BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBUATAN SOFTWARE

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. memungkinkan terjadinya kegagalan atau kurang memuaskan kerja alat yang telah dibuat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

ALAT PENETAS TELUR OTOMATIS DENGAN KAMERA PEMANTAU

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

RANCANG BANGUN PENGONTROL SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA PENETAS TELUR AYAM BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 DILENGKAPI UPS

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

I. PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kasus hingga mengalami kebangkrutan. termometer. Dalam proses tersebut, seringkali operator melakukan kesalahan

KIPAS ANGIN OTOMATIS DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Arduino Uno.

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Crane Hoist (Tampak Atas)

BAB III PERANCANGAN ALAT

Transkripsi:

BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan dan dihindari. 3... Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software visual basic, mikrokontroler arduino dan rangkaian, untuk kemudian dipadukan dan dengan sedikit modifikasi sehingga menghasilkan alat yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan, dan adapun tujuan dari perencanaan pembuatan alat yaitu:. Menentukan deskripsi kerja dari alat yang direncanakan 2. Menentukan komponen-komponen yang diperlukan 3. Sebagai pedoman dalam pembuatan alat 4. Mengatur tata letak komponen yang digunakan 5. Meminimalisir kesalahan dalam proses pembuatan 6. Alat yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan 3.2. Deskripsi 3.2.. Spesifikasi Spesifikasi menjadi batasan dan acuan dalam perancangan incubator telur, dan adapun spesifikasi inkubator telur yaitu sebagai berikut:

. DHT sebagai sensor suhu dan kelembaban (suhu 38 0 C 40 0 C dan kelembaban 50% - 60% RH). 2. LM35 sebagai sensor suhu dan pemberi sinyal (suhu 38 0 C 40 0 C). 3. Kontroler menggunakan Arduino Mega 2560. 4. Blower untuk mendinginkan ruangan telur (.8 VA). 5. Motor servo berfungsi menggerakan rak telur (2,2 VA). 6. Lampu 40 Watt dan 5 Watt sebagai penghangat ruangan telur (55 Watt). 7. Saklar otomatis menggunakan relay. 8. Optocoupler sebagai switch (7,7 VA). 3.2.2. Prinsip Kerja Inkubator ini menghangatkan telur dalam suhu tertentu hingga telur bisa menetas. Suhu hangat ini bisa diambil dari sumber lampu berdaya 45 Watt (2 buah lampu 40 dan 5 Watt), sebagai pengganti tubuh hangat induk saat mengerami telurnya. Ruangan di dalam mesin tetas meski hangat tetap membutuhkan sirkulasi udara. Untuk itulah digunakan kipas / blower yang biasa digunakan dalam perangkat komputer (PC), kipas ini juga berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembaban didalam inkubator. Temperatur atau suhu ideal yang diperlukan dalam mesin tetas yaitu 38 C 40 0 C. Karena temperature yang harus stabil, maka digunakan DHT untuk mengetahui berapa suhu di dalam inkubator tesebut. Dengan pengontrolan mikrokontroler Arduino Mega 2560 apabila suhu di bawah nominal yang ditetapkan otomatis lampu menyala untuk menghangatkan

ruangan telur dalam inkubator, dan apabila ruangan terlalu panas, maka lampu akan mati dan kipas / blower menyala. Karena suhu hangat yang tidak merata di seluruh bagian telur, maka telur perlu dibalik atau diputar. Untuk itulah digunakan motor servo sebagai penggerak tempat telur agar seluruh bagian telur bisa hangat atau terkena sinar lampu. 3.2.3. Flow Chart Ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam proses pembuatan perangkat inkubator telur yang dituangkan dalam flow chart sebagai berikut : Start Input setting point suhu 38 C 40 0 C dan kelembaban 50% - 60% Tampilan ke LCD (suhu dan kelembaban) Tidak Suhu > 40 0 C Lampu 40 Watt Off Blower On Ya Ya Tidak Suhu < 38 0 C Lampu 40 Watt On Blower Off Setiap 3 jam motor berputar untuk membalikan telur dengan sudut 30 0 End Gambar 3.. Flow Chart Pengerjaan

