggal April 205. Secara umum profil tekanan udara rata rata harian periode April 205 dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut : Grafik Tekanan Udara Rata-Rata Harian Periode April 205 Tekanan Udara (HPa) 02,0 0,0 00,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 Tanggal Gambar 4.6 Grafik Tekanan Udara Rata Rata Harian Periode April 205 E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan Profil arah angin permukaan (0 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode April 205 dapat dilhat pada windrose angin permukaan pada Gambar 4.9. Berdasarkan windrose angin permukaan tersebut diketahui bahwa arah angin permukaan dominan adalah dari arah Timur (67,5o-22,5o) dengan persentase mencapai 24.79%. Gambar 4.9 Windrose Angin Permukaan Periode April 205 2

Sedangkan profil kecepatan angin permukaan (0 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode April 205 dapat dilihat pada Gambar 4.0. Terlihat bahwa kecepatan angin permukaan secara umum berkisar antara -4 knots dengan prosentase sebesar 50,7%. Gambar 4.0 Grafik Distribusi Frekuensi Kecepatan Angin Periode Maret 205 F. Crosswind, Headwind dan Tailwind Informasi crosswind, headwind dan tailwind di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode April 205 disajikan dalam bentuk histogram dan grafik persentase. Histogram crosswind periode April 205 dapat dilihat pada Gambar 4.. Terlihat bahwa kondisi netral dan croswind kanan dengan kecepatan kts knots memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 466 kejadian. Untuk kecepatan crosswind maksimum, tercatat kecepatan crosswind kiri mencapai 3-4 knots sebanyak kejadian, sedangkan kecepatan crosswind kanan mencapai 0- knots sebanyak 5 kejadian. Histogram Crosswind Periode April 205 Frekuensi Kecepatan 500 466 450 Nilai - : Crosswind Kiri 400 Nilai + : Crosswind Kanan 32 350 0 228 250 96 7 200 50 50 55 38 33 7 5 0-4-(-3) -2-(-) -0-(-9) -8-(-7) -6-(-5) -4-(-3) -2-(-) 0-2-3 4-5 6-7 Kecepatan Crosswind (kt) Gambar 4. Histogram Crosswind Periode April 205 22 8-9 0-

Sedangkan histogram headwind dan tailwind dapat dilihat pada Gambar 4.2. Terlihat bahwa kondisi netral dan headwind dengan kecepatan -2 kts memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 44 kejadian. Untuk kecepatan headwind maksimum, tercatat mencapai 8-20 knots sebanyak 3 kejadian. Sedangkan untuk kecepatan tailwind maksimum, tercatat mencapai 3-5 knots sebanyak kejadian. Histogram Headwind dan Tailwind Periode April 205 500 44 Frekuensi Kecepatan 450 Nilai - : Tailwind 400 Nilai + : Headwind 337 350 3 0 250 200 62 50 2 75 50 24 3 5 3 0 8-20 2-23 0-5-(-3) -2-(-0) -9-(-7) -6-(-4) -3-(-) 0-2 3-5 6-8 9-2-4 5-7 Kecepatan Headwind dan Tailwind (kt) Gambar 4.2 Histogram Headwind dan Tailwind Periode April 205 Persentase kejadian crosswind kanan dan kiri, headwind dan tailwind pada periode April 205 dapat dilihat pada Gambar 4.3. Crosswind kanan memiliki persentase kejadian tertinggi yang mencapai 48%. Sedangkan untuk prosentase kejadian headwind dan tailwind, terlihat bahwa prosentase kejadian headwind yang tertinggi mencapai 63%. Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri Periode April 205 Crosswind Kanan 48% Prosentase Headwind dan Tailwind Periode April 205 Tailwind 8% Crosswind Kiri 29% Headwind 63% Netral 9% Netral 23% Gambar 4.3 Grafik Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri, Headwind dan Tailwind Periode April 205 23

V. EVALUASI KINERJA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR Evaluasi kinerja secara rutin merupakan salah satu bentuk upaya Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar untuk memenuhi sasaran kinerja berupa tersedianya informasi cuaca penerbangan secara rutin dan informasi significant meteorologi (sigmet) guna mendukung keselamatan transportasi. A. Evaluasi Kinerja Tiap Kelompok Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar memiliki empat kelompok utama antara lain kelompok prakirawan dan pengolahan, kelompok pengamatan dan komunikasi, kelompok teknisi dan kelompok Tata Usaha (TU). Evaluasi tiap kelompok ini dilakukan dengan membandingkan realisasi kegiatan terhadap target awalnya. Secara umum evaluasi kinerja kelompok prakirawan dan pengolahan dapat dilihat pada Tabel 5., sedangkan untuk evaluasi kinerja kelompok pengamatan dan komunikasi dapat dilihat pada Tabel 5.2. Untuk evaluasi kinerja kelompok teknisi tercatat secara lengkap pada Tabel 5.3. Terakhir untuk evaluasi kinerja kelompok Tata Usaha (TU) tercatat pada Tabel 5.4. 24

