arg arg pt. aditya ridho gumilang pt. aditya ridho gumilang KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA (Tahun Anggaran 2013)

dokumen-dokumen yang mirip
Terdiri dari 7 Pusat Ekonomi: Timika Jayapura Marauke Sofifi Ambon Sorong Manokwari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

KATA PENGANTAR. Merauke, Agustus 2010 Kepala BPS Kabupaten Merauke. Drs. P A R D J A N, M.Si. NIP

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

EXECUTIVE SUMMARY KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DRAFT LAPORAN AKHIR KABUPATEN TUAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

PEMERINTAH KABUPATEN MERAUKE

FINAL REPORT KOTA TERNATE

PROFIL KAWASAN FOOD ESTATE

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

Pembangunan infrastruktur makro, dengan membagi Provinsi Papua menjadi 6(enam) kawasan pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

KATA PENGANTAR. Surabaya, November 2013 Tim Penyusun PT. GRAHASINDO CIPTA PRATAMA

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

RUU SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DAN HARAPAN SISTEM TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI, AMAN, EFEKTIF, DAN EFISIEN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2013 PT. GIRI AWAS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PT. GIRI AWAS Engineering Consultant

KAJIAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT NASIONAL UNTUK MUATAN PETIKEMAS DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS NASIONAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI PAPUA TAHUN

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. Drs. Pardjan, M.Si

O L E H : D r. I r. S u m a r j o G a t o t I r i a n t o, M. S., D. A. A D i r e k t u r J e n d e r a l P r a s a r a n a d a n S a r a n a P e r t

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

EXECUTIVE SUMMARY KABUPATEN TUAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya disparitas kemajuan dan pembangunan di Indonesia. Sebagian daerah di

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EXECUTIVE SUMMARY KAB. HALMAHERA TENGAH

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi

PROGRAM BALAI WILAYAH SUNGAI PAPUA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN DI PAPUA TAHUN 2016

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN MERAUKE

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN TINGKAT SLTA DI KABUPATEN MERAUKE

PT. GIRI AWAS Engineering Consultant

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 173, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894)

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA DI PROVINSI PAPUA

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 45 TAHUN (45/1999) Tanggal: 4 OKTOBER 1999 (JAKARTA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA SASIUN METEOROLOGI MOPAH MERAUKE

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL BAB IX SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

INFRASTRUKTUR SEBAGAI PILAR PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG EFISIEN

BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI

EXECUTIVE SUMMARY KOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB. Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

4 BAB IV KONDISI WILAYAH DAN SISTEM TRANSPORTASI SAAT INI

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

STUDI SISTRANAS PADA TATARAN TRANSPORTASI LOKAL DI WILAYAH PROVINSI PAPUA DALAM MENDUKUNG PRIORITAS PEMBANGUNAN SENTRA PRODUKSI DI KORIDOR EKONOMI MALUKU PAPUA (KABUPATEN MERAUKE) (Tahun Anggaran 2013) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN KEMENTERIAN PENELITIAN DAN PERHUBUNGAN PENGEMBANGAN REPUBLIK PERHUBUNGAN INDONESIA Jl. Merdeka Timur No. 5 - Jakarta 10110 Telp (021) 34833061, 34833065 - Fax (021) 34833061, 3483306 5 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN Jl. Merdeka Timur No. 5 - Jakarta 10110 Telp (021) 34833061, 34833065 - Fax (021) 34833061, 3483306 5 arg arg pt. aditya ridho gumilang pt. aditya ridho gumilang Perencanaan. Teknik. Manajemen Jl. Tebet Barat VB No. 17 - Jakarta Selatan 12810 Perencanaan. Teknik. Manajemen Jl. Raya Setu Cipayung No. 29 Jakarta Timur 13880, Telp (021) 8453772 Jl. Tebet Barat VB No. 17 - Jakarta Selatan 12810 Jl. Raya Setu Cipayung No. 29 Jakarta Timur 13880, Telp (021) 8453772

KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam menunjang dan sekaligus menggerakan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia dan barang serta jasa. Executive Summary ini merupakan ringkasan laporan dalam Studi Sistranas Pada Tataran Transportasi Lokal Di Wilayah Provinsi Papua Dalam Mendukung Prioritas Permbangunan Sentra Produksi Di Koridor Ekonomi Maluku-Papua. Substansi dari laporan ini adalah Pendahuluan, Hasil Pengumpulan Data, Analisis Kondisi Lokasi Kegiatan serta Arahan Pengembangan Jaringan Transportasi. Demikian Executive Summary ini disusun, saran dan kritik terhadap laporan ini sangat bermanfaat untuk memantapkan pada tahap selanjutnya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta, Oktober 2013 PT. ADITYA RIDHO GUMILANG Direktur KATA PENGATAR i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... IV DAFTAR GAMBAR... VII BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1 Latar Belakang... 1-1 1.2 Maksud dan Tujuan... 1-3 1.2.1 Maksud... 1-3 1.2.2 Tujuan... 1-3 1.3 Ruang Lingkup Studi... 1-3 1.3.1 Ruang Lingkup Kegiatan... 1-3 1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah... 1-4 1.4 Hasil Yang Diharapkan... 1-4 1.5 Sistematika Pembahasan... 1-4 BAB 2 HASIL PENGUMPULAN DATA... 2-1 2.1 Pengembangan MP3EI Koridor Maluku - Papua... 2-1 2.2 Kebijakan Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) Provinsi Papua... 2-5 2.3 Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merauke... 2-11 2.4 Kondisi Geografis... 2-11 2.5 Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah... 2-13 2.5.1 Sosial Kependudukan... 2-13 2.5.2 Pusat-Pusat Kegiatan... 2-16 2.5.3 Pola Pemanfaatan Ruang... 2-19 2.5.4 Aktivitas Perekonomian... 2-19 2.6 Kondisi Pola Pergerakan... 2-22 2.6.1 Pergerakan Penumang... 2-22 2.6.2 Pergerakan Barang... 2-23 2.7 Kondisi Pelayanan Transportasi... 2-26 2.7.1 Jaringan Prasarana... 2-26 2.7.2 Jaringan Pelayanan... 2-41 BAB 3 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN... 3-1 3.1 Analisis Sistem Kegiatan... 3-1 3.2 Analisis Permintaan Pergerakan... 3-3 3.2.1 Pergerakan Penumpang... 3-3 DAFTAR ISI ii

3.2.2 Pergerakan Barang... 3-8 3.2.3 Analisis Pembebanan... 3-14 3.3 Analisis Penilaian Kinerja... 3-26 BAB 4 ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI... 4-1 4.1 Penetapan Visi dan Misi... 4-1 4.2 Tujuan... 4-2 4.3 Kebijakan... 4-2 4.4 Strategi... 4-3 4.5 Program dan Kegiatan... 4-4 DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL Tabel 2-1 Arahan Komoditi Per Klaster Sentra Produksi Pertanian (KSPP) di Kawasan MIFEE... 2-3 Tabel 2-2 Arah Pengembangan Jaringan Jalan Provinsi Papua... 2-6 Tabel 2-3 Arahan Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi Sungai di Provinsi Papua... 2-7 Tabel 2-4 Arahan Pengembangan Transportasi Danau di Provinsi Papua... 2-8 Tabel 2-5 Luas Wilayah Kabupaten Merauke menurut Distrik Tahun 2011... 2-13 Tabel 2-6 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Merauke Tahun 2011... 2-13 Tabel 2-7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Merauke Tahun 2011... 2-14 Tabel 2-8 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Merauke Tahun 2011... 2-15 Tabel 2-9 Penggunaan Lahan di Kabupaten Merauke Tahun 2011... 2-19 Tabel 2-10 PDRB Kabupaten Merauke Menurut Kelompok Sektor Tahun 2010-2011 (Juta Rupiah)... 2-20 Tabel 2-11 Bangkitan dan Tarikan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2013... 2-22 Tabel 2-12 Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2013... 2-23 Tabel 2-13 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Barang Kabupaten Merauke Tahun 2013... 2-25 Tabel 2-14 Distribusi Pergerakan Barang Kabupaten Merauke Tahun 2013... 2-26 Tabel 2-15 Panjang Jalan di Kabupaten Merauke Tahun 2009-2011 (km)... 2-28 Tabel 2-16 Panjang Jembatan Manurut Jenisnya di Kabupaten Merauke 2009-2011 (km)... 2-29 Tabel 2-17 Jumlah Kendaraan Bermotor di Kabupaten Merauke Tahun 2009-2011... 2-32 Tabel 2-18 Kondisi Angkutan Penyeberangan dan Sungai di Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-33 DAFTAR TABEL iv

Tabel 2-19 Jumlah Dermaga dan Fasilitas Penunjang Angkutan Sungai dan Penyeberangan Kabupaten Merauke 2012... 2-33 Tabel 2-20 Jumlah Belang di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013... 2-34 Tabel 2-21 Jumlah Pembangunan Tambatan Perahu di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013... 2-35 Tabel 2-22 Jumlah Pelabuhan Menurut Status (Umum dan Khusus) di Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-39 Tabel 2-23 kondisi Fasilitas Pelabuhan di Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-39 Tabel 2-24 Bandar Udara di Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-41 Tabel 2-25 Data Pelayanan Transportasi Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-44 Tabel 2-26 Data Naik Turun Penumpang dan Barang melalui Pelayanan Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-45 Tabel 2-27 Data Naik Turun Kendaraan melalui Pelayanan Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-45 Tabel 2-28 Lintas Dan Sarana Angkutan Sungai Dan Penyeberangan Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-45 Tabel 2-29 Rute Dan Frekwensi Pelayaran Kapal Penumpang PT. PELNI Yang Menyinggahi Pelabuhan Di Kabupaten Merauke Tahun 2012... 2-47 Tabel 2-30 Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Jenis Pelayaran di Pelabuhan yang Diusahakan di Kabupaten Merauke Tahun 2011... 2-48 Tabel 2-31 Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Jenis Pelayaran di Pelabuhan yang Diusahakan di Kabupaten Merauke Tahun 2011... 2-48 Tabel 2-32 Bongkar Muat Barang Angkutan Antarpulau dan Luar Negeri di Kabupaten Merauke Tahun 2011... 2-48 Tabel 2-33 Bongkar Muat Angkutan Dalam Negeri di Kabupaten Merauke Tahun 20112-49 Tabel 2-34 Jumlah Pesawat dan Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandar Udara Mopah Merauke, Tahun 2009-2011... 2-50 Tabel 2-35 Jumlah Bagasi dan Kargo Melalui Bandar Udara Mopah Merauke, Tahun 2009-2011... 2-50 Tabel 2-36 Jumlah Pesawat Yang Datang dan Berangkat dari Bandar Udara Mopah menurut Bandar Udara Asal/Tujuan Tahun 2011... 2-51 Tabel 2-37 Jumlah Penumpang Yang Datang dan Berangkat dari Bandar Udara Mopah menurut Bandar Udara Asal/Tujuan Tahun 2011... 2-51 DAFTAR TABEL v

