II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

II. TINJAUAN PUSTAKA. memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. seperti China Asia Free Trade Area (CAFTA) dapat memperparah keadaan krisis

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Pe n g e m b a n g a n

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Secara umum, pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pertanian merupakan hal yang sangat

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropis yang memiliki kekayaan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil bambu yang cukup besar. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu asosiasi kehidupan, baik tumbuh-tumbuhan (flora)

KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA. Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM : KELAS : S1-SI-09

I. PENDAHULUAN. Pertanian sampai saat ini masih diyakini sebagai salah satu akar perekonomian

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

I PENDAHULUAN. kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana

PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal Buah-buahan lokal merupakan buah yang varietas tanamannya asli dari Indonesia dan ditanam oleh petani Indonesia terlepas dari nama dan varietasnya. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan yang dikembangkan dan dibudidayakan di Bali (Perda Provinsi Bali, 2013) Bali, khususnya di Kabupaten Klungkung kaya akan sumber daya genetik buah lokal, namun kekayaan tersebut belum diberdayakan secara optimal. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemancar biji tumbuhan. Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Buah-buahan berfungsi sebagai obat-obatan, perdagangan antara pulau, ekspor, bahan kecantikan, bahan upacara keagamaan, dan adat istiadat di Pulau Bali yang sebagian besar penduduknya beragama Hindu. Konsumsi dan kebutuhan buah dari tahun ke tahun terus meningkat, namun keadaan ini tidak diimbangi dengan produksi buah-buahan yang memadai, baik secara kuantitas maupun kualitas. Akibatnya, buah-buah impor kini merajai pasar modern domestik, bahkan mudah ditemui di pasar-pasar tradisional. Padahal, kualitas buah tropis lokal tidak kalah dengan buah-buahan impor. Situasi ini dapat dikatakan sebagai peluang yang potensial untuk digarap apabila negara mampu mengekspor buah-buahan lokal maka negara dapat meningkatkan devisa negara dan meningkatkan taraf perekonomian para petani Indonesia. 5

6 2.2 Keanekaragaman Hayati Buah-buahan Lokal Keanekaragaman hayati merupakan unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang secara keseluruhan membentuk ekosistem. Keanekaragaman hayati juga dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana. Pemeliharaan dan peningkatan keanekaragaman hayati dilakukan untuk menjamin kesinambungan dan kualitas keanekaragaman hayati (Perda Provinsi Bali, 2013). Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai luas 1,3% dari luas permukaan bumi, Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya genetik yang besar. Indonesia juga merupakan salah satu dari 12 (dua belas) pusat keaneka-ragaman hayati karena merupakan kawasan terluas di pusat indomalaya. Menurut (Yuwono, 2013) di Indonesia terdapat ± 28.000 jenis tumbuh-tumbuhan dan di antaranya terdapat 400 jenis buah-buahan yang dapat dimakan dan sangat bermanfaat sebagai sumber keragaman genetik bagi program pemuliaan. Keanekaragaman jenis dan sumber daya genetik buah-buahan asli Indonesia yang melimpah sampai sekarang belum dimanfaatkan secara optimum. Terbukti dari banyaknya buah-buahan impor yang beredar di berbagai kota di Indonesia, termasuk Pulau Bali. Kurangnya minat dan kesadaran masyarakat dalam mengelola, memberdayakan dan memanfaatkan sumber daya genetik buah-buahan lokal, mengakibatkan permintaan terhadap buah-buahan impor melambung tinggi melampaui buah-buahan lokal negara sendiri. Oleh karena itu kekayaan sumber daya

7 hayati yang melimpah di Indonesia ini perlu didayagunakan semaksimum mungkin untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya buah-buahan lokal. Keanekaragaman hayati buah-buahan di Bali memiliki potensi yang sangat besar terutama dalam bidang penyedia, pemanfaatan dan pemasaran. Bali disebut sebagai kota pariwisata karena keindahan dan kekayaan sumber daya alam serta kebudayaannya, dapat dijadikan sebagai salah satu ajang dalam memperkenalkan berbagai jenis buah-buahan lokal Bali kepada wisatawan. Bali memiliki komoditas unggulan seperti salak bali, manggis, jeruk, anggur, durian dan mangga. Kini prospeknya semakin hari semakin bersinar terang. Bahkan sekarang ini tidak hanya pasar lokal saja yang meminta pasokan buah dari Pulau Bali, namun pasar mancanegara seperti Cina, Eropa, Timur Tengah, dan beberapa negara di kawasan Asia juga mulai mengekspor buah-buahan segar dari daerah Bali. Kebutuhan buah lokal terhadap pasar domestik harus lebih didahulukan, agar masyarakat Indonesia jauh lebih mengenal, mencintai, dan lebih memanfaatkan keberadaan sumberdaya genetik buah-buahan lokal. 2.3 Jenis-jenis Buah-buahan di Indonesia Negara yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki kekayaan buah-buahan yang berlimpah. Buah-buah tropis Indonesia memiliki kualitas yang baik karena tanahnya yang begitu subur dan iklim yang baik. Keanekaragaman jenis buah-buahan yang tinggi berpotensi untuk diteliti dan dikembangkan, karena keanekaragaman jenis yang tinggi merupakan modal utama dalam melakukan usaha pemuliaan tanaman.

