ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Feni Indri Lestari 1, Mustolikh 2, Sigid Sriwanto 3

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

Pamujo, Risma Dwi Rapprilia 2 PGSD FKIP Universitas Muhammdiyah Purwokerto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BANTARKAWUNG Rahma Tisa Nurpratiwi 1, Sigid Sriwanto 2, Esti Sarjanti 3 1 Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Univ. Muhammadiyah Purwokerto 2,3 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Univ. Muhammadiyah Purwokerto Email: geografiump@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Geografi melalui metode Picture and Picture dengan media audio visual di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung Kabupaten Brebes. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua pertemuan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 di SMA N 1 Bantarkawung dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Picture and Picture dengan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dari siklus I yaitu 5,56% menjadi 19,44% pada siklus II, menyampaikan jawaban dari siklus I yaitu 8,33% menjadi 13,89% pada siklus II, mengerjakan soal dari siklus I yaitu 25% menjadi 55,56% pada siklus II, dan peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 75,69 dan siklus II sebesar 80,97. sedangkan untukketuntasan belajar siswa dari siklus I yaitu 58,33% menjadi 77,78% pada siklus II. Kata Kunci: Aktivitas, Prestasi Belajar, Picture and Picture I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Melalui pendidikan dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan formal yang menangani berbagai macam karakteristik anak didik memerlukan pemantapan proses belajar dan mengajar yang inovatif dan kreatif dari berbagai pihak. (Efendi, Muhammad. 2011) Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran adalah guru, oleh karena itu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran perlu ditingkatkan, agar memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk itu, diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai di antaranya adalah tersedianya media pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru geografi dan Sarjanti, Esti. 1

kelas XI IPS SMA N 1 Bantarkawung dalam proses belajar mengajar mata pelajaran geografi masih melalui metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran sehingga masih banyak siswa yang pasif karena guru terkesan monoton. Kondisi seperti ini akan berakibat buruk terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa yang menyatakan bahwa dari keseluruhan jumlah siswa 36 orang, hanya 14 orang yang bisa mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu sebesar 75, atau jika dinyatakan dalam persen dari 100% siswanya hanya 38,89% saja yang nilainya mencapai KKM, sementara 61,11% lainnya belum mendapat nilai tuntas. Tabel 1. Rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran geografi semester gasal SMA Negeri 1 Bantarkawung kelas XI IPS tahun pelajaran 2013/2014 Kelas Ulangan Harian Rata-rata Ketuntasan (%) 1 2 XI IPS 1 71,36 65,98 68,67 68,15 XI IPS 2 67,17 60,92 64,05 38,89 Sumber : Data Nilai Ulangan Harian SMA Negeri 1 Bantarkawung Tahun Ajaran 2013/2014. Untuk mencapai pola pembelajaran yang baik dan menyenangkan, maka seorang guru harus kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kelas serta dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Guru dalam pembelajaran harus dapat menjadi motivator serta memfasilitasi siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran yang tepat, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk aktif mengeluarkan segala potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Para ahli pendidikan telah menciptakan berbagai model pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar aktif. Model pembelajaran tersebut ada yang bersifat perorangan dan ada pula yang bersifat kelompok. Salah satu model pembelajaran yang sekarang banyak digunakan guru adalah model pembelajaran kooperatif. Tipe model pembelajaran kooperatif ini di antaranya Jigsaw, STAD, Kepala Bernomor, Problem Based Introduction, Picture and Picture, dan sebagainya. Salah satu metode pembelajaran yang akan peneliti laksanakan adalah metode pembelajaran picture and picture. Metode pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih fokus dalam menafsirkan materi sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya, melalui hasil pengamatan dan penafsiran dengan media gambar. Media pembelajaran ini sangat penting digunakan karena selain siswa mendapatkan pengarahan dari guru, siswa juga bisa melihat dan menyaksikan secara langsung contoh dari penjelasan tentang materi pelestarian lingkungan hidup secara detail. Selain itu, media ini akan memperkaya pengalaman siswa. Kejadian yang tidak pernah mereka lihat atau alami akan dapat mereka saksikan sendiri dan ini menjadikan mereka seolah-olah mengalaminya. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan mencoba melakukan penelitian dengan judul : Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Metode Picture and Picture dengan Media Audio Visual pada Mata Pelajaran Geogarfi Di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung dan Sarjanti, Esti. 2