3.3.. Blok Diagram Secara umum, diagram blok sistem pada perancangan inkubator penetas telur terdiri dari enam buah blok rangkaian utama. Diagram blok dari perancangan sistem tersebut dapat dilihat dibawah ini: Relay Lampu Pemanas dan Kipas Blower Display LCD 6x2 Suhu pada Inkubator Sensor Suhu LM35 Mikrokontroler Arduino Mega 2560 Sensor Suhu dan kelembaban DHT Motor Servo Pemutar Gambar 3.2. Diagram Blok Sistem Dari diagram blok sistem yang digambarkan diatas, sistem yang dirancang penulis bahwa sensor suhu dan kelembaban digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban ruangan dalam satuan celcius. Ketika sensor telah mendapatkan nilai suhu dan kelembaban ruangan yaitu dengan menerjemahkan sifat fisik suhu dan kelembaban menjadi sinyal listrik ialah perubahan tegangan output sensor, maka output sensor ini dihubungkan melalui pin analog input yang kemudian dibaca oleh ADC internal pada mikrokontroler Arduino Mega 2560 dan kemudian data dikalkulasikan dengan rumusan tertentu sehingga pada tahap berikutnya sistem dapat menentukan apakah suhu pada inkubator sudah sesuai atau belum. Jika suhu pada inkubator terlalu panas maka kipas akan diaktifkan dan lampu pemanas akan dimatikan

sebagian, tetapi apabila suhu pada inkubator masih dibawah nilai yang ditetapkan maka lampu pemanas akan dihidupkan semua. Nilai suhu dan kelembaban pada inkubator yang dipantau oleh sensor akan ditampilkan ke display LCD (Liquid Crystal Display). 3.3. Perancangan dan Pembuatan Model Inkubator Telur 3.3.. Desain Inkubator Telur Agar alat dapat dengan mudah dibuat tentunya harus ada terlebih dahulu desain dari inkubator telur tersebut. Gambar 3.3 menunjukan desain dari inkubator telur. Dengan panjang 50cm, lebar 30cm dan tinggi 40cm. Bahan yang digunakan yaitu kayu jati : Gambar 3.3 Desain Inkubator Telur Pada gambar dua ruang seperti dilihat di atas, satu ruangan untuk penempatan tempat telur dan satu lagi sebagai tempat kontrol.

Gambar 3.4 Desain Ruang dan Rak Telur Disinilah telur-telur disimpan untuk ditetaskan. Dengan menggunakan tempat telur, agar tertata rapih dan bisa digerakan dengan motor servo. Gambar 3.5 Desain Tempat Penyimpanan Mikrokontroler dan Motor Servo. Agar tersusun rapih, disediakanlah ruang tersebut supaya tidak mengganggu ruangan tempat penetasan telur. 3.3.2 Perancangan Rangkaian dan Pembuatan Inkubator Telur Untuk perangkat keras meliputi pembuatan rangkaian hasil perancangan sistem baik rangkaian penunjang maupun rangkaian utama. Selain

itu dibuat juga konstruksi secara mekanik. Dimana rangka yang dibuat yaitu hampir keseluruhan dari bahan kayu jati, dan rak telur dari kayu multipek. 3.3.3. Kontroler Kontroler yang digunakan yaitu Arduino Mega 2560. Dipilihnya kontroler ini karena mempunyai fitur-fitur yang lengkap yang memiliki 54 pin digital input/output (dimana 4 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 pin analog input, 6 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack listrik, dan tombol reset. Juga memiliki kecepatan yang baik yaitu satu siklus mesin untuk satu intruksi dengan kecepatan 6MHz, serta mudah diperoleh dipasaran. Gambar 3.6 Konfigurasi Arduino Microcontroller Mega 2560 Untuk dapat bekerja mikrokontroler ini perlu mendapat tegangan kerja sebesar 5 Volt dengan arus 40 ma dan ground serta clock, dengan clock yang digunakan pada perancangan ini sebesar 6 MHz. Input yang masuk pada mikrokontroler ini berupa tegangan sebesar 5 Volt dan juga dari perangkat lunak Arduino IDE yang sudah ter-install di PC atau Notebook. Keluaran dari mikrokontroler ini yang disambungkan ke

