RINGKASAN. Murung Raya STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU. Sektor terpilih untuk pertumbuhan. ekonomi hijau

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN. Pulang Pisau STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU. Sektor terpilih untuk pertumbuhan ekonomi hijau

MURUNG RAYA. Strategi Pertumbuhan Ekonomi Hijau. Murung Raya Kalimantan Tengah, Indonesia

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

KSN Mamminasata. Menuju Pertumbuhan Ekonomi Hijau

GAMBARAN SINGKAT TENTANG KETERKAITAN EKONOMI MAKRO DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DI TIGA PROVINSI KALIMANTAN. Oleh: Dr. Maria Ratnaningsih, SE, MA

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

BAPPEDA Planning for a better Babel

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

KALIMANTAN TENGAH MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Provinsi Kalimantan Timur. Muhammad Fadli,S.Hut,M.Si Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Prov. Kaltim

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.41 Tahun 1999 hutan memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Indonesia telah dilalui sejak kemerdekaannya 70

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah

Kajian Nilai Konservasi Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

PULANG PISAU. Strategi Pertumbuhan Ekonomi Hijau. Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Indonesia

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Data Penduduk Kabupaten Murung Raya 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

MEMERANGI KETIMPANGAN UNTUK PERTUMBUHAN INDONESIA YANG LEBIH BAIK

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

Analisis Isu-Isu Strategis

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Program Production and Protection Approach to Landscape Management (PALM) di Kalimantan Tengah

- Saudara Kepala Dinas/Badan Lingkup Pemerintah

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

REVITALISASI KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

VISI HIJAU UNTUK SUMATRA

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

2.1. Peraturan Pemerintah Terkait Pengembangan Produk Unggulan

BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten Malinau

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia. Berdasarkan

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

Kalimantan Tengah, Indonesia Publikasi Mei 2015 RINGKASAN STRATEGI EKONOMI HIJAU Gambaran umum kabupaten adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak tepat di tengah Pulau Kalimantan. (h.02-03) Sektor terpilih untuk pertumbuhan Strategi ini fokus pada empat sektor: kehutanan, pertambangan, perkebunan, dan energi. (h.07) Tindak lanjut untuk pelaksanaan Strategi ini harus didukung oleh anggaran pemerintah kabupaten dan investasi sektor swasta serta pihak lain. (h.08) Pertumbuhan ekonomi hijau adalah sebuah jalur yang memungkinkan untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan yang pada akhirnya akan memberi kemakmuran bagi seluruh rakyat. DRS. PERDIE, MA Bupati Visi pertumbuhan Strategi ini akan menjadi dokumen referensi internal bagi Pemerintah saat pelaksanaan pembangunan ke depan, penyusunan rencana kerja dan pengalokasian sumber daya finansial. Selain itu, strategi ini diharapkan bisa menarik minat pihak lain, seperti lembaga donor, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat untuk bersama-sama melakukan investasi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di. Ekonomi yang berkelanjutan yang memberi kemakmuran secara merata bagi masyarakat dengan meminimalkan emisi gas rumah kaca dan tetap menjaga modal alam kita untuk generasi mendatang. Uraian lengkap, termasuk catatan kaki dan referensi, bisa dibaca dalam laporan. Ikon berikut ( ) akan memandu anda menemukan uraian terkait di dalam laporan tersebut.

