BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. serius bila tidak ditangani dengan baik. Menurut the North American

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi berasal dari bahasa Latin constipare yang berarti ramai bersama. 18

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

1

BAB 1 PENDAHULUAN. 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Tahun 2006

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASKA OPERASI SECTIO CAESARIA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

Diterbitkan melalui:

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATKAN BERAT BADAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA BULAN DI PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Rongga Mulut. rongga-mulut

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP PENURUNAN NILAI NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA SKRIPSI. Disusun Oleh : PURWANDARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi adalah perubahan dalam frekuensi dan konsistensi

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO) merekomendasikan untuk pemberian ASI eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

TUGAS BIOLOGI DASAR DIARE. Oleh : Nama : Yunika Dewi Wulaningtyas NIM : Prodi : Pendidikan Matematika (R) Angkatan : 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada penurunan kondisi fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 40%

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

MASALAH MAKAN PADA ANAK

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

1

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

PENGKAJIAN PNC. kelami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, faktor sosial anak, dan pendidikan ibu (Hidayat, 2008). Setiap orang tua menginginkan bayinya lahir secara normal dan sehat serta diharapkan menjadi manusia yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat. Tugas seorang ibu adalah hamil, melahirkan kemudian menyusui bayinya. Bayi baru lahir perlu mendapat perawatan yang optimal sejak dini, termasuk pemberian makanan yang ideal untuk bayi baru lahir selain ASI. World Health Organization (WHO) dan United Nations Children s Fund (UNICEF) menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif yaitu sampai bayi berusia 6 bulan dan pemberian makanan pendamping ASI mulai dari 6 bulan sampai 2 tahun. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini sebelum 1

usia enam bulan. Bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI. Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi. Bahwa pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini pada anak dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi seperti diare, konstipasi, muntah, dan alergi. Disamping itu akan memicu terjadinya obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung koroner. Konstipasi (ICD-10: K59.0) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau jarang buang air besar. Konstipasi akut dimulai secara tiba-tiba dan tampak dengan jelas. Konstipasi menahun (kronik) kapan mulainya tidak jelas dan menetap selama beberapa bulan atau tahun. Konstipasi adalah kondisi di mana feses memiliki konsistensi keras dan sulit dikeluarkan. Konstipasi atau sulit buang air besar sering menjadi keluhan pada bayi, terutama pada bayi yang sudah diberi makanan pendamping ASI. Sedangkan pada bayi yang di berikan ASI ekslusif jarang sekali yang menderita konstipasi tersebut ( Suririnah. 2008 ) Masalah ini umum ditemui pada anak-anak. Buang air besar mungkin disertai rasa sakit dan menjadi lebih jarang dari biasa. Pada anak normal, konsistensi feses dan frekuensi B.A.B dapat berbeda-beda. Konstipasi berarti bahwa perjalanan feses melalui kolon dan rektum mengalami penghambatan dan biasanya disertai kesulitan defekasi Disebut 2

konstipasi bila feses yang keluar jumlahnya hanya sedikit, keras, kering dan gerakan usus hanya terjadi kurang dari 3 x dalam 1 minggu. Dengan demikian frekuensi B.A.B yang lebih jarang atau konsistensi feses yang sedikit lebih padat dari biasa tidak selalu harus ditangani sebagai konstipasi. Definisi kontipasi bersifat relatif, tergantung pada konsistensi feses, frekuensi buang air besar dan kesulitan keluarnya feses. Pada Bayi usia 6-12 bulan normal frekuensi B.A.B sebanyak 5-28 kali perminggu dan 8 kali perhari (Mayer. 2008). Menurut International Classification of Functioning, Disability and Health. Pada kasus konstipasi ini adanya gangguan system pencernaan fungsi pengangkutan makanan melalui lambung dan usus yang dirangsang oleh gaya peristaltik (ICF code : b5150) yang menimbulkan masalah buang air besar fungsional yang ditandai dengan perut kembung seperti gangguan konstipasi (ICF code : b525), adanya gangguan pemecahan makanan fungsi mekanis pemecahan partikel makanan yang lebih kecil sehingga makanan tidak dapat dicerna dengan baik akibat metabolisme, (ICF code : b5151) dan gangguan tersebut dapat menimbulkan konsistensi feses yang sedikit lebih padat dari biasa (ICF code : b5252) yang mengakibatkan proses defekasi yang terganggu (ICF code : b5258) Dengan adanya gangguan konstipasi pada bayi maka perlunya adanya tindakan untuk peningkatan frekuensi B.A.B pada bayi menjadi frekuensi normal. Dimana banyak tenaga kesehatan yang berperan untuk melakukan tindakan terhadap masalah ini salah satunya fisioterapi. Adapun peranan fisioterapi menurut KEPMENKES 3