Tabel 3-1 Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2022 dan Tahun 2032... 3-7 Tabel 3-2 Proyeksi Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2022... 3-7 Tabel 3-3 Proyeksi Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2032... 3-8 Tabel 3-4 Proyeksi Pergerakan Barang Kabupaten Merauke Tahun 2022 dan Tahun 2032... 3-8 Tabel 3-5 Proyeksi Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2022... 3-11 Tabel 3-6 Proyeksi Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2032... 3-11 Tabel 3-7 Kapasitas Dasar Pada Jalan 2 Lajur Dua Arah Tak Terbagi (2/2 UD)... 3-14 Tabel 3-8 Faktor Penyesuaian Lebar Jalan (FCw)... 3-14 Tabel 3-9 Faktor Penyesuaian Pemisahan Arah (FC sp)... 3-15 Tabel 3-10 Faktor Penyesuaian Hambatan jalan (FC sf)... 3-15 Tabel 3-11 Kondisi Kapasitas Jalan di Kabupaten Merauke... 3-16 Tabel 3-12 VCR Kabupaten Merauke Tahun 2013... 3-17 Tabel 3-13 VCR Kabupaten Merauke Tahun 2032... 3-22 Tabel 3-14 Analisis Penilaian Kinerja Angkutan Darat di Kabupaten Merauke... 3-27 Tabel 3-15 Analisis Penilaian Kinerja Angkutan Laut di Kabupaten Merauke... 3-28 Tabel 3-16 Analisis Penilaian Kinerja Angkutan SDP di Kabupaten Merauke... 3-30 Tabel 3-17 Analisis Penilaian Kinerja Angkutan Udara di Kabupaten Merauke... 3-31 Tabel 4-1 Program dan Kegiatan Pengembangan Transportasi di Kabupaten Merauke. 4-5 DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1 Peta Arahan KSPP Pada Grand Design MIFEE... 2-3 Gambar 2-2 Arahan Pengembangan Pelayanan Transportasi Laut Niaga Berjadwal di Provinsi Papua... 2-9 Gambar 2-3 Arahan Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi Udara Perintis.. 2-9 Gambar 2-4 Arahan Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi Udara Niaga.. 2-10 Gambar 2-5 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Merauke... 2-12 Gambar 2-6 Peta Pusat Kegiatan Kabupaten Merauke... 2-18 Gambar 2-7 Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Merauke... 2-21 Gambar 2-8 Peta Desireline Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2013... 2-24 Gambar 2-9 Peta Desireline Barang Kabupaten Merauke Tahun 2013... 2-27 Gambar 2-10 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Merauke... 2-30 Gambar 2-11 Peta Ruas Jalan Kabupaten Merauke... 2-31 Gambar 2-12 Pengadaan Belang di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013... 2-36 Gambar 2-13 Pembangunan Tambatan Perahu di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013... 2-38 Gambar 2-14 Peta Sarana Transportasi Kabupaten Merauke... 2-43 Gambar 2-15 Lintasan Pelayanan Transportasi Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Merauke... 2-46 Gambar 3-1 Peta Analisis Sistem Kegiatan Kabupaten Merauke... 3-4 Gambar 3-2 Peta Desire Line Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2022... 3-9 Gambar 3-3 Peta Desire Line Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2032... 3-10 Gambar 3-4 Peta Desire Line Barang Kabupaten Merauke Tahun 2022... 3-12 Gambar 3-5 Peta Desire Line Barang Kabupaten Merauke Tahun 2032... 3-13 Gambar 3-6 Penilaian Kinerja Angkutan Darat di Kabupaten Merauke... 3-27 Gambar 3-7 Penilaian Kinerja Angkutan Laut di Kabupaten Merauke... 3-29 Gambar 3-8 Penilaian Kinerja Angkutan SDP di Kabupaten Merauke... 3-30 Gambar 3-9 Penilaian Kinerja Angkutan Udara di Kabupaten Merauke... 3-32 DAFTAR GAMBAR vii

Gambar 4-1 Peta Rencana Jaringan Pelayanan Transportasi Darat di Kabupaten Merauke... 4-14 Gambar 4-2 Peta Rencana Jaringan Pelayanan Transportasi Laut di Kabupaten Merauke... 4-15 Gambar 4-3 Peta Rencana Jaringan Pelayanan Transportasi Udara di Kabupaten Merauke... 4-16 Gambar 4-4 Peta Rencana Prasarana Transportasi Darat di Kabupaten Merauke... 4-17 Gambar 4-5 Peta Rencana Prasarana Transportasi Laut di Kabupaten Merauke... 4-18 Gambar 4-6 Peta Rencana Prasarana Transportasi Udara di Kabupaten Merauke... 4-19 DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam menunjang dan sekaligus menggerakan dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah, peningkatan hubungan nasional dan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara. MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 2025 dan melengkapi dokumen perencanaan. Saat ini sudah diidentifikasi lokasi kawasan Perhatian Investasi (KPI) oleh KP3EI terkait dengan wilayah kabupaten/kota. Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah) maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama). Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). PENDAHULUAN 1-1

Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu. Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan pusat-pusat perekonomian lokal, regional dan dunia (global) dalam rangka meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan lokal, regional dan global/internasional. Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) pada hakekatnya merupakan suatu Konsep Pembinaan Transportasi dalam pendekatan kesisteman yang mengintegrasikan sumber daya dan memfasilitasi upaya-upaya untuk mencapai tujuan nasional. Dalam hal ini adalah penting untuk secara berkelanjutan memperkuat keterkaitan fungsi atau keterkaitan aktivitas satu sama lainnya baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan transportasi baik pada Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil), maupun Tataran Transportasi Lokal (Tatralok). Di sisi lain, sebagai unsur pendorong dalam pengembangan transportasi berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk menghubungkan daerah terisolasi, tertinggal dan perbatasan dengan daerah berkembang yang berada di luar wilayahnya, sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang sinergis. Dalam kaitan tersebut dan dalam rangka perwujudan SISTRANAS dalam Mendukung MP3EI perlu disusun jaringan transportasi pada tataran Nasional, Propinsi dan Lokal Kabupaten / Kota agar tercipta harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan transportasi. Pada Tataran wilayah propinsi (Tatrawil) telah disusun secara simultan pada tahun 2012 yang perlu di tindak lanjuti dengan penyusunanan Tatralok pada tahun 2013 ini khususnya pada wilayah Kabupaten / Kota yang belum berkembang dengan baik. Dengan demikian diperoleh arah pembangunan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana yang dapatberperan dalam mendukung perekonomian wilayah (MP3EI) dan mendorong pertumbuhan wilayah yang belum berkembang baik pada tataran lokal, provinsi hingga nasional/internasional. Terkait dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, Undang-Undang UU No.26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, dan Undang-undang di Bidang Transportasi, UU No. 23 Tahun 2007, Undang-undang No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran, Undang-undang No. 1 Tahun 2009 tentang angkutan udara dan UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta KM No. 49 Tahun 2005 tentang Sistem Transportasi Nasional. Dalam PENDAHULUAN 1-2

kaitan hal tersebut Sistranas diwujudkan dalam Tataran Transportasi Nasional (TATRANAS) ditetapkan oleh pemerintah, Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) ditetapkan oleh pemerintah propinsi, dan Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Keterkaitan ke tiga tataran tersebut tidak dapat dipisahkan yang pada akhirnya akan menjadi acuan bagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan transportasi untuk perwujudan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien baik pada tataran lokal, wilayah maupun nasional. Penyusunan Tatralok dilakukan dalam upaya peningkatan pelayanan transportasi baik jaringan pelayanan maupun jaringan prasarana transportasi, serta peningkatan keterpaduan antar dan intramoda transportasi, disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat kemajuan teknologi, kebijakan tata ruang dan lingkungan. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dari studi ini adalah menyusun, mengevaluasi dan meninjau ulang Tataran Transportasi Lokal sejalan dengan dinamika perkembangan ekonomi wilayah, sebagai pedoman pengaturan dan pembangunan transportasi wilayah. 1.2.2 Tujuan Tujuannya dari studi ini adalah agar rencana dan program pengembangan transportasi di wilayah lokal kabupaten/kota, yang efektif dan efisien sesuai dengan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan rencana pengembanganan jaringan pada Tatranas dan Tatrawil. 1.3 Ruang Lingkup Studi 1.3.1 Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan dari Studi sistranas pada tataran transportasi lokal di wilayah provinsi papua dalam mendukung prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi Maluku Papua diantaranya: 1) Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem transportasi lokal; PENDAHULUAN 1-3

2) Evaluasi pelayanan, jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi secara terpadu; 3) Analisis permintaan transportasi lokal terkait dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota dan rencana pembangunan dalam MP3EI dan Tatrawil, Tatranas; 4) Pengkajian Model pengembangan jaringan transportasi wilayah kabupaten / kota; 5) Merumuskan alternatif pengembangan jaringan transportasi; 6) Menetapkan prioritas dan tahapan pengembangan jaringan transportasi lokal dalam kurun waktu 2014.2019.2025 dan 2030; 7) Merumuskan kebijakan pelayanan jaringan transportasi lokal; 8) Menyusun rancangan peraturan Bupati / Walikota tentang Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok); 9) Mengadakan FGD di Ibu Kota Kabupaten / Kota untuk mendapatkan masukan alternatif pengembangan jaringan transportasi lokal; 10) Menyelenggarakan seminar penyempurnaan laporan akhir dan legalitas Tatralok di Ibu Kota Propinsi. Dimana Kegiatan penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup penyusunan Tataran Transportasi Lokal kabupaten/kota terkait untuk mendukung prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi Maluku - Papua. 1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Kegiatan studi ini dilaksanakan di Kabupaten Merauke. 1.4 Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah tersusunnya naskah akademis pengembangan jaringan transportasi kabupaten/kota dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang Sistranas pada Tatralok. 1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam laporan antara Studi Sistranas Pada Tataran Transportasi Lokal Di Wilayah Provinsi Papua Dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Di Koridor Ekonomi Maluku Papua diantaranya : PENDAHULUAN 1-4

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian ini berisikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup baik ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup kegiatan, hasil yang diharapkan serta sistematika pembahasan. BAB 2 HASIL PENGUMPULAN DATA Pada Bagian ini dibahas mengenai kajian kebijakan pengembangan, kondisi sosial ekonomi wilayah, kondisi pola pergerakan dan kondisi pelayanan transportasi. BAB 3 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN Pada Bagian ini dibahas mengenai analisis sistem kegiatan, analisis permintaan pergerakan dan analisis penilaian kinerja BAB 4 ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI Pada bagian ini membahas mengenai analisis SWOT, penetapan visi dan misi, tujuan, kebijakan, strategi serta program dan kegiatan pengembangan Tatralok di Kabupaten Merauke. PENDAHULUAN 1-5

BAB 2 HASIL PENGUMPULAN DATA 2.1 Pengembangan MP3EI Koridor Maluku - Papua Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku terdiri dari Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Sesuai dengan tema pembangunannya, Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku merupakan pusat pengembangan pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional. Secara umum, Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku. Maluku memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, namun di sisi lain terdapat beberapa masalah yang harus menjadi perhatian dalam upaya mendorong perekonomian di koridor ini, antara lain: 1. Laju pertumbuhan PDRB di Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku dari tahun 2006 2009, tergolong relatif tinggi, yakni sebesar 7 persen, namun besaran PDRB tersebut relatif kecil dibanding dengan koridor lainnya; 2. Investasi yang rendah di Papua disebabkan oleh tingginya risiko berusaha dan tingkat kepastian usaha yang rendah; 3. Produktivitas sektor pertanian belum optimal yang salah satunya disebabkan oleh keterbatasan sarana pengairan; 4. Keterbatasan infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi; HASIL PENGUMPULAN DATA 2-1

