BAB I PENDAHULUAN. dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang memiliki budi pekerti luhur,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini masih banyak masyarakat Indonesia yang tingkat

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Penelitian... B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang- Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengelolaan program dalam layanan pendidikan bisa terselenggara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Studi tentang pengembangan model pelatihan berbasis kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Mutu merupakan permasalahan yang kompleks dan multidimensional,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dana pembangunan sektor ekonomi, yang satu dan

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SKB PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

P. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

Evaluasi Implementasi Program Pendidikan Kesetaraan Paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Kautsar Kota Mataram

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

besar haluan negara (GBHN, ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya kebutuhan akan pendidikan sebagai suatu investasi. Oleh karena itu,

2014 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG PUBLIK KAMPUS UPI BERDASARKAN AKTIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik, Penduduk buta aksara usia tahun

Kinerja Tutor Pada Pembelajaran Program Paket B di Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAHRUMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerataan akses pendidikan dewasa ini telah menjadi trend meraih Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), dimana memiliki 3 Indikator yang saling terkait, diantaranya Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan. Dari ke tiga faktor tersebut, pendidikan merupakan hal utama yang perlu dikembangkan, karena dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan bermutu pula. Hingga identik kepada kehidupan yang lebih baik, karena pengetahuan sebagai hasil dari pendidikan berkorelasi langsung dengan berbagai hal, baik kesehatan hingga kepada kehidupan ekonomi., khususnya bagi pendidikan dasar dan menengah. Peranan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) sangatlah penting dalam memberikan layanan akses pendidikan. PLS mampu membuka akses pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan dengan berbagai pendekatan serta strategi, terutama bagi orang dewasa yang pendidikannya tidak terlayani dikarenakan berbagai sebab. Bahkan PLS mampu memberikan kontribusinya dalam membangun dan memberdayakan masyarakat baik pada dimensi personal, kelompok hingga komunitas yang telah terbentuk melalui sebuah sistem dan aturan, seperti kelompok petani, komunitas anak jalanan dan buruh pabrik. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (3) menjelaskan bahwa:

2 Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik Pernyataan tersebut di dalamnya, bahwa hasil Pendidikan Nonformal (PNF) pada pendidikan kesetaraan dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian kesetaraan oleh lembaga yang ditunjuk Pemerintah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan sesuai PP No 19 tahun 2005. Artinya bahwa lulusan pendidikan kesetaraan memiliki eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah Paket A dengan SD/MI, Paket B dengan SMP/MTs, dan Paket C dengan SMA/MA/SMK, baik untuk mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk memasuki lapangan kerja. (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2005 dan Peraturan Pemerintah No 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta). Dalam dunia Industri Perusahaan merupakan wadah untuk mengelola berbagai produk dengan bantuan tangan manusia. Dalam paradigma lama, peran divisi sumber daya manusia (karyawan/buruh) sekedar pelengkap, maka dalam paradigma baru (era 1980-1990) atau (the age of gaining and sustaining competitive advantage) divisi sumber daya manusia sudah memiliki peran strategis. Artinya divisi sumber daya manusia memiliki kontribusi dalam menentukan masa depan perusahaan/organisasi melalui orientasi fungsional bukan lagi pada pengawasan, pengarahan, dan pengendalian saja (command) tetapi sudah pada pengembangan, kreativitas, fleksibilitas dan manajemen proaktif

3 (coordination) (Bown &Scheineder, 1995; Ulrich, 1997 dan 1998) dalam Jeffrey dkk (2003). Dalam hal ini paradigma sumber daya manusia dalam industri ternyata sudah lebih mengoptimalkan pada proses komunikasi dua arah dan perencanaan dari bawah ke atas (Bottom-Up). Secara singkat perusahaan harus mampu melihat kondisi, situasional para karyawan, apakah kebutuhan mereka sudah terpenuhi mulai dari pendidikan, sandang, pangan dll. Implementasi dari kebijakan pemerintah pada tatanan makro, pemerintah menekankan pada perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga negara Indonesia, peningkatan mutu dan peningkatan efisiensi pengelolaan kegiatan pendidikan. Sedangkan pada tatanan mikro adalah untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu pada setiap jenjang dan jenis. Terciptanya lulusan pendidikan yang bermutu merupakan suatu usaha sistematik yang saling berhubungan antara Input, Proses, Output dan Outcome. Kecamatan Dayeuhkolot merupakan lokasi padat industri yang jumlah karyawannya diperkirakan ± 6000 orang dengan tingkat pendidikan karyawan yang rata-rata memiliki ijazah SMP dan Droup Out SMA (Data Desa Cangkuang 2010). Kajian empiris ini mampu menggambarkan perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan ±6000 orang tersebut, telah dipekerjakan kemampuannya hanya sebatas pada kapasitas keterampilan, sedangkan intelektual belum begitu diperhatikan. Para pelaku industri tentunya masih beranggapan bahwa keterampilan dalam meningkatkan produktifitas merupakan hal utama (traditional thingking) tetapi dilain pihak, kerterbukaan terhadap hak karyawan (modern

