I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BENGKULU KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tahap Penetapan Hasil. Pemungutan Suara. Kampanye. Tahap Jelang Pemungutan Dan Penghitungan Suara. Tahap Pencalonan. Tahap Pendaftaran Pemilih

BAB II PELAKSANA PENGAWASAN

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR : 20/Kpts/KPU Kab /2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.304, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Kampanye. Pilkada. Pedoman Teknis.

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01.TAHUN 2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 59 /Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

Daftar Isi Undang undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

dan Tata Cara Pemberian Suara

BERITA ACARA NOMOR :. TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAE

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

-2- Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 02 Juli 2012; MEMUTUSKAN:

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 /Kpts/KPU.Kab / 2015 TENTANG

Provinsi/Kabupaten/Kota : Jumlah Pemilih (DPT) : Jumlah TPS :

Pemilu DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk partisipasi politik sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat, karena pada saat itulah, rakyat menjadi pihak yang paling menentukan bagi proses politik disuatu wilayah dengan memberikan suara secara langsung seperti dalam penentuan anggota legislatif. Legislatif merupakan bentuk kekuasaan untuk membuat Undang-undang. Anggota-anggota badan Legislatif berfungsi menampung aspirasi dan keinginan rakyat demi terwujudnya kemakmuran, kesejahteraan rakyat, serta kemajuan negara baik pusat maupun daerah, dan untuk mengisi kekuasaan di lembaga legislatif ini diperlukan orang-orang terpilih yang mewakili rakyat di suatu daerah. Sebelum menjadi anggota legislatif, seseorang harus melalui beberapa tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi, yang kemudian ditetapkan oleh KPU sebagai calon tetap. Seseorang yang telah terdaftar sebagai calon tetap inilah yang disebut sebagai calon legislatif yang akan memperebutkan suara rakyat pada penilihan umum.

2 Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, setiap lima tahun sekali mesti diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif. Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/kota. Pemilu legislatif dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Menjelang pemilu 2014, masing-masing daerah mempersiapkan pelaksanaan proses penyiapan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu. Aktivitas ini juga dilakukan di daerah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Sebagai daerah otonom, Kabupaten Pringsewu melaksanakan pemilu legislatif untuk memilih calon-calon dari berbagai partai politik untuk mengisi kursi legislatif ditingkat Kabupaten/kota sebagai anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). DPRD ini memiliki peran atau fungsi legislasi, controling, dan budgeting. Sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah, DPRD mempunyai peran yang sangat besar dalam mewarnai jalannya pemerintahan daerah otonom. Aspek responsibilitas dalam pelaksanaan tugas atau peran menjadi salah satu faktor penentu dalam memaknai dan memberikan manfaat terhadap jalannya pemerintahan di daerah guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Sesuai program, tahapan dan jadwal pemilu 2014, KPU Kabupaten Pringsewu akhirnya menetapkan nama-nama calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Pringsewu yang akan berlaga dalam Pemilu legislatif 9 April 2014

3 mendatang. Para Caleg yang akan bertarung dalam Pemilu 2014 tersebut sebagaimana yang terdapat dalam daftar calon tetap (DCT) yang ditetapkan KPU Kabupaten Pringsewu melalui rapat pleno yang digelar pada 22 Agustus 2013 di Aula Sekretarian KPU Kabupaten Pringsewu. Tabel 1.1.1 Daftar Calon Legislatif DPRD Kabupaten Pringsewu Tahun 2014 No Nama Partai Politik CL CP JC 1 Partai Nasional Demokrat 23 17 40 2 Partai Kebangkitan Bangsa 16 12 28 3 Partai Keadilan Sejahtera 22 16 38 4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 25 15 40 5 Partai Golongan Karya 25 15 40 6 Partai Gerakan Indonesia Raya 24 16 40 7 Partai Demokrat 24 15 39 8 Partai Amanat Nasional 25 15 40 9 Partai Persatuan Pembangunan 17 12 29 10 Partai Hati Nurani Rakyat 17 11 28 11 Partai Bulan Bintang 9 9 18 12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 14 8 22 Jumlah 241 161 402 Sumber : KPU Kabupaten Pringsewu. Keterangan Tabel : CL = Calon Legislatif Laki-laki CP = Calon Legislatif Perempuan JC = Jumlah Calon Legislatif