No.1363/MENKES/SK/XII/2001. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang di tujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembalikan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapeutis dan mekanis ), pelatihan fungsi dan komunikasi. Penatalaksanaan Fisioterapi yang diterapkan dalam masalah klinis ini adalah dengan pemberian abdominal massage yang dapat meningkatkan system pencernaan, mengurangi kolik dan sembelit (konstipasi). Dan infrared radiation yang mempunyai efek sedative dan merileksasikan otot-otot abdominal.. Alat ukur yang digunnakan dalam masalah ini yaitu dengan Indeks Bowel Movement. Abdominal Massage merupakan suatu metode berupa pijatan yang di fokuskan pada daerah abdominal yang telah direkomendasikan untuk penggunaan pada pasien konstipasi. (Marybetts, 2009). Abdominal massage berguna untuk menurunkan hyperaktifitas saraf vagus yang berfungsi meningkatkan gaya peristaltik yaitu gerakan kontraksi berirama di perut dan usus yang menggerakan makanan melewati saluran pencernaan sehingga akan menstimulus dan membantu kesehatan saluran pencernaan bayi. Mekanisme yang berperan dalam proses buang air besar sangat kompleks. Banyak hal yang mempengaruhi dalam proses buang air besar baik dari segi makanan, dan pola hidupnya. Makanan yang akan dip roses dalam tubuh adalah sisa metabolisme, jika metabolisme tidak berfungsi 4

dengan baik maka akan ada penimbunanan feses dalam usus besar, sehingga tingkat kontipasi meningkat. Buang air besar dirangsang oleh gerakan peristaltic akibat adanya masa feses di dalam rectum. Rangsangan sensori pada kanal anus akan menurunkan tonus sfingter anus internus sehingga terjadilah proses defekasi. Gerakan Peristaltik adalah gerakan yang terjadi pada otot-otot pada saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga menimbulkan efek menyedot/menelan makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Aktivitas nervus vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan. Ernst terakhir melakukan uji klinis terkontrol, dan menemukan bahwa bukti untuk efektivitas massage perut dalam pengobatan konstipasi. Artikel ini meninjau bukti ilmiah dari tahun 1999 hingga saat ini, tentang abdominal massage sebagai intervensi untuk konstipasi kronis. Sejak saat itu, studi menunjukkan bahwa abdominal massage dapat merangsang gerak peristaltik, mengurangi waktu transit usus, meningkatkan frekuensi buang air besar pada pasien konstipasi dan mengurangi perasaan ketidaknyamanan dan rasa sakit yang menyertainya Infrared Radiation (IRR) merupakan suatu modalitas terapi yang memberikan efek hangat atau panas namun penetrasinya hanya sampai permukaan kulit. Namun efek yang di hasilkan dapat meningkatkan proses metabolisme, sedative, vasodilatasi pembuluh darah, relaksasi otot dan lain-lain. 5

