Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan persaingan hidup yang semakin tinggi. Tanpa pendidikan sama sekali

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, hal tersebut akan mendukung pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa dan negara berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda pula, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan sejak usia dini. Dalam Undang-Undang Dasar Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dikemukakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Penyelenggaraan PAUD dilakukan dalam berbagai macam lembaga, antara lain TPA (Tempat Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK. 1

2 Taman kanak kanak merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan secara berstruktur untuk persiapan tuntutan di jenjang berikutnya, seperti: ketrampilan dasar membaca, menulis dan berhitung karena kemampuan tersebut merupakan persyaratan untuk menguasai mata pelajaran lain pada pendidikan yang lebih tinggi, sebenarnya TK tidak mengemban tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung karena itu harusnya merupakan tanggung jawab lembaga pendidikan sekolah dasar, namun kenyataanya terjadi pergeseran tanggung jawab pengembangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan karena itu usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas). Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dengan karakteristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral serta merupakan usia paling berpengaruh dari usia lainya Masa kanak-kanak merupakan masa paling penting karena merupakan pembentukan fondasi kepribadian yang menentukan pengalaman anak selanjutnya. Karakteristik anak usia dini menjadi mutlak dipahami semua orang untuk memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal seperti aspek fisik, sosial, emosional demikian pula kreativitas. Mengembangkan kreativitas anak memerlukan peran penting pendidik. Anak kreatif memuaskan rasa keingintahuannya melalui berbagai cara seperti

3 berekplorasi, bereksperimen dan banyak mengajukan pertanyaan pada orang lain. Suratno (2005:19) menjelaskan anak kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Pengembangan kreatifitas anak khususnya anak hendaknya disesuaikan dengan lingkungan, adat dan budaya, usia dan tingkat perkembangan. Pengembangan kreativitas yang efektif sebaiknya diupayakandalam sebuah permainan yang menarik, karena dunia mereeka sangat dekat dengan bermain/ permainan. Permainan itu sendiri sejatinya sangat dapat membantu mengembangkan kreativitas anak. Kreativitas anak TK sangat beragam. Sifat anak yang tidak mau diam menunjukkan arah kreativitasnya, ia juga selalu bertanya dan serba ingin tahu sehingga anak sering terlibat dalam bongkar pasang barang karena keingin tahuannya. Anak sering pula membuat label/simbol lagi. Sesuatu atau membuat bahasanya sendiri. Mereka sering pula berani melakukan hal baru demi memuaskan keingin tahuannya meskipun kadang ia tahu hal itu terlarang/ tidak disukai orang dewasa. Inilah beberapa contoh kreativitas anak dan sikap - perilaku kreatif mereka. Sikap dan perilku kreatif serta bakat perlu dikembangkan sejak dini. Hal itu menjadikan sumber daya manusia Indonesia yang akan datang lebih berkualitas, tidak menjadi korban teknologi justru dapat mengendalikan teknologi sehingga memperbaiki taraf hidupnya. Itulah Alasan Pentingnya

4 Kreativitas. Oleh karena itu kreatifitas harus dikembangkan pada anak sejak awal. Fenomena yang ada selama ini kreativitas yang dimiliki oleh masyarakat pada umumnya masih rendah. Hal ini dapat diketahui dengan masih banyaknya orang orang yang belum mampu menghasilkan karyanya sendiri, mereka masih meniru karya milik orang lain. Keadaan tersebut di sebabkan karena kurangnya pengembangan kreativitas sejak usia dini. Begitu juga dengan anak-anak di TK Pertiwi I Pogong Cawas Klaten yang memiliki tingkat krativitas yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan anak sehari-hari dimana masih menunggu guru, tidak mempunyai ide sendiri, belum bisa mengungkapkan idenya sendiri kalau tidak dibantu oleh guru, anak-anak masih tergantung dengan guru, hal ini menunjukan kurangnya stimulasi dari guru kepada anak, Guru kurang member stimulasi permainan yang mampu memunculkan kreativitas. Dalam pendidikan untuk Anak Usia Dini banyak disajikan kegiatan pembelajaran berbasis permainan, seperti meronce, mencocok, menggunting, kolase, membatik jumputan, mewarnai, dan sebagainya. Menurut Sujanto (1996: 35) bila anak telah membuat coreng moreng, dan selainnya maka ia telah menggambar dan dengan menggambar itu pula akan membentuk watak si anak yang diharapkan ia lebih kreatif. Manfaat menggambar bagi anaksalah satunya melatih ekspresi dan bagian dari proses kreatif. Namun dalam kenyataannya, penulis sering menjumpai anak khususnya di TK PERTIWI I

5 Pogong, Cawas, Klaten kurang kreatif. Keberanian berkreasi mereka masih kurang serta mereka sering mencontoh dan menunggu arahan guru. Kegiatan menggambar sendiri telah dilaksanakan di TK PERTIWI I POGUNG, Namun stimulasi permainan menggambar belum pernah diajarkan, guru cuma memanfaatkan buku majalah langganan,sehingga anak menjadi pasif dan kurang kreatif. Kurangnya kreativitas anak di TK PERTIWI I Pogong Cawas, tersebut disebabkan beberapa faktor. Diantaranya guru kurang memberikan perhatian terhadap kreativitas anak dibandingkan membaca dan menghitung, juga karena adanya penggunaan metode pembelajaran yang statis yang kurang menggembangkan kreativitas. Demikian pentingnya masalah kreativitas, mendorong peneliti untuk melakukan upaya peningkatanya dengan mengadakan penelitian berjudul, UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN MENGGAMBAR BEBAS alasan peneliti melihat metode menggambar bebas karena dalam metode tersebut ada kebebasan yang diberikan kepada anak. Maka dalam penelitian ini saya tertarik melakukan penelitian Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Permainan Menggambar Bebas di TK PERTIWI I Pogong Cawas Klaten.

6 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam penelitian sebagai berikut : 1. Masih rendahnya kreativitas anak TK Pertiwi 1 Pogong Cawas Klaten. 2. Kurang inovatifnya metode yang digunakan guru dalam meningkatkan kreativitas anak di TK Pertiwi 1 Pogong Cawas Klaten. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah permainan menggambar dapat meningkatkan kreativitas anak di TK PERTIWI I Pogung Cawas Klaten Tahun Ajaran 2012/2013? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Secara umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak 2. Secara khusus Untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak TK PERTIWI I Pogong Cawas Klaten melalui permainan menggambar bebas.

7 E. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan memberi harapan bagi semua pihak yang berkepentingan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang bagaimana permainan menggambar dapat meningkatkan kreativitas anak. 2. Manfaat Praktis Secara praktis mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut: a. Bagi Siswa Dengan meningkatkan fungsi permainan terhadap kreativitas anak TK dapat mengembangkan kemampuan dan bakat dalam proses belajar yang efektif. b. Bagi Guru Sebagai bahan masukan yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kemampuan atau peran guru dalam menciptakan fungsi permainan menggambar terhadap kreativitas anak taman kanak-kanak. c. Bagi Orang tua Peranan orang tua dalam memberikan motivasi dalam permainan menggambar sebagai upaya peningkatan kreativitas anaknya.