ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

PENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

A ABSTRAK. Yahdi Thia Rhahmadini1; Yugo Susanto2 ; Maria Llfah 3

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAANCEFADROXYL SIRUP PADA BALITA PENDERITA ISPA DI APOTEK KIMIA FARMA MISTAR BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak,

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TEOSAL DI KELURAHAN ALALAK SELATAN BANJARMASIN.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3

ABSTRAK HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN TERHADAP GEJALA MAAG PADA MAHASISWA AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DETEKSI DINI TB PARU

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT GASTRITIS PADA SISWA DI SMAN 1 SOOKO MOJOKERTO ROSI HERDIANTO SUBJECT: Perilaku, Gastritis, Siswa

Kata Kunci : Hubungan, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, Obat CTM.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

INTISARI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CARA PENGGUNAAN DAN PENYIMPANAN OBAT TETES MATA DI APOTEK PERINTIS KURIPAN BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK PANASEA BANJARMASIN

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ASMA BRONKHIAL. Di Ruang Poli Paru RSUD Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

BAB I PENDAHULUAN. paling mengangguan kesehatan dan sering dijumpai di klinik karena diagnosanya

ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK KIMIA FARMA NO.61 VETERAN

GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN PADA PEMAKAIAN AMOXICILLIN TABLET 500 MG DI APOTEK NAZHAN FARMA BANJARMASIN

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN.

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI AKUT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN.

Kata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENGGUNAAN OBAT PIROXICAM DI APOTEK NAZHAN FARMA BANJARMASIN

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU-IBU TERHADAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DI KELURAHAN TEGAL GUNDIL KOTA BOGOR

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS GULAI BANCAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

INTISARI PROFIL SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK BEBAS PADA ANAK DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT MAAG PADA KONSUMEN YANG DATANG DI APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELLITUS PADA PEMAKAIAN INSULIN DI APOTEK MEDIKA FARMA BARABAI.

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

INTISARI. Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani Yamuningsih 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dispepsia kronis merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GASTRITIS RAWAT INAP DI RSUD SUKOHARJO

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG MANFAAT BUAH MENGKUDU UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

BAB I PENDAHULUAN. 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehatnya, khususnya pada pola makannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

Abstrak. Dicky Sanjaya, 2009.Pembimbing I: Evi Yuniawati, dr., MKM Pembimbing II: Dani, dr., MKes

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

KARYA TULIS ILMIAH. PENGETAHUAN PASIEN TYPHOID ABDOMINALIS TENTANG DIET TYPHOID ABDOMINALIS di Rumah sakit Kabupaten Ponorogo

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan, Informasi Obat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada pengobatan malaria P.vivax tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Scholoo

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

INTISARI GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI PUSKESMAS BUNTOK

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN

Transkripsi:

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN Deisy Octaviani 1 ;Ratih Pratiwi Sari 2 ;Soraya 3 Gastritis merupakan penyakit lambung yang paling banyak di temukan di masyarakat. Pengobatan gastritis biasanya menggunakan terapi tunggal, namun ada beberapa yang menggunakan terapi kombinasi 2 jenis obat. Kombinasi obat dapat menyebabkan interaksi, beberapa interaksi obat yang terjadi memang sengaja digunakan untuk terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien gastritis terhadap penggunaan terapi kombinasi Ranitidin dan Antasida di Puskesmas S. Parman Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasinya adalah seluruh pasien yang terdiagnosa gastritis yang berusia antara 20 50 tahun yang menggunakan terapi kombinasi ranitidin dan antasida di Puskesmas S. Parman Banjarmasin yang sehat mental dan bersedia mejadi responden. Sampel diambil menggunakan metode accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas S.Parman dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden yang diteliti tingkat pengetahuannya terhadap penggunaan terapi kombinasi ranitidin dan antasida yaitu sebanyak 7 responden (17,50%) berpengetahuan baik, sebanyak 15 responden (37,50%) berpengetahuan cukup, dan 18 responden (45,00%) berpengetahuan kurang. Kata Kunci : Pengetahuan, Gastritis, Kombinasi Ranitidin dan Antasida