5. Jumlah penduduk yang sangat rendah dengan mobilitas tinggi memberikan tantangan khusus dalam pembuatan program pembangunan di Papua. Kepadatan populasi Papua adalah 12,6 jiwa/km 2, jauh lebih rendah dari rata-rata kepadatan populasi nasional (124 jiwa/km 2 ). Strategi pembangunan ekonomi Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku difokuskan pada 5 kegiatan Ekonomi utama, yaitu Pertanian Pangan - MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate), Tembaga, Nikel, Migas, dan Perikanan. Dalam rangka mengantisipasi krisis pangan dan energi, maka Kawasan Merauke telah ditetapkan sebagai lumbung pangan dan energi di Kawasan Timur Indonesia dengan pertimbangan kawasan ini memiliki potensi lahan datar dan subur. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam bentuk pengembangan MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate). MIFEE merupakan kegiatan usaha budidaya tanaman skala luas yang dilakukan dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), modal, serta organisasi dan manajemen modern. Pengembangan MIFEE dialokasikan seluas 1,2 juta Ha yang terdiri dari 10 Klaster Sentra Produksi Pertanian (KSPP). Lokasi sebaran KSPP Sebagai prioritas pengembangan MIFEE jangka pendek (2011 2014) maka dikembangkan klaster I sampai IV, seluas 228.023 Ha. Empat Klaster Sentra Produksi Pertanian yang dikembangkan yaitu: Greater Merauke, Kali Kumb, Yeinan, dan Bian di Kabupaten Merauke. Untuk jangka menengah (kurun waktu 2015 2019) diarahkan pada terbangunnya kawasan sentra produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan, serta perikanan darat di Klaster Okaba, Ilwayab, Tubang, dan Tabonji. Untuk jangka panjang (kurun waktu 2020 2030) diarahkan terbangunnya kawasan sentra produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan serta perikanan di Klaster Nakias dan Selil. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-2

Gambar 2-1 Peta Arahan KSPP Pada Grand Design MIFEE Tabel 2-1 Arahan Komoditi Per Klaster Sentra Produksi Pertanian (KSPP) di Kawasan MIFEE Sumber : MP3EI 2011-2025 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-3

Pembangunan Koridor Ekonomi Koridor Papua Kepulauan Maluku masih difokuskan pada pengembangan di masing-masing pusat ekonomi. Namun demikian, pembangunan konektivitas untuk beberapa pusat ekonomi tertentu, yaitu ruas Sofifi Sorong dan Sofifi Ambon Sorong Manokwari Teluk Bintuni, dan Timika sudah perlu ditingkatkan untuk mendukung pembangunan ekonomi selanjutnya. Sebagai pusat ekonomi, di Ambon perlu diupayakan kegiatan hilir industri perikanan yang berorientasi ekspor sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan melalui penciptaan pertambahan nilai industri. Pusat ekonomi di Sofifi perlu disinergikan dengan potensi Pulau Halmahera sebagai pusat kegiatan pertambangan nikel dan industri pengolahannya (smelter). Pusat ekonomi di Timika, perlu dikembangkan kegiatan pelayanan dan jasa pelayanan wilayah seperti pendidikan dan pertanian yang dapat berkembang lebih lama dari pertambangan yang saat ini menjadi basis perekonomian Timika. Pengembangan pusat ekonomi Meurake akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur konektivitas dan infrastruktur pendukung agar MIFEE dapat segera produksi dan memperluas pasarnya. Struktur tata ruang Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku sampai dengan 2015 akan terfokus kepada penyiapan konektivitas dari Sofifi Ambon Sorong Manokwari Timika. Merauke dengan MIFEE-nya yang pada saat ini sudah berkembang, perlu ditunjang dengan penyiapan infrastruktur berskala internasional dengan dibangunnya pelabuhan udara dan laut disekitar Merauke. Konektivitas darat dari Timika Jayapura Merauke mulai dikembangkan setelah pusat-pusat ekonomi di setiap simpul koridor berkembang dengan baik. Ini dilakukan untuk mengimbangi besarnya investasi yang harus dikeluarkan dalam membangun konduktivitas Timika Jayapura Merauke ini. Pengembangan Kawasan Mamberamo sudah harus dimulai dari saat ini, karena Sungai Mamberamo menyimpan potensi bangkitan listrik yang sangat besar sehingga akan sangat menunjang kebutuhan listrik seluruh kegiatan di Papua bahkan Indonesia. Mengingat biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan ini sangat besar sehingga mungkin diperlukan pelibatan sumber dana asing, maka pemerintah dapat memulai feasibility study pengembangan kawasan, sehingga dapat mempermudah memasarkan kawasan untuk menjaring investor. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-4

2.2 Kebijakan Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) Provinsi Papua Arah pengembangan jaringan transportasi di Provinsi Papua diarahkan untuk meningkatkan kualitas jaringan prasarana dalam mewujudkan keterpaduan pelayanan antar sistem transportasi. A. Transportasi Darat 1) Jalan Rencana pengembangan jaringan jalan di Provinsi Papua diarahkan pada jaringan jalan strategis. Jaringan jalan strategis di Provinsi Papua terdiri 11 ruas yaitu: Nabire-Wagete-Enarotali. Timika-Mapurujaya-Pomako. Serui-Menawi-Saubeba. Jayapura-Wamena-Mulia. Jayapura-Sarmi. Jayapura-Hamadi-Holtekamp-Batas Negara Papua New Guinea. Merauke-Waropko. Ring Road Jayapura-Sentani. Depapre-Bongrang. Wamena-Habema-Nduga-Kenyem-Yoguru. Timika-Fotowaiburu-Enarotali. Ruas jalan strategis tersebut juga didukung dengan pengembangan jaringan jalan pendukung, yakni Sarmi-Nabire, Waropko-Oksibil-Muaranawa, Wagete- Sugapa-Ilaga-Mulia, dan Ilaga-Jita. 2) Terminal Terminal di Provinsi Papua diarahan untuk peningkatan terminal. Adapun pengembangan tersebut adalah : Tipe A : Nabire, Merauke dan Entrop Tipe B : Skow, Sentani, Keerom, Oyehe, Sarmi, Wamena, Mulia, Asiki, Timika, Darfuar, Oksibil, Botawa dan Elelin. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-5

Tabel 2-2 Arah Pengembangan Jaringan Jalan Provinsi Papua Sumber : Tatrawil Provinsi Papua, Tahun 2012 3) Kereta Api Transportasi jaringan jalan rel di Provinsi Papua saat ini belum tersedia, namun dilihat potensi moda ini lebih baik daripada moda transportasi darat lainnya dari sisi kapasitas angkut lebih banyak untuk barang maupun penumpang, jarak tempuh yang cukup jauh, dengan biaya transportasi relatif lebih murah, dan tingkat polusi yang rendah. Berdasarkan RIPNAS Kereta Api di Pulau Papua dengan pengembangana jaringan layanan diprioritas pada Manokwari-Nabire untuk 2026-2030. Namun, jika dilihat dari kondisi wilayah yang layak dikembangkan berada di utara, barat, dan selatan Provinsi Papua. Arahan pengembangan jaringan pelayanan transportasi kereta api di Provinsi Papua yaitu Jayapura-Sarmi-Nabire, Nabire-Manokwari-Sorong, Nabire-Timika, dan Merauke- Asiki. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-6

B. Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan 1) Transportasi Sungai Jaringan pelayanan transportasi sungai antar kabupaten di Provinsi Papua saat ini melayani lintas kabupaten di Sungai Mamberamo, Digul, Timika, Aswets, Pomats, Siret, dan Bets. Tabel 2-3 Arahan Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi Sungai di Provinsi Papua Sumber : Tatrawil Provinsi Papua, Tahun 2012 2) Transportasi Danau Jaringan pelayanan angkutan danau saat ini di Provinsi Papua terdapat di Danau Sentani. Danau lain yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Danau Paniai, Danau Tigi, dan Danau Tege. 3) Transportasi Penyeberangan Jaringan pelayanan lintas penyeberangan antar kabupaten di Provinsi Papua saat ini melayani Mokmer (Biak)-Kabuena-Waren-Samabusa (Nabire) (pp) dan Mokmer (Biak)-Numfor (pp). Lintas penyeberangan antar kabupaten di Provinsi Papua yang berpotensi untuk dikembangkan adalah: Mokmer (Biak)-Saubeba (pp) Kabuena-Waren (pp) Kabuena-Samabusa (Nabire) (pp) HASIL PENGUMPULAN DATA 2-7

Tabel 2-4 Arahan Pengembangan Transportasi Danau di Provinsi Papua Sumber : Tatrawil Provinsi Papua, Tahun 2012 C. Transportasi Laut Pengembangan pelabuhan yang berpotensi sebagai pelabuhan nasional adalah di Holmafen, Nabire, Agats, dan Bade. Sedangkan pelabuhan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pelabuhan regional adalah Pelabuhan Korido, Bagusa, Wasior, Serui, dan Asiki. Sedangkan angkutan laut pelayaran-rakyat dapat dioperasikan di dalam negeri dan lintas batas, baik dengan trayek tetap dan teratur maupun trayek tidak tetap dan tidak teratur. D. Transportasi Udara Arahan pengembangan bandar udara di wilayah Provinsi Papua diarahkan untuk: Membuka isolasi daerah, pengembangan wilayah perbatasan, dan penanganan bencana; Meningkatkan kegiatan perekonomian (sebagai pintu gerbang jalur distribusi barang dan jasa); Menarik dan meningkatkan minat investasi; Memadukan sistem pelayanan intra dan antarmoda transportasi; Mempercepat mobilisasi dalam rangka mempertahankan dan mengikat keutuhan wilayah NKRI. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-8

Gambar 2-2 Arahan Pengembangan Pelayanan Transportasi Laut Niaga Berjadwal di Provinsi Papua Gambar 2-3 Arahan Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi Udara Perintis HASIL PENGUMPULAN DATA 2-9

Gambar 2-4 Arahan Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi Udara Niaga E. Transportasi Antarmoda Pelayanan keterpaduan antarmoda transportasi di wilayah Provinsi Papua belum ada. Oleh karena itu pengembangan transportasi antarmoda di Provinsi Papua diarahkan pada keterpaduan: Pelabuhan Pomako Mimika (kapal) Agats Dermaga Logpon jalan raya Bandara Dekai (pesawat) Bandara Wamena atau Bandara Oksibil. Pelabuhan Pomako Mimika (kapal) Agats Sawaema jalan raya Yuguru Habema Wamena. Pagai (kapal) Papasena jalan raya Burmeso Kasonaweja (kapal) Bagusa Teba. Mulia jalan raya Pawi Mamberamo Hulu (kapal). Bandara Merauke Sungai Digul (pesawat amphibi) jalan raya ke Asiki (Boven Digul). HASIL PENGUMPULAN DATA 2-10

2.3 Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merauke Berdasarkan Perda No. 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Merauke, dalam pengembangan pusat-pusat kegiatan, dibagi menjadi : PkNp, yaitu Merauke PKSN, yaitu Merauke PKW, yaitu Muting PKL, meliputi : Wanam di Distrik Ilwayab, Okaba di Distrik Okaba, Harapan Makmur di Distrik Kurik. PPK, meliputi : Kimaam di Distrik Kimaam, Kumaaf di Distrik Ulilin, Kaptel di Distrik Kaptel dan Kumbe di Distrik Malind. PPL, meliputi : Bupul di DIstrik Elikobel, Sota di Distrik Sota, Onggaya di Distrik Naukenjerai, Semayam Indah di Distrik Tanah Miring, Muram Sari di Distrik Semangga, Kartini di Distrik Jagebob, Wayau di Distrik Animha, Po Epe di Distrik Ngguti, Yowied di Distrik Tubang, Waan di Distrik Waan, dan Tabonji di Distrik Tabonji. 2.4 Kondisi Geografis Sebelum pemekaran Kabupaten Merauke memiliki luas wilayah 119.749 Km 2 (29% dari luas wilayah Provinsi Papua). Setelah pemekaran Kabupaten Merauke memiliki luas 46.790,63 km2 atau 14,67 persen dari luas wilayah Provinsi Papua dan merupakan kabupaten terluas di Provinsi Papua. Kabupaten Merauke terletak antara 137 0 141 0 Bujur Timur dan 5 0 9 0 Lintang Selatan. Kabupaten Merauke memiliki 20 distrik. Distrik Waan merupakan distrik terluas, yaitu mencapai 5.416,84 km2. Sementara itu Distrik Semangga merupakan distrik dengan luas wilayah terkecil, hanya mencapai 326,95 km2 atau hanya 0,01 persen dari total luas Kabupaten Merauke. Luas perairan Kabupaten Merauke mencapai 5.089,71 km2. Kabupaten Merauke terletak paling timur wilayah nusantara dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi Sebelah Timur dengan Negara Papua New Guinea Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Arafura HASIL PENGUMPULAN DATA 2-11