Tabel 5. Evaluasi Kinerja Kelompok Prakirawan dan Pengolahan Periode April 205 Sasaran Strategis Tersedianya Informasi Cuaca untuk Pener bangan secara routin dan informasi signifi cant meteorologi (sigmet) guna mendukung kesela matan transportasi Indikator Kinerja PENINGKATAN PENGELOLAAN DATA A. PENGUMPULAN DATA Jumlah Pengumpulan data meteorologi permukaan untuk pemetaan dan analisis tepat waktu(2 kali sehari) 2 Jumlah Pengumpulan data meteorologi udara atas untuk pemetaan dan analisis tepat waktu(2 kali sehari)6 lapiasan 3 Jumlah pengumpulan produk informasi cuaca dan prakiraan cuaca NWP,peringatan dini dari BMKG Pusat (SIGWX 2 lap,windtemp 9 lap,synergie 7 produk,setiap hari 4 Prosentase pelaporan kejadian gunung meletus dalam bentuk volkano activity report kepada Stamet Kelas I Soekarno-Hatta dan Stamet Hasanudin Makasar 5 Prosentase laporan keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan pesawat ke Kapus Meteorologi Penerbangan dan Maritim 6 Prosentase pelaporan cuaca ektrim tepat waktu 7 8 9 B. 2 Jumlah pembuatan evaluasi dan kajian cuaca ektrim di Bandara Ngurah Rai dan dikirim Ke BMKG Pusat Jumlah pengiriman Taf dan Taf AMD 2 jam sebelumnya dengan keakuratan 80 % Jumlah pembuatan dan pengiriman Trend setiap menit secara tepat waktu PENGOLAHAN DATA Jumlah Aerodrome Climatology Summary ( ACS ) Jumlah Penatausahaan Website a. Berita Website Target/BL Realisasi Prosentase 60 360 69 342 98 95 8 8 Tiap Kejadian 0 Tiap Kejadian 0 Tiap Kejadian 0 Tiap Kejadian 20 440 0 20 440 8 800 b. Data Website c. Data Log User Jumlah Pengelolaan Data Base a. Degitasi me.48 2 file 2 b. Data Fklim 7 file c. Data Arah dan Kecepatan Angin file d. Data Cuaca Khusus file e. Data Hujan file f. Data penyinaran matahari file g. Data Tekanan Udara(QFE,QFF) file h. Data Kelembaban Udara(RH) file I. Data Suhu udara file j. Data Visibility file PENYIMPANAN DATA Pengiriman dan penyimpanan Megasoft Fklim-7 file 2 Pengiriman dan penyimpanan Megasoft Intensitas Hujan file 3 C. 25

3 4 5 6 7 D. 2 3 4 5 6 7 8 9 E. 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 Penyimpanan Megasoft Synoptik Jumlah data hasil pemodelan yg tersimpan(windtemp,sigwx) Jumlah citra radar cuaca yang tersimpan Jumlah citra sattelite yang tersimpan Jumlah ACS yang tersimpan ANALISIS DAN PRAKIRAAN Jumlah pemetaan dan analisis cuaca synoptik 2 kali sehari Jumlah pemetaan dan analisis 6 lapisan udara atas,2 kali sehari Jumlah intepretasi produk NWP Jumlah intepretasi citra sattelite tiap jam yg digunakan untuk operasional Jumlah citra radar tiap 0 meneit yang digunakan untuk operasioanl Jumlah prakiraan cuaca kebandaraan yg dikirim via face book (00.06,2,8) utc Prosentase analisis sementara atas kejadian cuaca ektrim dan prediksi cuaca ektrim di Bandara Ngurah Rai Jumlah Tafor 0 Bandara yang menjadi kewenangan(002,068,224)utc Verifikasi TAFOR WADD 4 kali sehari PELAYANAN JASA Jumlah pelaksanaan updating dan penyimpanan produk data dan informasi prakiraan cuaca secara teratur : a. Jumlah desiminasi produk prakiraan media face book b. Jumlah desiminasi produk data dan informasi dengan display c. Jumlah desiminasi prakiraan cuaca bandara media website d. Jumlah desiminasi prakiraan cuaca bandara 3 hari kedepan media website e. Prosentase desiminasi peringatan dini cuaca ektrim media website Jumlah Penyebaran Flight Forecast 8 kali sehari melalui Media website Jumlah desiminasi Trend forecast Metar Jumlah desiminasi Tafor untuk 0 bandara dalam kewenangan Prosentase pembuatan dan penyebaran informasi peringatan dini di bandara ngurah rai media website Jumlah pembuatan evaluasi dan kajian cuaca ektrim di bandara ngurah rai dan dikirim ke BMKG Pusat Jumlah pemberian dan pelaksanaan briefing cuaca penerbangan untuk pengguna,pilot,airline crew sesuai permintaan Jumlah pemberian pelayanan jasa untuk keperluan khusu (asuransi dll) Jumlah pemberian dokumen penerbangan( flight forecast ) Jumlah desiminasi Tafor WADD validity 24 jam (4 kali) sehari Jumlah desiminasi Aerodrome Warning Jumlah desiminasi informasi meteorologi melalui buletin Jumlah Pelayanan Permintaan Data 26 file 320 4320 buku 320 2494 58 60 360 8 4320 20 Tiap kejadian 900 20 59 342 8 2494 20 0 080 20 98 95 58 20 Tiap kejadian 240 440 900 Tiap kejadian Tiap kejadian Tiap kejadian 20 5 240 440 080 5 20 5896 20 5 3 Tiap kejadian 4500 20 Tiap kejadian Tiap permintaan 20

