EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA

dokumen-dokumen yang mirip
KATA KUNCI: gempa, sistem ganda, SRPMK, SRBKK, 25%, gaya lateral, kekakuan

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBKK

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KEKAKUAN DAN KEKUATAN SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBE BENTUK DIAGONAL MENURUT SNI 1726:2012 PASAL

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

KATA KUNCI : direct displacement based design, time history analysis, kinerja struktur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 14/PEN/SIPIL/2010

KATA KUNCI: direct displacement-based design, performance based design, sistem rangka pemikul momen, analisis dinamis riwayat waktu nonlinier.

DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN PADA SISTEM RANGKA DENGAN KETIDAKBERATURAN PERGESERAN MELINTANG TERHADAP BIDANG

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

STUDI PENENTUAN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR PADA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BERATURAN YANG DIDESAIN DENGAN METODE DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

balok yang merangkainya atau yang biasa dikenal dengan istilah strong column weak beam. Gambar 1.1. Side Sway Mechanism

PERBANDINGAN KINERJA BANGUNAN YANG DIDESAIN DENGAN FORCE- BASED DESIGN DAN DIRECT DISPLACEMENT-BASED DESIGN MENGGUNAKAN SNI GEMPA 2012

balok yang merangkainya atau yang biasa dikenal dengan istilah strong column weak beam. Gambar 1.1. Side Sway Mechanism

LAPORAN PENELITIAN APLIKATIF-KREATIF

adalah momen pada muka joint, yang berhubungan dengan kuat lentur nominal balok pada hubungan balok. Kolom tersebut.

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 2 PETA GEMPA INDONESIA

PRAKATA. Surabaya, 28 Februari Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EVALUASI KINERJA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT RENDAH DENGAN ANALISIS PUSHOVER ABSTRAK

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia termasuk daerah dengan tingkat resiko gempa yang cukup

PRESENTASI TUGAS AKHIR

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 08/PEN/SIPIL/2010

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

LAPORAN PENELITIAN APLIKATIF-KREATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KINERJA PORTAL BAJA 3 DIMENSI DENGAN PENGAKU LATERAL AKIBAT GEMPA KUAT BERDASARKAN PERFORMANCE BASED DESIGN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat)

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yaitu gempa Aceh disertai tsunami tahun 2004, gempa Nias tahun. gempa di Indonesia menjadi sangatlah penting.

Peraturan Gempa Indonesia SNI

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

ANALISA KINERJA LINK TERHADAP VARIASI TIPE PENGAKU PADA RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS

LAPORAN PENELITIAN APLIKATIF-KREATIF

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Denley Martin Sudewo NRP : Pembimbing : Djoni Simanta., Ir.,MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik yang sering disebut juga Ring of Fire, karena sering

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KINERJA SENDI PLASTIS PADA GEDUNG DAKTAIL PARSIAL DENGAN ANALISIS BEBAN DORONG

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

yaitu plat Philippines, plat Pasifik, plat Australia dan plat Eurasia (Widodo 2001).

PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN SISTEM BREISING KONSENTRIK TIPE-X DAN SISTEM BREISING EKSENTRIK V-TERBALIK

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Kepulauan Indonesia

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM PADA BALOK ANAK

Keywords: structural systems, earthquake, frame, shear wall.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

EFISIENSI DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK TIPE X-2 LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kajian Pemakaian Shear Wall dan Bracing pada Gedung Bertingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 13/PEN/SIPIL/2010