Gambar 2-5 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Merauke HASIL PENGUMPULAN DATA 2-12

Tabel 2-5 Luas Wilayah Kabupaten Merauke menurut Distrik Tahun 2011 No Distrik Luas (km 2 ) Luas Perairan (km2) 1 Kimaam 4.630,30 769,88 2 Tabonji 2.868,06 666,99 3 Waan 5.416,84 1.383,74 4 Ilwayab 1.999,08 501,75 5 Okaba 1.560,50 376,45 6 Tubang 2.781,18 286,22 7 Ngguti 3.554,62-8 Kaptel 2.384,05-9 Kurik 977,05-10 Animha 1.465,60-11 Malind 490,60 306,20 12 Merauke 1.445,63 188,93 13 Naukenjerai 905,86 517,48 14 Semangga 326,95 92,70 15 Tanah Miring 1.516,67-16 Jagebob 1.364,96-17 Sota 2.842,21-18 Muting 3.501,67-19 Elikobel 1.666,23-20 Ulilin 5.092,57 - Jumlah 46.790,63 5.089,71 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 2.5 Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah 2.5.1 Sosial Kependudukan A. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Merauke tahun 2011, tercatat sebanyak 203.092 orang atau bertambah 3,77 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Distrik Merauke dengan sebanyak 91.947 orang. Sedangkan Distrik Kaptel merupakan distrik dengan jumlah penduduk terkecil yaitu 1.774 orang. Dengan luas wilayah 46.790,63 km2 berarti kepadatan penduduk Kabupaten Merauke hanya 4,34 jiwa/km2. Tabel 2-6 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Merauke Tahun 2011 No Distrik Luas (km2) Penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk (Jiwa/km2) 1 Kimaam 4.630,30 5.783 1,25 2 Tabonji 2.868,06 4.563 1,59 3 Waan 5.416,84 5.160 0,95 4 Ilwayab 1.999,08 5.294 2,65 5 Okaba 1.560,50 4.843 3,10 6 Tubang 2.781,18 2.177 0,78 7 Ngguti 3.554,62 1.866 0,52 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-13

No Distrik Luas (km2) Penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk (Jiwa/km2) 8 Kaptel 2.384,05 1.774 0,74 9 Kurik 977,05 13.463 13,78 10 Animha 1.465,60 8.929 6,09 11 Malind 490,60 1.929 3,93 12 Merauke 1.445,63 91.947 63,60 13 Naukenjerai 905,86 13.391 14,78 14 Semangga 326,95 17.284 52,87 15 Tanah Miring 1.516,67 7.023 4,63 16 Jagebob 1.364,96 2.895 2,12 17 Sota 2.842,21 1.901 0,67 18 Muting 3.501,67 5.043 1,44 19 Elikobel 1.666,23 3.766 2,26 20 Ulilin 5.092,57 4.061 0,80 Jumlah 46.790,63 203.092 4,34 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 B. Struktur Penduduk Struktur penduduk Kabupaten Merauke meliputi : 1. Struktur Penduduk Menurut Kelamin Jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2011 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki mencapai 107.074 Jiwa dan perempuan mencapai 96.018 Jiwa, dengan rasio jenis kelamin 111,51. Data tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 2-7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Merauke Tahun 2011 Jumlah Penduduk (Jiwa) Rasio No. Nama Distrik Jenis Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin 1 Kimaam 3.039 2.744 5.783 110,72 2 Tabonji 2.420 2.143 4.563 112,90 3 Waan 2.594 2.566 5.160 101,10 4 Ilwayab 2.845 2.449 5.294 116,16 5 Okaba 2.567 2.276 4.843 112,80 6 Tubang 1.131 1.046 2.177 108,08 7 Ngguti 965 901 1.866 107,20 8 Kaptel 958 816 1.774 117,37 9 Kurik 7.126 6.337 13.463 112,46 10 Animha 4.680 4.249 8.929 110,13 11 Malind 1.016 913 1.929 111,33 12 Merauke 48.155 43.792 91.947 109,66 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-14

Jumlah Penduduk (Jiwa) Rasio No. Nama Distrik Jenis Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin 13 Naukenjerai 7.142 6.249 13.391 114,31 14 Semangga 9.344 7.940 17.284 117,69 15 Tanah Miring 3.673 3.350 7.023 109,62 16 Jagebob 1.569 1.326 2.895 118,32 17 Sota 989 912 1.901 108,50 18 Muting 2.636 2.407 5.043 109,51 19 Elikobel 2.071 1.695 3.766 122,21 20 Ulilin 2.154 1.907 4.061 112,91 Jumlah 107.074 96.018 203.092 111,51 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 2. Struktur Penduduk Menurut Umur Penduduk Kabupaten Merauke didominasi oleh kelompok penduduk usia muda (0-14 tahun). Sementara itu kelompok penduduk usia tua (65 tahun keatas) mempunyai proporsi yang sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kematian penduduk usia lanjut sangat tinggi. Komposisi penduduk seperti ini menyebabkan rasio ketergantungan di Kabupaten Merauke cukup tinggi, yaitu mencapai 56,91. Tabel 2-8 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Merauke Tahun 2011 Kelompok Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Umur Laki-Laki Perempuan 0 4 12.771 11.708 24.479 5 9 11.965 11.293 23.258 10-14 11.068 10.123 21.191 15-19 10.148 9.361 19.509 20-24 10.232 9.162 19.393 25-29 10.548 9.442 19.990 30-34 8.470 7.650 16.119 35-39 7.108 6.600 13.708 40-44 6.614 5.869 12.483 45-49 5.616 5.004 10.620 50-54 4.339 3.732 8.070 55-59 3.228 2.605 5.833 60-64 2.085 1.623 3.708 65-69 1.343 942 2.285 70-74 734 504 1.238 75+ 696 513 1.209 Jumlah 106.963 96.129 203.092 Sumber: Kabupaten Merauke Dalam Angka Tahun 2012 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-15

2.5.2 Pusat-Pusat Kegiatan Pusat kegiatan di Kabupaten Merauke terletak di Distrik Merauke dan Distrik Semangga. Di Distrik Merauke lebih kepada pusat kegiatan perekonomian, karena hampir seluruh kegiatan perekonomian di Kabupaten Merauke terpusat di Distrik Merauke. Pusat kegiatan perkantoran pun terletak di distrik merauke, karena berada tepat di pusat kota kabupaten merauke. Di Distrik Sota lebih didominasi oleh kegiatan pariwisata, karena di distrik tersebut tepat berbatasan dengan Negara tetangga Papua Nugini, dimana di distrik tersebut dibuat tugu kembar dan titik 0 indonesia yang dimana dibangun sebuah tempat khusus untuk dijadikan tempat pariwisata dan berkumpulnya masyarakat Kabupaten Merauke yang ingin berlibur di akhir pekan. Di Distrik Malind dan Kurik lebih didominasi oleh permukiman dan kegiatan-kegiatan yang beskala lokal kecamatan. Di distrik semangga didominasi oleh kegiatan perkebunan, karena di sepanjang distrik tersebut masih banyak penduduk yang yang mempunyai kebun yang cukup luas dan dikelola oleh perusahaan-perusahaan perkebunan. Pusat kegiatan perekonomian di Kabupaten Merauke terkonsentrasi di distrik merauke yang dimana sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang dan wiraswasta, dan ditunjang oleh jaringan jalan yang cukup baik sehingga memudahkan aksesbilitas masyarakat sekitar untuk melakukan aktifitasnya. Berdasarkan struktur ruang, Pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Merauke diantaranya: 1. PKSN yaitu Merauke Pusat pelayanan administrasi/pemerintahan pusat pertahanan keamanan pusat perdagangan regional pusat pelayanan umum dan sosial regional pusat koleksi hasil SDA Pusat koleksi dan distribusi industri regional Pusat perhubungan/transportasi regional 2. PKW yaitu Muting Pusat pelayanan administrasi/pemerintahan pusat perdagangan regional pusat pelayanan umum dan sosial pusat koleksi hasil SDA HASIL PENGUMPULAN DATA 2-16

Pusat koleksi dan distribusi industri regional Pusat perhubungan/transportasi regional 3. PKL yaitu Wanam di Distrik Ilwayab, Okaba di Distrik Okaba, dan Harapan makmur di Distrik Kurik Pusat perdagangan regional pusat pelayanan umum dan sosial pusat koleksi hasil SDA pusat pengembangan kawasan agropolitan pusat perhubungan/transportasi 4. PPK yaitu : Kimaam di Distrik Kimaan, Kumaaf di Distrik Ulilin, Kaptel di Distrik Kaptel, Kumbe di Distrik Malind. Pusat perdagangan pusat koleksi hasil SDA pusat perhubungan/transportasi 5. PPL yaitu : Bupul di Distrik Elikobel Sota di Distrik Sota Onggaya di Distrik Naukenjerai Semayam Indah di Distrk Tanah Miring Muram Sari di Distrik Distrik Semangga Kartini di Distrik Jagebob Wayau di Distrik Animha Po Epe di Distrik Ngguti Yowied di Distrik Tubang Waan di Distrik Waan Tabonji di Distrik Tabonji PPL berfungsi sebagai Pusat perdagangan, pusat koleksi hasil SDA dan pusat perhubungan/transportasi. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-17

Gambar 2-6 Peta Pusat Kegiatan Kabupaten Merauke HASIL PENGUMPULAN DATA 2-18

2.5.3 Pola Pemanfaatan Ruang Pada tahun 2007, tutupan lahan masih didominasi oleh Savanna seluas 1,103 juta Ha atau sekitar 23,7 % dari total luas lahan Kabupaten Merauke. tutuupan yang lain yang turut mendominasi pada tahun 2007 ini di Kabupaten Merauke adalah Semak/Belukar Rawa seluas 699 ribu Ha atau sekitar 15% diikuti oleh tutupan Lahan Hutan Lahan Kering Primer dan Sekunder masing masing sekitar 500 ribu Ha dan 544 ribu Ha (10,7% dan 11,71%). Tutupan Lahan yang lain yaitu Rawa seluas 534 ribu Ha (11,5%) serta Hutan Rawa Primer dan Sekunder keduanya berjumlah 434 ribu Ha atau sekitar 9,4% dari luas Kabupaten Merauke. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2-9 Penggunaan Lahan di Kabupaten Merauke Tahun 2011 No Tutupan Lahan Luas (Ha) Persentase 1 Hutan Lahan Kering Primer 500.338 10.76% 2 Hutan Lahan Kering Sekunder 544.880,5 11.71% 3 Hutan Mangrove Primer 282.302,1 6.07% 4 Hutan Mangrove Sekunder 16.366,7 0.35% 5 Hutan Rawa Primer 178.538,4 3.84% 6 Hutan Rawa Sekunder 256.084,6 5.51% 7 Perkebunan 16.135,7 0.35% 8 Permukiman 37.614,2 0.81% 9 Pertanian Lahan Kering 17.302,7 0.37% 10 Pertanian Lahan Kering Bercampur dgn Semak 56.941,9 1.22% 11 Rawa 534.653,1 11.49% 12 Savana 1.103.829,5 23.73% 13 Sawah 29.190,5 0.63% 14 Semak/Belukar 280.822,3 6.04% 15 Semak/Belukar Rawa 699.713,6 15.04% 16 Tanah Terbuka 58.241,9 1.25% 17 Tidak ada data (awan) 513,2 0.01% 18 Tubuh Air 37.710,2 0.81% Jumlah 4.651.336 100.00% Sumber : RTRW Kabupaten Merauke 2.5.4 Aktivitas Perekonomian Sektor perdagangan di Kawasan Perkotaan Merauke umumnya lebih banyak didominasi oleh perdagangan skala lokal kota dan regional kabupaten. Untuk perdagangan ekspor, komoditi yang banyak dijual berasal dari sektor kelautan dan perikanan, sehingga kegiatan ekonomi terkonsentrasi di daerah pelabuhan, baik perusahaan eksportir-importirnya, pergudangan, jasa pendukungnya, dan lain-lain. Industri besar, home industry maupun pergudangan industri di Kawasan Perkotaan Merauke berada di Kelurahan Karang Indah. Selain itu, aglomerasi berbagai fasilitas tersebut dengan Pelabuhan Samudera memberikan peluang kawasan tersebut menjadi lokasi industri terpadu. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-19