ABSTRACT GASTRITIS PATIENT THE LEVEL KNOWLEDGE ON THE USED OF THE COMBINATION RANITIDIN AND ANTACID THERAPY IN THE HEALTH CENTERS S. PARMAN BANJARMASIN Deisy Octaviani 1 ;Ratih Pratiwi Sari 2 ;Soraya 3 Gastritis is a stomach disease that is found in most communities. Gastritis treatment usually used a single therapy, but there are some who used the two drug combination therapy. Combination of drugs can cause interactions, some drug interactions that occur are deliberately used for therapy. This study aims to determine the level of knowledge gastritis patients against the use of combination therapy ranitidine and antacids in the health centers S. Parman Banjarmasin. This research is a descriptive study. Population was all patients diagnosed with gastritis, aged 20-50 years using a combination of ranitidine and antacid therapy in in the health centers S. Parman Banjarmasin, mentally healthy and becoming willing respondents. Samples were taken using accidental sampling method. Collecting data using the questionnaire. Based on the results of research conducted in health centers S.Parman Banjarmasin can be concluded that of the 40 respondents surveyed the level of knowledge on the use of a combination of ranitidine and antacid therapy is as much as 7 respondents (17.50%) knowledgeable either, as many as 15 respondents (37.50%) knowledgeable enough, and 18 respondents (45.00%) less knowledgeable. Keywords: Knowledge, Gastritis, Combination Ranitidine and Antacid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia tersusun atas sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang bekerja saling berpadu dan berkaitan. Jika salah satu organ mengalami kerusakan, maka akan berpengaruh pada keseluruhan kerja sistem yang ada. Orang akan berusaha menghindari dan berusaha menyembuhkan penyakit yang diderita. Namun yang sering terjadi di masyarakat umum, pengetahuan yang kurang menyebabkan penanganan yang salah (Akmal dkk., 2010). Penyakit saluran lambung usus dapat timbul dari berbagai gangguan yang ada kaitannya dengan proses pencernaan, resorpsi bahan gizi, perjalanan isi usus yang terlampau cepat (diare) atau terlampau lambat (konstipasi), serta infeksi usus oleh mikroorganisme. Penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi adalah radang kerongkongan (reflux aesophagitis), radang mukosa lambung (gastritis), tukak lambung usus (ulkus peptikum), dan kanker lambung usus (Tjay dan Kirana, 2007). Gastritis atau radang lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung yang disebabkan oleh terjadinya luka atau peradangan pada lambung. Luka ini menyebabkan sakit, mulas, perih pada perut. Faktor penyebabnya adalah perusak mukosa lambung lebih besar daripada yang melidungi pertahanan mukosa lambung (Akmal dkk., 2010). Penderita radang lambung akut, sering mengeluhkan adanya suatu gejala dengan perasaan lambung yang tidak enak, kram pada perut, indegesti (gangguan

pencernaan makanan, nafsu makan berkurang, mual dan muntah), gejala gejala ini sering disebut dengan dispepsia. Gejala ini akan berlangsung dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Sedangkan pada penderita radang lambung kronis memiliki gejala yang sama namun lebih ringan dibandingkan pada penderita radang lambung akut (Akmal dkk., 2010). Prevalensi gastritis di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara 6-15% terutama pada usia 20-50 tahun dan empat kali lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Gastritis merupakan lesi yang bisa hilang kemudian timbul kembali dan paling sering didiagnosis pada orang dewasa usia pertengahan sampai usia lanjut, tetapi lesi ini mungkin sudah muncul sejak usia muda, karena lesi yang timbul disebabkan oleh banyak faktor maka pengobatannya membutuhkan beberapa jenis obat dengan strategi terapi tertentu antara lain, obat untuk hipersekresi asam lambung, obat pelindung mukosa, obat pencegah senyawa pencetus dan faktor penyebab, obat pencegah kekambuhan dan komplikasi (Anonim, 2009). Prinsip dasar pengobatan gastritis adalah dengan menekan faktor-faktor senyawa pencetus dan penyebab gejala gastritis (terutama asam klorida dan pepsin), memperkuat faktor-faktor pelidung mukosa lambung-duodenum dan pemberian antibiotika bila penyebabnya adalah Helicobacter pylori. Obat-obat gastritis adalah obat-obat yang bertujuan menghilangkan rasa nyeri atau keluhan, menyembuhkan gastritis, mencegah kekambuhan dan mencegah komplikasi. Obat-obat gastritis yang digunakan adalah golongan antasida, zat penghambat sekresi asam, dan zat pelindung mukosa. Penggunaan obat-obat ini sangat sering digunakan dengan kombinasi karena mengingat banyaknya faktor penyebab gastritis tersebut (Dahlan dkk., 2009).

Kombinasi obat digunakan karena hasil yang diperoleh dari terapi tunggal kurang memuaskan untuk tujuan pengobatan yang diinginkan. Perkembangan terapi kombinasi ini sangat didukung oleh kepatuhan pasien, karena selain efektifitas yang tinggi kemungkinan efek samping menjadi lebih kecil. Selama ini masyarakat menggunakan kombinasi ini dengan cara diminum sekaligus tanpa selang waktu dengan alasan tidak tahu atau sangat merepotkan dan umumnya digunakan berdasarkan pengalaman sendiri tanpa memperhitungkan efek samping dan akibat yang ditimbulkan. Jika kombinasi ini digunakan bersamaan akan terjadi penguraian, mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali efektifitas obat dan bisa menimbulkan toksisitas serta adanya efek samping obat (Dahlan dkk., 2009). Penggunaan terapi kombinasi ranitidin dan antasida termasuk dalam 10 besar pemakaian obat terbanyak pada tahun 2012 di Puskesmas S. Parman Banjarmasin. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan pasien gastritis terhadap penggunaan terapi kombinasi ranitidin dan antasida meliputi indikasi, waktu penggunaan, aturan pakai, efek samping dan interaksi obat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian Tingkat Pengetahuan Pasien Gastritis terhadap Penggunaan Terapi Kombinasi Ranitidin dan Antasida di Puskesmas S.Parman Banjarmasin.