HALAMAN 02 2015 Edisi Bahasa Indonesia HALAMAN 03 Lima capaian yang diharapkan dari pertumbuhan Capaian yang diharapkan ini diidentifikasi melalui proses konsultasi sebagai bagian dari pelaksanaan Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Pemertintah Indonesia-GGGI. 01. 02. 03. 04. 05. EKONOMI YANG BERKELANJUTAN EKOSISTEM YANG SEHAT DAN PRODUKTIF MENYEDIAKAN JASA LINGKUNGAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN ADIL KETAHANAN SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH KACA KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TIMUR BELATUNG Kabupaten PENDAHULUAN h.04 PENJELASAN UMUM ini menjelaskan tentang peluang yang dimiliki untuk beralih ke model pertumbuhan ekonomi baru yang mendatangkan kesejahteraan, sekaligus mengurangi kemiskinan dan melestarikan lingkungan. Hal ini dicapai dengan mengidentifikasi dan menguraikan intervensi pertumbuhan di empat sektor kunci, yaitu: kehutanan, pertambangan, perkebunan, dan energi. Setiap intervensi bertujuan untuk mendukung kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif, penciptaan lapangan kerja, dan inklusi sosial, dengan tetap mengurangi resiko lingkungan. LATAR BELAKANG Strategi ini merupakan hasil dari kerja sama antara Pemerintah Kabupaten dan Global Green Growth Institute (GGGI), sebuah lembaga internasional yang berkantor pusat di Seoul, Republik Korea, serta bagian dari kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dengan GGGI, yang dikenal dengan Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Pemerintah Indonesia- GGGI. Tujuan dari program ini adalah mempromosikan pertumbuhan di Indonesia yang menghargai modal alam, meningkatkan ketahanan, serta membangun ekonomi lokal yang inklusif dan berkeadilan. Kerja sama antara pemerintah kabupaten dan GGGI diluncurkan Bulan Februari 2014 saat pelaksanaan Lokakarya Visi Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk di Puruk Cahu. GAMBARAN UMUM KABUPATEN h.10 KONDISI BIOFISIK adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak tepat di tengah Pulau Kalimantan. Sebagai kabupaten terluas di provinsi serta terletak paling utara, Murung Raya berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur di bagian Utara, lalu dengan Kabupaten Barito Utara, Kapuas dan Gunung Mas, ketiganya bagian dari Provinsi Kalimantan Tengah, di bagian Selatan. Luas kabupaten mencapai sekitar 2,37 juta hektar, tiga perempat luas Negara Belgia, yang