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

EVALUASI KINERJA BANGUNAN YANG DIDESAIN SECARA DDBD TERHADAP GEMPA RENCANA

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL 7.2.5.1 MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA Christianto Tirta Kusuma 1, Tiffany Putri Tjipto 2, Hasan Santoso 3 dan Ima Muljati 4 ABSTRAK : Gempa merupakan bencana alam yang tidak dapat dihindari dan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan. Oleh karena itu, struktur bangunan harus didesain agar mampu menahan gaya gempa yang terjadi. Ada berbagai sistem yang dapat digunakan untuk menahan gaya gempa yang terjadi, baik berupa sistem tunggal maupun sistem ganda. Untuk sistem ganda, harus memenuhi syarat yang diatur dalam SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1 yang mengharuskan SRPM menerima minimal 25% gaya lateral. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah pasal 7.2.5.1 SNI 1726:2012 perlu dipenuhi. Pada penelitian ini akan digunakan sistem ganda berupa SRPMK dan SRBE pada enam bangunan yang direncakanan dengan beban respons spektrum pada kota Surabaya dan Papua menurut SNI 1726:2012. Kinerja struktur akan diperiksa menggunakan nonlinear time history analysis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pasal 7.2.5.1 SNI 1726:2012 yang mensyaratkan pada sistem ganda SRPM harus mampu memikul minimal 25% gaya lateral yang terjadi tidak perlu dipenuhi. KATA KUNCI: sistem ganda, sistem rangka pemikul momen khusus, sistem rangka bresing eksentris. 1. PENDAHULUAN Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Hal ini mengakibatkan Indonesia menjadi wilayah yang rawan terjadi gempa, oleh karena itu diperlukan desain khusus untuk bangunan di Indonesia yang mampu menahan gaya gempa yang terjadi. Dalam Standar Nasional Indonesia 1726:2012 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung, ada 84 macam sistem penahan gempa yang dapat digunakan. Sistem tersebut terdiri dari sistem tunggal dan sistem ganda. Khusus untuk sistem ganda, baik sistem rangka pemikul momen dengan rangka bresing maupun sistem rangka dengan dinding geser, SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1 mensyaratkan rangka pemikul momen harus mampu menahan paling sedikit 25% gaya gempa desain. Akan tetapi, menurut Hartanto dan Wijaya (2011), serta menurut Sari dan Nyotosetiadi (2011), jika rangka pemikul momen diusahakan menerima minimal 25% beban lateral, maka kekakuan bresing harus dikurangi sehingga mengakibatkan drift struktur melampaui syarat yang ditentukan. Pada peneilitian ini, akan dilakukan evaluasi mengenai persyaratan distribusi beban lateral pada SRPM minimal sebesar 25% dengan dilakukan percobaan pada beberapa bangunan. Sistem ganda yang digunakan berupa sistem rangka bresing eksentris (SRBE) dan sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, christiantotirta@gmail.com. 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, gabrielletiffanyputri@yahoo.com. 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, hasan@petra.ac.id. 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, imuljati@petra.ac.id. 1

2. LANDASAN TEORI 2.1 Respon Spektrum Respon spektrum menggunakan sebuah kurva respon dengan periode getar struktur T (sumbu x) dan respon-respon maksimum berdasarkan rasio redaman dan gempa tertentu (sumbu y). Respon spektrum desain ditentukan dengan parameter respon ragam yang disesuaikan dengan klasifikasi situs dimana bangunan tersebut akan dibangun kemudian dibagi dengan kuantitas R/I. (Departemen Pekerjaan Umum, 2012). 2.2 Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE) Berdasarkan pasal 15.13.1 SNI 03-1729-2002, pada SRBE ada suatu bagian dari balok yang disebut link dan direncanakan secara khusus.srbe diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis yang cukup besar pada link saat memikul gaya-gaya akibat beban gempa rencana. Kolom-kolom, batang bresing, dan bagian dari balok di luar link harus direncanakan untuk tetap dalam keadaan elastis akibat gaya-gaya yang dihasilkan oleh link pada saat mengalami pelelehan penuh. 2.3 Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Sesuai pasal 17.7-6 SNI 03-1729-2002 dalam mendesain SRPMK, persyaratan yang harus dipenuhi selain kapasitas profil, yaitu ketentuan strong column weak beam. Persyaratan ini bertujuan agar tidak terjadi kegagalan pada kolom. 2.4 Sistem Ganda Pasal 7.2.5.1. SNI 1726:2012 mensyaratkan pada penggunaan sistem ganda, SRPM harus mampu menahan minimal 25% dari gaya gempa desain. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut: 1. Melakukan preliminary design dan pemodelan struktur menggunakan Etabs v13.1. Digunakan enam model bangunan, dapat dilihat pada Tabel 1. Kode Bangunan 51H12 Tabel 1. Kode Penamaan Bangunan Makna Kode wilayah gempa Surabaya, 6 lantai). wilayah gempa Jayapura, 6 lantai wilayah gempa Surabaya, 12 lantai Bangunan 3 Bentang 2 SRBE, pada Bangunan 5 Bentang 2 SRBE, pada Bangunan 5 Bentang 1 SRBE, pada Alasan Pemilihan Bentang kecil dengan SRBE minimum pada wilayah gempa rendah. Bentang kecil dengan SRBE minimum pada wilayah gempa rendah Bentang kecil dengan SRBE maksimum Pada bangunan ini persyaratan strong column weak beam pada lantai 1 tidak terpenuhi, maka tidak diteliti lebih lanjut. 2. Ditentukan beban beban yang terjadi, termasuk beban respon spektrum gempa. 3. Dilakukan capacity design sesuai dengan syarat SRPMK dan SRBE. 2

