BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengujian anodizing pada aluminium seri 6, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK TERHADAP KEKERASAN, KECERAHAN DAN KETEBALAN LAPISAN OKSIDA HASIL PROSES ANODIZING PADA ALUMINIUM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LISTRIK PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN LOGAM ALUMINIUM SERI 2XXX

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENCELUPAN PADA PROSES ANODIZING ALUMINIUM SERI 1XXX

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

BAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK TERHADAP KEKERASAN, KECERAHAN DAN KETEBALAN LAPISAN OKSIDA HASIL PROSES ANODIZING PADA ALUMINIUM

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN ASAM SULFAT (H2SO4) PADA PROSES ANODIZING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUAT ARUS PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG MOBIL MERK BSA

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LISTRIK PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN LOGAM ALUMINIUM SERI 2XXX

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENCELUPAN PADA PROSES ANODIZING ALUMINIUM SERI 1XXX

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Aluminium digunakan secara luas, karena mempunyai sifat sifat seperti

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI ASAM OKSALAT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA PADA ALUMINIUM FOIL HASIL PROSES ANODISASI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH INTENSITAS ARUS TERHADAP KEKERASAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA, DAN LAJU KOROSI PADA PROSES ANODIZING

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR, JARAK ANODA DENGAN KATODA DAN PEWARNAAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN PADA PROSES ANODISASI Al 1100

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR. : D3 Teknik Mesin Program Vokasi. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%

PENGARUH VARIASI WAKTU PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG RACING MERK SPRINT

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

MOTTO. (Ahmad Zainal Arifin) (Terjemahan Surat Al-Baqarah, 286)

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbesaran 100x adalah 100 µm. Sebelum dilakukan pengujian materi yang

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. industry manufaktur khususnya di bidang otomotif. Agar kualitas fisik maupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penyambungan Aluminium 6061 T6 dengan Metode CDFW. Gambar 4.1 Hasil Sambungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SANDHY PUTRA PANGIDOAN SIPAYUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEWARNA DAUN PANDAN WANGI PADA PROSES PENCELUPAN KOMPONEN OTOMOTIF

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

PENGARUH ARUS DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL DAN TEMBAGA TERHADAP KEKERASAN CORAN ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

I. Tujuan. Dasar Teori

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN PENCELUPAN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN DAN LAJU KOROSI PADA KUNINGAN COR YANG DI ANODIZING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN DAN KETEBALAN LAPISAN OKSIDA HASIL ANODIZING ALUMINIUM SERI 5

Pengaruh Rapat Arus dan Waktu Anodizing Terhadap Ketebalan Lapisan Aluminium Oksida pada Aluminium Paduan AA 2024-T3

BAB III METODELOGI PENELITIAN

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI WAKTU PENAHAN CELUP TERHADAP KETEBALAN LAPISAN

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir Ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU ANODIZING TERHADAP LAJU KEAUSAN PERMUKAAN PADA ALUMINIUM PADUAN AA 2024-T3

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM

Hasil Penelitian dan Pembahasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGGUNAAN KUNYIT SEBAGAI ALTERNATIF PEWARNAAN PADA ANODISING ALUMINIUM YANG RAMAH LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN: PKM-AI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian, maka diperoleh data-data pengujian. Kemudian data-data tersebut dijabarkan dalam beberapa sub-sub pembahasan dari masing-masing setiap jenis pengujian. Raw Material Setelah Anodizing Dyeing dan Sealing (a) (b (c) Gambar 4.1 Spesimen aluminium setelah proses anodizing dan dyeing. (a) arus 1 Ampere, (b) arus 2 Ampere dan (c) arus 3 Ampere 4.1. Hasil Pengujian Visual Setelah proses anodizing dan dyeing dilakukan pengujian kecerahan warna (RGB) menggunakan adobe photoshop CS6 seperti ditunjukkan gambar 4.2, dimana akan didapat data perbandingan antara hasil visual pada kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, dan 3 Ampere, setelah proses anodizing dan dyeing. Pada pengujian ini adalah foto dari tangkapan kamera 13 MP (Mega Pixel) smartphone Oppo f1 selfie. Berikut merupakan uraian dari hasil pengujian yang sudah dilakukan. 51