terdiri dari 10 kecamatan, 115 desa dan 9 kelurahan. Kabupaten ini membentang di wilayah Khatulistiwa, sebagian besar tertutup oleh hutan tropis dan hutan dataran tinggi sub-pegunungan. kehilangan 78.706 ha tutupan hutan antara tahun 2001 dan 2012 dengan rata-rata 6.559 ha/tahun atau setara dengan kurang lebih 0.3% dari total luas kabupaten. Deforestasi ini paling banyak terjadi di bagian Selatan kabupaten. KONDISI SOSIAL EKONOMI mencapai pertumbuhan produk domestik bruto (PDRB) 6,67% pada tahun 2013, menghasilkan PDRB tepat di bawah Rp 1,08 triliun (harga konstan), atau sekitar USD 84.2 juta, pada tahun yang sama. Pemerintah kabupaten menargetkan peningkatan pertumbuhan PDRB tahunan di kisaran 6-7%. Saat ini, sektor pertambangan menjadi mesin ekonomi utama, menyumbang 36,3% PDRB dan menyediakan 18% dari pekerjaan sektor formal pada tahun 2011. Sebelumnya, ekonomi kabupaten didominasi sektor kehutanan, namun saat ini banyak perusahaan kayu yang sudah berhenti beroperasi, sehingga sektor ini hanya memberikan kontribusi sebesar 6,1% terhadap PDRB kabupaten. Sektor ekonomi berbasis lahan juga bagian penting dari ekonomi dengan karet sebagai produk utamanya. produk ini menyumbang 8,2% pada PDRB, dan menyediakan pekerjaan bagi sekitar 70% penduduk di kabupaten. Kontribusi sektor pembangunan terhadap PDRB tahun 2013 Kehilangan hutan di Kabupaten Murung Raya (2001-20012) Seribu Riam DJULAI KALIMANTAN TENGAH BARITO Uut Murung MURUNO Sumber Barito Permata Intan Tanah Siang Sungai Babuat Tanah Siang Selatan Murung MURUNG MARUWEI Laung Tuhup MARUWAI PURUK CAHU Barito Tuhup Raya Puruk Cahu (Ibu Kota Kabupaten) Bandara Provinsi Kecamatan Sungai Desa Area hilang (ha) 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Negara Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Ibu Kota Puruk Cahu Luas daerah 2,37 juta ha Kecamatan 10 Desa 115 Populasi 105,100 Jiwa/km 2 4.4/km 2 Pertambangan 36.3% Tahun Pertanian 23.8 % Jasa-jasa 11.4% Perdagangan, hotel dan restoran 10.9% Konstruksi 6.4% Tanaman pangan 3.0% Peternakan 1.1% Perkebunan 8.2 % Profil populasi Kabupaten Tingkat Kemiskinan 6.44% Akses jaringan listrik Total rumah tangga 33.8% Transportasi dan komunikasi 5.2% Industri pengolahan 3.0% Pertanian 23.8 % Tingkat Pengangguran Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 2.5% Listrik, gas dan air 0.5% Total 100% Perikanan 5.4% Kehutanan 6.1% 3.5 % Provinsi 6.23% Total desa 85%