Tabel 5.2 Evaluasi Kinerja Kelompok Pengamatan Periode April 205 Sasaran Strategis Tersedianya Informasi Cuaca untuk Pener bangan secara routin dan informasi signifi cant meteorologi (sigmet) guna mendukung kesela matan transportasi Indikator Kinerja A. PENINGKATAN PENGAMATAN METEOROLOGI Jumlah pengamatan meteorologi permukaan selama 24 jam dan tepat waktu. 2 Jumlah pengamatan meteorologi udara atas dgn pilot balon 3 kali sehari dan tepat waktu. 3 Jumlah data pengamatan pilot balon dengan ketinggian > 9000 ft 4 Jumlah penyandiaan data meteorologi permukaan 8 kali sehari dan tepat waktu 5 Jumlah penyandian data meteorologi udara atas pibal 3 kali sehari dan tepat waktu. 6 Jumlah pengamatan cuaca khusus radar cuaca 48 kali sehari. 7 Jumlah pengamatan cuaca khusus satelit cuaca 24 jam. 8 B. C. Jumlah pengamatan meteorologi permukaan menggunakan peralatan di taman alat dan landas pacu utk pelayanan penerbangan 24 jam. 9 Jumlah Penyandian data METAR tepat waktu 0 Jumlah Penyandian data SPECIAL dan Special Report tepat waktu Jumlah pembuatan Local Routine Report tepat waktu 2 Jumlah entry data base BMKGsoft 24 kali sehari 3 Jumlah pembuatan wxrev tepat waktu 4 Jumlah pengamatan meteorologi selama 24 jam dan tepat waktu untuk unsur : a. Jumlah pengamatan unsur lamanya penyinaran matahari b. Jumlah pengamatan unsur suhu udara c. Jumlah pengamatan tekanan udara d. Jumlah pengamatan unsur angin e. Jumlah pengamatan unsur kelembaban udara f. Jumlah pengamatan unsur jarak pandang g. Jumlah pengamatan unsur penguapan. PENGUMPULAN DATA Jumlah pengiriman berita data sandi meteorologi permukaan 8 kali sehari secara tepat waktu. 2 Jumlah pengiriman berita data sandi meteorologi udara atas pibal 3 kali sehari tepat waktu. 3 Jumlah monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data meteorologi permukaan 8 kali sehari. 4 Jumlah monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data meteorologi udara atas 3 kali sehari. 5 Jumlah pengiriman informasi cuaca penerbangan Metar tepat waktu tiap menit 6 Jumlah pengiriman data Climat tanggal 4 setiap bulannya. 7 Jumlah pengiriman berita Local Routine Report 24 jam tepat waktu dengan pengiriman setiap menit. 8 Jumlah pengiriman database BMKGsoft 9 Prosentase pengiriman Spesial Report dan Spesial secara tepat waktu PENGELOLAAN DATA Jumlah pengolahan dan pengarsipan data hasil pengamatan dalam format yang telah ditetapkan : a. Me 45 b. Me 48 c. Form AB d. F Klim 7 27 Target/BL Realisasi Prosentase 90 32 240 90 440 88 42 240 88 440 97 3 97 440 Tiap kejadian 440 440 78 440 240 90 240 90 440 440 Tiap kejadian 238 86 240 90 440 440 78 99 95