52 TU 1 TU 2 TU 3 (a) (b) (c) Gambar 4.2 Spesimen aluminium setelah proses anodizing dan dyeing setelah dilakukan pengujian visual dengan adobe photoshop, (a) arus 1 Ampere, (b) arus 2 Ampere dan (c) arus 3 Ampere. (TU) Titik Uji Gambar 4.2 Diatas menunjukkan gambar hasil uji visual menggunakan adobe photoshop CS6, dan berikut adalah tabel hasil pengujian kecerahan warna (RGB). Tabel 4.1 Hasil uji kecerahan warna (RGB) pada variasi kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, dan 3 Ampere setelah proses anodizing dan dyeing No Variasi Arus (A) Warna Titik uji 1 Titik uji 2 Titik uji 3 (%) (%) (%) Rata-rata kecerahan warna (RGB) (%) 1 Red 165 158 144 155,66 2 1 Green 21 19 20 20 66,88 3 Blue 31 24 20 25 4 Red 175 161 151 162,33 5 2 Green 28 20 16 21,33 70,77 6 Blue 38 26 22 28,66 7 Red 177 177 162 172 8 3 Green 26 28 22 25,33 75,77 9 Blue 33 32 25 30 Dari hasil tabel 4.1 hasil pengujian kecerahan warna diatas maka dapat disimpulkan menggunakan gambar 4.3 Grafik hubungan antara kuat arus listrik dengan nilai kecerahan warna (RGB) berikut :

Nilai Kecerahan (RGB) 53 red green blue Arus Gambar 4.3 Grafik hubungan antara kuat arus listrik dengan nilai kecerahan warna (RGB). Grafik 4.3 diatas menunjukan hasil kecerahan warna (RGB) pada kuat arus 1 Ampere sebesar R 155.66 %, G 20 %, B 25 %, untuk kuat arus 2 Ampere sebesar R 162.33 %, G 21.33 %, B 28.66 %, dan kuat arus 3 Ampere sebesar R 172 %, G 25.33 %, B 30 %. Dari grafik 4.3 diatas juga menunjukan bahwa warna yang mendominasi adalah warna red, hal itu disebabkan karena warna utama yang digunakan pada proses dyeing adalah warna merah. Untuk kecerahan warna (RGB) tertinggi pada kuat arus 3 Ampere sebesar R 172 %, G 25.33 %, B 30 %. Hal tersebut diduga disebabkan oleh pori-pori pada lapisan oksida lebih banyak dan besar, sehingga cairan pewarna yang masuk pada lapisan oksida lebih banyak dan lebih merata. Sehingga wana (RGB) pada kuat arus 3 Ampere lebih tinggi dibandingkan dengan kuat arus 1 Ampere dan 2 Ampere.

54 Dari analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kuat arus dan waktu proses anodizing juga mempengaruhi ukuran dan bentuk pori-pori lapisan oksida yang dihasilkan sehingga dapat mempengaruhi kecerahan warna (RGB). 4.2. Hasil Pengujian Foto Struktur Makro Permukaan Pengujian foto struktur makro ini bertujuan untuk mengetahui struktur permukaan alumunium setelah proses anodizing dan dyeing. Pengujian dilakukan dengan pembesaran 50 kali. Berikut adalah hasil pengujian foto makro struktur permukaan raw material, spesimen setelah proses anodizing dan dyeing. a b c Gambar 4.4 Foto makro variasi kuat arus 1 Ampere, (a). Raw material, (b). Setelah proses anodizing, (c). Setelah proses dyeing. Gambar 4.4 (a) menunjukkan hasil pengujian foto makro raw material, dapat disimpulkan bahwa struktur permukaan raw material belum terbentuk lapisan oksida dan masih terlihat lapisan struktur murni dari aluminium. Gambar 4.4 (b) hasil pengujian foto makro setelah proses anodizing terlihat pori-pori yang terbentuk terlihat kecil dan merata. Gambar 4.4 (c) hasil pengujian foto makro setelah proses dyeing terlihat pori-pori pada permukaan tertutup oleh cairan pewarna.