HALAMAN 04 2015 Edisi Bahasa Indonesia HALAMAN 05 GREEN GROWTH VISION AND OUTCOMES h.06 Pembangunan ekonomi di bukan perkara yang mudah. Posisinya berada di tengah Pulau Kalimantan membuat kabupaten terluas di Kalimantan tengah ini menjadi cukup terisolasi. Pusat-pusat populasi penduduknya terpisahpisah oleh perbukitan dan pegunungan. Sumber daya alamnya melimpah dan belum semua dimanfaatkan, termasuk batubara dan emas. memiliki tutupan hutan yang terluas di Kalimantan Tengah, yang sebagian besar masih dalam kondisi relatif baik, menyimpan jutaan ton karbon, dan menjadi tempat hidup dari beragam sumber daya hayati. Visi pertumbuhan dan hasil yang diinginkan dari empat sektor ekonomi utama Visi Pertumbuhan Ekonomi Hijau Perekonomian berkelanjutan yang memberi kesejahteraan bagi warga dan tetap mempertahankan modal alam agar bisa dimanfaatkan untuk generasi masa depan 1 2 3 4 Kerjasama antara Pemerintah dan GGGI diluncurkan pada bulan Februari 2014 saat Lokakarya Visi Pertumbuhan Ekonomi Hijau berlangsung di Puruk Cahu. Lokakarya ini bersifat interaktif dan banyak menggunakan proses visualisasi untuk mengeksplorasi pertumbuhan dalam konteks yang spesifik bagi. Kehutanan Pertambangan Perkebunan Energi Sebuah sektor kehutanan yang dikelola secara lokal dan berkelanjutan yang menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, mengurangi konflik sosial, mempertahankan cadangan karbon dan keanekaragaman hayati, dan memiliki akses ke pasar global Sebuah sektor pertambangan yang bertanggung jawab yang mendorong pertumbuhan ekonomi, mengakui pengetahuan tradisional dan meminimalkan dampak lingkungan dan sosial Perkebunan karet rakyat yang efisien dan terintegrasi yang menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan bernilai tinggi secara berkelanjutan di lokasi yang tepat Peningkatan elektrifikasi masyarakat terpencil dengan memanfaatkan sumber daya hidrologi kabupaten yang luas Sebuah lingkungan bisnis yang transparan dan ramah-investor didirikan dengan konflik sosial yang rendah akibat konsensi tumpang tindih atau ilegal Lintas sektor Nilai dari modal alam dan jasa ekosistem kabupaten diintegrasikan ke dalam kebijakan dan proses pengambilan keputusan investasi Hambatan pembangunan ekonomi yang dihadapi adalah medan yang sulit dan lokasi yang terisolasi, namun hal ini juga menjadi alasan besarnya potensi modal alam yang dimiliki kabupaten ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau. Hingga saat ini, menghindari adanya eksploitasi jangka pendek, berbeda dengan wilayah lain di Kalimantan, sehingga bisa menjadi rumah untuk berbagai ekosistem alami sekaligus menyediakan keindahan alam yang luar biasa. Modal alam ini memainkan peran penting sebagai penopang perekonomian kabupaten ini, termasuk pembangunan di wilayah hilir. Dengan memasukan modal alam ke dalam proses pengambilan keputusan tentang kebijakan dan investasi akan memastikan kabupaten ini mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan adanya usulan jaringan infrastruktur baru, nantinya akan memiliki konektivitas dan punya peluang ekonomi yang lebih besar. Perkembangan dalam beberapa tahun ke depan ini akan menentukan jalan bagi untuk menuju kemakmuran. Pencapaian visi rencana pembangunan jangka menengah, terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan bermartabat dengan berbasis pembangunan pedesaan memerlukan strategi pertumbuhan yang tidak lagi menggunakan biasa di mana eksploitasi menyebabkan konflik sosial dan kerusakan lingkungan. Pertumbuhan menawarkan pendekatan alternatif berdasarkan sektor berbasis lahan yang efisien dan adil, menghasilkan produk bernilai tinggi, sambil tetap memanfaatkan sumber daya kabupaten melalui teknologi dan perencanaan sistem yang tepat untuk menjamin tersedianya jasa ekosistem yang berharga. Sebagian besar wilayah ditutupi oleh hutan dataran rendah dan sub-peguungan yang mempunyai kekayaan keragaman hayati dan variasi ekosistem. Lebih dari 95% diantaranya berstatus hutan negara dan sebagian besar masih dalam kondisi baik.