2 3 4 5 6 7 e. Pengamatan Angin Permukaan tiap jam f. Pengamatan angin atas dan 2 g. Steadyness Wind h. Metar i. Wx Rev j. Climat k. Penguapan Jumlah hasil kendali mutu data hasil pengamatan tiap jam pengamatan Jumlah pengelolaan database Jumlah data hasil pengamatan synoptik yang tersimpan Jumlah data hasil pengamatan udara atas yang tersimpan Jumlah data hasil pengamatan synoptik dan udara atas yang tersimpan Jumlah pelayanan data 90 Tiap kejadian 90 3 Tabel 5.3 Evaluasi Kinerja Kelompok Teknisi Periode April 205 Sasaran Strategis Tersedianya Informasi Cuaca untuk Pener bangan secara routin dan informasi signifi cant meteorologi (sigmet) guna mendukung kesela matan transportasi Indikator Kinerja A. Target/BL Realisasi Prosentase 2 200 90 90 90 90-96 96 96 96-07 07 07 07 - - PENINGKATAN PEMELIHARAAN 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 Jadwal pemeliharan berkala Pelaksanaan pemeliharaan peralatan berkala : a. Alat Konvensional b. Alat Modern c. Alat elektronik sederhana Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas penunjang Pelaporan kerusakan peralatan secara berjenjang Pelaksanaan perbaikan peralatan Pelaksanaan monitoring peralatan dan melaporkan hasil monitoring secara berjenjang Pencatatan dan pengarsipan riwayat peralatan stasiun setiap tahun Pencatatan dan pelaporan perubahan aset peralatan secara berjenjang Kalibrasi peralatan a. Pengusulan kalibrasi ke Balai atau ke BMKG Pusat b. Pelaksanaan Kalibrasi oleh Balai atau BMKG Pengusulan suku cadang dan peralatan cadangan Pengukuran ketebalan tabung gas dan melaporkan kondisi tabung gas Pengecekan PWS a.pengecekan PWS b.kerusakan PWS c. Perbaikan PWS Display Informasi Cuaca Bandara a. Pengecekan dan perawatan 28

4 5 6 b. Kerusakan c. Perbaikan Pengoperasian/pengamatn Polusi Udara a. Sampel Debu b.sample Air Hujan c. Pelaporan hasil pengamatan / pengoperasian Pengoperasian Actinograph Menjaga dan memelihara kebersihan, kemanana dan persyaratan lingkungan peralatan 0 5 4 0 5 4 Target/BL Realisasi Tiap pelaksanaan Tiap pelaksanaan Tiap pelaksanaan Tiap pelaksanaan Tiap pelaksanaan 2 3 5 2 3 Tabel 5.3 Evaluasi Kinerja Kelompok Tata Usaha Periode April 205 Sasaran Strategis Tersedianya Informasi Indikator Kinerja A. Cuaca untuk Pener PENINGKATAN PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI DAN KERUMAHTANGGAAN bangan secara routin dan informasi signifi cant meteorologi (sigmet) guna mendukung kesela matan transportasi B. Prosentase Jumlah penataan ketatausahaan administrasi kepegawaian, SDM dan pengarsipan kerumahtanggaan sehingga mudah dan dapat diakses tepat waktu. 2 Jumlah pelaporan operasional dan TU yang terkirim kurang dari tanggal 6 setiap bulannya. 3 Jumlah pengiriman pelaporan bulanan kegiatan kurang dari tanggal 0 bulan berjalan. 4 Jumlah penatausahaan Keuangan dan pelaporannya terkirim kurang dari tangga 6 bulan berjalan. 5 Jumlah penatausahaan Barang Milik Negara dan pelaporannya terkirim kurang dari tanggal 6 bulan berjalan. 6 Jumlah pengiriman DUPAK setiap tanggal 6 bulan Januari dan Juli. 7 Jumlah penatausahaan penggajian dan uang makan dan PNBP kurang dari tanggal 5 bulan berjalan 8 Prosentase kenaikan pangkat pegawai tepat waktu. 9 Prosentase pemberian berkala tepat waktu. 0 Jumlah penatauasahaan keuangan, rekonsiliasi dan pelaporannya kurang dari tanggal 6 bulan berjalan. Jumlah rekonsiliasi keuangan dan BMN tepat waktu. 2 Jumlah program kerja, lakes, TOR, RKA-SK, RKT, Tapkin tepat waktu 3 Jumlah penataan arsip, ruangan dan lingkungan PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN KERJASAMA Jumlah internal training/rapat kelompok / diskusi kelompok Stamet Ngurah Rai 2 Prosentase workshop/ training /diklat BMKG Pusat 3 Prosentase dukungan terhadap kegiatan BBMKG Wil III, instansi lainnya. 4 Jumlah rapat umum staf 3 bulanan 5 Jumlah rapat evaluasi kegiatan bulanan. 6 Prosentase rapat evaluasi pelaksanaan anggaran bulanan setiap awal bulan 7 Prosentase sosialisasi yang dilaksanakan atau yang diikuti. 8 Prosentase olahraga bersama sesuai jadwal 29