optocoupler dan relay untuk men-switch lampu dan juga blower / kipas. Juga mengontrol motor servo sebagai penggerak rak telur. 3.3.4. Motor Servo 5 Volt Penggunaan motor servo lebih menguntungkan dan efisien, karena sudut, kecepatan dan arahnya bisa diatur. Juga memiliki torsi yang tinggi pula, yaitu 6,5 Kg. Masukan motor servo tersebut dari data mikro Arduino dengan tegangan masukan 5 Volt. Dengan bisa diatur sudut, kecepatan dan arah memungkinkan untuk menggerakan rak telur secara perlahan dan sesuai dengan kebutuhan. Sudut yang digunakan pun bisa diatur batas bawah dan batas atasnya agar telur tidak jatuh dari rak telur. Pemutaran secara otomatis dengan bantuan motor servo 5 Volt untuk menggerakan posisi rak telur didalam mesin inkubator agar terjadi sudut 30 derajat untuk tiap-tiap waktu yang ditetapkan secara berkesinambungan dan bergantian sudutnya. Pemutaran telur sedikitnya yaitu 3 kali sampai 6 kali 24 jam sudah lebih dari baik untuk mencegah embrio telur melekat pada selaput membran bagian dalam telur. Akan tetapi dalam mesin ini dibuat 6 kali perputaran motor dalam sehari semalam. Motor ini akan menggerakkan rak sehingga rak ini akan berubah posisi sejauh 30 0 ke atas-bawah :

Gambar 3.7 Sistem pemutar rak telur Pada Gambar 3.6 menunjukkan kondisi rak telur dalam keadaan horizontal dengan kondisi motor diam / berhenti. Gambar 3.8 Sistem memulai pergerakan rak telur Berdasarkan Gambar 3.7 dapat diketahui gerakan rak telur yang naik dan turun sebesar 30 dengan perputaran sebanyak 7 kali dalam 360 derajat setiap 3 jam dalam hari. Sehingga dengan perputaran selama menit 2 detik cukup pelan dalam perputaran rak telur sehingga telur akan aman.

3.3.5. LCD 2x6 Karakter Penggunaan LCD difungsikan untuk menampilkan kondisi temperature atau suhu, kelembaban, dan kondisi aktuator-aktuatornya dalam inkubator pada saat itu. Sehingga melalui LCD dapat diketahui kondisi suhu dan kelembaban ruangan pada proses penetasan secara keseluruhan. Kondisi aktuator tersebut dilambangkan dengan logika 0 dan, maksudnya jika logika 0 maka aktuator tersebut mati (tidak menyala), sedangkan logika berarti aktuator tesebut sedang menyala (hidup). LCD ini dihubungkan ke output dari kaki arduino 2,3,4,5, dan 2. 3.3.6. Optocoupler Optocoupler sebagai saklar / switch. Menggunakan IC 4n37 yang didalamnya merupakan infrared dan photodiode. Jika photodiode diberi sinyal maka infrared akan mengirimkan sinyal ke photodiode untuk mengaktifkan kaki kolektor menuju kaki emitter. 6 5 4 4n35 3 2 2V Vin Gnd 00K BC547 TIP3C Rangkaian Optocoupler Vout + Vout - Gambar 3.9 Rangkaian optocoupler

