BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BENTUK PENYAJIAN TARI PELEBAT DI SANGGAR LAC SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan dan kesenian tradisionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam. generasi ke generasi berikutnya, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Aceh Tengah, Provinsi D.I. Aceh Kesenian Didong

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa itu sendiri. Dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, salah satu

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah suatu kesenian yang sangat indah dan tidak dapat dilepaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat Musik Tradisional Masyarakat Lampung adalah Gamolan. Gamolan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, kita tidak dapat lepas dari

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Sumatera Utara khususnya dikota medan dapat kita lihat dari pentas seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kepada daerah Melayu

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Kehadiran seni dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Tingkat pengembangan dan kemajuan bukan hanya dilihat dari segi politik dan ekonominya saja, tetapi juga dapat dilihat dari tingkat perkembangan nilai seninya, diantaranya musik menjadi satu bagian penting di dalamnya. Seni musik adalah seni menata bunyi menjadi suatu harmoni yang indah didengar. Secara mendasar dapat dikatakan bahwa musik merupakan bunyi sebagai aktivitas manusia yang memiliki tujuan tertentu. Musik merupakan suatu yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas musik seperti membuat komposisi, membuat aransemen, dan memainkan atau menampilkan karya-karya musik. Musik tidak dapat dilepas dari kehidupan manusia, bahkan musik bisa untuk melengkapi kehidupan manusia baik dari segi sosial, budaya, maupun dari segi religiusnya. 1

2 Seni tradisional adalah seni yang berkembang di daerah sekitar seni itu berasal. Kesenian tradisional suku Alas terdiri dari: Pelebat, Mesekat, Landok Alun, Vokal Suku Alas. Kata Pelebat berasal dari kata Rubat, yaitu suatu perkelahian yang menunjukkan keperkasaan, memakai alat yang terbuat dari benda tajam seperti: pisau Mekhemu atau pedang, mengingat pedang dapat berbahaya terhadap si pelaku permainan, oleh karena itu maka dari sejak zaman penjajahan Belanda sudah dilarang memakai benda tajam dalam permainan. Oleh sebab itu masyarakat suku Alas menyepakati permainan Pelebat dengan menggunakan alat sekeping bambu yang sudah diraut. Pelebat juga digunakan dalam acara pernikahan pada penjemputan mempelai laki-laki dari rumah perempuan yang disebut tempat ni Pengembunan maka kedua belah pihak mempelai saling menjagokan salah seorang dari pemudanya untuk memainkan Pelebat, dimana pemain sebelum bermain terlebih dahulu saling bersalaman, mengukur panjang bambu yang digunakan sebagai alat dalam permainan, memberi hormat kepada kedua mempelai dan penonton. Masekat adalah tarian yang dibawakan oleh anak-anak sampai orang dewasa secara berkelompok dengan posisi berbaris seperti halnya orang shalat saat membaca tahayatul akhir. Dalam permainannya peserta memakai baju adat yang mana jumlahnya minimal 18 orang. Landok Alun adalah menari dengan gerakan lambat, atau dikenal juga dengan julukan tari Alas yang sangat sensitif, dimainkan oleh kalangan pemuda (laki-laki).

3 Kabupaten Aceh Tenggara dengan Ibukota Kutacane merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian Tenggara Provinsi Aceh. Kabupaten ini berada di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, yang berada di bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Kabupaten Aceh Tenggara memiliki kekayaan dan keanekaragaman potensi wisata alam, seperti Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Wisata Lawe Gurah, Lawe Alas, Sungai Alas, pemandangan pegunungan, mata air panas, gua alam, air terjun dan lain-lain. Suku Alas merupakan salah satu suku yang bermukim di Kabupaten Aceh Tenggara. Kata Alas dalam bahasa Alas berarti tikar. Hal ini ada kaitannya dengan keadaan daerah itu yang membentang datar seperti tikar di sela-sela pegunungan Bukit Barisan. Daerah tanah Alas dilalui banyak sungai, salah satu diantaranya adalah Lawe Alas. Suku Alas memiliki budaya seni yang merupakan milik asli suku Alas. Salah satu diantaranya adalah Tari Ngaleng Lawe. Ngaleng Lawe berarti mengambil air, Tari Ngaleng Lawe adalah salah satu kesenian yang terdapat di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara tepatnya masyarakat suku Alas. Tarian ini tercipta pada tahun 1975 oleh Muhammad Arsad Sekedang. Kemudian pada tahun 1985 Tari Ngaleng Lawe dikembangkan oleh Bahrun Saleh Sekedang di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara. Sanggar Putri Metuah sudah sering membawakan Tarian Ngaleng Lawe dalam festival kesenian tradisional Aceh seperti PKA (Pekan Kebudayaan Aceh). Sanggar Putri Metuah juga merupakan Sanggar tertua di Kabupaten Aceh Tenggara. Sanggar ini cukup terkenal, hal ini terlihat dari prestasi yang sudah diraih baik di tingkat kabupaten