B. Verifikasi Prakiraan Cuaca Verifikasi prakiraan cuaca adalah evaluasi kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat keakuratan informasi prakiraan yang diberikan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Verifikasi dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil prakiraan cuaca dari informasi TAFOR dengan hasil pengamatan cuaca dari informasi METAR dan SPECI. Pada proses verifikasi, setiap unsur meteorologi hasil prakiraan cuaca mempunyai nilai persyaratan toleransi ketelitian saat dibandingkan dengan hasil pengamatan cuaca. Batasan toleransi ketelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut : Tabel 5.4 Tabel Persyaratan Toleransi Ketelitian Pada Verifikasi Prakiraan Cuaca No. Unsur Meteorologi Persyaratan Toleransi Ketelitian. 2. Arah Angin Kecepatan Angin 3. Jarak Pandang 4. 5. 6. Cuaca/Endapan Jumlah Awan Tinggi Dasar Awan ± o ± 5 Kt untuk kecepatan sampai 25 Kt ± 20% untuk kecepatan diatas 25 Kt ± 200 m untuk jarak pandang sampai 700 m ± % untuk jarak pandang antara 700 m & 0 Km Terjadi atau tidak ± 2 Oktas ± m ( ft) untuk tinggi dasar awan sampai 20 m ± % untuk tinggi dasar awan antara 20 m & 00 m (0.000 ft) Prosentase Minimum Ketelitian 80 % 80 % 80 % 80 % 70 % 70 % Pada periode April 205, verifikasi prakiraan cuaca menunjukan hasil yang sangat baik dengan kisaran hasil verifikasi antara 84-95%. Secara lengkap hasil verifikasi prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar terlihat pada Tabel 5.5. Terlihat bahwa hasil verifikasi terendah pada periode April 205 adalah verifikasi unsur meteorologi cuaca/endapan sebesar 85%, sedangkan hasil verifikasi tertinggi adalah verifikasi unsur meteorologi tinggi dasar awan sebesar 95%. Hasil verifikasi ini menunjukan bahwa kualitas informasi prakiraan cuaca yang dihasilkan cukup baik, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh jasa penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai Bali. Tabel 5.5 Tabel Persyaratan Toleransi Ketelitian Pada Verifikasi Prakiraan Cuaca Verifikasi Standart Unsur Meteorologi Arah Kecepatan Jarak Cuaca/Endapan Angin Angin Pandang Jumlah Tinggi Dasar Awan Awan 80% 80% 80% 80% 70% 70% 90% 93% 90% 85% 84% 95% Minimum Hasil Verifikasi

C. Evaluasi Kunjungan Website Website Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar, www.ngurahrai.bali.bmkg.go.id, merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi meteorologi. Evaluasi terhadap banyaknya kunjungan ke halaman website selama periode April 205 dapat menunjukan jumlah informasi meteorologi yang tersampaikan kepada pengguna. Khusus untuk informasi Flight Forecast, dilakukan evaluasi terhadap pengambilan data tersebut via website. Selama periode April 205 fluktuasi jumlah kunjungan website dapat dilihat pada Gambar 5., sedangkan untuk fluktuasi jumlah pengambilan Flight Forecast via website dapat dilihat pada Gambar 5.2. Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode April 205 93 90 77 80 68 68 62 Axis Title 70 60 50 54 5 44 39 42 43 39 37 36 40 57 54 47 35 38 54 54 42 39 38 37 37 36 35 27 2 20 0 0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 Tanggal Gambar 5. Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode April 205 Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast Via Website Periode April 205 Flight Doc Itl 8Z Flight Doc Itl 2Z Flight Doc Itl 06Z Flight Doc Itl 00Z Flight Doc Makasar Flight Doc Kupang Flight Doc Jakarta Taf Internasional AUS Taf Internasional HGK Taf Internasional SIN, MYS Tafor Timika Tafor Indonesia Barat Tafor Indonesia Timur 0 200 0 400 500 600 Jumlah Pengambilan Gambar 5.2 Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast Via Website Periode April 205 3