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik meneliti tentang pemberian intervensi abdominal massage dapat menstabilkan frekuensi buang air besar ( B.A.B ) lebih baik daripada intervensi infrared radiation pada konstipasi bayi usia 6-12 bulan. B. Identifikasi Masalah Secara ringkas mendefinisikan konstipasi sebagai keterlambatan atau kesulitan B.A.B yang terjadi selama 2 minggu atau lebih dengan frekuensi kurang lebih 3 kali dalam seminggu. Kondisi ini disertai dengan kerasnya feses pada saat bayi defekasi. (NASPGHAN,2006) Konstipasi bayi karena disebabkan peralihan dari makanan cair ke makanan semi padat sehingga mekanisme kerja kolon terganggu. Konstipasi dapat timbul dari adanya efek pengisian maupun pengosongan rectum Dalam menentukan suatu kondisi dan intervensi fisioterapi pada pasien khususnya konstipasi pada bayi, maka diperlukan analisis yang benar dan tepat dalam mengumpulkan suatu data penelitian. Masalah yang sering dikeluhkan ibu pada bayinya berupa keadaan feses yang keras, frekuensi buang air besar, yaitu jika frekuensi berkurang dari biasanya, sering kesakitan saat B.A.B (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, warna hitam, hijau dan bau tajam dan sering nyeri perut, tidur malam nungging karena rasa tidak nyaman pada perut. Dari tanda dan gejala konstipasi diatas, maka dapat diterapkan suatu metode abdominal massage untuk menstabilkan frekuensi B.A.B. 6

karena dapat menurunkan hyperaktifitas nervus vagus yang dapat meningkatkan gaya peristaltik sehingga memudahkan untuk defekasi. Serta dapat pula menggunakan intervensi infrared radiation dengan efek fisiologis untuk merangsang peningkatan proses metabolisme sehingga dapat meningkatkan gaya peristaltik. Oleh sebab itu, dalam penulisan ini akan dijelaskan pemberian intervensi abdominal massage dapat menstabilkan frekuensi B.A.B lebih baik daripada intervensi infrared radiation terhadap konstipasi bayi usia 6-12 bulan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan berbagai pertimbangan maka penulis merumuskan masalah ini untuk mengetahui : 1. Apakah intervensi abdominal massage dapat menstabilkan frekuensi buang air besar ( B.A.B ) pada konstipasi bayi usia 6-12 bulan? 2. Apakah intervensi infrared radiation dapat menstabilkan frekuensi buang air besar ( B.A.B ) pada konstipasi bayi usia 6-12 bulan? 3. Apakah pemberian intervensi abdominal massage dapat menstabilkan frekuensi buang air besar ( B.A.B ) lebih baik daripada intervensi infrared radiation pada konstipasi bayi usia 6-12 bulan 7

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Bertujuan untuk mengetahui pemberian intervensi abdominal massage dapat menstabilkan frekuensi buang air besar ( B.A.B ) lebih baik daripada intervensi infrared radiation pada konstipasi bayi usia 6-12 bulan. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui intervensi abdominal massage dapat menstabilkan frekuensi buang air besar ( B.A.B ) pada konstipasi bayi usia 6-12 bulan. 2. Untuk mengetahui intervensi infrared radiation dapat menstabilkan frekuensi buang air besar ( B.A.B ) pada konstipasi bayi usia 6-12 bulan E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat terhadap profesi fisioterapi Sebagai bahan masukan dalam pemilihan intervensi yang lebih tepat dari modalitas diatas yaitu abdominal massage dan infrared radiation untuk mengoptimalisasi tumbuh kembang dalam pelayanan fisioterapi anak. 2. Manfaat bagi institusi Dengan penelitian ini peneliti berharap dalam praktek dilapangan dapat menerapkan massage abdominal dan infrared radiation sebagai salah 8

satu treatment untuk menangani masalah konstipasi pada bayi usia 6-12 bulan. 3. Manfaat bagi pendidikan Diharapkan mahasiswa sebagai calon fisioterapis dapat mengambil manfaat untuk dijadikan bahan acuan ataupun referensi sebagai bahan kajian selanjutnya pada kondisi konstipasi bayi usia 6-12 bulan di masa akan datang. 9