Untuk sektor jasa, pengangkutan dan komunikasi, secara regional banyak didominasi oleh pendapatan dari kegiatan kepelabuhanan dan kebandaraan, baik dari pajak penumpang maupun barang. Sedangkan untuk internal kota, dari kegiatan trayek angkutan kota dan angkutan Kelurahan, biro-biro travel, dan pangkalan-pangkalan mobil. Jasa-jasa kegiatan yang identik dengan representasi ekonomi perkotaan yang saat ini sudah berjalan di Kawasan Perkotaan Merauke, antara lain jasa service kendaraan, pelayanan internet, telepon seluler, perawatan tubuh, jasa keuangan dan perbankan, dan lain-lain. Tahun 2011, nilai tambah atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor primer telah mencapai 1,64 triliun rupiah. Nilai ini lebih tinggi 4,72 persen disbanding tahun 2010. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan nilai tambah pada sektor pertanian. Sejak tahun 2010, dominasi kelompok sektor primer dalam perekonomian Kabupaten Merauke sudah mulai bergeser. Sementara itu, nilai tambah kelompok sektor sekunder pada tahun 2011 sebesar 624,10 milyar rupiah meningkat 19,04 persen dari tahun 2010. Peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh subsektor bangunan yang memberi andil sangat besar yang mengalami peningkatan sebesar 20,97 persen pada tahun 2011 akibat maraknya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat di Kabupaten Merauke. Tahun 2011, kelompok sektor tersier meningkat 16,53 persen dibandingkan tahun 2010 hingga nilai tambah yang dicapai pada tahun 2011 sebesar 1,82 triliun rupiah. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memegang peranan penting pada nilai kelompok sektor ini yang meningkat hingga sebesar 22,36 persen dibandingkan tahun 2010. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2-10 PDRB Kabupaten Merauke Menurut Kelompok Sektor Tahun 2010-2011 (Juta Rupiah) No Kelompok Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor Nilai (Juta Rupiah) Pertumbuhan Nilai (Juta Rupiah) Pertumbuhan 2010 2011 (%) 2010 2011 (%) 1 Primer 1.570.297,46 1.644.473,00 4,72 717.346,29 724.813,57 1,04 2 Sekunder 524.282,89 624.104,41 19,04 174.773,30 194.536,04 11,31 3 Tersier 1.560.847,84 1.818.802,85 16,53 643.286,57 708.110,24 10,08 Jumlah 3.655.428,19 4.087.380,27 11,82 1.535.406,16 1.627.459,84 6,00 Sumber: Kabupaten Merauke Dalam Angka Tahun 2012 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-20

Gambar 2-7 Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Merauke HASIL PENGUMPULAN DATA 2-21

2.6 Kondisi Pola Pergerakan 2.6.1 Pergerakan Penumang A. Besar Pergerakan Kondisi bangkitan dan tarikan pergerakan orang merupakan identifikasi pergerakan perjalanan orang dari antar zona internal masing-masing kecamatan di Kabupaten Merauke. Pelayanan transportasi di Kabupaten Merauke terdiri dari 20 zona pergerakan yang terdiri dari tiap kecamatan di Kabupaten Merauke. Hasil identifikasi memperlihatkan bahwa bangkitan internal yang terjadi di Kabupaten Merauke pada tahun 2013 sebesar 72.756 jiwa/hari, sedangkan untuk tarikan pergerakannya sebesar 87.938 jiwa/hari. Adapun zona merauke merupakan zona dengan bangkitan dan tarikan yang paling tinggi di Kabupaten Merauke dengan nilai 4.611 jiwa/hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2-11 Bangkitan dan Tarikan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2013 Tahun 2012 an Bergerakan (orang/har) No Zona Penduduk Bangkitan Tarikan 1 Kimaan 7.154 2.210 2.704 2 Tabonji 5.785 1.838 2.263 3 Waan 4.490 1.479 1.837 4 Ilwayab 5.631 1.792 2.209 5 okaba 5.167 1.667 2.060 6 Tubang 2.852 1.032 1.306 7 Ngguti 2.132 835 1.073 8 Kaptel 1.833 752 975 9 Kurik 15.886 4.611 5.551 10 Animba 2.419 909 1.162 11 Malind 10.685 3.182 3.857 12 Merauke 115.359 31.950 37.967 13 Naukenjerai 2.340 887 1.135 14 Semangga 16.204 4.701 5.657 15 Tanah Miring 20.504 5.880 7.056 16 Jagebob 9.180 2.769 3.367 17 Sota 3.915 1.320 1.649 18 Muting 5.700 1.810 2.230 19 Elikobel 4.657 1.525 1.892 20 Ulilin 4.959 1.606 1.988 TOTAL 246.852 72.756 87.938 B. Asal Tujuan Pergerakan Setelah bangkitan dan tarikan di Kabupaten Merauke teridentifikasi selanjutnya melihat distribusi pergerakan yang terjadi pada tiap zona kecamatan. Dari hasil pengisian distribusi HASIL PENGUMPULAN DATA 2-22

pergerakan ini, pergerakan dari zona Merauke ke Zona Kurik merupakan pergerakan yang paling tinggi di Kabupaten Merauke yaitu 3.370 jiwa/hari, sedangkan pergerakan Zona Kimaan menuju Naukenjara menjadi pergerakan terkecil dengan 1 jiwa/hari. Untuk lebih detail pergerakan antar zona kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2-12 Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2013 O-D Kimaan Tabonji Waan Ilwayab okaba Tubang Ngguti Kaptel Kurik Animba Malind Merauke NaukenjeraSemangga Tanah MirinJagebob Sota Muting Elikobel Ulilin S Oi Kimaan 0 736 280 304 59 89 18 12 20 4 17 1.131 1 19 8 3 2 14 4 4 2.723 Tabonji 612 0 671 223 45 74 12 10 17 6 13 545 1 13 7 3 1 11 3 3 2.267 Waan 266 766 0 175 24 40 8 5 9 3 7 497 0 6 3 2 1 6 2 2 1.822 Ilwayab 309 272 187 0 86 141 28 19 28 13 28 1.020 1 23 13 6 2 22 5 6 2.209 okaba 63 58 27 91 0 95 31 20 46 15 39 1.471 2 32 18 8 4 23 8 6 2.055 Tubang 48 48 23 75 47 0 24 16 28 6 20 872 1 19 11 5 2 19 5 5 1.272 Ngguti 18 15 8 29 30 46 0 24 22 9 16 733 1 16 9 8 3 28 7 7 1.029 Kaptel 12 13 6 20 19 31 24 0 59 29 22 466 1 20 12 27 11 103 25 27 927 Kurik 23 23 11 32 48 59 24 65 0 64 113 4.841 6 110 61 24 12 70 47 52 5.686 Animba 5 7 4 13 15 12 10 30 60 0 18 821 1 17 10 19 7 37 17 18 1.121 Malind 19 17 8 32 42 43 18 24 113 19 0 3.398 4 69 43 23 8 19 12 14 3.924 Merauke 1.270 736 588 1.129 1.539 1.829 792 506 4.772 861 3.370 13 1.079 5.100 6.610 3.038 1.473 1.618 1.508 1.567 39.398 Naukenjera 1 1 0 1 2 2 1 1 6 1 4 1.038 0 12 11 4 2 3 2 2 1.093 Semangga 21 17 8 26 34 41 17 22 111 18 70 5.195 13 0 91 40 18 20 18 19 5.797 Tanah Mirin 9 9 4 14 19 23 10 14 62 11 44 6.776 12 92 0 57 24 25 23 24 7.251 Jagebob 4 4 2 6 8 10 9 29 24 20 23 3.072 4 39 56 0 18 27 28 30 3.415 Sota 2 2 1 3 4 4 3 12 11 8 8 1.450 2 17 23 17 0 22 18 21 1.628 Muting 15 14 7 24 23 38 30 110 68 38 19 1.588 3 19 24 26 22 0 72 93 2.232 Elikobel 4 4 2 6 8 9 7 27 46 17 12 1.489 2 17 22 28 18 72 0 90 1.881 Ulilin 4 4 2 6 6 10 8 29 50 19 13 1.551 2 18 23 29 22 94 90 0 1.981 S Dd 2.704 2.746 1.837 2.209 2.060 2.597 1.073 975 5.551 1.162 3.857 37.967 1.135 5.657 7.056 3.367 1.649 2.230 1.892 1.988 89.712 2.6.2 Pergerakan Barang A. Besaran Pergerakan Kondisi bangkitan dan tarikan pergerakan barang merupakan identifikasi pergerakan perjalanan orang dari antar zona internal masing-masing kecamatan di Kabupaten Merauke. Pelayanan transportasi di Kabupaten Merauke terdiri dari 20 zona pergerakan yang terdiri dari tiap kecamatan di Kabupaten Merauke. Hasil identifikasi memperlihatkan bahwa bangkitan internal yang terjadi di Kabupaten Merauke pada tahun 2013 sebesar 38.427.362 ton/tahun, sedangkan untuk tarikan memiliki besaran yang sama. Adapun zona merauke merupakan zona dengan bangkitan dan tarikan yang paling tinggi di Kabupaten Merauke dengan nilai 17.978.923 ton/tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-23

Gambar 2-8 Peta Desireline Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2013 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-24

Tabel 2-13 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Barang Kabupaten Merauke Tahun 2013 Bangkitan Dan Tarikan (Ton/Tahun) No Zona Bangkitan Tarikan 1 Kimaan 1.114.965 1.087.345 2 Tabonji 901.603 1.124.659 3 Waan 699.775 682.440 4 Ilwayab 877.602 855.862 5 okaba 805.287 785.338 6 Tubang 444.490 1.141.135 7 Ngguti 332.276 324.045 8 Kaptel 285.677 278.600 9 Kurik 2.475.864 2.414.531 10 Animba 377.006 367.667 11 Malind 1.665.278 1.624.025 12 Merauke 17.978.923 17.533.545 13 Naukenjerai 364.694 355.659 14 Semangga 2.525.425 2.462.864 15 Tanah Miring 3.195.588 3.116.426 16 Jagebob 1.430.721 1.395.279 17 Sota 610.160 595.045 18 Muting 888.356 866.350 19 Elikobel 725.802 707.823 20 Ulilin 772.870 753.724 Jumlah 38.472.362 38.472.362 B. Asal Tujuan Pergerakan Setelah bangkitan dan tarikan di Kabupaten Merauke teridentifikasi selanjutnya melihat distribusi pergerakan yang terjadi pada tiap zona kecamatan. Dari hasil pengisian distribusi pergerakan ini, pergerakan dari zona Merauke ke Semangga merupakan pergerakan yang paling tinggi di Kabupaten Merauke yaitu 2.353.550 ton/tahun, sedangkan pergerakan Zona Naukenjerai menuju Kimaan menjadi pergerakan terkecil dengan 137 ton/tahun. Untuk lebih detail pergerakan antar zona kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-25