VI. PENENTUAN INDIKATOR AWAL TERJADINYA CUACA EKSTRIM DENGAN MENGGUNAKAN PRODUK RADAR EEC (STUDI KASUS DI BANDARA NGURAH RAI, BALI) I Putu Sumiana, S.Si Email : thudmiana@gmail.com Abstract Cuaca buruk adalah salah satu hal yang paling ditakuti para pilot saat akan terbang (take off), terbang ataupun mendarat (landing). Salah satu cuaca buruk yang ditakuti antara lain berupa hujan deras dan angin kencang. Oleh karena itu, diperlukan suatu produk yang dapat menganalisa serta memprediksi cuaca buruk. Peralatan meteorologi yang cukup akurat untuk menganalisa serta memprediksi cuaca yaitu Radar, radar cuaca yang terdapat di sekitar Bandar Udara Ngurah Rai yaitu Radar Cuaca C-Band merek EEC. Dengan menggunakan produk dari radar cuaca itu seperti, CAPPI, CMAX, tinggi puncak awan (ETops), tinggi dasar awan (Ebase), dan kecepatan angin (UWT), kita dapat mengenali jenis awan dan fenomena apa yang terjadi. Dengan menggunakan Metode deskriptif pada semua produk radar EEC, Diharapkan, kita dapat memprediksi dengan cepat dan akurat kejadian cuaca buruk di suatu tempat, namun keberadaan data lain juga sangat diperlukan sebagai data pendukung. Kata Kunci: Radar EEC, cuaca buruk, Prakiraan A. Pendahuluan. Latar belakang Dalam suatu penerbangan, banyak faktor yang sangat mempengaruhinya salah satunya adalah faktor cuaca. Dalam ilmu meteorologi, kecepatan dan keakuratan suatu prakiraan merupakan faktor utama. Saat ini, salah satu peralatan meteorologi yang terkenal cukup akurat dalam memprediksi cuaca jangka pendek adalah Radar. Jenis serta produk dari Radar cuaca sangat banyak dan beragam. Pada penelitian ini, digunakan produk dari Radar C Band merek EEC yang terdapat di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai. Radar EEC merupakan radar yang memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat mengetahui dan pergerakan awan, meramalkan lokasi hujan serta intensitasnya dengan cepat. Data dari Produk Radar ini juga dapat diamati dalam selang waktu tiap 0 menit. sehingga dengan data per 0 menit ini dapat digunakan untuk analisa pola cuaca yang lebih efisien. Adapun produk data yang digunakan untuk pengolahan lebih lanjut pada penelitian ini adalah data dari CAPPI, CMAX, EBase, ETop, dan UWT pada tanggal 25 Januari 205. Pada tanggal tersebut telah terjadi cuaca yang ekstrim, dimana telah terjadi hujan guntur disertai angin kencang di wilayah Bali bagian Selatan pada jam 2.00 UTC hingga jam 5.00 UTC. Dampak yang ditimbulkan yakni robohnya pagar, meluapnya air di 32

saluran pembuangan disekitar area proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai, serta di tundanya beberapa penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai dikarenakan kencangnya tiupan angin yang mencapai 34 knot (62.9 km/h; 7.5 m/s) pada jam 4.4 UTC serta tingginya intensitas curah hujan yang mencapai 9.0 mm/jam. Adapun tujuan penulisan ini ialah untuk menentukan indikator awal saat terjadi cuaca buruk, sehingga dapat segera mengetahui potensi cuaca buruk yang akan terjadi. 2. Metodologi Penelitian ini menggunakan data dari produk radar EEC seperti: CAPPI, CMAX, Ebase, Etop, dan UWT. Data dari produk radar ini kemudian diolah dengan metode deskriptif sehingga diketahui nilai masing-masing produk yang ada. Sebagai data pendukung, digunakan citra satelit serta data metar saat cuaca buruk terjadi. B.Landasan Teori. Radar EEC Kata Radar adalah singkatan dari Radio Detection And Ranging. Radar merupakan sebuah system penginderaan jarak jauh yang berguna untuk mengetahui target dengan menggunakan gelombang radio. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 94, gelombang radio kuat dikirim dan sebuah penerima yang mendengar pantulannya kembali. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan, pemantulnya dapat ditentukan lokasi dan jenisnya. 2. Produk Radar EEC a. CAPPI Constant Altitude Plan Position Indicator, yang lebih dikenal dengan nama CAPPI, adalah salah satu tampilan radar yang memberikan penampang melintang horizontal (cross-section) dari data pada ketinggian tetap. Dirancang untuk mengurangi sebagian kelemahan yang ada pada PPI standar. Keunggulannya mirip dengan PPI, tetapi pada ketinggian tetap di atas permukaan bumi. Produk ini sangat mudah digunakan dan dianalisa. Kelemahannya adalah tidak akan memplot data bila tidak tersedia kecuali jika pengguna memilih menggunakan data lain pada bagian dalam dan luar yang hilang dengan menggunakan teknik interpolasi. Jika tidak, maka akan muncul celah di tempat dimana data tidak tersedia. b. CMAX Produk Column Maximum menyediakan data reflektivitas maksimum yang bisa ditampilkan sebagai sebuah citra. Produk ini menyediakan nilai reflektivitas tertinggi di atas elemen resolusi yang tersedia dari suatu pemindai sudut elevasi yang tersedia. Oleh 33

