BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan. mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Maulana

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu membekali diri dengan pendidikan. Terdapat pengertian pendidikan menurut

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan tenaga-tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Matematika. dapat bermanfaat bagi semua orang (Puspasari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan, dan nilai-nilai serta norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi menuntut setiap negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat esensial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syarifah Ambami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (SISDIKNAS) dan penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press), hlm. 12.

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, bertanggung jawab serta produktif. Pendidikan pada dasarnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, sebab pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Suatu Negara yang memiliki kualitas SDM tinggi maka Negara tersebut akan lebih maju dibanding dengan Negara-negara yang memiliki SDM rendah. Oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya (Mulyasa, 2003). Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi petimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Pendidikan merupakan proses yang terus-menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar (Tirtarahardja dan Sulo, 2005). Menurut UU RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan 1

2 spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dewasa ini kemajuan IPTEK sangat berkembang pesat, adapun salah satu ilmu pendukung dalam kemajuan tersebut ialah matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Peran matematika bukan hanya dibidang IPTEK, akan tetapi memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai cabang ilmu sehingga memajukan daya pikir manusia. Suatu Negara yang tidak memperhatikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan jauh tertinggal dalam kemajuan segala bidang terutama sains dan teknologi, dibanding dengan Negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subyek yang sangat penting. Pendidikan matematika tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan siswa tetapi matematika juga bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa. Oleh karena itu pendidikan matematika diberikan disemua sekolah, baik jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Pelajaran matematika yang diberikan disemua jenjang pendidikan akan mempunyai konstribusi yang berarti bagi masa depan bangsa. Dunia pendidikan kita saat ini dihadapkan oleh berbagai masalah salah satu masalahnya adalah lemahnya pembelajaran. Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kreatif siswa Indonesia masih jauh dari sempurna. Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) (Mullis, Martin, dkk, 2012) menyatakan bahwa pada tahun 2011 Indonesia berada pada rangking 38 dari 46 negara untuk skor matematika siswa internasional kelas VIII dengan

3 skala rata-rata skor 386. Adapun kompetensi siswa yang diamati oleh TIMSS antara lain pengetahuan, penerapan dan penalaran. Rata-rata skor pada tahun 2011 ini mengalami penurunan dibandingakan pada tahun 2007 yaitu dengan skala rata-rata skor 397, ini mengalami penurunan rata-rata skor ( 11). Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan penalaran siswa, kurangnya kemampuan penalaran ini dapat disebabkan oleh kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang masih rendah, karena kemampuan berpikir kreatif merupakan bagian dari penalaran. Ditegaskan oleh Krulick dan Rudnick (Rohayati, 2005) bahwa penaralaran mencakup berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Jelas bahwa Pendidikan harus menunjukan bagaimana energi dan kemampuan kreatif secara terus menerus mengembangkan konteks, konten dan kualitas hidup manusia (Hagness, 1994). Kurikulum 2006, salah satu tujuan pembelajaran matematika untuk satuan pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen) adalah mengembangkan tingkat berpikir kreatif siswa dengan menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (Wardhani, 2008). Untuk itu kreatifitas, aktifitas kreatif dan berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika sangatlah penting. Dengan demikian, pembelajaran matematika berpeluang besar membentuk SDM yang berketerampilan tinggi.

4 Tuntutan dunia masa depan menuntut anak untuk memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan tersebut salah satunya adalah kecakapan kreatifitas (creativity and innovation skill). Jelas bahwa pribadi yang kreatif sangatlah dibutuhkan dalam mengahadapi perkembangan IPTEK dan informasi, terlebih di awal dekade abad ini bangsa kita dihadapkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (asean economics community). Terbentuknya pribadi kreatif sangat dipengaruhi oleh peran guru khususnya guru matematika. Mereka hendaknya mampu mengelola pembelajaran matematika menjadi lebih menarik serta sebisa mungkin merangsang kreatifitas siswa. Siswa hendaknya diberi keleluasaan berpikir dan kemandirian agar siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal sehingga bangsa kita dapat bersaing dalam menghadapi MEA dan dalam mengahadapi perkembangan IPTEK dan informasi serta dalam menghadapi tantangan global yang lebih kompleks. Pembelajaran masa kini dituntut untuk lebih bersifat multimodel, real world problem, pembelajaran berpusat pada siswa, serta meninggalkan menyamakan semua siswa. Kecakapan yang bersifat multiintelegensi menuntut guru untuk mampu mengakomondasikan semua perbedaan yang dimiliki siswa. Pembelajaran yang kompetitif bergeser menjadi pembelajaran yang kolaboratif. Inovasi pembelajaran mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yang prosesnya dirancang dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. Hubungan guru dengan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.