Tabel 2-14 Distribusi Pergerakan Barang Kabupaten Merauke Tahun 2013 O-D Kimaan Tabonji Waan Ilwayab okaba Tubang Ngguti Kaptel Kurik Animba Malind Merauke NaukenjeraSemangga Tanah MirinJagebob Sota Muting Elikobel Ulilin S Oi Kimaan 2 245.391 77.934 81.399 13.489 24.193 3.240 2.472 5.022 854 4.023 644.439 127 4.482 1.886 722 305 3.300 869 814 1.114.965 Tabonji 196.991 12 216.011 68.872 11.931 23.212 2.533 2.448 4.840 1.282 3.484 359.031 125 3.484 1.862 713 301 3.027 698 746 901.603 Waan 75.258 259.845 4 47.529 5.542 11.061 1.446 1.103 2.248 677 1.677 288.238 57 1.535 847 412 128 1.466 340 363 699.775 Ilwayab 82.748 87.214 50.034 3 19.133 37.046 4.977 3.797 6.672 2.333 6.461 559.526 197 5.306 2.923 1.257 445 5.113 1.169 1.249 877.602 okaba 14.237 15.687 6.057 19.866 0 20.953 4.682 3.359 9.148 2.431 7.592 682.248 232 6.255 3.445 1.489 658 4.486 1.355 1.106 805.287 Tubang 9.835 11.755 4.656 14.815 8.070 0 3.261 2.488 5.064 853 3.576 368.625 128 3.462 1.907 824 291 3.320 740 819 444.490 Ngguti 3.433 3.343 1.587 5.188 4.700 8.499 0 3.398 3.708 1.217 2.617 282.291 94 2.535 1.396 1.221 398 4.535 998 1.118 332.276 Kaptel 2.632 3.247 1.216 3.976 3.389 6.515 3.415 0 11.139 4.254 3.922 201.988 72 3.627 2.225 4.684 1.656 18.879 4.187 4.654 285.677 Kurik 5.401 6.485 2.504 7.059 9.322 13.398 3.764 11.253 1 10.366 22.461 2.309.329 824 22.218 12.237 4.687 1.979 14.151 8.678 9.745 2.475.864 Animba 919 1.718 754 2.469 2.478 2.257 1.236 4.298 10.368 0 2.915 327.122 115 2.778 1.702 3.079 1.025 6.273 2.592 2.910 377.006 Malind 4.326 4.666 1.867 6.833 7.733 9.457 2.656 3.960 22.451 2.913 0 1.562.136 557 13.376 8.278 4.308 1.319 3.751 2.210 2.482 1.665.278 Merauke 678.101 470.605 314.078 579.157 680.145 954.118 280.347 199.622 2.259.253 319.992 1.528.942 13.875 347.946 2.353.550 3.030.695 1.335.487 566.780 748.934 639.598 677.699 17.978.923 Naukenjerai 137 168 64 209 237 341 96 73 826 115 559 356.678 0 1.737 1.648 517 276 376 309 328 364.694 Semangga 4.826 4.673 1.711 5.620 6.380 9.169 2.576 3.667 22.241 2.781 13.395 2.408.176 1.734 0 17.690 7.402 2.861 3.902 3.213 3.405 2.525.425 Tanah Miring 2.034 2.501 945 3.100 3.520 5.057 1.421 2.254 12.267 1.706 8.302 3.105.424 1.647 17.715 0 10.544 3.814 4.837 4.121 4.379 3.195.588 Jagebob 779 958 460 1.334 1.521 2.185 1.243 4.745 4.700 3.087 4.322 1.368.948 517 7.416 10.549 0 2.801 5.033 4.913 5.209 1.430.721 Sota 329 404 143 472 672 773 405 1.678 1.985 1.028 1.323 581.155 276 2.867 3.817 2.802 0 3.777 2.851 3.401 610.160 Muting 3.541 4.046 1.629 5.397 4.561 8.763 4.593 19.029 14.119 6.258 3.744 763.806 374 3.889 4.815 5.008 3.757 0 13.356 17.671 888.356 Elikobel 937 938 379 1.240 1.385 1.964 1.016 4.242 8.703 2.599 2.218 655.712 309 3.220 4.123 4.914 2.850 13.426 0 15.625 725.802 Ulilin 878 1.003 405 1.326 1.131 2.172 1.139 4.716 9.774 2.919 2.490 694.796 328 3.412 4.382 5.209 3.401 17.764 15.625 1 772.870 S Dd 1.087.345 1.124.659 682.440 855.862 785.338 1.141.135 324.045 278.600 2.414.531 367.667 1.624.025 17.533.545 355.659 2.462.864 3.116.426 1.395.279 595.045 866.350 707.823 753.724 38.472.362 2.7 Kondisi Pelayanan Transportasi 2.7.1 Jaringan Prasarana A. Jaringan Prasarana Transportasi Jalan Tahun 2011, panjang Jalan keseluruhan di Kabupaten Merauke yang dibangun oleh pemerintah adalah 1.608.151 km, terdiri dari 271.000 km Jalan Negara, 233.407 km Jalan Propinsi dan 1.103.744 km merupakan Jalan Kabupaten. Panjang jalan yang telah diaspal hanya mencapai 828.050 km atau 51,49 persen, panjang sisanya masih berupa jalan tanah. Menurut kondisi jalan, panjang jalan dengan kondisi baik hanya sekitar 303.210 km (18,85 persen), kondisi sedang 46.745 km (29,21 persen). Sementara itu, panjang jalan rusak dan rusak berat mencapai 646.953 km (40,23 persen) dan 188.243 km (11,71 persen). Lebih jelasnya dpat dilihat pada tabel dibawah ini. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-26

Gambar 2-9 Peta Desireline Barang Kabupaten Merauke Tahun 2013 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-27

Tabel 2-15 Panjang Jalan di Kabupaten Merauke Tahun 2009-2011 (km) NO Jenis Jalan 2009 2010 2011 1 Pemerintah Yang Berwenang Jalan Negara 271.000 271.000 271.000 Jalan Provinsi 233.407 233.407 233.407 Jalan Kabupaten 1.073.908 1.098.630 1.103.744 Jumlah 1.564.973 1.603.037 1.608.151 2 Jenis Permukaan Diaspal 770.897 793.005 828.050 Kerikil - - - Tanah 807.418 810.032 780.101 Lainnya - - - Jumlah 1.564.973 1.603.037 1.608.151 3 Kondisi Jalan Baik 230.595 249.632 303.210 Sedang 515.802 499.631 469.745 Rusak 623.570 633.531 646.953 Rusak Berat 208.348 220.243 188.243 Jumlah 1.564.973 1.603.037 1.608.151 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka Tahun 2012 Kondisi jalan di wilayah Kabupaten Merauke sebagian besar berada pada kondisi yang memprihatinkan. Prasarana jalan di wilayah perkotaan memang dikategorikan baik di beberapa tempat contohnya di Kota Merauke, ke arah Distrik Semangga, Distrik Ranah Miring dan ke Distrik Kurik. Perkerasan sebagian besar jalan tersebut diatas sudah berupa aspal. Jalan dengan perkerasan aspal dilengkapi jaringan drainase di beberapa tempat (contoh: Distrik Semangga, Tanah Miring dan Jagebob) dengan perkerasan drainase dari tanah. Sedangkan perkerasan jalan pada wilayah pedesaan sebagian besar berupa tanah merah. Perkerasan jalan dari tanah membuat aksesibilitas warga secara eksternal terhambat terutama ketika hujan turun. Pergerakan eksternal yang dimaksud adalah pergerakan penduduk Antar Distrik, atau bahkan antar wilayah. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-28

Fenomena tersebut terjadi pada jalan yang menghubungkan distrik di bagian timur Kabupaten Merauke (Jalan Lintas Timur Papua). Di beberapa tempat yang dinamakan penduduk Kuda Mati, kondisi jalan akan sangat parah apabila hujan turun. Kondisi jalan lincir dan berlumpur yang menyebabkan jalan tersebut hanya bisa dilewati oleh mobil doble gardan (4WD). Jika musim hujan hujan datang, transportasi akan terhambat. Misalnya truk pembawa bahan makanan yang biasa beroperasi dari Merauke ke Ulilin yang ditunjukkan oleh foto di bawah ini, hanya bisa menunggu untuk kembali berjalan ketika kondisi jalan mulai membaik (kering). Jembatan Jembatan di Kabuapten merauke terdiri dari beberapa jenis, yaitu Jembatan Beton, Baja dan Kayu. Jembatan terbesar yang ada sekarang ini adalah Jembatan Maro. Untuk jembatan sungai-sungai kecil lainnya biasanya terbuat dari kayu. Beberapa jembatan berada dalam kondisi rusak, seperti jembatan yang berada di Jalan Sota-Elikobel. Beberapa jembatan kayu yang terletak di jalan lintas timur juga berada dala kondisi kritis, walaupun masih bisa dipakai. Berikut adalah data kondisi jembatan di Kabupaten Merauke. Tabel 2-16 Panjang Jembatan Manurut Jenisnya di Kabupaten Merauke 2009-2011 (km) No Jenis Jembatan 2009 2010 2011 1 Beton 859,00 859,00 859,00 2 Baja 1.182,00 1.182,00 1.182,00 3 Kayu 2.652,00 2.652,00 2.652,00 4 Lainnya - - - Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka Tahun 2012 Kondisi Jembatan di Distik Sota (Jl. Lintas Irian) HASIL PENGUMPULAN DATA 2-29

Gambar 2-10 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Merauke HASIL PENGUMPULAN DATA 2-30

Gambar 2-11 Peta Ruas Jalan Kabupaten Merauke HASIL PENGUMPULAN DATA 2-31

Jumlah kendaraan di Kabupaten Merauke pada tahun 2011 berjumlah 54.395 kendaraan yang terdiri dari sedan, jeep, bus, pick up, minibus, station wagon, truk tangki, sepeda motor, scooter, dsb. Jumlah kendaraan yang paling banyak yaitu sepeda motor sebanyak 48.947 kendaraan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2-17 Jumlah Kendaraan Bermotor di Kabupaten Merauke Tahun 2009-2011 No Jenis Kendaraan 2009 2010 2011 1 Sedan 31 45 45 2 Jeep 25 29 29 3 Bus biasa - 78 78 4 Truck 1.278 1.431 1.431 5 Pick UpTruck 1.202 1.315 1.315 6 Station Wagon 359 368 368 7 Minibus 2.056 2.066 2.066 8 Truk Tangki 16 23 23 9 Double Cabin - 10 10 10 Scooter 57 63 63 11 Sepeda Motor 37.613 48.947 48.947 12 Pemadam Kebakaran 4 4 4 13 Ambulance 6 13 13 14 Mobil Jenasah 3 2 2 15 Lainnya 65 - - Jumlah 41.715 54.395 54.395 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka Tahun 2012 B. Jaringan Prasarana Transportasi SDP Angkutan jasa penyeberangan sungai terdapat di dua muara sungai, yaitu Muara Kumbe di Desa Kumbe II dan Muara Bian di Kampung Hid. Angkutan ini biasanya menyeberangkan penumpang dan sepeda motor dengan perahu berkapasitas 5-6 motor. Angkutan ini tidak mempunyai frekuensi penyeberangan yang tetap, tergantung pada jumlah kendaraan yang akan menyeberang. Angkutan penyeberangan ini diakomodir oleh ASDP Kabupaten Merauke, dan dijalankan oleh masyarakat setempat. Tabel dibawah ini menjelaskan secara detail kondisi prasarana transportasi Sungai dan penyeberangan di Kabupaten Merauke. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-32