HALAMAN 06 2015 Edisi Bahasa Indonesia HALAMAN 07 SEKTOR EKONOMI HIJAU KEHUTANAN h.14 Untuk merevitalisasi sektor kehutanan, srategi ini mengusulkan tiga intevensi untuk pertumbuhan. Ketiganya ditargetkan untuk dilakukan di bagian Selatan kabupaten, mengingat tekanan atas hutan di wilayah tersebut cukup tinggi akibat padatnya populasi penduduk dan tingginya kegiatan ekonomi. Strategi ini ditujukan untuk menciptakan sektor kehutanan yang dikelola lokal dan berkelanjutan yang menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, mengurangi konflik sosial, mempertahankan cadangan karbon dan keanekaragaman hayati, serta memiliki akses ke pasar global. H1 Menyelesaikan konflik kepemilikan lahan dan pengelolaan hutan berbasis masyarakat H2 Menjalankan kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPH-P) H3 Mengubah sektor kehutanan komersial menuju sertifikasi PERTAMBANGAN h.26 Sektor pertambangan belum dikembangkan secara maksimal, meski menjadi kontributor terbesar untuk ekonomi kabupaten. Jumlah yang signifikan dari cadangan mineral di kabupaten berarti sektor pertambangan harus dikelola secara bertanggung jawab, dan sebisa mungkin, ramah lingkungan agar pertumbuhan ekonomi hijau bisa dicapai. Strategi ini bertujuan untuk menciptakan sektor pertambangan yang bertanggung jawab yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan meminimalkan dampak lingkungan dan sosial, serta pengakuan terhadap kearifan tradisional. T1 Mengoptimalkan perencanaan jalan di dalam dan di antara konsesi pertambangan T2 Meningkatkan kinerja lingkungan pertambangan rakyat T3 Memastikan pelaksanaan reklamasi dan rehabilitasi lahan tambang secara efektif memiliki jaringan sungai yang luas dan berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Upaya awal untuk pemanfaatannya sudah pernah dicoba. Perbaikan perlu dilakukan untuk memperkuat aspek pemeliharaan dan perlindungan di wilayah hulu. PERKEBUNAN h.38 Sektor berbasis lahan adalah komponen terpenting untuk ekonomi kabupaten dan karet adalah produk utamanya, yang saat ini menyediakan lapangan kerja untuk 70% masyarakat. Turunnya harga jual akhir-akhir ini telah menyediakan peluang untuk memperbaiki kinerja dan keberlajutan produk ini. Strategi ini bertujuan untuk membuat perkebunan karet rakyat yang efisien dan terintegrasi di lokasi yang sesuai, sehingga bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan bernilai tinggi secara berkelanjutan. K1 Mendukung ekspansi perkebunan karet berkelanjutan K2 Mempromosikan praktek pengelolaan yang baik atau better management practices (BMP) untuk meningkatkan produktivitas karet K3 Mendukung model bisnis yang inklusif untuk meningkatkan rantai nilai karet ENERGI h.52 Tahun 2012, hanya 33.8% populasi masyarakat di yang bisa mengakses listrik dari jaringan yang dikelola pemerintah. Mengingat topografinya berpegungungan dan punya sumber daya hidrologi yang baik, maka wilayah rasio elektrifikasi di wilayah terpencil bisa diperbaiki melalu peyediaan jaringan listrik dari jaringan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Peningkatan elektrifikasi masyarakat terpencil memanfaatkan besarnya sumber daya hidrologi. E1 Membangun jaringan fasilitas mikro-hidro LINTAS SEKTOR menyediakan serangkaian kegiatan yang bisa menjadi panduan untuk pertumbuhan ekonomi ke depan dan memastikan sumber daya alam kabupaten tetap terjaga dan bisa ditingkatkan kualitasnya untuk generasi masa datang. h.60 Pencapaian pertumbuhan ekonomi hijau juga membutuhkan sejumlah upaya lintas sektor yang mendukung kegiatan yang produktif dan berkelanjutan di semua sektor ekonomi. Lingkungan bisnis yang transparan dan ramah-investor dibangun dengan berkurangnya konflik sosial dari konsesi yang tumpang tindih atau ilegal. Nilai modal alami dan jasa ekosistem kabupaten diintegrasikan dalam kebijakan dan proses pengambilan keputusan investasi. Interventions Meningkatkan sistem perizinan Melaksanakan penilaian nilai konservasi tinggi (HCV) Membuat skema pembayaran jasa ekosistem (PES) berbasis masyarakat Melakukan penilaian dampak lingkungan strategis dari rencana tata ruang