4 thingking) untuk mendapatkan pendidikan kurang menjadi wewenang perusahaan langsung. Tentunya peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) tidak berjalan seimbang, dan tetap pada tatanan masyarakat buruh yang tradisional, bukan masyarakat industri yang modern. Berdasarkan data tersebut, maka Industri sebagai target strategis dalam mencapai tujuan Pemberdayaan Pendidikan dilihat dari 3 tahapan, yaitu penguatan organisasi (Perusahaan), membangun hubungan sosial (relationship) dan saling menguntungkan (mutualisme) antara karyawan dengan perusahaan melalui penguatan nilai-nilai pendidikan yang dilaksanakan secara fungsional dengan perusahaan. Tentunya dari ketiga sisi tersebut perlu diambil langkah positif, yaitu dengan dibentuknya komunitas belajar yang lebih layak melayani akses pendidikan karyawan, sehingga mampu menumbuhkan derajat atau tingkat pendidikan karyawan. Kecamatan Dayeuhkolot secara geografis tepat sebagai objek pelaksanaan program kesetaraan tersebut, karena termasuk kedalam salah satu lingkungan industri-industri besar, sedang dan kecil di Kabupaten Bandung yang memberdayakan potensi banyak karyawan dengan latar belakang pendidikan yang variatif yaitu rata-rata pendidikan karyawan lulusan SMP dan Droup Out SMA, disamping itu tuntutan Industri sendiri yang berharap pendidikan tinggi minimal SMA bagi karyawan industrinya. Faktor usia karyawan yang sudah dewasa tentunya sudah tidak mungkin lagi diperankan sebagai siswa pendidikan formal, disinilah peran PLS mampu melayani usia dewasa dari segi peningkatan latar belakang pendidikan karyawan.

5 Maka untuk meningkatkan taraf hidup mereka khususnya dalam bidang pendidikan perlu dilaksanakan program pendidikan, yaitu pendidikan kesetaraan paket C bagi karyawan di kawasan industri. Dengan berbagai pertimbangan potensi yang ada, beberapa tokoh masyarakat beserta aparatur pemerintah desa mendirikan PKBM Sumber Arum untuk membantu memfasilitasi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan maupun keterampilan hidup. Mengingat antusiasme dan respons masyarakat cukup baik pada program tersebut, selanjutnya dikembangkan program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA. Program ini dipilih karena pertimbangan angka Droup Out yang tinggi bagi karyawan pabrik. Apabila tidak segera ditangani, maka potensi sumber daya manusia yang ada dikhawatirkan tidak mampu bersaing dengan sumber daya dari luar daerah, dan bertujuan untuk menghindari pemutihan diperusahaan, yaitu minimal ijazah karyawan adalah SMA atau setara. Banyaknya anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Sumber Arum, pada akhirnya memerlukan sebuah pengelolaan yang khusus, terutama untuk program pendidikan kesetaraan bagi karyawan pabrik (kesetaraan kawasan industri). Ada semacam tanggungjawab utama bagi PKBM dalam menyelenggarakan program Pendidikan Kesetaraan, hal ini di karenakan lulusan (output) program pendidikan kesetaraan di kawasan industri harus memiliki standar kompetensi minimal untuk lulusan jalur pendidikan formal, sehingga lulusan pun dapat bersaing dengan lulusan lembaga pendidikan formal.

6 Partisiapasi masyarakat yang semakin meningkat didalam program pendidikan kesetaraan Paket C di kawasan industri, menuntut adanya sistem pengelolaan pembelajaran yang mampu memberikan prioritas dalam mengedepankan aspek kualitas dan kuantitas. Kualitas yang dimiliki oleh setiap lulusan, akan memberikan nilai tersendiri dalam kepercayaan masyarakat untuk Program Kesetaraan Paket C, semakin baik pengelolaan pembelajaran yang diberikan untuk menjaga kualitas lulusan, akan berbanding lurus dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat khususnya bagi warga belajar, inilah yang dijadikan salah satu prinsip PKBM Sumber Arum. Proses pembelajaran Paket C kawasan Industri yang telah diselenggarakan PKBM Sumber Arum, dianggap berhasil/efektif mencapai tujuan. Menurut Ensiklopedia Umum ( 1987:296), adalah sebagai berikut: Efektivitas yaitu menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan. Usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal taraf efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti. Umpamanya; usaha A 60% efektif dalam mencapai tujuan. Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Chung dan Maginson (1981) dalam Mulyasa (2004:82) adalah adanya kesesuai antara yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Murujuk pada pernyataan tersebut, maka efektivitas pelaksanaan program pembelajaran pendidikan kesetaraan Paket C di kawasan Industri bagi karyawan pabrik, diduga ada kaitannya antara pencapaian tujuan dengan aspek pencapaian