II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung. Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian diadakan pada semester genap karena peneliti mengambil materi di semester genap. Waktu lama penelitian yang dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Juni. A. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 36 orang yang terdiri dari 27 siswa perempuan dan 9 siswa laki laki. B. Kolaborator 1. Guru pelaksann : Sari Fatmawati, S.Pd 2. Observer 1: Mohamad Nurman, S.Pd 3. Observer 2: Rahma Tisa Nurpratiwi C. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR). Menurut Kusumah (2010: 7) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukann oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, mencermati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dan masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh melalui beberapa teknik yang umumnya digunakan yaitu teknik tes dan non tes. 1. Teknik Tes Teknik tes adalah tes untuk mengukur kemampuan menulis dan menjawab siswa dalam bentuk soal yang harus dikerjakan siswa yang diperoleh nilai hasil pekerjaan siswa yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. 2. Teknik Non Tes Teknik non tes merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan siswa. Teknik non tes digunakan untuk mendapatkan data secara tidak langsung berkaitan dengan tingkah laku siswa. Teknik non tes yang digunakan oleh peneliti adalah teknik observasi berupa pengamatan oleh peneliti dan observer terhadap guru kelas dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan pada tiap pertemuan dengan menggunakan lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa. Lembar aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kinerja guru selama dalam proses mengajar. Sedangkan lembar aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Keduanya digunakan untuk acuan perbaikan dalam proses pembelajaran. E. Teknik Analisis Data Untuk analisis data dari hasil observasi yang telah terkumpul digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, sedangkan untuk menghitung data aktivitas dan prestasi belajar siswa menggunakan rumus : 1. Analisis Aktivitas Guru Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas dan Sarjanti, Esti. 3

guru dalam proses pembelajaran dianalisis dengan rumus (Purwanto, 2010) : S = R N x 100 % Keterangan : S : Nilai persen yang dicari R : Jumlah skor aktivitas guru N : Skor maksimum aktivitas guru Tabel 2. Kriteria Aktivitas Guru Aktivitas (%) Kriteria 86 100 Sangat baik 76 85 Baik 60 75 Cukup 55 59 Kurang 54 Kurang sekali Sumber : Purwanto, 2010 2. Analisis aktivitas siswa Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dianalisis dengan rumus (Trianto, 2011 : 243) : = P p x 100% Keterangan : AP : Nilai persen yang dicari P : Banyaknya siswa melakukan aktivitas p: Jumlah seluruh siswa (36) Tabel 3. Kriteria Aktivitas Siswa Aktivitas (%) Kriteria 76 100 Sangat baik 51 75 Baik 26 50 Cukup baik 25 Kurang baik Sumber : Trianto (2011: 243) 3. Analisis Prestasi belajar Setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengukur prestasi belajar siswa, (Purwanto, 2010: 112) a. Nilai siswa S= x 100 Keterangan: S : Nilai yang dicari R : Skor yang diperoleh tiap siswa N : Jumlah seluruh skor/skor maksimum b. Untuk menghitung nilai rata-rata kelas pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut: x Σxi = N Keterangan : x : Nilai rata-rata (mean) dan Sarjanti, Esti. 4

xi : Jumlah semua nilai N : Banyaknya siswa Data prestasi belajar siswa dihitung berdasarkan ketuntasan kelas keseluruhan dengan KKM 75 menggunakan rumus (Purwanto, 2010) : NP = R SM x 100 % Keterangan : NP : Nilai persen yang dicari R : Jumlah siswa yang mendapat nilai 75 SM : Jumah seluruh siswa Tabel 4. Kriteria Ketuntasan Belajar Ketuntasan Belajar (%) Kriteria 80 100 Baik sekali 66 79 Baik 56 65 Cukup 40 55 Kurang 40 kurang sekali Sumber : Arikunto (2009:35) F. Prosedur Penelitian Berdasarkan jenis penelitiannya, penelitian dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam model Kemmis danmc Taggart dijelaskan bahwa di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan(acting), pengamatan(observing) dan refleksi (reflecting). Hanya saja, komponen acting dengan observing dijadikan satu kesatuan karena antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. G. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila : Adanya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar selama setiap siklus, dimana aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 10% 75% dari keseluruhan siswa di kelas prestasi belajarnya mencapai nilai 75 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode pembelajaran picture and picture merupakan suatu metode pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam bentuk kelompok. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yang terdiri dari dua siklus masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan, maka dapat diuraikan sebagai berikut : A. Aktivitas guru Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I tergolong baik dengan perolehan persentase aktivitas guru sebesar 79,17%. Hal ini dikarenakan guru mulai menguasai pembelajaran menggunakan metode picture and picture, baik dalam penerapan maupun pengelolaan siswa dalam kelas. Sedangkan pada siklus II dalam mengelola kelas mengalami peningkatan. Guru dalam memotivasi siswa, memberikan materi pelajaran dengan metode picture and picture, memberikan LKS kepada masingmasing kelompok untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas serta membahas LKS dan dan Sarjanti, Esti. 5

