Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Distribusi Pencahayaan Alami pada Gedung Menara Phinisi UNM

ANALISIS CAHAYA ALAMI PADA GEDUNG PERBELANJAAN (STUDI KASUS : MALL DAYA GRAND SQUARE MAKASSAR)

Analisis Standar Iluminasi pada Ruang Kerja Kantor

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh

ANALISIS PENCAHAYAAN BANGUNAN HEMAT ENERGI (Studi Kasus : Gedung Wisma Kalla di Makassar)

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

Temperatur dan Kelembaban Relatif Udara Outdoor

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI BUKAAN PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK MENDAPATKAN KENYAMANAN VISUAL PADA RUANG PERKULIAHAN

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Daylighting Ilumination. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 16 januari 2017 sampai 16 februari

Analisis Gejala Perubahan Iklim Berbasis Karakteristik Data Radiasi Matahari di Makassar

Tata Cahaya pada Ruang Baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

INTENSITAS PENCAHAYAAN ALAMI RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI KOTA MAKASSAR

PENGARUH ORIENTASI DAN LUAS BUKAAN TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN PADA RUANG LABORATORIUM

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

KAJIAN KOORDINASI SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN PADA RUANG BACA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS HALUOLEO)

Gambar 5.24 Titik Pengukuran Data Pencahayaan Auditorium Gambar 5.25 Pengukuran Data Pencahayaan Ruang Kelas P.7.3, P.7.2 dan P.7.4.

Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG TAMU DIPENGARUHI OLEH ELEMEN DINDING DAN WARNA DINDING

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

DAFTAR PUSTAKA. Narbuko, C., Achmadi H. Abu Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Semarang.

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung

REKAYASA TATA CAHAYA ALAMI PADA RUANG LABORATORIUM (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Brawijaya)

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

Efektivitas Pencahayaan Alami pada Bangunan 2 Tingkat dan Kaitannya dengan Kebutuhan Penghuni

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya teralokasi dengan baik sehingga dapat diakomodasi segera kepada para

TEKNIKA VOL. 2 NO

PENENTUAN KEBUTUHAN CAHAYA BUATAN PADA SISTEM PENCAHAYAAN TERPADU DALAM RUANG KULIAH DI TENIK FISIKA ITS DENGAN METODE LOGIKA FUZZY

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

J. Sains & Teknologi, Juni 2014, Vol.3 No.1 : ISSN EVALUASI KONDISI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KANTOR DI MENARA BALAIKOTA MAKASSAR

Pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI LEBAK BULUS JAKARTA DENGAN PENERAPAN PENCAHAYAAN ALAMI

PENGOLAHAN SIDE LIGHTING SEBAGAI STRATEGI OPTIMASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG PAMER MUSEUM BRAWIJAYA MALANG

Analisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolitan bertumbuh sangat pesat terutama dari segi

BAB III ELABORASI TEMA

PENGARUH PENERANGAN ALAM PADA KINERJA RUANGAN KERJA DOSEN

Kajian Optimasi Pencahayaan Alami pada Ruang Perkuliahan (Studi Kasus Ruang Kuliah Jurusan Arsitektur FT UNDIP)

Strategi Desain Bukaan terhadap Pencahayaan Alami untuk Menunjang Konsep Bangunan Hemat Energi pada Rusunawa Jatinegara Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR)

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Sumber: Conference on Sustainable Building South-East Asia New Green Opportunities & Challenges 4,5 May 2010.

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta

MODUL TATA CAHAYA. Desain Interior Universitas Esa Unggul. Oleh: Muhammad Fauzi. S.Des., M.Ds

Oleh : Heri Justiono

Identifikasi Sumber Pencahayaan di Kawasan Kampus ITB

PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN TEST BED-INSTALASI UJI STATIK

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB III METODE PENELITIAN

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

of natural lighting as the main lighting source, homever it still needs the help of artificial lighting. Keywords: Natural lighting opening, sun shadi

BAB I PENDAHULUAN (9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Optimasi Pemerataan Tingkat Terang Cahaya pada Rancangan Ruang Kelas Bangunan Pendidikan Nonformal di Kota Malang

SIMULASI PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN DENGAN ECOTECT RADIANCE PADA STUDIO GAMBAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Persepsi Visual Audience pada Penataan Interior Auditorium

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis dan beridentitaskan sebagai