4. Pemeriksaan drift bangunan. Apabila tidak terpenuhi dilakukan redesign. 5. Evaluasi kinerja bangunan dengan non linear time history analysis dengan ETABS v13.1. 6. Evaluasi distribusi gaya lateral yang terjadi. 4. HASIL DAN ANALISIS Dari hasil desain, didapatkan dimensi profil yang digunakan, distribusi gaya, drift ratio, dan damage index. 4.1 Dimensi Profil Dimensi profil yang digunakan memenuhi syarat capacity design baik dalam perencanaan SRMPK dan SRBE. Hasil interaksi juga menunjukan bahwa dimensi profil yang digunakan adalah efisien karena interaksi berkisar pada 0,7-1. Ukuran profil yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. s.d. Tabel 4. Tabel 2. Dimensi Profil Balok yang Digunakan Lantai Balok Anak 1-6 WF 350x175x7x11 WF 250x275x7x11 WF 450x200x9x14 WF 350x175x7x11 1-12 WF 300x150x6,5x9 WF 250x175x7x11 WF 400x200x8x13 WF 350x175x7x11 Tabel 3. Dimensi Profil Kolom yang Digunakan Lantai Kolom Interior Sudut Eksterior - X Eksterior - Y 1-3 400x400x20x35 4-6 400x400x18x28 1-3 400x400x20x35 4-6 400x400x18x28 3

Tabel 4. Dimensi Profil, Bresing dan Lantai dan Luar Link Bresing 1-3 WF 400x200x8x13 WF 350x175x7x11 4-6 WF 350x175x7x11 WF 300x150x6,5x9 1-3 WF 450x200x9x14 WF 400x200x8x13 4-6 WF 400x200x8x13 WF 350x175x7x11 1-6 WF 450x200x9x14 7-9 WF400x200x8x13 10-12 WF 350x175x7x11 1-6 WF 500x200x9x14 7-9 WF 450x200x9x14 10-12 WF 350x175x7x11 1-6 WF 450x200x9x14 7-9 WF 350x175x7x11 10-12 WF 300x150x6,5x9 1-6 WF 600x200x12x20 7-9 WF 500x200x11x19 10-12 WF 450x200x9x14 4.2 Distribusi Gaya Hasil Distirbusi Gaya dapat Dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Gaya Lateral yang Diterima SRPMK Arah X (%) Y (%) 19,28 13,12 16,09 9,99 22,5 15,10 19,19 13,58 9,83 6,14 20,33 15,1 4.3 Drift Ratio Hasil drift ratio dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6.Drift Ratio Maksimum Drift Ratio (%) Arah X Arah Y 0.1905 0.2041 0.0962 0.1028 0.1089 0.1171 0.3966 0.4672 0.116 0.1178 0.5089 0.5143 4

4.4 Lokasi Sendi Plastis Lokasi terjadinya sendi plastis dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis Eksterior Interior Arah X Arah Y Arah X Arah Y Bresing - 4.5 Damage Index Batas kinerja damage index digunakan persyaratan FEMA 356 dapat dilihat pada Tabel 8.Tingkat kinerja berdasarkan damage index dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 8. Kriteria Damage Index Batas Kondisi 0-0,1 First Yield 0,1-0,333 Serviceability 0,333-0,5 Damage Control 0,5-1 Safety >1 Unacceptable Tabel 9.Damage Index MaksimumBangunan pada Gempa 2500 tahun. Balok Luar Bresing Link Kolom x y x y x y x y x y FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY FY - 5

5. KESIMPULAN Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sistem ganda rangka pemikul momen khusus (SRPMK) dan rangka baja dengan bresing eksentris (SRBE) memberikan kinerja yang baik dan efisien walaupun SRPMK direncanakan kurang dari 25% gaya gempa desain sesuai pasal 7.2.5.1 menurut SNI 1726:2012. 6. DAFTAR REFERENSI SAC Joint Venture (2000). FEMA-356 Recommended Seismic Design Criteria for New Steel Moment- Frame Buildings. California : Federal Emergency Management Agency. Departemen Pekerjaan Umum. (2012). SNI 1726-2012Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-gedung, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, Indonesia. Nyotosetiadi, I. dan Sari, I.P. (2011). Evaluasi Kinerja Struktur Baja dengan Sistem Ganda SRPMK dan SRBE yang Menggunakan RBS pada Kedua Arah Orthogonal Bangunan di Wilayah 2 Gempa Indonesia (Tugas Akhir Strata 1 no 11011783/SIP/2011). Unpublished undergraduate thesis, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Hartanto, A.. dan Wijaya, R. (2011). Evaluasi Kinerja Struktur Baja dengan Sistem Ganda SRPMK dan SRBE yang Menggunakan RBS pada Kedua Arah Orthogonal Bangunan di Wilayah 6 Gempa Indonesia (Tugas Akhir Strata 1 no 11011781/SIP/2011). Unpublished undergraduate thesis, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Badan Standarisasi Nasional.(2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002. 6