55 a b b Gambar 4.5 Foto makro variasi kuat arus 2 Ampere, (a). Raw material, (b). Setelah proses anodizing, (c). Setelah proses dyeing. Gambar 4.5 (a) menunjukkan hasil pengujian foto makro raw material, dapat disimpulkan bahwa struktur permukaan raw material belum terbentuk lapisan oksida dan masih terlihat lapisan struktur murni dari alumunium. Gambar 4.5 (b) hasil pengujian setelah proses anodizing terlihat pori-pori yang dihasilkan lebih besar dan lebih kasar dibandingkan dengan kuat arus 1 Ampere, hal ini diduga karena pengaruh dari kuat arus yang diguanakn lebih besar. Gambar 4.5 (c) hasil pengujian setelah proses dyeing terlihat lubang pori-pori mulai tertutup namun permukaan aluminium masih terlihat kasar, hal ini diduga karena pori-pori yang dihasilkan waktu proses anodizing banyak dan besar. a b c Gambar 4.6 Foto makro variasi kuat arus 3 Ampere, (a). Raw material, (b). Setelah proses anodizing, (c). Setelah proses dyeing. Gambar 4.6 (a) menunjukkan hasil pengujian foto makro raw material, dapat disimpulkan bahwa struktur permukaan raw material belum terbentuk lapisan oksida dan masih terlihat lapisan struktur murni dari alumunium. Gambar 4.6 (b)

56 hasil pengujian setelah proses anodizing terlihat pori-pori yang dihasilkan tidak merata dan lebih kasar dibandingkan dengan arus 1 Ampere dan 2 Ampere hal ini diduga karena arus yang digunakan lebih besar. Gambar 4.6 (c) hasil pengujian setelah proses dyeing pori-pori pada lapisan masih terlihat dan permukaan lebih kasar dibandingkan dengan kuat arus 1 Ampere dan 2 Ampere,Hal ini dikarenakan semakin tinggi arus yang digunakan maka pori-pori yang dihasilkan semakin banyak dan besar. 4.3. Hasil Pengujian Foto Struktur Mikro Pengujian foto struktur mikro ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar ketebalan lapisan oksida pada aluminium setelah proses anodizing dan dyeing. Pengujian ini dilakukan dengan pembesaran 200 kali, dimana ada 10 strip dan setiap strip mempunyai nilai 20 μm. Lapisan Oksida Resin Lapisan Oksida Resin 200 µm 60 µm 200 µm 60 µm Raw material Raw material (a) (b) Gambar 4.7 Foto mikro variasi kuat arus 1 Ampere, (a). Setelah proses anodizing, (b). Setelah proses dyeing. Gambar 4.7 (a) menunjukkan hasil pengujian ketebalan lapisan oksida setelah proses anodizing pada kuat arus 1 Ampere, tegangan 18 Volt, suhunya tercatat 35 C sampai 36 C, waktu pencelupan 10 menit sebesar 60 μm. Gambar 47 (b) setelah proses dyeing dengan variabel yang sama ketebalan lapisan oksida tetap 60 μm. Tidak ada peningkatan ketebalan lapisan oksida setelah anodizing dan