karena itu, nilai yang ditampilkan untuk suatu lokasi tertentu di dalam produk ini bisa berasal dari salah satu pemindaian elevasi. Keunggulannya yaitu, produk CMAX menyediakan gambaran pertama yang cepat kepada pengguna mengenai area-area yang memiliki intensitas maksimum, sedangkan kelemahannya, produk ini dibatasi oleh jumlah kemiringan di dalam pemindaian. Gelombang kembali dari dekat radar akan dipengaruhi oleh kerucut hening (cone of silence). c. ETOPS Produk Echo Tops (ETOPS) menyediakan estimasi tinggi dari gelombang kembali, sebagaimana yang diestimasi dengan algoritma Echo Tops, yang dibulatkan ke kaki terdekat untuk ditampilkan. Keunggulan produk ini bila diterapkan ambang batas yang tepat, produk ini bisa memberikan informasi penting menyangkut puncak badai. Kelemahannya seringkali berlapis-lapis karena pola zig-zag yang dihasilkan di antara beberapa kemiringan elevasi dalam suatu volume radar. d. EBASE Produk Echo Base (EBASE) menyediakan estimasi tinggi dari gelombang kembali, sebagaimana yang diestimasi dengan algoritma Echo Base, yang dibulatkan ke kaki terdekat untuk ditampilkan. Pengguna perlu tahu bahwa produk ini memiliki keterbatasan dikarenakan kelengkungan permukaan bumi. Keunggulannya yaitu bila diterapkan ambang batas yang tepat, produk ini bisa memberikan informasi penting menyangkut lembah badai. Kelemahan: Seringkali berlapis-lapis karena pola zigzag yang dihasilkan di antara beberapa kemiringan elevasi dalam suatu volume radar. Produk ini biasanya tidak akurat di atas 50 kilometer dikarenakan kelengkungan permukaan bumi. e. UWT Produk Uniform Wind Technique ini menunjukkan arah angin horisontal pada setiap proyeksi gambar bagian atas sebagai overley yang dinamis. Dimana keunggulannya berguna untuk menampilkan medan kecepatan horisontal dan medan refleksi secara bersamaan. Kelemahannya yaitu algoritma membutuhkan data kecepatan dengan kualitas yang baik sebagai masukan. Secara umum, pembacaan volume yang terpisah, yang dioptimalkan untuk data mentah kecepatan sangat diperlukan 3 Manfaat Prakiraan Cuaca Jangka Pendek Kegunaan prakiraan cuaca umumnya akan memberikan informasi kondisi udara untuk waktu mendatang dan apabila kita sudah mengetahui informasi tersebut, akan lebih baik dipersiapkan antisipasi untuk tidak menimbulkan kerugian yang lebih tinggi bagi masyarakat umum. Dalam dunia penerbangan saat ini Prakiraan Cuaca Jangka Pendek sangat diperlukan karena 34 penerbangan komersial saat ini telah

menggunakan pesawat jenis Jet sehingga jarak tempuh dari suatu lapangan terbang ke lapangan terbang yang lain ditempuh dalam waktu yang lebih singkat. Dengan adanya Radar Cuaca dan mengetahui pergerakan awan, maka ketepatan prediksi cuaca membaik atau memburuk akan lebih akurat. C. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Januari 205 menggunakan data Radar EEC yang tampilannya terdapat di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, Denpasar. Penelitian ini dibatasi pada daerah / area Bandara Internasional Ngurah Rai sebagai daerah studi kasus. Waktu penelitian dipilih karena, pada saat itu terjadi cuaca yang cukup ekstrim di area Bandara Internasional Ngurah Rai. Pengaruh dari cuaca ektrim tersebut antara lain robohnya pagar pembatas, meluapnya air di saluran pembuangan area proyek pembangunan bandara, serta di tundanya beberapa penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai.. Produk CAPPI Pukul 2.00 WITA Pukul 4.00 WITA Pukul 3.00 WITA Pukul 5.00 WITA Gambar 6. Citra Radar (CAPPI) Tanggal 25 Januari 205 2. Produk CMAX Pukul 2.00 WITA Pukul 4.00 WITA Pukul 3.00 WITA Pukul 5.00 WITA Gambar 6.2 Citra Radar (Cmax) Tanggal 25 Januari 205 35