4 maupun tingkat provinsi. Selain itu Sanggar ini juga sudah pernah membawakan tarian tradisional hingga ke Jakarta. Tarian Ngaleng Lawe tercipta dari hasil kebiasaan sehari-hari para gadis suku Alas pada zaman dahulu. Setiap pergi ke sungai, para gadis tersebut pergi bersama-sama dengan membawa peralatan seperti Calung dan Cukhan. Calung dan cukhan merupakan sebuah alat yang sama-sama terbuat dari bambu, tetapi mempunyai perbedaan. Calung merupakan bambu yang berukuran pendek dan mempunyai sebuah gagang yang berfungsi untuk memegang calung. Cukhan merupakan bambu yang berukuran panjang dan mempunyai tali yang diikat pada ujung dan pangkal bambu yang berfungsi untuk membawa cukhan di atas bahu. Kedua alat yang terbuat dari bambu ini digunakan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat untuk mengambil air dari sungai sebagai pengganti ember atau tempayan air. Tahun 1990 Tari Ngaleng Lawe tidak pernah ditarikan lagi, hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang begitu cepat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Bukan hanya itu saja budaya luar juga salah satu penyebab perubahan minat terhadap kesenian tradisi yang perlahan-lahan mulai terkikis. Oleh sebab inilah Tari Ngaleng Lawe mulai hilang daya tariknya dan seiring berjalannya waktu tarian ini pun lenyap ditelan zaman. Tahun 1988 Tari Ngaleng Lawe pernah dipertunjukan di PKA (Pekan Kebudayaan Aceh) tepatnya di kota Banda Aceh. PKA merupakan sebuah cara yang menampilkan kebudayaan tradisi Aceh, tarian ini berhasil meraih juara I. Tarian ini menyadarkan masyarakat Kutacane khususnya suku Alas untuk

5 mengangkat dan mempertunjukan kembali Tari Ngaleng Lawe. Tari Ngaleng Lawe memiliki syair-syair yang menceritakan tentang kebersamaan gadis-gadis remaja pergi ke sungai untuk mengambil air sambil bersenda gurau. Secara nyata musik merupakan salah satu cabang seni yang memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai hiburan, mengiringi lagu, tari, sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilai-nilai tradisi dan budaya setempat. Dengan demikian fungsi musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe adalah untuk mengiringi. Musik juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan musik dapat melengkapi kehidupan manusia baik dari segi sosial, budaya, maupun dari segi religiusnya. Daerah Alas mempunyai beberapa jenis alat musik tradisional. Biasanya alat musik tradisional di daerah Alas dimainkan pada upacara pernikahan dan penjemputan tamu atau pejabat di Kabupaten Aceh Tenggara. Adapun alat musik tradisional yang masih ada dan sering digunakan sampai saat ini dalam upacara adat perkawinan masyarakat Alas dan penjemputan tamu atau pejabat bahkan untuk acara hiburan adalah alat musik tradisional Canang (alat musik yang memainkannya dengan cara dipukul). Canang ada dua jenis, yaitu Canang Situ (terbuat dari tembaga), dan Canang Buluh (terbuat dari buluh khegen atau bambu). Selain Canang ada juga alat musik tradisional masyarakat Alas yaitu Bangsi (alat musik yang memainkannya dengan cara ditiup dan berfungsi sebagai pembawa melodi). Selain itu ada juga alat musik tradisional masyarakat Alas yaitu Keketuk Layar (alat musik yang terbuat dari bambu atau kayu, dan memainkannya dengan cara dipukul). beberapa alat musik tradisional