57 dyeing diduga karena pori-pori yang dihasilkan kecil dan tidak merata sehingga cairan pewarna yang masuk sedikit. Lapisan Oksida Resin Lapisan Oksida Resin 200 µm 200 µm 50 µm 60 µm Raw material Raw material (a) (b) Gambar 4.8 Foto mikro variasi kuat arus 2 Ampere, (a). Setelah proses anodizing, (b). Setelah proses dyeing. Gambar 4.8 (a) menunjukkan hasil pengujian ketebalan lapisan oksida setelah proses anodizing pada kuat arus 2 Ampere, tegangan 18 Volt, suhunya tercatat 38 C sampai 39 C, waktu pencelupan 10 menit sebesar 50 μm. Gambar 48 (b) setelah proses dyeing dengan variabel yang sama ketebalan lapisan oksida 60 μm. Peningkatan tersebut diduga karena cairan pewarna yang masuk ke dalam poripori setelah dianodizing.

58 Lapisan Oksida Resin Lapisan Oksida Resin 200 µm 200 µm 50 µm 60 µm Raw material Raw material (a) (b) Gambar 4.9 Foto mikro variasi kuat arus 3 Ampere, (a). Setelah proses anodizing, (b). Setelah proses dyeing. Gambar 4.9 (a) menunjukkan hasil pengujian ketebalan lapisan oksida setelah proses anodizing pada kuat arus 3 Ampere, tegangan 18 Volt, suhunya tercatat 29 C sampai 39 C, waktu pencelupan 10 menit sebesar 50 μm. Gambar 4.9 (b) setelah proses dyeing dengan variabel yang sama ketebalan lapisan oksida 60 μm. Peningkatan tersebut diduga karena cairan pewarna yang masuk ke dalam poripori setelah dianodizing. Dari hasil pengujian struktur foto mikro ketebalan lapisan oksida setelah proses anodizing dan dyeing diatas, maka dapat disimpulkan menggunakan grafik pada gambar 4.10

Ketebalan Lapisan Oksida (μm) 59 70 60 60 60 60 60 50 50 50 40 30 20 Setelah proses anodizing Setelah proses anodizing dan dyeing 10 0 1 2 3 Arus (A) Gambar 4.10. Grafik hubungan antara Arus (A) dengan ketebalan lapisan oksida (μm) setelah proses anodizing dan dyeing. Grafik 4.4 diatas menujukkan pada variasi kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, dan 3 Ampere setelah proses anodizing, menghasilkan ketebalan lapisan oksida sebesar 60 μm, 50 μm, 50 μm secara berurutan. Grafik diatas juga menunjukkan ketebalan lapisan oksida setelah proses dyeing sebesar 60 μm, 60 μm, 60 μm secara berurutan. Tidak ada perubahan ketebalan lapisan oksida secara signifikan diduga karena variasi kuat arus yang digunakan berdekatan. Ketebalan lapisan oksida setelah anodizing pada arus 2 Ampere dan 3 Ampere menurun hal ini diduga karena perpindahan ion-ion elektrolit yg kurang baik dan temperatur elektrolit yang meningkat. Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Purnama, D. dkk, (2012) juga menyebutkan bahwa semakin meningkatnya temperatur, akibatnya akan menurunkan ketebalan lapisan oksida yang terbentuk. Hal itu terjadi karena temperatur meningkatkan kemampuan larutan elektrolit untuk melarutkan lapisan oksida.

60 4.4. Hasil Pengujian Kekerasan Vickers Pengujian kekerasan permukaan dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan permukaan raw material, setelah proses anodizing dan dyeing dengan variasi kuat arus listrik 1 Ampere, 2 Ampere dan 3 Ampere. Pengujian dilakukan dengan pembebanan 200 gf. Hasil pengujian ditunjukan pada tabel dan grafik dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil pengujian kekerasan permukaan alumunium setelah proses anodizing dan dyeing No Variasi Posisi Titik Uji 1 2 3 4 Raw Materia Arus 1 Ampere Arus 2 Ampere Arus 3 Ampere Acak Anodizing sealing Anodizing sealing Anodizing sealing Acak Acak Acak Acak Acak Acak d 1 d 2 (μm) (μm) d ratarata(μm) Kekerasan (VHN) 75 75 75 65,92 66 66 66 85,12 65,5 65,5 65.5 86,42 56,5 55 55,75 106,52 54,5 52 53,25 85.12 56 53 54,5 99,65 59 59 59 119,3 66 66 66 130,76 61 61 61 124,83 59 59 59 106,52 56 56 56 118,23 65 65 65 87,73 56 55 55,5 120,37 53 53 53 132 55 50 52.5 134,53 68 68 68 80,19 65 65 65 87,73 68 68 68 80,19 59 50 54,5 124,83 51 51 51 142,56 61 61 61 99,65 Kekerasa n Ratarata (VHN) 79,15 97,09 124,96 104.16 128,96 82.70 122.34