3.3.7. Relay Untuk saklar AC ataupun DC yang lebih tinggi tegangannya daripada keluaran mikro, digunakanlah relay. Karena keluaran dari mikro yaitu 5 VDC dan arus yang kecil yaitu 40 ma. 3.3.8. Rangkaian Driver untuk Kontrol Blower / Kipas Rangkaian ini menggunakan optocoupler sebagai switch / saklar dari mikrokontroler yang dihubungkan pada port 5 dan relay 2 Volt yang dihubungkan ke kipas (blower). Blower yang digunakan yaitu kipas 2V DC berjumlah 2 buah yang diletakkan di ventilasi ruangan telur. 2V 5 4 4n35 Vin Gnd 00K 6 2 3 2V +2V Blower +2V Blower BC547 TIP3C Rangkaian Optocoupler Vout + Vout - 3 4 Relay 2 5 8 9 4 Gambar 3.0 Rangkaian Driver Blower Rangkaian driver blower (kipas) pada gambar dimaksudkan untuk menurunkan temperatur dan atau kelembaban jika melebihi dari setting point yang diinginkan, disamping itu juga untuk meratakan temperatur dan kelembaban dalam inkubator, sehingga kipas tersebut memiliki fungsi ganda

dan sangat penting dalam proses penetasan telur. Jika temperatur dan atau kelembaban lebih tinggi daripada set point maka kipas akan menyala sampai temperetur dan atau kelembaban sesuai dengan set point yang diinginkan. Maka peran dari kipas ini sangat penting dalam pengontrolan temperatur maupun kelembaban dalam inkubator selama proses penetasan telur berlangsung. 3.3.9. Rangkaian Driver Untuk Kontrol Heater Pada Gambar 3.0 tersebut juga menggunakan optocoupler sebagai switch / saklar dari mikrokontroler yang dihubungkan pada port 53 dan relay 2 Volt yang dihubungkan ke lampu sebagai pemanas inkubator. AC 220 V ƧN Lampu Pemanas 40 Watt 2V 6 5 4 4n35 3 2 Vin Gnd 00K Vout - BC547 TIP3C Rangkaian Optocoupler Vout + 3 4 Relay 9 2 5 8 4 Gambar 3. Rangkaian Driver Heater Standard untuk suhu dalam inkubator penetasan tipe forced air (dengan sirkulasi udara) yaitu 38 0-40 0 C. Untuk pemanas inkubator

menggunakan 2 buah lampu dengan total daya 55 Watt dengan masing-masing lampu berdaya 40 Watt dan 5 Watt yang dimaksudkan agar keadaan temperatur dalam inkubator bersifat homogen (merata) sehingga pemanasan telur akan sama pada semua daerah. 3.3.0. Sensor DHT DHT adalah modul sensor suhu dan kelembaban udara yang mempunyai jangkauan pengukuran suhu antara 0-50 C dan jangkauan pengukuran kelembaban udara 20-95%RH. Modul sensor ini memiliki akurasi pengukuran suhu sekitar 2 C dan memiliki akurasi pengukuran kelembaban sekitar 5%. DHT cukup ekonomis namun memadai untuk aplikasi monitoring maupun untuk aplikasi pengontrolan kelembaban udara. Sensor ini dihubungkan ke kaki A0, VCC dan GND. 3.3.. Sensor LM35 Sensor ini di-couple VCC beserta GND-nya dengan DHT. Dipasangnya sensor ini bertujuan untuk memberikan data agar dapat menggerakan heater dan blower.

3.3.2. Rangkaian Keseluruhan LM35 DHT 6 6 2 2 3 3 23 4 Ƨ Lampu Pemanas 40 Watt AC 220 V N 2V +2V Blower +2V Blower LM35 2 3 3 4 +5V +5V 6 5 4 3 2 0 9 8 7 6 5 4 3 2 Vout + Vout - BC547 2V 00K 2 5 8 9 5 4 4n35 4 3 4 Relay Vin Gnd Vout + Vout - 2 5 8 BC547 2V 00K 9 4 Relay 5 4 4n35 Vin Gnd A0 A A2 A3 A4 D5 D53 Arduino Mega 2560 5V GND D0 D D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D0 D D2 +5V +5V +5V 00 K +5V Vcc Gnd Data TIP3C Rangkaian Optocoupler TIP3C Rangkaian Optocoupler Motor Servo +5V Gambar 3.2 Rangkaian Keseluruhan Gambar 3.3 Rangkaian Hardware Mikrokontroler