Bab 13 Pergerakan Matahari dan Pemodelan Angkasa. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T Pergerakan Matahari

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut ini adalah diagram konsep adaptif yang akan diterapkan pada SOHO :

SIMULASI PENERANGAN ALAM BANGUNAN PENDIDIKAN

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH DESAIN CLERESTORIES TERHADAP KINERJA DAYLIGHT PADA GOR BULUTANGKIS ITS DI SURABAYA GUNA MENDUKUNG KONSEP GREEN BUILDING

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

Analisis Kenyamanan Ruang Publik Dalam Persepsi Pengguna Dengan Metode Triangulasi (Studi Kasus Kenyamanan Visual Dalam Toko Buku Shopping Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja (Suma mur,2009). Faktor pendukung ini diantaranya yaitu

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Samsuddin Amin, Nurul Jamala, Jacklyn Luizjaya Lab.Sains Building, Fisika Bangunan, Pencahayaan, Arsitektur, Fakultas teknik, Universitas Hasanuddin. Abstrak Desain pencahayaan merupakan salah satu faktor dalam perencanaan pembangunan gedung. Para Arsitek mendesain pencahayaan ruang hanya mengacu pada standar iluminasi yang telah direkomendasikan oleh SNI, sehingga perlu menganalisis pencahayaan pada ruang perkuliahan Fakultas Teknik Unhas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat iluminasi dalam ruang kuliah, apakah berpengaruh terhadap orientasi bangunan dan bagaimana intensitas cahaya pada area bukaan selubung bangunan. Metode penelitian kwantiatif dengan menganalisis data secara deskriptif statistik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat iluminasi pada ruang kuliah belum memenuhi rekomendasi standar iluminas, namun pengguna ruang masih dapat beraktifitas dengan baik. Selanjutnya tingkat iluminasi berpengaruh terhadap orientasi bangunan dan area pada selubung bangunan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam merumuskan rekomendasi standar iluminasi, khususnya pada ruang kuliah. Kata-kunci: orientasi bangunan, ruang kuliah, tingkat illuminasi Pendahuluan Memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber cahaya utama dengan menciptakan akses ke berbagai ruang dalam bangunan merupakan salah satu langkah yang sederhana namun memerlukan pertimbangan desain yang matang. Pertimbangan yang menyeluruh mutlak dilakukan pada setiap proses desain sehingga bangunan yang dihasilkan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga nyaman digunakan serta memiliki karakter dan identitas yang kuat. (Manurung, 2012). Pencahayaan alami siang hari dimaksudkan untuk memperoleh pencahayaan di dalam bangunan pada siang hari dari cahaya alami. Manfaat pencahayaan alami dapat memberikan lingkungan visual yang menyenangkan dan nyaman dengan kualitas cahaya yang mirip kondisi alami di luar bangunan. Selain itu juga dapat mengurangi atau bahkan meniadakan pencahayaan buatan sehingga dapat mengurangi penggunaan listrik (Soegijanto,1998). Menurut Soegijanto (1998), kondisi langit berdasarkan jumlah dan jenis awan dapat dikelompokkan menjadi: 1. Langit yang seluruhnya tertutup awan putih atau abu-abu putih atau awan tebal sebagaian atau seluruhnya (overcast sky). 2. Langit yang sebagian tertutup awan dengan berbagai jenis dan jumlah awan (intermediate sky). 3. Langit tanpa awan (clear sky). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, ruang kelas harus memiliki syarat dan ketentuan demi menunjang aktivitas di dalam kelas. Syarat tersebut diantaranya luasan minimum, sirkulasi dan pencahayaan. Kebutuhan pencahayaan ruang kelas berdasarkan SNI 03-6575-2001 tentang tata cara perancangan sistem pen-cahayaan buatan pada bangunan gedung ialah harus memenuhi intensitas pencahayaan se-besar 250 lux. Memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber cahaya utama dengan menciptakan akses ke berbagai ruang dalam bangunan merupakan salah satu langkah yang sederhana namun memerlukan pertimbangan desain yang matang. Pertimbangan yang menyeluruh mutlak dilakukan pada setiap proses desain sehingga bangunan yang dihasilkan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga nyaman digunakan serta Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 007

Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin memiliki karakter dan identitas yang kuat. (Manurung, 2012). Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain pencahayaan antara lain standar tingkat iluminasi (level illuminance), kesilauan (glare), kecemerlangan (brightness) dan rasio (ratio) sehingga pengguna ruang dapat beraktifitas dengan baik. Beberapa penelitian tentang pencahayaan antara lain: (a) Nurul (2001) memaparkan bahwa desain pencahayaan ruang baca per-pustakaan tidak sesuai dengan standar iluminasi yang direkomendasikan SNI 03-6575-2001 yaitu 250 lux, namun pengunjung masih dapat ber-aktivitas dengan baik; (b) Nurul (2010) memaparkan tentang Studi pencahayaan ruang kuliah JUTAP UGM dan menyimpulkan bahwa meskipun sebagian besar ruang kuliah tidak memenuhi rekomendasi standar iluminasi, mahasisiwa dapat beraktivitas dengan baik; dan (c) Esti (2007) menyimpulkan bahwa meskipun tingkat iluminasi pada ruang kantor terbuka sangat rendah dan tidak tersebar merata, namun sebagian besar pengguna ruang merasa cukup puas. Di lain pihak, tingkat iluminasi pada ruang kantor tunggal cukup tinggi tetapi pengguna ruang merasa biasa saja. Beberapa hasil penelitian tersebut diatas menyimpulkan bahwa aktivitas masih dapat berjalan dengan baik meskipun desain pen-cahayaannya tidak sesuai standar tingkat iluminasi yang direkomendasikan oleh SNI tahun 2001. Pengukuran tingkat iluminasi dilakukan berulang sebanyak 6 kali pada setiap titik ukur, pada jam 08.00-10.00, 10.00-12.00 dan 13.00-15.00 pada 20 titik ukur disetiap ruang kuliah tersebut. Hasil data pengukuran dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan program excel untuk mengetahui nilai rerata, maksimum, minimum, persamaan garis, regresi dan merancang grafik sebagai dasar untuk menganalisis data hasil pengukuran. HasiL Penelitian Penelitian dilakukan pada kampus Unhas yaitu gedung perkuliahan fakultas teknik Gowa (gambar 1). Gambar 1. Gedung Fakultas Teknik Unhas Ruang kuliah yang menjadi obyek penelitian ini, adalah ruang 107CR50 dan ruang 122CR50 yang terletak pada lantai 1 dan ruang 203CR100, 206CR50, 213CR100 dan 215CR50 yang terletak di lantai 2. Distribusi cahaya dapat diserap masuk kedalam bangunan semaksimal mungkin, apabila desain selubung bangunan tidak menghalangi masuknya pencahayaan alami, sehingga penggunaan energi sebagai sumber pencahayaan buatan dapat diminimalkan, namun perlu pula memperhatikan efek negative apabila cahaya alami Metode Analisis Data Metode penelitian adalah metode kwantitatif yaitu menganalisis tingkat iluminasi pada beberapa ruang kuliah fakultas Teknik Unhas. Pemilihan obyek secara purposive sampling yaitu ruang kuliah 107CR50, 122CR50, 206CR50, 215CR50, 213 CR100 dan 203CR100 dengan pertimbangan orientasi, fasade dan perletakan ruang kuliah tersebut. H 008 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Gambar 2. Denah Lantai 1 dan 2 Seluruh ruang kuliah pada gedung ini, menggunakan sunscreen pada selubung bangunan dan

