BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karena penelitian ini dilakukan dengan membuat manipulasi yang diatur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

III MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Materi

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

BAB IV METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODA. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN A.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari Lokasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian terapan dengan metode eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol sebagai pembanding (Nazir, 2003 : 63). B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ayam broiler dikelompokkan ke dalam kelompok kontrol dan perlakuan secara acak dengan pengulangan yang diperoleh dari rumus berikut (Gomez dan Gomez, 1995 : 242) : T (r 1) 20 4 (r 1) 20 r 6 Keterangan : T : jumlah perlakuan = 4 r : jumlah pengulangan Ayam-ayam dikelompokkan sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Jumlah pengulangan untuk setiap perlakuan pada penelitian yang dilakukan sebanyak 25

26 enam kali pengulangan. Rancangan penempatan perlakuan secara acak yang akan dilakukan pada penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1, berikut ini : Tabel 3.1 Randomisasi Perlakuan Ayam Broiler 1A 2A 3A 4D 5C 6A 7D 8B 9D 10C 11B 12C 13C 14B 15D 16B 17A 18C 19B 20D 21D 22A 23B 24C Keterangan : Perlakuan A : Pakan buatan dengan penambahan tepung kulit pisang 0 % Perlakuan B : Pakan buatan dengan penambahan tepung kulit pisang 30% Perlakuan C : Pakan buatan dengan penambahan tepung kulit pisang 50% Perlakuan D : Pakan buatan dengan penambahan tepung kulit pisang 70% Kelompok perlakuan adalah kelompok ayam broiler yang diberi pakan buatan dengan penambahan tepung kulit pisang raja bulu sebesar 30% (B), 50% (C), dan 70% (D). Kelompok kontrol (A) yaitu kelompok ayam broiler yang diberi pakan buatan tanpa penambahan tepung kulit pisang raja bulu. Ayam broiler yang telah ditandai secara acak kemudian ditempatkan pada kandang individu (Tabel 3.2).

27 Tabel 3.2 Penempatan kandang perlakuan Kandang No. Ayam A 1 2 3 6 17 22 B 8 11 14 16 19 23 C 5 10 12 13 18 24 D 4 7 9 15 20 21 Setiap perlakuan dilakukan enam kali pengulangan. Masing-masing individu ayam diberi pakan sebanyak 100 gram/ekor/hari dengan frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali per hari yaitu pagi dan sore. Pemberian air minum dilakukan secara ad libitum. Pakan buatan diberikan setelah ayam berumur tiga minggu. Penimbangan berat badan dilakukan satu kali dalam seminggu. Parameter yang diamati antara lain kadar kolesterol darah dan kadar kolesterol daging ayam broiler. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama yaitu tahap persiapan mencakup pembuatan kandang, pemeliharaan ayam broiler, pembuatan tepung kulit pisang, pembuatan komposisi pakan buatan, pemeliharaan Day Old Chick (DOC) ayam broiler, dan aklimatisasi. Tahap selanjutnya adalah tahap perlakuan (eksperimen) ayam broiler diberi pakan buatan selama empat minggu. Tahap terakhir dilakukan analisis kadar kolesterol dalam darah dan kolesterol daging ayam broiler. Pengukuran kadar kolesterol dalam darah dan daging

28 menggunakan metode CHOD-PAP Enzimatyc Colorimeter Test for Cholesterol with Lipid Clearing Factor (LCF). Data yang diperoleh, diolah dengan menggunakan statistik dengan program SAS (Statistical Analysis System). Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji distribusi data dengan uji normalitas kemudian dilanjutkan uji homogenitas. Bila data homogen maka dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95%. Bila data yang diperoleh terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (Gomez dan Gomez, 1995). C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah ayam broiler betina yang berumur tiga minggu dan pisang raja bulu. Sampel yang digunakan antara lain darah ayam broiler, daging ayam broiler yang diambil dari bagian femur dan kulit pisang raja bulu. D. Lokasi Penelitian Pembuatan tepung kulit pisang dilakukan di tempat tinggal anggota kelompok penelitian. Pemeliharaan ayam broiler, pemberian perlakuan, dan penimbangan berat badan ayam dilakukan di rumah pemeliharaan hewan, Subang. Analisis kadar kolesterol darah dan daging ayam broiler dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Analisis komposisi tepung kulit pisang raja bulu dilakukan di Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga

29 Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Analisis komposisi pakan buatan dilakukan di Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. E. Prosedur Kerja 1. Tahap Persiapan a) Pembuatan kandang pemeliharaan ayam broiler Ayam broiler dipelihara dengan sistem intensif dalam kandang. Tempat pemeliharaan ayam yang digunakan adalah kandang panggung besar terbuat dari bambu berukuran 7 m 5 m beratap genting. Kandang tersebut terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran ternak sebelumnya, kemudian disemprot dengan desinfektan. Setelah itu, kandang diberi sekat sehingga terbagi menjadi empat kandang kecil yang berukuran 1 m 2. Setiap kandang kecil tersebut diberi sekam padi setebal 5 10 cm. Sekam padi digunakan sebagai alas penutup untuk menyerap kotoran agar lantai tidak lembab dan basah serta proses dekomposisi kotoran ayam berlangsung sempurna. Kandang ini termasuk ke dalam tipe kandang sistem litter atau deep litter system (Suprijatna et al. 2005 : 142). Persiapan selanjutnya adalah pemasangan tempat makan dan air minum dengan kapasitas air satu liter. b) Pembuatan tepung kulit pisang Kulit pisang yang digunakan adalah kulit pisang raja bulu yang telah matang. Limbah ini diperoleh dari industri makanan Kartika Sari, Bandung. Langkah pembuatan tepung kulit pisang, sebelumnya kulit pisang dibersihkan terlebih dahulu kemudian dipotong dadu berukuran kecil untuk mempercepat proses pengeringan. Setelah itu potongan kulit pisang direndam dalam natrium

30 metabisulfit dengan perbandingan satu kilogram kulit pisang direndam dalam satu liter air yang ditambahkan 15 gram natrium metabisulfit selama 10 menit dengan tujuan menghilangkan getah dan membunuh mikroorganisme. Potongan kulit pisang ditiriskan, selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari selama tiga hari. Kulit pisang yang telah kering diblender sampai halus dan dihasilkan tepung kulit pisang (Hernawati dan Aryani, 2008). Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air dengan menggunakan energi panas. Dengan mengurangi kadar airnya, bahan makanan akan mengandung senyawasenyawa seperti protein, karbohidrat, lemak dan mineral dalam konsentrasi yang lebih tinggi, tetapi vitamin dan zat warna akan berkurang atau rusak (tahap pembuatan tepung kulit pisang pada Lampiran 3.4). Berdasarkan hasil analisis proksimat yang dilakukan di Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, IPB, dapat diketahui bahwa sampel tepung kulit pisang raja bulu mengandung energi metabolisme sebesar 4.288 kg/kcal dan serat kasar sebesar 12,08 g/100 g. Kandungan protein, air, kadar abu, kalsium, lemak dan fosfor dalam kulit pisang tersebut masing-masing sebesar 4,08 g/100 g; 10,72 g/100 g ; 9,91 g/100 g; 0,53 g/100 g; 12,84 g/100 g, dan 0,25 g/100 g (Lampiran 3.1). c) Pembuatan komposisi pakan ayam broiler Komposisi utama pakan buatan pada penelitian ini mengandung dedak padi, jagung kuning, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung tulang,

31 minyak kelapa, Top Mix, dan CaCO 3. (Komposisi pakan buatan yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 3.2). Pakan buatan untuk kelompok perlakuan dicampur dengan tepung kulit pisang sebanyak 30% (B), 50% (C), dan 70% (D). Semua bahan pakan buatan tersebut diaduk merata agar tidak terjadi penggumpalan (Lampiran 3.5). Perhitungan komposisi pakan buatan dibuat berdasarkan kandungan protein dan energi dalam pakan sebesar 20% dan 2900 kkal/kg (berdasarkan standar Scott et al. 1982). Hal ini senada dengan standar protein pakan yang mengacu pada Ensminger (Suprijatna et al. 2005 : 191) yaitu sebesar 20%. d) Pemeliharaan Day Old Chick (DOC) ayam broiler Ayam broiler yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari penyedia bibit ayam Missouri, Bandung. Sebanyak 24 individu DOC ayam broiler betina diberi pakan starter pabrik sampai ayam berumur dua minggu. Suhu kandang selama proses pemeliharaan DOC ayam yang ideal diatur antara 23-26 C (Fadilah, 2004). DOC diberi air minum dengan campuran air gula dengan tujuan mengembalikan kondisi ayam yang stress dan energi yang hilang selama perjalanan. Ayam broiler kemudian dibiarkan minum selama dua jam, dan saat air gula tersebut sudah habis maka diganti dengan air biasa. Pemberian pakan pabrik dan air minum diberikan secara ad libitum selama pemeliharaan DOC. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Selama proses pemeliharaan, pada hari ke-4 semua DOC ayam broiler diberi vitamin (vitachicks) dan vaksin. Pemberian vitamin dilakukan apabila terjadi perubahan cuaca untuk menghindari terjadinya stress pada ayam. Pemberian