8 Negara Indonesia memiliki ± 329 jenis buah-buahan (terdiri dari 61 suku dan 148 marga) baik yang merupakan jenis asli Indonesia maupun pendatang (introduksi) (Rifai, 1986). Terdapat sekitar 400 jenis buah-buahan yang dapat dimakan di kawasan Asia Tenggara (Prosea, 1991). Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan tercatat 266 jenis (termasuk empat anak jenis dan dua varietas) buah-buahan asli Indonesia telah ditemukan yang sebagian besar masih tumbuh liar di hutan-hutan dan hanya sebagian kecil yang telah dibudidayakan. Dari 226 jenis buah-buahan tersebut sebagian besar berupa pohon (203 jenis), liana (26 jenis), perdu (17 jenis), herba (14 jenis) dan semak (4 jenis). Usaha pemuliaan tanaman buah-buahan membutuhkan waktu yang cukup lama karena jenis pohon daur hidupnya panjang. Berdasarkan lokasi maka jumlah jenis yang paling banyak ditemukan adalah di Sumatra (148 jenis), Kalimantan (144 jenis), Jawa (96 jenis), Sulawesi (43 jenis), Maluku (30 jenis), Nusa Tenggara (21 jenis), Papua (16 jenis) dan 34 jenis lainnya tersebar diseluruh Indonesia (Rifai, 1986). Keenam daerah tersebut memiliki keanekaragaman jenis buah-buahan yang tinggi, dan berpotensi untuk diteliti dan dikembangkan. 2.4 Potensi Pengembangan Buah-buahan Lokal Pembangunan pertanian di Bali merupakan sektor utama, karena sektor ini memiliki peranan penting dalam perekonomian Bali yaitu, sebagai sumber pendapatan sebagian besar penduduk, lapangan kerja, sumber bahan baku agroindustri, sumber devisa dan pelestari sumber daya alam Bali. Oleh karena itu, pembangunan pertanian dalam arti luas di Bali harus dilanjutkan dan dikembangkan

9 dengan wawasan agribisnis sehingga menjadi pertanian maju dan efisien. Rangsangan pengembangan agribisnis adalah adanya permintaan atau pasar. Kekayaan sumber daya alam dengan berbagai keanekaragaman hayati membuat Pulau Bali dikenal dengan daerah periwisata. Pulau Bali merupakan daerah yang paling banyak mengundang wisatawan mancanegara dan domestic. Melakukan ekspor buah-buahan lokal ke pasar internasional dapat dijadikan sebagai upaya meningkatkan devisa negara dan memperkenalkan Negara Indonesia sebagai negara penghasil buah-buahan lokal. Menurut (Ryo, 2014) saat ini harus ada semacam revolusi yang dapat mengubah kondisi pasar di Indonesia, sehingga mampu membatasi jumlah impor yang masuk ke Negara Indonesia dan meningkatkan produk negara sendiri. 2.5 Perlindungan Buah-buahan Lokal Indonesia sangat kaya akan hasil sumber daya alam salah satunya buah-buah lokal yang kelestariannya harus dijaga dan dipertahankan agar terus dapat dinikmati oleh masyarakat. Perlu dilakukan pelatihan pemberdayaan ekonomi para petani agar petani lebih terlatih, sehingga ilmu yang diperoleh dapat meningkatkan taraf perekonomian petani. Menjaga kelestarian buah lokal dapat dilakukan dengan menggunakan benih unggul yang berkualitas sehingga, diharapkan dapat meningkatkan produksi buah-buah lokal yang secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Pembangunan pertanian terutama di budang agroindustry saat ini diharapkan dapat menjadi tulang punggung pembangunan perekonomian nasional karena

10 didukung oleh posisi strategis Negara Indonesia dalam pembangunan agroindustri berbasis tanaman buah-buahan. Kekayaan sumber daya alam Indonesia dalam menghasilkan tanaman buah-buahan ditetapkan sebagai komoditas unggul (Purwanto, 2000). Pembangunan agrobisnis saat ini berbasis tanaman buah-buahan memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan perekonomian karena memiliki peluang pasar dan prospek yang cerah. Peningkatan prekonomian dapat dijadikan juga sebagai salah satu tujuan penting dalam melindungi tanaman buah-buah lokal Indonesia. Pemerintah kini mengeluarkan peraturan daerah Provinsi Bali mengenai perlindungan buah lokal (Perda Provinsi Bali, 2013). Bahwa (a) komoditas buah lokal merupakan sumber daya produktif unggulan daerah, sumber pangan bergizi, bahan kesehatan nabati, komoditas perdagangan, dan sumber pendapatan masyarakat petani yang perlu dipelihara dan dikembangkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan (b) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mewajibkan Pemerintah Provinsi untuk mengembangkan sumber daya produktif daerah. Guna mendukung perlindungan buah-buah lokal diharapkan pemerintah, petani, masyarakat, dan pengusaha ikut bekerjasama agar undang-undang mengenai perlindungan buah lokal dapat diterapkan. Dukungan dapat dilakukan dengan mengonsumsi dan menggunakan buah-buahan lokal, meningkatkan produksi, ketersediaan dan kualitas buah agar mampu bersaing di pasar mancanegara, pengusaha hotel-hotel dan restoran memberi kesempatan buah-buah lokal untuk disajikan kepada wisatawan, sehingga memperkenalkan dan dapat mengangkat harga buah lokal