Tabel 2-18 Kondisi Angkutan Penyeberangan dan Sungai di Kabupaten Merauke Tahun 2012 No 1 Nama Penyeberangan Kumbe I - Kumbe II Lokasi Alur Sungai Jarak Kampung Distrik Sungai (M') Kumbe Malind Sungai Kumb 500 Fasilitas Dermaga Kayu Kumbe I dan Kumbe II Ruang Tunggu Kumbe II Jumlah Armada Keterangan 22 Unit Beroperasi rutin 2 Bian I - Bian II Domande dan Sanggase Malind dan Okaba Sungai Bian 2000 Dermaga Kayu Bian I dan Bian II 18 Unit Beroperasi rutin 3 Buraka Yowied Tubang Sungai Buraka 500 Belum ada 2 Unit Beroperasi/Belum dikelola 4 Bibikem - Kimaam Bibikem dan Kimaam Ilwayab dan Kimaam Selat Mariana Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke Tahun 2013 4000 belum ada Belum dikelola/ musiman Tabel 2-19 Jumlah Dermaga dan Fasilitas Penunjang Angkutan Sungai dan Penyeberangan Kabupaten Merauke 2012 No. Lokasi P(M) Dermaga L(M) Luas (M2) P(M) Trestle L(M) Luas (M2) Konstruksi Ruang Tunggu (M2) Pos Pelaya nan (M2) Keterang an 1. 2. Dermaga Sungai Kelapa Lima. Kumbe I 18 27 4 3 72 81 22 25 4 3 88 75 Kayu Kayu 24 24-8 Dermaga rusak berat Ruang Tunggu rusak berat 3. Kumbe II - - - - - - - - - Jembatan rusak berat 4. Bian I 70 2 140 - - - - - - Ruang Tunggu rusak berat 5. Bian II 70 2 140 - - - - 24 - Jembatan rusak berat Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke Tahun 2013 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-33

Kondisi Dermaga Kelapa Lima Tabel 2-20 Jumlah Belang di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013 No Distrik Kampung Jumlah Belang (unit) 2011 2012 2013 1 Waan Waan 1 - - Kawe - - 1 2 Kaptel Kaptel 1 - - Kaniskobat 1 - - 3 Animha Baad 1 - - Wayau 1 - - 4 Naukenjerai Kondo 1 - - 5 Kimaam Komolom - 1 - Sabudom - - 1 6 Muting Waan - 1 - Pahas - - 1 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-34

No Distrik Kampung Jumlah Belang (unit) 2011 2012 2013 7 Tubang Penyeberangan - 2 - Buraka 8 Ngguti Yomob - 1-9 Tabonji Yeraha - - 1 10 Ilwayab Uli-Uli - - 1 Bibikem - - 1 Sumber : Kabupaten Merauke, Tahun 2013 Tabel 2-21 Jumlah Pembangunan Tambatan Perahu di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013 No Distrik Kampung Pembangunan Tambatan Perahu (m2) 2011 2012 2013 1 Ilwayab Wanam 96 m2 - - Padua 104 m2 - - 2 Tabonji Tabonji 96 m2 - - Yeraha - - 96 m2 3 Kaptel Kaptel 96 m2 - - 4 Tubang Woboyo 96 m2 - - Wamal - 82 m2 - Welbuti - 82 m2-5 Kimaam Komolom - 90 m2-6 Ngguti Yawiwu di - 96 m2 - Yomob 7 Wan Konorau - - 96 m2 Sumber : Kabupaten Merauke, Tahun 2013 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-35

Gambar 2-12 Pengadaan Belang di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-36

HASIL PENGUMPULAN DATA 2-37

Gambar 2-13 Pembangunan Tambatan Perahu di Kabupaten Merauk Tahun 2011-2013 C. Jaringan Prasarana Transportasi Laut Produktivitas angkutan laut tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan kapal tercatat sebanyak 1.714 kali atau lebih tinggi13,35 persen dibanding tahun 2010.Jumlah penumpang pada tahun 2011 tercatat 14.535 penumpang tiba dan 12.553 penumpang berangkat. Angkutan jasa penyeberangan sungai terdapat di dua muara sungai, yaitu Muara Kumbe di Desa Kumbe II dan Muara Bian di Kampung Hid. Angkutan ini biasanya menyeberangkan penumpang dan sepeda motor dengan perahu berkapasitas 5-6 motor. Angkutan ini tidak mempunyai frekuensi penyeberangan yang tetap, tergantung pada jumlah kendaraan yang akan menyeberang. Angkutan penyeberangan ini diakomodir oleh ASDP Kabupaten Merauke, dan dijalankan oleh masyarakat setempat. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-38

Tabel 2-22 Jumlah Pelabuhan Menurut Status (Umum dan Khusus) di Kabupaten Merauke Tahun 2012 No. Pelabuhan Umum (Nama Pelabuhan) Pelabuhan Khusus (Nama Pelabuhan) Pemilik / Pengelola 1 Pelabuhan Merauke - PT. PELINDO IV Pertamina PT. PERTAMINA Kimaam - Kanpel Bade Okaba - Kanpel Bade Kimaam - Kanpel Bade Kumbe - Kanpel Bade Bian - Kanpel Bade Bulaka - Kanpel Bade Muting - Kanpel Bade Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Papua 2013 Tabel 2-23 kondisi Fasilitas Pelabuhan di Kabupaten Merauke Tahun 2012 No Pelabuhan 1 Merauke - Kab. Merauke Dermaga (M 2 ) Dermaga II : 84 m x 15 m Ked. Kolam Pelabuhan Ked. Alur Pelayaran Terminal Penumpang (M2) Gedung Operasional Lapangan Penumpukan (p x l) = m 2 (M 2 ) (M 2 ) Dermaga I : 11-12 m 15 m 20 x 12 m 74 m x 12 m (240 m2) 7 m Kantor : 150 m2 Gudang : 640 m2 Kontainer : 70 m x 35 m (2.450 m2) 2 Kimaam - Kab. Merauke 70 m x 8 m 8-9 m 10 m - - - Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Papua 2013 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-39

Kondisi Pelabuhan Kelas IV Merauke D. Jaringan Prasarana Transportasi Udara Kota Merauke merupakan kota asal dan tujuan maupun transit dari ke wilayah kabupaten yang dihubungkan dengan jalan darat, laut/sungai, dan udara. Apabila menggunakan angkutan udara, maka Kabupaten Merauke dapat diakses melalui Bandar udara Mopah. Bandar Udara ini merupakan pusat sirkulasi ke daerah-daerah pedalaman di wilayah selatan Papua maupun ke daerah luar di Kabupaten Merauke. Bandara Mopah Merauke adalah simpul transportasi udara dengan skala pelayanan sekunder dengan wilayah pelayanan Kabupaten. Tahun 2011 tercatat 3.200 pesawat datang dan 3.245 pesawat berangkat dengan jumlah penumpang sebanyak 122.078 orang datang dan 111.884 orang berangkat. Jumlah barang bagasi yang dibongkar mencapai 1.178.322 ton dan barang dimuat tercatat 1.356.564 ton. Berikut adalah data prasarana bandara yang ada di Kabupaten Merauke. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-40

Tabel 2-24 Bandar Udara di Kabupaten Merauke Tahun 2012 No. Nama Bandar Udara Penggunaan Hierarki 1 Mopah/Merauke Internasional Regional Pengumpul Skala Sekunder (I/3) 2 Okaba/Merauke Domestik Pengumpan 3 Kimaam/Merauke Domestik Pengumpan Mindiptanah/Merauke Domestik Pengumpan Tanah Merah Domestik Pengumpan Sumber : KM No 11 Tahun 2010 2.7.2 Jaringan Pelayanan A. Jaringan Pelayanan Transportasi Jalan Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan LLAJ Kementerian Perhubungan, ada beberapa poin penting dalam pelayanan transportasi jalan ialah (1) Meningkatkan kondisi pelayanan prasarana jalan melalui penanganan muatan lebih secara komprehensif dan melibatkan berbagai instansi terkait; (2) Meningkatkan keselamatan lalu-lintas jalan secara komprehensif dan terpadu; (3) Meningkatkan kelancaran pelayanan angkutan jalan secara terpadu; (4) Meningkatkan aksesibilitas pelayanan kepada masyarakat melalui penyediaan pelayanan angkutan perintis; (5) Meningkatkan Kinerja peraturan dan kelembagaan melalui, penataan sistem transportasi jalan, menyukseskan peraturan pelaksanaan dari Undang undang No.22 tahun 2009 tentang LLAJ, peningkatan pembinaan teknis transportasi di daerah, meningkatkan peran serta, investasi swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan transportasi jalan; (6) Meningkatkan kompetensi dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan; (7) Mendukung Pengembangan transportasi yang berkelanjutan. B. Jaringan Pelayanan Transportasi SDP Sesuai dengan arah kebijkan pembangunan LLASDP Kementerian Perhubungan, ada beberapa poin penting dalam pelayanan transportasi SDP ialah (1) Memperbaiki keselamatan dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana serta pengelolaan angkutan ASDP; (2) Meningkatkan kelancaran dan kapasitas pelayanan lintas yang telah jenuh dan memperbaiki tatanan pelayanan antar moda dan kesinambungan transportasi darat yang terputus di dalam pulau dan antar pulau; (3) Meningkatkan aksesibilitas pelayanan ASDP; (4) Mendorong peran serta pemda dan swasta dalam penyelenggaraan ASDP. Adapun sasaran pembangunan dalam pelayanan tranportasi SDP adalah (1) Memperbaiki keselamatan dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana serta pengelolaan angkutan ASDP; (2) Meningkatkan kelancaran dan kapasitas pelayanan lintas yang telah jenuh dan HASIL PENGUMPULAN DATA 2-41

memperbaiki tatanan pelayanan antar moda dan kesinambungan transportasi darat yang terputus di dalam pulau dan antar pulau; (3) Meningkatkan aksesibilitas pelayanan ASDP; (4) Mendorong peran serta pemda dan swasta dalam penyelenggaraan ASDP. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-42

Gambar 2-14 Peta Sarana Transportasi Kabupaten Merauke HASIL PENGUMPULAN DATA 2-43