5 Bangun datar merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan di kelas VII semester II. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa selama proses pembelajaran di SMP Negeri 39 Semarang selama ini guru hanya melaksanakan pembelajaran secara prosedural, hanya memberikan rumusrumus kemudian mengerjakan soal-soal latihan, tanpa memberi kesempatan siswa untuk berpikir kreatif akibatnya siswa tidak menemukan makna dari apa yang dipelajari tersebut. Guru jarang menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran bahkan belum menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dan pembelajaran agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis. Pembelajaran yang dilakukan belum mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kreatif matematis, karena guru dalam proses pembelajaran matematika masih menggunakan pembelajaran konvensional, diamana guru masih menjadi pusat pembelajaran. Dari kenyataan di lapangan ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa belum optimal, rendahnya kemampuan siswa berpikir kreatif matematis diduga karena selama ini guru tidak berusaha menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang berpikir kreatif matematis. Berdasarkan tujuan Pembelajaran matematika tentang kemampuan berpikir kreatif maka proses pembelajaran di kelas dituntut harus mampu menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan masalah matematika untuk menghadapi tantangan hidup di masa depan. Oleh karena itu

6 pembelajaran matematika di SMP Negeri 39 Semarang perlu adanya revolusi dalam proses pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Untuk itu penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi belajar. Salah satu pembelajaran yang mengacu pada kreatifitas siswa yaitu pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw. Pembelajaran Treffinger merupakan salah satu dari sedikit yang menangani masalah kreatifitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Pembelajaran Treffinger dapat membantu siswa untuk berfikir kreatif dalam memecahkan masalah, menbantu siswa dalam menguasai konsep-konsep pokok bahasan yang diajarkan, serta memberikan kepada siswa untuk menunjukkan potensi-potensi kemampuan yang dimiliki dirinya termasuk kemampuan kreatif dan pemecahan masalah. Dengan kreatifitas yang dimiliki siswa, berarti siswa mampu menggali potensi dalam berdaya cipta, menemukan gagasan serta menemukan pemecahan atas masalah yang dihadapinya yang melibatkan proses berfikir. Jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif, yaitu pembelajaran yang mengutamakan kerja kelompok dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran (Shoimin, 2014). Dalam pembelajaran Jigsaw, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kreatifitas. Pembelajran kooperatif tipe Jigsaw ini diharapkan dapat dikolaborasikan dengan pembelajaran Treffinger.

7 Untuk memperkuat penelitian ini, berikut tercantum hasil penelitian terdahulu dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Treffinger Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN Munjungan Tahun Ajaran 2006/2007 oleh Maulinawati di UNISMA. Hasilnya ada pengaruh yang signifikan antara thitung dan ttabel. Pada taraf 5% adalah 2,000 dengan thitung > ttabel yang diperoleh dari perhitungan sebesar 4,294%. Hal ini membuktikan bahwa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Treffinger berhasil. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Erdiana Puspitasari (2013) dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumbergempol. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan bahwa untuk taraf signifikasi 5% adalah Fhit = 7,747 dan Ftab = 2,000 yang berarti Fhit > Ftab. Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran Treffinger terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sumbergempol. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul Keefektifan Pembelajaran Treffinger Kolaborasi Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. B. Batasan Masalah Masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada analisis keefektifan pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Pada penelitian ini, pokok bahasan yang

8 menjadi bahan penelitian adalah jajargenjang dan belah ketupat dan dilakukan di SMP Negeri 39 Semarang kelas VII tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dapat dikatakan efektif jika. 1. Ada pengaruh kecemasan dan motivasi belajar dalam pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat pada siswa kelas VII SMP Negeri 39 Semarang tahun ajaran 2015/2016. 2. Siswa yang diberi pelajaran dengan pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw mencapai ketuntasan belajar pada aspek kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan rata-rata 75 pada pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat pada siswa kelas VII SMP Negeri 39 Semarang tahun ajaran 2015/2016. 3. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diberi pelajaran dengan pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw lebih baik dari pada siswa yang hanya diberi pelajaran dengan pembelajaran Jigsaw pada pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat pada siswa kelas VII SMP Negeri 39 Semarang tahun ajaran 2015/2016. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw efektif meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat pada siswa kelas VII SMP Negeri 39 Semarang tahun ajaran 2015/2016?

9 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Apakah pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw efektif meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada pokok bahasan jajargenjang dan belah ketupat pada siswa kelas VII SMP Negeri 39 Semarang tahun ajaran 2015/2016. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini antara lain. a) Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi layanan dalam pendidikan. b) Sebagai referensi proses pembelajar untuk menambah pengetahuan pelaksanaan pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini antara lain. a) Bagi Peneliti Mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran matematika berdasarkan masalah untuk meningkatkan motivasi, prestasi siswa dan kemampuan berpikir kreatifi siswa, serta menjadi masukan bagi calon guru matematika pada generasi mendatang.

10 b) Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna serta dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis. c) Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran Treffinger kolaborasi Jigsaw pada pembelajaran matematika serta memperoleh pengetahuan dalam mengadakan variasi pembelajaran matematika yang lebih inovatif. d) Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai variasi pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.