4 Data di atas menunjukkan calon-calon legislatif yang diusulkan oleh masingmasing partai politik tidak hanya laki-laki, namun juga dari kalangan perempuan karena sesuai pasal 65 ayat (1) Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang pemilhan umum dinyatakan bahwa Setiap partai politik peserta pemilihan umum dapat mengajukan calon anggota dewan perwakilan rakyat (DPR), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) provinsi dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurangkurangnya 30%. Dari jumlah keseluruhan caleg, KPU menentukan daerah pemilihan dari masing-masing caleg. Di Kabupaten Pringsewu, KPU telah menentukan 5 daerah pemilihan dengan jumlah akumulasi 40 kursi yang akan diperebutkan oleh calon-calon legislatif di tahun 2014. 5 daerah pemilihan di Pringsewu tersebut yaitu dapil 1 meliputi wilayah Kecamatan Pringsewu dengan delapan kursi, dapil 2 meliputi wilayah Kecamatan Gadingrejo dengan delapan kursi, dapil 3 meliputi wilayah Kecamatan Ambarawa dan Pardasuka dengan tujuh kursi, dapil 4 meliputi wilayah Kecamatan Pagelaran, Pagelaran Utara dan Banyumas dengan delapan kursi, dan dapil 5 meliputi wilayah Kecamatan Sukoharjo dan Adiluwih dengan alokasi sembilan kursi.

5 Tabel 1.1.2 Tabel Pembagian Daerah Pemilihan Calon Legislatif DPRD Pringsewu Tahun 2014 No Nama Partai Politik Daerah Pemilihan 1 2 3 4 5 Jumlah 1 Partai Nasional Demokrat 8 8 7 8 9 40 2 Partai Kebangkitan Bangsa 5 3 5 6 9 28 3 Partai Keadilan Sejahtera 8 8 7 7 8 38 4 Partai Demokrasi Indonesia 8 8 7 8 9 40 Perjuangan 5 Partai Golongan Karya 8 8 7 8 9 40 6 Partai Gerakan Indonesia 8 8 7 8 9 40 Raya 7 Partai Demokrat 8 8 7 8 8 39 8 Partai Amanat Nasional 8 8 7 8 9 40 9 Partai Persatuan 6 2 6 8 7 29 Pembangunan 10 Partai Hati Nurani Rakyat 6 5 5 6 6 28 11 Partai Bulan Bintang 4 3 3 5 3 18 12 Partai Keadilan dan Persatuan 6 6-5 5 22 Indonesia Jumlah 83 75 68 85 91 402 Sumber : KPU Kabupaten Pringsewu. Data diatas menunjukkan pemilihan calon anggota DPRD di Kabupaten Pringsewu dibagi ke dalam 5 daerah pemilihan. Data di atas juga menunjukkan bahwa total jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 1 sebanyak 83 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 2 sebanyak 75 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari

6 berbagai partai pada dapil 3 sebanyak 68 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 4 sebanyak 85 caleg. Jumlah calon anggota DPRD berdasarkan akumulasi dari berbagai partai pada dapil 5 sebanyak 91 caleg. Dari total 402 caleg tersebut, terjadi persaingan yang ketat baik dengan caleg lain dari partai sendiri maupun dari partai lain guna memperoleh salah satu kursi dari total 40 kursi. Pada tiap-tiap daerah pemilihan, masing-masing partai politik mengirimkan anggotanya yang diajukan sebagai calon anggota DPRD. Tentunya masingmasing dari caleg DPRD tersebut memiliki program-program yang dijanjikan kepada masyarakat melalui kampanye. Kampanye itu sendiri adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan dengan lama masa kampanye dilaksanakan sejak 3 hari setelah calon peserta pemilu ditetapkan sebagai peserta pemilu sampai dimulainya masa tenang (3 hari sebelum/tanggal pemungutan suara). Menurut Undang-undang No. 10 tahun 2008 pasal 76 dijelaskan bahwa kampanye pemilu dilakukan dengan prinsip bertanggung jawab dan merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat. Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-undang No. 10 tahun 2008 pasal 81, kampanye pemilu sebagaimana dimaksud dalm pasal 76 dapat dilakukan melalui: a. Pertemuan terbatas. b. Pertemuan tatap muka. c. Media massa cetak dan media massa elektronik. d. Penyebaran bahan kampanye kapada umum. e. Pemasangan alat peraga di tempat umum.

7 f. Rapat umum. g. Kegiatan yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang-undangan. Kampanye ini dimaksudkan bagi para peserta pemilu untuk menyampaikan visi, misi, dan program mereka kepada masyarakat. Program-progam yang dicanangkan para caleg ditujukan agar memperoleh citra politik sehingga menciptakan kepercayaan dari masyarakat. Program-program yang dijanjikan pun berbeda-beda, namun secara garis besar sama yaitu seputar pendidikan, kesehatan, pertanian dan pembangunan karena pada keempat sektor tersebut yang dirasa lebih berdampak secara langsung terhadap masyarakat di Kabupaten Pringsewu sebagai Kabupaten baru, realistis, sesuai kebutuhan dan dianggap bisa terlaksana kedepannya. Program-program yang ditawarkan oleh para calon anggota DPRD ada yang bersifat baru, ada juga yang bersifat pengembangan dari program lama. Pada sektor kesehatan lebih menekankan pada jaminan kesehatan masyarakat miskin dengan tujuan terselenggarakannya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin serta meratanya kesehatan dilingkungan masyarakat. Program kesehatan ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin. Kegiatan jaminan kesehatan ini meliputi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya, pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit, penggalakkan posyandu, serta penanggulangan gizi buruk. Kemudian pada sektor pendidikan lebih menekankan pada pemerataan sekolah di desa-desa yang belum memiliki sekolah. Pemerataan disini berarti

8 membangun sekolah-sekolah baru guna menjamin wajib belajar 9 tahun. Ataupun dengan melanjutkan program yang sudah ada, seperti melanjutkan dan mengembangkan sekolah-sekolah yang baru dibangun, seperti SMP N 2 Sukoharjo yang baru dibangun kurang lebih 2 tahun yang lalu, SMP N 2 Ambarawa, serta adanya wacana mendirikan SMA N 2 Ambarawa. Serta guna menunjang proses belajar mengajar dilakukan penambahan fasilitas di sekolah-sekolah. Pada sektor pertanian lebih memfokuskan pada kesejahteraan petani dengan lebih mengoptimalkan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) yang telah dibentuk sejak tahun 2009 sehingga penyuluhan yang dilakukan lebih optimal. Selanjutnya pada sektor pembangunan meliputi melanjutkan dan mengawal tahapan proses percepatan pemekaran Kabupaten Pringsewu, memetakan tata ruang wilayah untuk persiapan pembentukan pemerintahan baru, serta melakukan percepatan pembangunan jalur jalan pedesaan dan perbaikan jalur lintas koneksitas antar kecamatan sebagai akses transportasi, dan ekonomi masyarakat. Selain program-program di atas, ada beberapa program lain yang diusung oleh beberapa caleg, antara lain di bidang olahraga dan pertanian. Sejak dimulainya masa kampanye, kampanye juga dilakukan oleh para caleg dapil 1 di kelurahan Pringsewu Selatan. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh PPS Kelurahan Pringsewu Selatan,diketahui bahwa masyarakat Kelurahan Pringsewu Selatan yang terdaftar sebagai DPT berjumlah 9.059. Data selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut :

9 Tabel 1.1.3 Daftar Pemilih Tetap di Kelurahan Pringsewu Selatan No Nama Lingkungan L DPT P Total DPT TPS 1 Lingkungan 1 568 633 1201 3 2 Lingkungan 2 1067 1019 2086 6 3 Lingkungan 3 941 907 1848 6 4 Lingkungan 4 838 826 1664 5 5 Lingkungan 5 1156 1104 2260 7 Total 4.570 4.489 9.059 27 Sumber : PPS Kelurahan Pringsewu Selatan per Februari 2014 Berdasarkan data daftar pemilih tetap di atas, dapat dilihat bahwa di Kelurahan Pringsewu Selatan terdapat total 9.059 jiwa yang terdaftar sebagai DPT. Selanjutnya dari masing-masing lingkungan, ditetapkan jumlah TPS berdasarkan jumlah DPT yang ada di masing-masing lingkungan dengan masing-masing TPS dihitung per 300-400 DPT. Maksudnya adalah per TPS digunakan oleh 300-400 DPT pada pemilihan umum mendatang. Sejak ditetapkannya daftar calon tetap oleh KPU Kabupaten Pringsewu, masing-masing caleg melakukan kampanye guna menarik perhatian masyarakat, seperti halnya peresmian reog ponorogo Sumberejo kab.pringsewu, yang dilakukan oleh salah satu caleg DPRD dapil Pagelaran atau yang dilakukan oleh salah satu caleg DPRD dapil Pringsewu dengan mengajak masyarakat Kelurahan Pringsewu Selatan lingkungan 5 untuk bergotong royong bedah jalan baru. Lain halnya dengan caleg dari partai

10 PAN yang mengusung program partai tentang pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Berbeda dengan salah satu caleg muda yang mengusung program pembinaan terhadap bidang olahraga yang ada di daerah Pringsewu dengan alasan dilakukannya pembinaan aktif terhadap bidang olahraga maka akan melahirkan atlet atlet nasional yang berasal dari Pringsewu. Namun menjadi kendala bagi semua caleg ketika ditemui kurangnya antusias dari masyarakat. Sikap ketidakpercayaan masyarakat terhadap caleg yang selalu janji tanpa bukti sudah menjadi hal yang sering dijumpai ketika masa pemilu. Ketidaktahuan masyarakat akan program caleg pun dijumpai saat peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat Kelurahan Pringsewu Selatan Lingkungan 5. Saat peneliti berbincang-bincang menyinggung masalah pemilu legislatif 2014, beberapa masyarakat cenderung tidak tahu tentang kampanye caleg ataupun program-programnya, yang diketahui oleh masyarakat hanya caleg memberikan cindera mata berupa kalender, kaligrafi, dan jilbab kepada warga sekitar. Bisa dikatakan bahwa antusias masyarakat terhadap keikutsertaannya dalam kampanye akan timbul jika kampanye tersebut memberikan suatu barang ataupun benda. Kecenderungan masyarakat untuk golput pun menjadi salah satu kekhawatiran pada pemilu legislatif tahun 2014. Berdasarkan dokumentasi dari media massa diketahui bahwa ada kecenderungan golput akan meningkat pada tahun 2014. Fenomena Golput pada setiap tahapan Pemilu, baik itu Pileg maupun Pilpres, dari Pemilu ke Pemilu ternyata terus meningkat. Dari beberapa sumber dapat diketahui bahwa pada Pemilu 3 kali terakhir tercatat