Kekerasan (VHN) 61 Contoh perhitungan nilai kekerasan (VHN) pada posisi titik injakan acak untuk pengujian raw material aluminium. Diketahui : P = 200 gf Penyelesaian : VHN = d rata-rata = 75+75 2 1.854 x P (d) 2 = 75 mm 1.854 x 200 VHN = = 0.06592. μm x 10 3 (75²) VHN = 65,92 kg/mm² Kekerasan rata rata = VHN = 79,15 VHN 65.92 + 85,12 + 86,42 3 Dari tabel dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan menggunakan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.11. 160 140 120 100 80 60 40 20 0 124,96 128,96 122,34 97,09 104,16 79,15 79,15 79,15 82,7 1 Ampere 2 Ampere 3 Ampere Arus (A) Nilai kekerasan raw material (VHN) Nilai kekerasan anodizing (VHN) Nilai kekerasan sealing (VHN) Gambar 4.11 Grafik hubungan antara kuat arus listrik dengan nilai kekerasan (VHN) setelah proses anodizing dan dyeing

62 Grafik 4.11 diatas menujukkan pada raw material menghasilkan kekerasan rata-rata sebesar 79,15 VHN, 79,15 VHN, 79,15 VHN secara berurutan. Pada variasi kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, dan 3 Ampere setelah proses anodizing, menghasilkan kekerasan rata-rata sebesar 97,09 VHN, 104,16 VHN, 82,7 VHN secara berurutan. Setelah proses dyeing pada variasi kuat arus yang sama menghasilkan kekerasan rata-rata sebesar 124,96 VHN, 128,96 VHN, 122,34 VHN secara berurutan. Nilai kekerasan rata-rata setelah anodizing dan dyeing mencapai titik maksimum pada kuat arus 2 Ampere sebesar 104,16 VHN dan 128,96 VHN, sedangkan nilai kekerasan paling rendah pada kuat arus 3 Ampere sebesar 82,7 VHN dan 122,34 VHN. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kuat arus yang tinggi dapat mempengaruhi naiknya nilai kekerasan pemukaan aluminium, ini dibuktikan pada hasil kuat arus 2 Ampere diatas, namun dengan penggunaan arus yang terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi turunya nilai kekerasan permukaan aluminium hal ini disebabkan karena semakin tinggi kuat arus yang digunakan maka perpindahan ionion yang membentuk lapisan oksida pada permukaan aluminium akan semakin cepat dan pori-pori yang dihasilkan akan semakin besar. Pernyataan Priyanto (2012) tentang pengaruh variasi arus listrik terhadap kekerasan permukaan aluminium 5XXX dengan variasi rapat arus 1 Ampere 2 Ampere dan 3 ampere. Dari hasil penelitianya dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh rapat arus yang semakin tinggi dengan iterval waktu pencelupan pada proses anodizing selama 30 menit dapat menurunkan nilai kekerasan dari permukaan alumunium anodizing. 4.5. Perbandingan hasil pengujian Hasil pengujian ini dibandingkan dengan hasil pengujian-pengujian yang telah dilakukan sebelumnya oleh pihak lain. 1. Pengujian kecerahan warna (RGB) Pada hasil pengujian ini kecerahan warna (RGB) tertinggi pada kuat arus 3 Ampere sebesar R 172 %, G 25.33 %, B 30 %, dan yang paling rendah pada 1

