belaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Menurut Sriwenda (2013) Guru harus berperan sebagai seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai induvidu- individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB IV. Hasil Tindakan Dan Pembahasan. A. Deskripsi Prasiklus

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. proses yang tidaklah mudah. Hal paling mendasar yang perlu diterapkan. belajar mengajar yang menyenangkan dalam suatu kelas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah terencana, dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rosita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan kemunduran yang terkandung dalam berbagai peristiwa di

BAB I PENDAHULUAN. belajar dari teori kognitif (Efi, 2007). Pendidikan Biologi diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran sejarah memiliki andil yang sangat berpengaruh dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam pembentukan karakter manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Kemendikbud, 2006). Diselaraskan dengan fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Kemendikbud, 2003). Dalam praktek pembelajaran sejarah di sekolah banyak dijumpai hal hal yang membuat pembelajaran sejarah tidak berkembang dan diperoleh kesan bahwa pembelajaran sejarah itu tidak menarik, guru sejarah hanya membeberkan belaka (Widja, 1989). fakta-fakta berupa tahun dan peristiwa Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut: Pelajaran sejarah juga terasa kurang diminati siswa karena penyajian materi oleh guru dirasa monoton, materi pelajaran yang gersang dengan tidak dikemas secara apik, baik dari segi metode maupun media pengajaran, suasana kelas yang kering kerontang dengan tidak banyaknya siswa yang mau bertanya dalam proses pengajaran, siswa kurang berani mengemukakan gagasan dalam kegiatan belajar, kurang peduli di kelas dengan tidak mempunyai catatan apalagi untuk memiliki buku teks dan penunjang, suasana kelas yang tidak bergairah untuk meningkatkan hasil belajar sejarah. Suatu gambaran bahwa penyebabnya adalah sebagian siswa kurang tertarik untuk belajar sejarah dibandingkan dengan eksakta karena pembelajaran yang tidak membangkitkan minat siswa untuk belajar. Pelajaran sejarah lebih banyak hafalan (2009: 75). 1

2 Masalah-masalah dalam pembelajaran sejarah banyak dihadapi oleh SMA Negeri 5 Surakarta, meskipun dalam pembelajaran Sejarah sudah di dukung dengan media audio-visual yang canggih, namun masih belum menghilangkan sifat konvesional yaitu masih bersifat bercerita dan menghafal dalam pemahaman sejarah. Peran guru masih dominan dalam proses pembelajaran dan tingkat keaktifan siswa masih rendah. Padahal dalam proses pembelajaran guru tidak hanya transfer pengetahuan (transfer of kwoledge) tetapi juga transfer nilai nilai (transfer of value) (Mulyasa, 2013). Kondisi yang demikian ternyata berdampak signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hasil studi awal ditemukan bahwa rendahnya keaktifan belajar sangat berpengaruh dalam prestasi belajar dalam pembelajaran Sejarah di kelas XI IIS 2 SMA Negeri 5 Surakarta, antara lain : 1. Banyak siswa yang masih kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran sejarah di kelas 2. Keaktifan siswa dalam menyikapi suatu materi cenderung sangat pasif, sehingga pembelajaran terkesan teacher center 3. Banyak siswa yang berpandangan bahwa belajar sejarah itu dengan hanya menghafal sehingga tidak bisa mengkaji suatu materi dengan detail 4. Masih dijumpai siswa yang mendapatkan nilai yang belum memenuhi KKM mata pelajaran sejarah Rendahnya tingkat keaktifan siswa dan prestasi belajar dalam pembelajaran sejarah dikelas XI IIS 2 SMA Negeri 5 Surakarta disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Sikap dan persepsi siswa terhadap sejarah, menjadi mata pelajaran yang membosankan 2. Metode mengajar yang dilaksanakan oleh guru masih konvensional berupa pembelajaran satu arah dimana guru hanya menyampaikan materi dari power point kepada siswa.

3 3. Media pembelajaran kurang memadai bahwa materi pembelajarannya masih bersifat tertulis tanpa disertai gambaran nyata peristiwa ataupun tokoh. Pada tahun pelajaran 2013/2014 di SMA Negeri 5 Surakarta dimulai pelaksanaan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang berbasis pada karakter dan kompetensi ingin mengubah pola pendidikan yang beroriendetasi pada materi kepada pendidikan sebagai proses melalui pendekatan yang dapat sebanyak mungkin melibatkan peserta didik melakukan eksplorasi untuk membentuk kompetensi dan menggali berbagai kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya. Implementasi kurikulum 2013 menjadi sangat penting karena menuntut kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Salah satu tugas tidak hanya memberikan materi pelajaran secara teoritis saja, tetapi juga perlu tindakan tindakan yang kreatif dalam penyampaianya. Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan Mulyasa yang menyatakan, Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka (2013: 42). Peneliti ingin melaksanankan inovasi pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran QSH (Question Student Have) PASA (Picture and Student Active). Model pembelajaran QSH (Question Student Have) digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan. Tipe ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan (Supriyono, 2009). diharapkan siswa dapat menkonstruk secara kognitif, dan afektif dengan dan Dalam model pembelajaran PASA (Picture and Student Active)

4 daya kreasi serta menganalisis secara kritis terhadap visualisasi, Djamarah berpendapat, Konsep utama dari PASA (Picture and Student Active) adalah Know How to Know (mengetahui bagaimana harus mengetahui) dengan demikian muncul suatu pernyataan bahwa siswa akan lebih mudah memahami gambar peristiwa sejarah daripada membaca, tetapi tanpa membaca akan sulit untuk mendeskripsikan gambar ( 1995:48). Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dan Prestasi Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran PASA (Picture And Student Active) dan QSH (Question Student Have) pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 2 Semester 1 SMA N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus, sehingga dilaksanakan tiga tindakan. Pada kondisi awal, pembelaaran sejarah masih konvensional. Meskipun dalam pembelajaran telah didukung dengan presentasi power point, akan tetapi pembelajaran masih tetap terpusat ada guru. Guru menyajikan materi pelajaran dengan ceramah melalui presentasi power point, sedangkan para siswa sekedar memperhatikan presentasi guru sambil mencatat hal hal yang penting. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah tersebut di atas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran PASA ( Picture And Student Active ) dan QSH ( Question Student Have ) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 2 Semester 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran PASA ( Picture And Student Active ) dan QSH ( Question Student Have ) dapat

5 meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 2 Semester 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui apakah terjadi peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 1Semester 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran PASA ( Picture And Student Active ) dan QSH ( Question Student Have ). 2. Mengetahui apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IIS 1Semester 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran PASA ( Picture And Student Active ) dan QSH ( Question Student Have ). D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru tentang inovasi pembelajaran melalui model pembelajaran PASA dan QSH. b. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keaktifan siswa dan prestasi belajar dapat meningkat dengan model pembelajaran PASA dan QSH, diharapkan penelitian ini menjadi masukan bagi penulis yang ingin memperdalam penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar sejarah.

6 b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk inovasi pembelajaran lebih lanjut. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan sekolah berkaitan tentang peningkatan pembelajaran di kelas d. Bagi perpustakaan sekolah, hasil penelitian ini semoga menambah koleksi hasil penelitian pendidikan