11 Golput sebagai berikut: Golput Pemilu 1999 mencapai 10,21%. Golput Pemilu 2004 mencapai 23,34%. Dan golput pemilu 2009 mencapai 29,04%. Hal ini disebabkan tidak ada diantara peserta pemilu yang cocok dengan masyarakat maupun kepentingannya. Atau bahkan ada dugaan awal, caleg yang ada dikhawatirkan menjadi koruptor jika terpilih nantinya. Berdasarkan jumlah penduduk kelurahan Pringsewu Selatan yang tercatat sebagai DPT mencapai 9.059 jiwa tidak mudah bagi caleg untuk melakukan kampanye dan memperoleh dukungan masyarakat. Kampanye akan berjalan lancar jika masyarakat memiliki sikap yang positif dalam menanggapi program-program yang dijanjikan atau yang dicanangkan caleg. Mengacu latar belakang di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang Analisis Sikap Masyarakat terhadap Program-Program Calon Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu Dalam Pemilu 2014 (Studi Deskriptif di Kelurahan Pringsewu Selatan). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut: 1. Motivasi masyarakat dalam mengikuti kampanye calon anggota DPRD Kabupaten cenderung untuk mendapat hiburan dan keuntungan. 2. Kecenderungan golput dari masyarakat. 3. Ketidaktahuan masyarakat akan program-program calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu.

12 4. Sikap masyarakat dalam menanggapi program-program calon anggota DPRD Kabupaten. 5. Sikap masyarakat terhadap kerealistisan program dari calon anggota DPRD. 6. Sikap mayarakat terhadap kesesuaian program calon anggota DPRD dengan kebutuhan masyarakat. 7. Sikap masyarakat terhadap keterlaksanaan program calon anggota DPRD. 1.3 Batasan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini dibatasi pada masyarakat yang menjadi penduduk Pringsewu Selatan: 1. Sikap masyarakat terhadap kerealistisan program dari calon anggota DPRD. 2. Sikap mayarakat terhadap kesesuaian program calon anggota DPRD dengan kebutuhan masyarakat. 3. Sikap masyarakat terhadap keterlaksanaan program calon anggota DPRD. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan secara umum masalah penelitian ini yaitu bagaimanakah sikap masyarakat terhadap program-program calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu dalam pemilu 2014 adapun sub masalah sebagai berikut:

13 1. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap kerealistisan program dari calon anggota DPRD? 2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap kesesuaian program calon anggota DPRD dengan kebutuhan masyarakat? 3. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap keterlaksanaan program calon anggota DPRD? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis sikap masyarakat terhadap program-progam calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2014. 1.5.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis sikap masyarakat terhadap program-progam calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2014. Hal-hal yang dianalisis yaitu sebagai berikut: 1. Sikap masyarakat terhadap kerealistisan program dari calon anggota DPRD. 2. Sikap mayarakat terhadap kesesuaian program calon anggota DPRD dengan kebutuhan masyarakat. 3. Sikap masyarakat terhadap keterlaksanaan program calon anggota DPRD.

14 1.6 Kegunaan Penelitian 1.6.1 Kegunaan Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsepkonsep yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang mengkaji tentang politik dan kenegaraan karena berkaitan dengan hak-hak politik masyarakat dalm pemilu. 1.6.2 Kegunaan Secara Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1. Memberikan sumbangan pikiran dan memberikan informasi kepada siapa saja yang memerlukan khususnya masyarakat yang ada di kelurahan Pringsewu Selatan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 2. Sebagai bahan koreksi dan referensi bagi calon anggota DPRD. 3. Sebagai bahan koreksi dan referensi bagi KPU Kabupaten Pringsewu. 4. Sebagai suplemen bahan ajar guru dan siswa dalam mata pelajaran PPKn mengenai pendidikan politik dan kenegaraan.

15 1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan wilayah kajian yang membahas tentang pendidikan politik dan kenegaraan. 1.7.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini sikap masyarakat terhadap programprogam calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2014. 1.7.3 Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat kelurahan Pringsewu Selatan yang memiliki hak memilih pada pemilihan umum calon anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2014. 1.7.4 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pringsewu Selatan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 1.7.5 Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila sampai dengan penelitian ini selesai.