63 Ampere sebesar R 155.66 %, G 20 %, B 25 %. Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Prastya, A.,Y (2016) tengtang pengaruh variasi kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, 3 Ampere dan waktu anodizing 10 menit. Didapat kecerahan warna tertinggi pada arus 1 Ampere (RGB) sebesar R 35.66 %, G 181.33 %, B 63 %, dan yang terendah pada arus 2 Ampere sebesar R 5.33 %, G 76 %, B 38.66 %. Santhiarsa, N.N., (2009) tentang pengaruh kuat arus listrik 1 Ampere, 2 Ampere, 3 Ampere dan waktu proses anodizing. Didapat nilai kecerahan tertinggi pada arus 1 Ampere dan waktu anodizing 10 menit sebesar 11519.53 lumens/m², dan yang terendah 3 Ampere dengan waktu anodizing 10 menit sebesar 10596.78 lumens/m². Berdasarkan hasil perbandingan diatas dapat disimpukan bahwa semakin tinggi kuat arus yang digunakan dengan waktu anodizing yang sama dapat menurunkan nilai kecerahan warna (RGB) alumunium. 2. Pengujian ketebalan lapisan oksida Pada hasil pengujian ini ketebalan lapisan kuar arus 1 Ampere, 2 Ampere dan 3 Ampere sebesar 60 μm, 60 μm, 60 μm secara berurutan. Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Prastya, A.,Y (2016) tentang pengaruh variasi kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, 3 Ampere dan waktu anodizing 10 menit. Didapat nilai ketebalan lapisan oksida tertinggi pada kuat arus 2 Ampere sebesar 120 μm, dan terendah pada kuat arus 3 Ampere sebesar 10 μm. Priyanto, A., (2012) tentang pengaruh kuat arus listrik 1 Ampere, 2 Ampere, 3 Ampere terhadap kekerasan permukaan logam alumunium 5XXX. Didapat nilai tertinggi ketebalan lapisan oksida pada kuat arus 3 Ampere sebesar 70 μm dan terendah pada arus 1 Ampere sebesar 40 μm. Berdasarkan hasil perbandingan diatas dapat disimpukan bahwa ketebalan lapisan oksida tertinggi pada pengujian Prastya, A.,Y (2016) pada kuat arus 2 Ampere sama sebesar 120 μm. Perbedaan logam alumunium sebagai anoda dapat mempengaruhi nilai ketebalan alumunium.

64 3. Pengujian kekerasan permukaan alumunium Pada hasil pengujian ini kekerasan vickers permukaan tertinggi pada kuat arus 2 Ampere sebesar 128,96 VHN, dan terendah pada kuat arus 3 Ampere sebesar 122,34 VHN. Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Prastya, A.,Y (2016) tentang pengaruh variasi kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, 3 Ampere dan waktu anodizing 10 menit. Didapat nilai kekerasan permukaan alumunium tertinggi pada kuat arus 2 Ampere sebesar 52,1 VHN dan terendah pada kuat arus 1 Ampere sebesar 44,43 VHN. Priyanto, A., (2012) tentang pengaruh kuat arus listrik 1 Ampere, 2 Ampere, 3 Ampere terhadap kekerasan permukaan logam alumunium 5XXX. Didapat nilai kekerasan tertinggi pada kuat arus 1 Ampere sebesar 66,1 VHN dan terendah pada arus 3 Ampere sebesar 64 VHN. Berdasarkan hasil perbandingan diatas dapat disimpukan bahwa nilai kekerasan tertinggi didapat pada hasil pengujian ini sebesar 128,96 VHN pada kuat arus 2 Ampere. Perbedaan nilai kekerasan dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya logam alumunium yang digunakan sebagai anoda, kuat arus dan waktu anodizing.