HALAMAN 08 2015 TINDAK LANJUT UNTUK PELAKSANAAN h.64 Pelaksanaan strategi ini membutuhkan tindakan yang terkoordinasi antara pemerintah kabupaten, perusahaan swasta, masyarakat dan organisasi non-pemerintah (LSM). Kegiatan-kegiatan yang disarankan akan membutuhkan dukungan finansial dari sumbersumber pendanaan publik dan investasi sektor swasta. ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN 1. Melalui proses perencanaan dan penganggaran pembangunan tahunan Setiap tahun proses musrenbang memungkinkan penduduk setempat untuk membahas masalah yang dihadapi masyarakat dan memutuskan berbagai prioritas pembangunan yang dibutuhkan. Proses dari bawah ke atas ini memungkinkan kegiatan pertumbuhan ekonomi hijau didiskusikan dengan masyarakat dan dimasukkan dalam rencana kerja dan anggaran pemerintah. 2. Melalui proses revisi anggaran pemerintah kabupaten Setiap tiga bulan pemerintah kabupaten mengadakan pertemuan untuk melihat dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan RKPD. Setiap bulan Agustus, satuan kerja perangkat daerah dapat mengubah kegiatan dan alokasi anggaran di instansi masing-masing dan memungkinkan adanya pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan pertumbuhan ekonmi hijau dalam skala yang terbatas. 3. Adopsi ke dalam rencana pembangunan jangka menengah dan rencana strategis Pada saat RPJMD berikutnya sedang dikembangkan, strategi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memastikan bahwa prioritas pembangunan kabupaten selaras dengan pertumbuhan. Visi pertumbuhan dan latar belakangnya dapat dimasukkan ke dalam bagian analisis isu-isu strategis, sementara kerangka logisnya bisa digunakan untuk menyusun indikator dan target untuk pertumbuhan kabupaten. SUMBER PENDANAAN LAINNYA 1. Donor internasional dan mitra pembangunan pertumbuhan dan kegiatannya yang dimuat dalam strategi ini dapat dikemas ke dalam usulan program dan diusulkan kepada mitra pendukung pertumbuhan, seperti pemerintah beberapa negara maju, kerja sama multilateral, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat. Kerangka logis strategi menyediakan titik awal untuk membuat usulan program operasional. 2. Perusahaan swasta Penerapan strategi ini, akan membutuhkan komitmen perusahaan swasta yang beroperasi di Murung Raya, terutama di bidang kehutanan, pertambangan, perkebunan dan energi, terkait dengan keahlian dan sumber daya yang mereka miliki. Ini hanya akan terjadi jika peluang pertumbuhan menyajikan pengembalian investasi yang menarik dengan kelayakan dan manajemen resiko yang sesuai. 3. Pemerintah pusat dan provinsi Ada banyak peluang dari mekanisme pendanaan internal Pemerintah Indonesia untuk mendukung kegiatan pertumbuhan kabupaten, di luar dari alokasi anggaran pemerintah kabupaten. MENGUKUR EKONOMI HIJAU h.07 Sistem pemantauan pertumbuhan untuk menilai kinerja kabupaten dalam mencapai visi sangat penting untuk dibuat. Kerangka penilaian yang digunakan harus memadukan lima hasil yang diharapkan dari pertumbuhan dan indikator kinerja kabupaten untuk mengecek kemajuan yang sudah dicapai. Instrumen untuk menilai kinerja pertumbuhan No. Indikatort 1 Pertumbuhan tahunan PDRB (%) Tabel di sebelah kanan menggambarkan instrumen yang terdiri dari 12 indikator pertumbuhan tingkat 2 PDRB per Kapita (Rupiah) Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Strategi ini juga mengidentifikasi indikator untuk menilai kinerja setiap sektor. Indikator ini 3 Pembentukan Modal Bruto (Rupiah) bisa dilihat di bagian penjelasan setiap sektor. Lampiran 1 dari dokumen strategi ini juga memuat definisi dari setiap indikator dan kerangka logis strategi pertumbuhan ekonomi hijau kabupaten, termasuk inidkator untuk setiap sektor, 4 5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK (%) Angka Kemiskinan (%) Pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan intervensi dan kegiatan. 6 Koefisien Gini INFORMASI LEBIH LANJUT: 7 8 Emisi per Kapita (ton CO 2 e) Perubahan Bersih Tahunan untuk Cadangan Karbon Atas dan Bawah Tanah (ton CO 2 e) Pengurangan emisi gas rumah kaca Pemerintah A Jl. Letjen Soeprapto No. 01 Puruk Cahu 73911 Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia 9 10 Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi/KBKT (ha) Indeks Kualitas Lingkungan Hidup/IKLH Ekosistem yang sehat dan produktif P +62-528-31001 / +62-528-31647 W www.kabmurungraya.go.id Sekretariat Bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan GGGI 11 12 Indeks Kapasitas Fiskal/IKF Indeks Kerentanan Penghidupan Rumah Tangga/HVI Ketahanan sosial, ekonomi dan lingkungan A Kantor BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Jl. Diponegoro No. 60, Palangka Raya 73111 Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia P +62-536-3221715 / +62-536-3221645 W www.gggi.org