Dari citra radar (Produk CAPPI dan CMAX) tanggal 25 Januari 205 jam 2.005.00 UTC terlihat hampir sebagian besar wilayah Bali bagian selatan tertutupi awan cumolonimbus (Cb). Nilai yang terlihat pada radar antara 28-33 dbz, sedangkan pada CMAX mencapai 28-38 dbz. Dari nilai ini, menunjukkan besarnya volume butiran air di udara. Sehingga mengakibatkan tingginya intensitas curah hujan yang mencapai 9,0 mm/jam. 3. Produk ETOPS Pukul 2.00 WITA Pukul 4.00 WITA Pukul 3.00 WITA Pukul 5.00 WITA Gambar 6.3 Citra Radar (ETops) Tanggal 25 Januari 205. 4. Produk EBASE Pukul 2.00 WITA Pukul 4.00 WITA Pukul 3.00 WITA Pukul 5.00 WITA Gambar 6.4 Citra Radar (EBase) Tanggal 25 Januari 205 Dari citra radar (Produk EBase dan ETops) tanggal 25 Januari 205 jam 2.005.00 UTC terlihat posisi puncak serta dasar awan masih berada di daerah bali selatan, dengan nilai 0.-3.2 Km. hal ini mendukung data dari produk CAPPI dan CMax. 36

5. Produk UWT Pukul 2.00 WITA Pukul 4.00 WITA Pukul 3.00 WITA Pukul 5.00 WITA Gambar 6.5 Citra Radar (UWT) Tanggal 25 Januari 205 Dari citra radar (Produk UWT) tanggal 25 Januari 205 jam 2.00-5.00 UTC terlihat bahwa kumpulan awan tepat berada di atas area Bandara Ngurah Rai dimana kecepatan angin didalam awan sebesar 5-0 knots mendekati pusat radar dari arah barat. Gambar 6.6 Angin Lapisan 00 feet tanggal 25 Januari 205 jam 00.00 UTC. Sebagai data pendukung lainnya, berdasarkan Gambar 6.6, tampak adanya konvergensi sepanjang jawa hingga nusa tenggara termasuk daerah Bali. Hal ini dapat memperkuat mekanisme pengangkatan massa udara dalam proses pembentukan awan. Pumpunan awan tersebut tampak jelas pada citra satelit berikut. Gambar 6.7. Citra satelit IR Enhanced tanggal 25 Januari 205 jam 2.00-5.00 UTC 37

Gambar 6.8. Citra satelit Cloud Type tanggal 25 Januari 205 jam 2.00-5.00 UTC Pumpunan awan tersebut terdiri dari berbagai jenis awan. Jenis awan tersebut dapat dilihat pada gambar 7 dibawah. Pada gambar 7 tersebut terlihat bahwa di daerah terjadinya hujan guntur yang disertai angin kencang terdapat awan cummulonimbus yang menutupi hampir sebagian besar wilayah Bali bagian selatan. Adapun data pendukung lain yaitu rekap data Metar dan Speci yang tercatat oleh Automated Weather Observing System (AWOS) Stasiun Meteorologi Ngurah Rai. Dari data rekap ini dapat diketahui secara detail kapan terjadinya hujan guntur disertai angin kencang tersebut. Berikut data rekapnya: Dari data rekap data diatas terlihat bahwa awan cumulonimbus (Cb) muncul pada jam 2.00 UTC. Peningkatan kecepatan angin dimulai pada jam 4. UTC. D. Kesimpulan. Jika peluang pertumbuhan awan Cb sudah ada maka sebaiknya citra radar dipantau setiap saat, mengingat pertumbuhan awan Cb yang sangat cepat. 2. Untuk memberikan informasi peringatan dini yang tepat dan cepat, Produk Radar cuaca harus ditambahkan dengan data pendukung lain seperti, Citra Satelit, streamline, dan metar. 3. Pemanfaatan citra radar dalam penggunaannya tergantung dari kemampuan dan kemauan para prakirawan dalam menterjemahkan tiap-tiap produk yang ada 38