beberapa ruang kuliah yg terletak pada area sudut bangunan menggunakan sunfieid. Samsuddin Amin Analisis rekomendasi standar iluminasi ruang kuliah Hasil pengukuran dianalisis dalam bentuk grafik dari nilai rerata keenam ruang kelas yang menjadi obyekl penelitian ini, Seperti gambar 3 dibawah ini. Gambar 4. Ruang Kuliah Lantai 215 CR Gambar 3. Nilai rerata tingkat iluminasi pada ruang kuliah fakultas Teknik Unhas Grafik ini menunjukkan tingkat iluminasi pada ruang kuliah 107CR50, 122CR50, 206CR50, 213CR100, 215CR50 dan 203CR100 pada jam 08.00, 10.00 dan 13.00. Nilai iluminasi pada ruang 107CR50 pada jam 08.00-10.00 sebesar 381 lux (titik A3) minimum 59 lux (titik A1), jam 10.00-12.00 sebesar 446 lux (titik A3) minimum 68 lux (titik A1), jam 13.00-15.00 sebesar 504 lux (titik A3) minimum 81 lux (titik A1). Hal ini menunjukkan bahwa nilai iluminasi pada ruang kuliah tidak merata. Gambar 5. Grafik nilai rerata pada area titik ukur A1- A5 hingga D1-D5 Grafik menunjukkan nilai iluminasi dari keenam ruang kuliah, yaitu pada area yang area dekat bukaan selubung bangunan (area A) mempunyai nilai maksimal 320 lux dan minimal 121 lux. Area ini memenuhi standar iluminasi pada ruang kelas. Sedangkan area lainnya yaitu area B1_B5 hingga D1-D5 belum mencukupi rekomendasi SNI, seperti grafik dibawah ini. Hasil analisis pada keenam ruang kuliah menunjukkan bahwa nilai iluminasi minimum dan maksimum terletak pada titik ukur yang sama pada setiap jam pengukuran. Nilai iluminasi pada area selubung bangunan yaitu titik ukur A1-A5 memenuhi standar iluminasi, namun area B1- B5 hingga D1-D5 belum memenuhi standar tersebut oleh karena jauh dari bukaan selubung bangunan (gambar 4). Gambar 6. Grafik nilai rerata pada area titik ukur A1- A5 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 009

Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Grafik ini menunjukan bahwa nilai iluminasi pada ruang kuliah ini, yaitu nilai rerata pada jam 08.00-10.00 sebesar 188 lux, jam 10.00-12.00 sebesar 226 lux dan jam 13.00-15.00 sebesar 264 lux. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rerata ruang kelas yang memenuhi rekomendasi tersebut hanya pada area A pada siang hari yaitu antara 10.00-15.00, sedangkan area lainnya belum memenuhi standar tingkat iluminasi bagi ruang kuliah. Gambar 8. Posisi Ruang kuliah lantai 1 Gambar 8 menunjukkan denah lantai 2 yaitu Ruang kuliah 203CR100 dan 206CR50 berorientasi ke arah utara dan ruang 213CR100 dan 215CR50 berorientasi ke arah selatan. Gambar 7. Denah ruang kuliah 107 (area rekomendasi standar iluiminasi) Berdasarkan pemaparan ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat iluminasi pada ruang kuliah fakultas Teknik Gowa belum memenuhi standar iluminasi bagi ruang kuliah, namun berdasarkan wawancara dengan beberapa mahasiswa, mereka masih dapat melakukan aktifitas per-kuliahan dengan baik. Analisis tingkat pencahayaan terhadap orientasi bangunan Gambar 9. Posisi Ruang kuliah lantai 2 Desain titik ukur pada ruang setiap ruang kuliah sebanyak 20 titik dan jarak titik ukur antara 1-2 meter. Ruang kuliah 107CR50, 122CR50, 206CR50 dan 215CR50 mempunyai luasan yang sama yaitu (7 x 8,8) meter, sedangkan ruang kuliah 203CR100 dan 213CR100 berukuran (10,8 x 8,8) meter. Walaupun terdapat perbedaan luasan, namun jumlah titik ukur disamakan untuk memudahkan analisis perhitungan nilai rerata pada seluruh ruang tersebut. Obyek penelitian adalah ruang kuliah Fakultas Teknik UNHAS dimana orientasi bangunan ke arah utara dan selatan. Obyek penelitian yang dianalisis yaitu ruang kuliah 107CR50, 122CR50, 215 CR50, 206CR50, 203CR100 dan 213 CR100 Gambar 8 menunjukkan denah lantai 1 yaitu Ruang kuliah 122CR50 yang berorientasi ke arah selatan dan Ruang kuliah 107CR50 berorientasi ke arah utara Gambar 9. Grafik nilai rerata ruang kuliah H 010 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Orientasi bangunan berpengaruh terhadap nilai iluminasi, yaitu ruang kuliah 122, 215 dan 213 yang berorientasi ke selatan mempunyai tingkat iluminasi antara 125 lux hingga 89 lux, sedangkan ruang kuliah 206, 203 dan 107 yang berorientasi ke utara mempunyai tingkat ilu-minasi lebih rendah yaitu antara 126 lux hingga 140 lux. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari dan hasil analisis menunjukkan bahwa pada jam 08.00 hingga jam 15.00 seperti gambar 10 dibawah ini, tingkat iluminasi pada ruang kuliah berorientasi ke Utara lebih tinggi dari pada orientasi bangunan ke selatan. Samsuddin Amin Grafik menunjukkan bahwa semakin jauh dari bukaan selubung bangunan, maka tingkat iluminasi semakin rendah. Titik A merupakan area yang paling dekat dengan selubung bangunan yaitu dengan nilai rerata sebesar 252 lux sedangkan area D adalah area yang terjauh pada selubung bangunan mempunyai nilai rerata sangat rendah yaitu sebesar 88 lux. Gambar 12. Grafik nilai rerata pada seluruh ruang kuliah pada titik ukur A-D Gambar 10. Grafik kategori orientasi bangunan Perbedaaan nilai rerata tingkat iluminasi pada ruang yang berorientasi ke utara dan selatan sangat minim, namun dapat disimpulkan bahwa tingkat iluminasi berpengaruh terhadap orientasi bangunan. Gambar menunjukkan nilai rerata tingkat iluminasi pada keenam ruang kuliah. Grafik ini menunjukkan bahwa semakin jauh dari selubung bangunan maka tingkat iluminasi semakin rendah. Analisis tingkat iluminasi terhadap jarak bukaan selubung bangunan. Penelitian ini menganalisis tingkat iluminasi terhadap kedalaman ruang kelas, contohnya ruang kuliah 107 yaitu menganalisis data dari nilai rerata titik ukur A1-A5 hingga D1-D5. Gambar 12. Grafik nilai rerata keseluruhan ruang kuliah pada jam 08.00 Grafik menunjukkan rerata tingkat iluminasi pada pagi hari yaitu; (a) Titik ukur A1-A5 sebesar 188 lux; (b) Titik ukur B1-B5 sebesar 141 lux;(c) Titik ukur C1-C5 sebesar 86 lux: dan (d) Titik ukur D1-D5 sebesar 73 lux. Gambar 11. Grafik nilai rerata ruang kuliah 107 pada titik ukur A-D Grafik ini menunjukkan semakin jauh dari letak bukaan selubung bangunan maka tingkat iluminasi semakin rendah dengan Persamaan garis Polynomial sebagai berikut Y = 8.5333x 2 - Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 011

Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 82.847X+264.92 dan R² = 0.9845. Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat iluminasi berpengaruh pula terhadap jarak bukaan pada selubung bangunan. Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat iluminasi pada ruang kuliah Fakultas teknik UNHAS tidak memenuhi standar iluminasi yang direkomendasikan oleh SNI yaitu sebesar 250 lux, namun mahasiswa masih dapat mengikuti perkuliahan dengan baik. Berdasarkan hal ini diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan sebagai menjadi acuan dalam penyusunan rekomendasi standar iluminasi runga kuliah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat iluminasi berpengaruh terhadap orientasi bangunan dan semakin jauh area dari bukaan selubung bangunan maka tingkat iluminasi pada area tersebut semakin rendah. Daftar Pustaka Adhiwiyogo (1969), Selection of the Design Sky for Indonesia based on the Illumination Climate of Bandung. Symposium of Enviromental Physics as Applied to Building in the Tropics. Darmasetiawan (1991). Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Esti dkk, (2007), Pengaruh Lingkungan Penerangan Terhadap Kualitas Ruang Pada Dua Tipe Ruang Kantor (Studi Kasus : Gedung Graha Pena), prosiding seminar nasional Pascasarjana VII.. Ghozali. I., Dr., M,Com, Akt, (2008), Desain Penelitian Eksperimental, Teori, Konsep dan Analisis Data dengan SPSS 16, Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang. Lechner, N. (2007), Heating, Cooling, Lighting: Metode Desain untuk Arsitektur. Edisi 2. Jakarta Lembaga Pendidikan Masalah Bangunan (2001), Tata Cara Perancangan Penerangan Alami Siang Hari Untuk Rumah dan Gedung, SNI 03-6575-2001, Jakarta. Nurul (2001), Studi Pencahayaan Alami pada Bangunan Perpustakaan Pusat Unhas, Jurnal Enjiniring. Nurul (2010), Studi Pencahayaaan Ruang Kelas JUTAP UGM, Proceeding SERAP I, Yogyakarta. Nurul (2012), Kenyamanan Visual Ruang Studio Gambar dengan Menggunakan Program Echotect: Jurnal Ilmiah Teknik Gelagar, v. 26, p. 40-46. Satwiko, p. (2004), Fisika Bangunan 1, Edisi 2, Yogyakarta H 012 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016