32 vaksin dicampur langsung dengan air minum dan diberikan pada pagi hari (Yunus et al. 2007). e) Aklimatisasi Ayam broiler yang telah berumur dua minggu sebanyak 24 individu diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan. Hewan percobaan diaklimatisasi selama satu minggu untuk menyeragamkan cara hidup dan makan. Hewan ini dipelihara dalam kandang pemeliharaan beralas sekam yang dilengkapi dengan tempat makan dan minum. Selama aklimatisasi ayam broiler diberi pakan buatan sebanyak 100 gr/hari/ekor. Pemberian pakan dilakukan setiap dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dan air minum diberikan secara ad libitum. Ransum yang diberikan selama aklimatisasi adalah : R1: ransum mengandung 30% pakan buatan dan 70% pakan pabrik. R2: ransum mengandung 50% pakan buatan dan 50% pakan pabrik. R3: ransum mengandung 70% pakan buatan dan 30% pakan pabrik. R4: ransum mengandung 100% pakan buatan. Vaksinasi berikutnya dilakukan ketika ayam berumur 21 hari. Pada saat vaksinasi, diberikan feed supplement untuk mengurangi rasa stress dan merangsang pertumbuhan. Aklimatisasi biasanya dilakukan untuk menghadapi faktor-faktor yang terjadi di lingkungan lebih terkontrol. Pada akhir tahap ini dilakukan penimbangan bobot badan untuk mengetahui bobot badan awal ayam broiler. Proses aklimatisasi dilakukan pada minggu ketiga.

33 2. Tahap Perlakuan Ayam broiler yang telah berumur tiga minggu diberi perlakuan selama empat minggu. Tiga kelompok ayam broiler diberi pakan buatan dengan penambahan tepung kulit pisang masing-masing sebesar 30% (B); 50% (C); dan 70% (D). Satu kelompok lainnya merupakan kelompok kontrol (A) yang diberi pakan buatan tanpa tepung kulit pisang. Konsumsi pakan mengacu pada Ensminger (Suprijatna et al. 2005 : 191) yaitu sebanyak 100 g/ekor/hari dengan kandungan protein pakan sebesar 20%. Pemberian pakan buatan dilakukan dua kali per hari yaitu pagi dan sore. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum. Penimbangan berat badan dilakukan setiap satu kali dalam seminggu. Setelah empat minggu perlakuan, ayam broiler dipotong untuk kemudian diambil sampel darah dari vena jugularis dan daging dari bagian femur untuk dianalisis kadar kolesterolnya. 3. Tahap Analisis Parameter a) Kadar kolesterol dalam darah Sampel darah ayam broiler dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah steril, lalu disentrifuge pada kecepatan 2500 rpm selama 10 menit. Supernatan yang berupa serum diambil menggunakan mikropipet lalu dimasukkan ke dalam mikrotube, selanjutnya siap untuk dianalisis kandungan kolesterolnya dengan menggunakan metode Enzymatic Cholesterol High Performance (CHOD-PAP KIT) (Boehringer dalam Sutarpa, 2005).

34 b) Kadar kolesterol dalam daging Sampel daging yang diambil dari bagian femur sebanyak lima gram dihaluskan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah steril. Ekstraksi dilakukan dengan cara menambahkan 10 ml larutan dietil eter ke dalam tabung reaksi dan dibiarkan selama 48 jam. Selanjutnya daging yang ada di dalam tabung reaksi dibuang, endapan sisa lemak dilarutkan dalam buffer PBS sebanyak 0,5 ml. Campuran tersebut dihomogenisasi dan disentrifuge pada kecepatan 2500 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil menggunakan pipet dan dimasukkan ke dalam mikrotube, selanjutnya dianalisis kandungan kolesterolnya dengan menggunakan metode Enzymatic Cholesterol High Performance (CHOD-PAP KIT) (Boehringer, 1993 dalam Sutarpa 2005). Metode pengukuran kadar kolesterol CHOD-PAP KIT pada Lampiran 3.3. Analisis kolesterol dimulai dengan memasukkan sebanyak 200 µl sampel daging ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan sebanyak 1 ml reagen kolesterol dan diaduk dengan vortex agar homogen. Campuran ini diinkubasikan selama 10 menit dalam suhu kamar (20 o C - 25 o C), kemudian dituangkan ke dalam cuvet. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm dan hasilnya dapat dilihat dalam bentuk absorban. Sampel dan standar diukur absorbansinya terhadap blanko murni yang nantinya didapatkan A. C = konsentrasi standar x ( A)[mg/dl] standar

35 F. Analisis Data Data kadar kolesterol darah dan daging ayam broiler yang diperoleh, diolah dengan menggunakan statistik program SAS. Analisis awal dilakukan uji normalitas (Kolmogorov Smirnov) dan uji homogenitas (Leven s) untuk menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen atau tidak. Pengujian dilanjutkan dengan analisis variansi One-way ANOVA untuk mengetahui perbedaan rata-rata kadar kolesterol darah dan daging ayam broiler dari tiap perlakuan. Data yang memiliki perbedaan rata-rata dari tiap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (Gomez dan Gomez, 1995).

36 G. Alur Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian yang dilakukan yaitu : Tahap Persiapan alat dan bahan Pembuatan tepung kulit pisang raja bulu dan peracikan pakan buatan Pemeliharaan DOC ayam broiler Aklimatisasi Pembuatan kandang pemeliharaan ayam Perlakuan pemberian pakan tepung kulit pisang dalam ransum Pemotongan ayam, pengambilan sampel darah dan sampel daging Analisis kadar kolesterol dalam darah dan kolesterol daging Pengolahan Data Penyusunan Skripsi Gambar 3.1 Alur Penelitian