bersama-sama siswa menyimpulkannya seperti pada lembar observasi guru sudah lebih baik lagi dari siklus I. Dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru menggunakan metode pembelajaran picture and picture pada siklus II adalah 94,44% dan termasuk dalam kriteria sangat baik. (lihat pada Tabel 5) Tabel 5. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I dan II No Kegiatan guru Skor Siklus I Skor Siklus II P1 P2 P1 P2 1. Membuka pelajaran 2 3 4 4 2. Menyampaikan apersepsi 3 4 4 4 3. Memberikan motivasi 2 2 3 4 4. Menyampaikan materi pembelajaran 3 3 4 4 5. Menggunakan alat/media pembelajaran 4 4 4 4 6. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok 3 3 3 3 picture and picture 7. Memberikan LKS pada masing-masing 4 4 4 4 kelompok untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas 8. Membahas LKS dan bersama-sama siswa 3 3 4 4 menyimpulkannya 9. Menutup pelajaran 3 3 3 4 Jumlah 27 30 33 35 Rata-rata 28,5 34 Persentase 79,17% 94,44% Kriteria Baik Sangat Baik Sumber: Data primer 2014 B. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa pada proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal ini dapat dilihat pada uraian berikut : 1. Siswa mengajukan pertanyaan Aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan pada siklus I pertemuan pertama dengan persentase 2,78%, pertemuan kedua dengan persentase 5,56%. Pada siklus II mengalami peningkatan, pertemuan pertama dengan persentase 11,11%, pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 19,44%. 2. Siswa menyampaikan jawaban Aktivitas siswa dalam menyampaikan jawaban pada siklus I pertemuan pertama dengan persentase 5,56%, pertemuan kedua dengan persentase 8,33%. Pada siklus II mengalami peningkatan, pertemuan pertama dengan persentase 11,11%, pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 13,89%. 3. Mengerjakan soal Aktivitas siswa dalam mengerjakan soal pada siklus I pertemuan pertama dengan persentase 2,78%, pertemuan kedua dengan persentase 25%. Pada siklus II mengalami dan Sarjanti, Esti. 6

peningkatan, pertemuan pertama dengan persentase 47,22%, pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 55,56%. Hasil penelitian terhadap aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan II Aspek yang diamati Siklus I Siklus II No / indikator P 1(%) P 2(%) P 1(%) P 2(%) 1. Mengajukan pertanyaan 2,78 5,56 11,11 19,44 2. Menyampaikan jawaban 5,56 8,33 11,11 13,89 3. Mengerjakan soal 2,78 25 47,22 55,56 Sumber: Data primer 2014 C. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Rekapitulasi hasil evaluasi atau hasil tes pada mata pelajaran Geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini : Tabel 7. Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPS 2 No Pencapaian Siklus I II 1. Nilai Tertinggi 95 100 2. Nilai Terendah 30 40 3. Rata-rata kelas 75,69 80,97 4. Tuntas (%) 58,33 77,78 5. Belum Tuntas (%) 41,67 22,22 Sumber: Data Nilai Prestasi Belajar Siswa XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung Tahun Ajaran 2013/2014 Tabel 7 nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung, dapat dilihat bahwa rata-rata kelas pada setiap siklusnya mengalami peningkatan dari rata-rata kelas 75,69 menjadi 80,97. Untuk lebih jelasnya prestasi belajar siswa dapat disajikan pada Gambar berikut ini : dan Sarjanti, Esti. 7

100 80 60 40 20 0 Siklus I Siklus II Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata kelas Tuntas Belum Tuntas Gambar. Histogram prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2 Gambar tersebut terlihat bahwa nilai peserta didik selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Baik nilai terendah, nilai tertinggi maupun nilai rata-rata kelas. Nilai tertinggi siswa dari siklus I ke siklus II mengelami peningkatan dari 95 menjadi 100. Untuk nilai terendah dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan yaitu dari 30 menjadi 40. Rata-rataa kelas dari siklus I ke siklus II mengelami peningkatan dari 75,69 menjadi 80,97. Kemudian ketuntasan balajar siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan yaitu dari 58,33% menjadi 77,78%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mampu menyerap informasi atau materi pelajaran yang telah disampaikan dengan baik dan sudah terbiasa melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode picture and picture. Selain itu, setiap proses pembelajaran guru selalu memotivasi dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran dan selalu mengingatkan siswa agar lebih giat lagi dalam belajar serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya sehingga siswa dapat memprediksi materi yang akan dipelajari pada proses pembelajaran berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai prestasi belajar siswa dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung. IV. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan dari siklus I yaitu 5,56% menjadi 19,44% padaa siklus II, menyampaikan jawaban dari siklus I yaitu 8,33% menjadi 13,89% padaa siklus II, mengerjakan soal dari siklus I yaitu 25% menjadi 55,56% pada siklus II, dan peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 75,69 dan siklus II sebesar 80,97. sedangkan untukketuntasan belajar siswa dari siklus I yaitu 58,33% menjadi 77,78% pada siklus II. dan Sarjanti, Esti. 8

DAFTAR PUSTAKA Efendi, Muhammad. 2011. Pengembangan Media Pengajaran. Tersedia di : http://geografi08unlambanjarmasin. blogspot.com/p/1.html. Di unduh pada tanggal 12 april 2013. Kusumah, Wijaya. & Dwitagama Dedi. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Purwanto, N. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. Taniredja, T., Faridli, E., dan Harmianto S. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. dan Sarjanti, Esti. 9