6 ini masih ada, namun tidak semua masyarakat Alas dapat memainkannya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat suku Alas memainkan alat musik tradisional. Beberapa alat musik tradisional inilah yang digunakan untuk mengiringi Tari Ngaleng Lawe pada tahun 1988 dipertunjukan di PKA (Pekan Kebudayaan Aceh) tepatnya di kota Banda Aceh, salah satu diantaranya adalah Bangsi. Selain alat musik tradisionl Alas, alat musik lainnya juga digunakan pada waktu itu untuk mengiringi Tari Ngaleng Lawe yakni alat musik Akordion, Rapa i Debus, organ dan Biola. Akibat perkembangan zaman yang berkembang semakin moderen dan kemajuan teknologi serta sulitnya mencari pemain musik, penggunaan instrumen pada Tarian Ngaleng Lawe sekarang ini sudah bergeser pada instrument Keyboard, gendang, bangsi, dan rafa i debus. Selain pengaruh dari perkembangan zaman, Tari Ngaleng Lawe juga dipengaruhi tarian-tarian yang lebih banyak digemari orang saat ini. Hal inilah yang menyebabkan Tarian Ngaleng Lawe semakin sedikit peminatnya. Belakangan ini masyarakat Alas khususnya pemuda-pemudi maupun anak-anak di Aceh Tenggara kurang berminat pada seni tradisi serta memainkannya, khususnya musik tradisi Alas. Hanya sedikit orang tua yang mengetahui fungsi dan makna, nama dan bentuk alat musik, serta bentuk penyajian musik tradisi Alas. Bahkan kurangnya sosialisasi dari pemerintahan Kabupaten Aceh Tenggara mengenai musik tardisi Alas pada masyarakat di Kabupaten Aceh Tenggara.

7 Menurut hasil pengamatan peneliti, penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul Kajian Fungsi serta Eksistensi Musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara. B.Identifikasi Masalah Buchari (2004 : 4) mengatakan Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti. Hasil identifikasi dapat diangkat sejumlah masalah yang saling keterkaitan satu dengan lainnya. Apabila dalam latar belakang penelitian penjelasannya sudah dikemukakan dengan lengkap dan jelas, maka akan memudahkan dalam proses identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Untuk memudahkan dalam proses selanjutnya dan memudahkan pembaca memahami hasil penelitian, permasalahan yang muncul dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tanpa tanda tanya. Berdasarkan latar belakang, diperoleh identifikasi masalah dalam penelitian dengan rincian sebagai berikut. 1. Apakah fungsi musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara

8 2. Instrumen musik apa yang digunakan untuk mengiringi Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara 3. Bagaimana eksistensi musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara 4. Bagaimana perkembangan musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara 5. Bagaiman cara memainkan alat musik tradisional Alas pada masyarakat Alas 6. Apakah musik tradisi Alas digemari pemuda-pemudi di kabupaten Aceh Tenggara C.Pembatasan Masalah Juliansyah (2010 : 245) mengatakan batasan masalah yaitu membatasi atau mempersempit ruang lingkup masalah yang telah teridentifikasi. Batasan masalah ini berguna bagi kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. Pemilihan batas masalah yang hendak diteliti haruslah didasarkan kepada alasan yang tepat, baik alasan teoretis maupun alasan praktis. Luasnya permasalahan yang diambil, perlu dilakukan pembatasan masalah untuk mempermudah masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

9 1. Apakah fungsi musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara 2. Bagaimana eksistensi musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara 3. Bagaimana perkembangan musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara 4. Instrumen musik apa yang digunakan untuk mengiringi Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara D.Rumusan Masalah Juliansyah (2010:247) perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan perinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka penulis membuat rumusan masalah yang menjadi kajian penelitian ini adalah Bagaimanakah fungsi musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara.

10 E. Tujuan Penelitian Buchari (2004:6) mengatakan Tujuan penelitian merupakan keinginankeinginan peneliti atas hasil penelitian dengan mengetengahkan indikatorindikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini penulis merumuskan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui fungsi musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara 2. Mengetahui eksisitensi musik pada Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara 3. Mengetahui perkembangan musik pada Tarian Tradisionl Ngaleng Lawe di Sanggara Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara. 4. Mengetahui instrumen musik yang digunakan untuk mengiringi Tarian Tradisional Ngaleng Lawe di Sanggar Putri Metuah Desa Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara. F. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat untuk berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut adalah: 1. Peneliti Dapat menambah wawasan bagi peneliti. 2. Guru kesenian

11 Memperkenalkan kesenian tradisional kepada peserta didik dalam pembelajaran seni budaya. 3. Lembaga pendidikan Khususnya bagi jurusan pendidikan seni musik, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai alat musik tradisional serta tarian tradisional di Aceh Tenggara. 4. Masyarakat Untuk memberikan motivasi kepada masyarakat khususnya generasi muda sebagai satu-satunya pewaris budaya bangsa untuk terus melestarikan kesenian daerah. 5. Pemerintah Memberikan kontribusi berupa data-data yang diperlukan dalam mengembangkan tradisi maupun kebudayaan khususnya di Aceh Tenggara, sehingga pemerintah dapat menyediakan buku-buku pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karena dewasa ini jarang sekali adanya buku mengenai pembelajaan tradisi maupun kebudayaan bagi mahasiswa maupun anak sekolah sederajat.