7 materi belajar, kemantapan jumlah warga belajar dan tutor, kehadiran warga belajar dan tutor serta pencapaian tingkat pemahanan keterampilan dan pengetahuan warga belajar sebagai hasil evaluasi pembelajaran. Namun hal ini belum diketahui sejauh mana efektivitas program pembelajaran program pendidikan kesetaraan Paket C bagi karyawan pabrik di PKBM Sumber Arum di Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Sehingga, dalam hal ini peneliti sangat tertarik untuk mengangkat penelitian ini kedalam karya tulis ilmiah tesis dengan mengkaji Efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada penyelenggaraan program-program pendidikan kesetaraan yang sering kali dilaksanakan, hanya sebatas pada operasional pendidikan kesetaraan, sedangkan dipandang dari segi model pembelajaran dan strategi penyelenggaraan khususnya di industry masih perlu dikaji lebih lanjut. Sehingga dalam hal ini, peneliti menafsirkan beberapa masalah yang terjadi, sebagai dasar dari dilaksanakannya penelitian ini, diantaranya a. Masih rendahnya tingkat pemahaman perusahaan terhadap pentingnya latar belakang pendidikan karyawan. b. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan, rata-rata Lulusan SMP dan Droup Out SMA

8 c. Kurangnya partisipasi perusahaan dalam membangun mutu pendidikan di lingkungan industrinya. d. Penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan yang sebatas oprasional pembelajaran, belum kearah pengembangan model dilingkungan industry. e. Industri masih berpandangan pada peningkatan produktifitas saja (untung dan rugi) belum mencapai akses pendidikan bagi karyawan dalam meningkatkan pengetahuan yang sekaligus produktifitasnya. 2. Perumusan Masalah Untuk memudahkan dalam penulisan karya tulis tesis ini, maka peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung?. b. Bagaimana Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung?. c. Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Efektivitas Pencapaian Tujuan Belajar pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum Desa Cangkuang Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung?.

9 3. Definisi Operasional a. Efektivitas Ensilkopedia Administrasi memberikan bahasan tentang efektivitas sebagai berikut: Efektivitas itu tidak lain adalah suatu kadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang itu akan dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat sebagaimna yang dikehendakinya. (1989:147). Yang dimaksud dengan efektivitas dalam penelitian ini adalah sejauh mana tujuan pembelajaran Paket C dapat tercapai sesuai dengan derajat tingkat kesetaraan dengan formal, melalui berbagai strategi dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh tutor. Kompetensi tersebut adalah Kompetensti Mahir 1 yaitu diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan karya sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan mengembangkan kepribadian professional. Mahir 2, yaitu diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri dan berwirausaha, bersikap professional, berpartisipasi aktif dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. b. Pembelajaran Sudjana, D (2000:8) mendefinisikan pembelajaran sebagai berikut: Pembelajaran dapat diberi arti sebagai upaya yang sistematik dan disengaja

10 oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Yang dimaksud dengan pembelajaran dalam penelitian ini adalah interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa, peserta didik, peserta pelatihan, dsb) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (guru, tutor, pelatih, dsb) yang melakukan kegiatan pembelajaran. c. Kompetensi Finch dan Crinkilton (1979:222) dalam Herianto, R (2006:29) kompetensi merupakan: Sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Yang dimaksud dengan kompetensi dalam penelitian ini adalah kecakapan yang diperoleh lulusan pendidikan kesetaraan Paket C sesuai dengan standar kurikulum yang telah ditetapkan, yaitu Kompetensi Mahir 1 dan Kompetensi Mahir 2. d. Pendidikan Kesetaraan Paket C Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Program pendidikan kesetaraan diperuntukkan bagi warga masyarakat yang ingin memperoleh pendidikan setara SD, SMP, dan SMA/sederajat, yang oleh karena sesuatu hal tidak bisa menempuh melalui jalur pendidikan formal dan atau memang mereka memilih jalur pendidikan nonforma

11 Yang dimaksud dengan pendidikan kesetaraan Paket C dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan program Paket C yang sebagian besar warga belajarnya adalah karyawan pabrik disekitar lingkungan PKBM Sumber Arum. e. Industri Industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usahausaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. Yang dimaksud dengan industri dalam penelitian ini adalah lapangan kerja (perusahaan) warga belajar paket C (karyawan) yang mengikuti program pembelajaran pembelajaran Paket C. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan manfaat penelitian, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya: 1. Memperoleh Gambaran Tentang Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C. 2. Memperoleh Gambaran Tentang Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C. 3. Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pencapaian Tujuan Belajar pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C.

12 D. Manfaat Penelitian Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti tidak terlepas dari tujuan utama dari pembatasan masalah, selain itu penulis memiliki tujuan dan manfaat dari penelitian ini, diantaranya : 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan teori ilmu pendidikan terutama tentang efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C. 2. Secara praktis a. Sebagai bahan kajian instansi dan lembaga terkait yang berfungsi untuk mengelola berbagai kegiatan pendidikan kesetaraan. b. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pendidikan dan program kesetaraan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia serta memperkaya dan menunjang konsep pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah. c. Sebagai pengalaman praktis bagi Peneliti dalam mengaplikasikan konsep dan teori yang diperoleh selama perkuliahan pada program studi Pendidikan Luar Sekolah UPI. E. Kerangka Pikir Untuk menemukan dasar pemikiran dan implementasi program dilapangan, perlu adanya pendalaman kajian yang lebih substansial terhadap efektivitas program pembelajaran. Karena itu, masalah pokok diteliti, berkenaan

13 dengan aspek pelaksanaan pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Berdasarkan kajian lapangan, sebagian besar warga belajar Paket C adalah karyawan pabrik yang memiliki beberapa kriteria, diantaranya: 1) warga belajar dewasa, 2) memiliki keterbatasan waktu untuk pertemuan klasikal, 3) kondisi warga belajar yang bekerja sambil belajar, 4) status warga belajar sebagai karyawan pabrik. Dari beberapa kriteria tersebut, dilihat dari sisi program pembelajaran diperlukan pendekatan atau model pembelajaran yang khusus, agar kompetensi lulusan Paket C dapat tercapai, di samping warga belajar tersebut mampu mengembangkan karirnya diperusahaan ataupun menghindari status pemutihan pegawai (yang bekerja di perusahaan tersebut minimal latar belakang pendidikan terakhir adalah SMA/Sederajat), ataupun mengembangkan karirnya dari sisi peningkatan kualifikasi pendidikan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sedangkan tingkat derajat kesetaraan Paket C setara dengan sitem kelas pada pendidikan formal SMA/MA, diantaranya : Kompetensi tersebut adalah Kompetensti Mahir 1 yaitu diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan karya sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan mengembangkan kepribadian professional. Mahir 2, yaitu diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri dan berwirausaha, bersikap professional, berpartisipasi aktif dan

14 produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Gambar 1.1 Kerangka Pikir Efektivitas Program Pembelajaran Terhadap Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan Paket C Instrumental Input: 1. Masyarakat Kawasan Industri (karyawan pabrik) 2. Perusahaan Faktor Efektivitas : a. Faktor Internal b. Faktor External sesorp Pembelajaran Output: mengembangkan manusia yang bermutu yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sebagaimana disyaratkan. Raw Input: Warga Belajar Karyawan Pabrik Instrumental Input: 1. Masyarakat Kawasan Industri (karyawan pabrik) 2. Perusahaan Kompetensi Lulusan Paket C Tingkat derajat yang setara dengan formal : Mahir 1 setara kelas 10 SMA/MA Mahir 2 setara kelas 12 SMA/MA F. Struktur Organisasi Tesis Dalam penyusunan Tesis ini penulis mengurutkan sistematika penulisan Tesis yang terdiri atas :

15 BAB I, Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan permusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pikir, struktur organisasi tesis. BAB II, Kajian Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian seperti 1) Kesetaraan Paket C Sebagai Program PLS; 2) Konsep Belajar dan Pembelajaran; 3) Konsep Pembelajaran yang Efektif; 4) Konsep Kompetensi Belajar. BAB III, Metodologi Penelitian, membahas beberapa komponen diantaranya: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV, Pembahasan hasil penelitian tentang 1) Gambaran Perencanaan Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum; 2) Gambaran Implementasi Pembelajaran pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum; 3) Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya efektivitas pencapaian tujuan belajar pada program pendidikan kesetaraan Paket C di PKBM Sumber Arum. BAB V, Kesimpulan dan Saran, membahas kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran yang patut diberikan berdsarkan penelitian.