Tabel 2-25 Data Pelayanan Transportasi Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Merauke Tahun 2012 No. Nama Belang Trayek Ukuran Belang (M) Panjang Lebar Dalam 1 PMT. KRISNA Kumbe I - Kumbe Ii 9,50 2,70 0,85 2 PMT. DAWI Kumbe I - Kumbe Ii 9,30 2,35 0,77 3 PMT. SIMPORA I Kumbe I - Kumbe Ii 9,50 2,40 0,73 4 PMT. TATA USAHA IV Kumbe I - Kumbe Ii 10,40 2,80 0,73 5 PMT. SUNGAI KUMBE Kumbe I - Kumbe Ii 11,00 2,75 0,78 6 PMT. SIMPORA II Kumbe I - Kumbe Ii 9,60 2,48 0,73 7 PMT. TATA USAHA III Kumbe I - Kumbe Ii 9,55 3,75 0,73 8 PMT. VITA Kumbe I - Kumbe Ii 10,83 2,83 0,70 9 PMT. LELEMUKU Kumbe I - Kumbe Ii 9,83 3,48 0,77 10 PMT. ARMET Kumbe I - Kumbe Ii 11,50 2,80 0,75 11 PMT. DIAS Kumbe I - Kumbe Ii 10,30 2,80 0,70 12 PMT. SANGKURIANG I Kumbe I - Kumbe Ii 11,40 2,65 0,78 13 PMT. KISS MAWAR Kumbe I - Kumbe Ii 9,73 2,73 0,76 14 PMT. USAHA BAKTI Kumbe I - Kumbe Ii 11,40 3,13 0,77 15 PMT. LORENS Kumbe I - Kumbe Ii 10,50 2,72 0,70 16 PMT. ST. PETRUS Kumbe I - Kumbe Ii 11,90 2,50 0,85 17 PMT. MIFTAHUL KHAIR Kumbe I - Kumbe Ii 9,50 2,40 0,73 18 PMT. ORA ET LABORA Kumbe I - Kumbe Ii 10,30 2,80 0,70 19 PMT. AVE MARIA Kumbe I - Kumbe Ii 10,84 2,31 0,75 20 PMT. KUMBUHAN Kumbe I - Kumbe Ii 11,13 2,75 0,68 21 PMT. TRANS JAYA Kumbe I - Kumbe Ii 9,50 3,70 0,70 22 PMT. TANJUNG KELAPA Kumbe I - Kumbe Ii 10,84 2,31 0,75 23 PMT. SANGKURIANG II Bian I - Bian Ii 8,00 2,59 0,80 24 PMT. SINAR KALUKU Bian I - Bian Ii 10,05 2,60 0,76 25 PMT. SAFARI Bian I - Bian Ii 9,56 2,54 0,72 26 PMT. RIZKY Bian I - Bian Ii 11,85 2,75 0,91 27 PMT. INGGUN Bian I - Bian Ii 9,02 2,47 0,72 28 PMT. RITA Bian I - Bian Ii 9,25 2,70 0,95 29 PMT. SULTAN JAYA 01 Bian I - Bian Ii 10,20 2,58 0,83 30 PMT. MUTIARA INDAH Bian I - Bian Ii 9,98 2,60 0,86 31 PMT. WALIN Bian I - Bian Ii 10,31 2,62 0,79 32 PMT. RATU BIAN I Bian I - Bian Ii 9,81 2,22 0,76 33 PMT. TRIKORA Bian I - Bian Ii 9,57 2,58 0,75 34 PMT. RATU BIAN II Bian I - Bian Ii 8,00 2,59 0,80 35 PMT. WAPECO Bian I - Bian Ii 9,90 2,52 0,72 36 PMT. ANUGERAH Bian I - Bian Ii 10,24 2,63 0,75 37 PMT. MBIAN PALL Bian I - Bian Ii 10,39 2,60 0,90 38 PMT. SULTAN JAYA 02 Bian Dan Sekitarnya 10,28 2,58 0,78 39 PMT. KUYAKE Bian Dan Sekitarnya 9,03 2,34 0,68 40 PMT. OKABA I Bian I - Bian Ii 9,58 2,25 0,84 Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke 2013 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-44

Tabel 2-26 Data Naik Turun Penumpang dan Barang melalui Pelayanan Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Merauke Tahun 2012 Penumpang (Orang) Barang (Ton/M 3 ) No. Lintasan Naik Turun Bongkar Muat 1. 2. 3. 4. 5. 6. Merauke Tanah Merah Merauke Agats Merauke dan sekitarnya Kumbe I Kumbe II Bian I Bian II Neto 4.769 626 103.723 415.749 33.691 36.022 4.769 626 103.723 415.749 36.947 36.022 2.524,00 2.584,00 9.204,633 2.538,99 153,094 90,179 2.524,00 2.584,00 9.204,633 2.538,99 153,094 90,179 J U M L A H 594.560 594.560 17.094,896 17.094,896 Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke 2013 No Tabel 2-27 Data Naik Turun Kendaraan melalui Pelayanan Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Merauke Tahun 2012 Kendaraan (Unit) Lintasan Naik Turun Keterangan Roda 2 Roda 4 Roda 2 Roda 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. Merauke Tanah Merah Merauke Agats Merauke dan sekitarnya Kumbe I Kumbe II Bian I Bian II Neto 57-1 299.266 21.994 24.102 5 - - 4-37 57-1 299.266 21.994 24.102 5 - - 4-37 BBM.9.204,633 TON J U M L A H 46.154 46 46.154 46 Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke 2013 Tabel 2-28 Lintas Dan Sarana Angkutan Sungai Dan Penyeberangan Kabupaten Merauke Tahun 2012 No. Lintas / Trayek Jarak (Mil) Waktu Tempuh (Jam/ Menit) Jumlah (Buah) Kapal Jenis Pemilik ABK (Org) Kapasitas Kapal Kendaraan PNP Roda Roda (Org) 4 2 (Unit) (Unit) BRG (T/M3) 1. 2. 3. 4. 5. Merauke 486 64 Jam 1 KMP Tanah Merah Merauke 401 52 Jam 1 KMP Agats Merauke - - - - Sekitarnya Kumbe I Kumbe II Bian I Bian II 1,4 4,5 15 Menit 1 Jam 16 16 Belang Belang Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke 2013 ASDP ASDP - Perorangan Perorangan 18 10-2 2 150 135-16 16 12 - - - - - - - 5 5 107 119-2,39 2,39 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-45

Gambar 2-15 Lintasan Pelayanan Transportasi Sungai dan Penyeberangan di Kabupaten Merauke C. Jaringan Pelayanan Transportasi Laut Untuk menjangkau daerah pedalaman dari Merauke yang berjauhan, selain transportasi udara juga dipakai transportasi laut. Akses transportasi laut dilayani oleh pelabuhan Merauke. Pelanuhan Merauke juga melayani rute-rute perintis. Sampai saat ini sekurangnya ada 4 rute perintis yang aktif dilayani oleh Pelabuhan Merauke. Selain rute perintis, kapalkapal penumpang yang dikelola oleh PT PELNI juga aktif, dengan tujuan Surabaya. Rute laut perintis yang dilayani Pelabuhan Merauke adalah : Rute 43 : Merauke Bade Agats Pomako-Dobo- Tual- Kaimana -Fak fak Kokas Babo Bintuni Sorong PP HASIL PENGUMPULAN DATA 2-46

Rute 46 : Merauke Wanam Bayun Atsi Eci Agats Akat Yamas - Sawaerma PP Rute 47 : Merauke Wanam Bade Agats Pomako Dobo Tual Kaimana Fak Fak Gorom Geser Bula Kesui Bandaneira Ambon PP Tabel 2-29 Rute Dan Frekwensi Pelayaran Kapal Penumpang PT. PELNI Yang No 1 Menyinggahi Pelabuhan Di Kabupaten Merauke Tahun 2012 Nama Kapal Jumlah Seat KM. TATAMAILAU 900 Rute / Trayek Merauke - Agats - Timika - Kaimana - Fak Fak - Sorong - Bitung PP Merauke - Agats - Timika - Dobo - Tual - Banda - Ambon - Bitung PP Frekwensi 27 Voyage/Tahun Jumlah Seat Per Tahun (3 X 5) 24.300 seat 2 KM. KELIMUTU 900 Merauke - Agats - Timika - Dobo - Tual - Saumlaki - Ambon - Wanci - Bau Bau - Makassar - Benoa - 13 Voyage/Tahun Surabaya PP Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke 2013 11.700 seat Pada awalnya terdapat 9 rute perintis yang dilayani oleh Pelabuhan Merauke. Dalam perkembangannya kemudian rute-rute tersebut banyak yang ditutup karena sepi penumpang, sehingga hanya 3 rute tersebut diatas yang masih aktif. Untuk menjangkau daerah pedalaman yang tidak dilalui oleh rute yang aktif tersebut, biasanya ada kapal-kapal sewaan yang mau dibayar untuk mencapai daerah tersebut, tentunya dengan ongkos yang mahal. Produktivitas angkutan laut tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan kapal tercatat sebanyak 1.714 kali atau lebih tinggi13,35 persen dibanding tahun 2010. Jumlah penumpang pada tahun 2011 tercatat 14.535 penumpang tiba dan 12.553 penumpang berangkat. HASIL PENGUMPULAN DATA 2-47

Tabel 2-30 Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Jenis Pelayaran di Pelabuhan yang Diusahakan di Kabupaten Merauke Tahun 2011 No Bulan Pelayaran Luar Negeri Pelayaran Dalam Negeri Unit GRT DWT LOA Unit GRT DWT LOA 1 Januari - - - - 19 29.615 - - 2 Februari - - - - 15 28.682 - - 3 Maret 1 2.459 - - 22 38.353 - - 4 April - - - - 23 45.106 - - 5 Mei - - - - 26 32.924 - - 6 Juni - - - - 20 43.146 - - 7 Juli - - - - 24 35.710 - - 8 Agustus - - - - 32 41.633 - - 9 September - - - - 23 34.330 - - 10 Oktober - - - - 30 58.568 - - 11 November - - - - 40 53.372 - - 12 Desember 1 949 - - 32 52.195 - - Jumlah 2 3.408 - - 306 503.634 - - Sumber: Kabupaten Merauke Dalam ANgka, Tahun 2012 Tabel 2-31 Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Jenis Pelayaran di Pelabuhan yang Diusahakan di Kabupaten Merauke Tahun 2011 No Bulan Kunjungan Kapasitas Penumpang Tiba Berangkat Jumlah 1 Januari 158 55.088 1.135 873 2.008 2 Februari 141 41.709 860 622 1.482 3 Maret 172 57.559 977 759 1.736 4 April 140 57.345 893 746 1.639 5 Mei 141 47.835 539 811 1.350 6 Juni 112 56.258 890 968 1.858 7 Juli 114 50.448 1.385 1.383 2.768 8 Agustus 131 55.512 2.100 1.219 3.319 9 September 132 45.006 1.049 1.220 2.269 10 Oktober 157 73.705.553 1.263 2.816 11 November 170 67.109 1.540 1.200 2.740 12 Desember 146 64.266 1.614 1.489 3,103 Jumlah 1.714 671.840 14.535 12.553 27.088 Sumber: Kabupaten Merauke Dalam ANgka, Tahun 2012 Tabel 2-32 Bongkar Muat Barang Angkutan Antarpulau dan Luar Negeri di Kabupaten Merauke Tahun 2011 No Bulan Bongkar (Ton) Muat (Ton) Antarpulau Antarnegara Antarpulau Antarnegara 1 Januari 12.027,978-4.854,300-2 Februari 10.645,066-3.213,054-3 Maret 21.705,653-5.468,895 1.000,000 4 April 13.884,109-4.522,400-5 Mei 18.096,830-4.371,500-6 Juni 13.906,955-4.967,325-7 Juli 14.487,430-8.034,076-8 Agustus 14.157,799-5.000,935 - HASIL PENGUMPULAN DATA 2-48

No Bulan Bongkar (Ton) Muat (Ton) Antarpulau Antarnegara Antarpulau Antarnegara 9 September 9.811,562-4.981,071-10 Oktober 27.330,675-6.052,175-11 November 20.214,377-7.558,664-12 Desember 20.759,471-5.551,115 - Jumlah 197.027,905-63.575,510 1.000,000 Sumber: Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 Tabel 2-33 Bongkar Muat Angkutan Dalam Negeri di Kabupaten Merauke Tahun 2011 No Bulan Antarpulau Perintis Rakyat Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat 1 Januari 19.150,049 4.939,695 - - 10,240 2.440,550 2 Februari 10.569,150 4.953,743-417,754 31,000 2.125,610 3 Maret 14.300,881 4.271,064 530,000 810,230 11,000 2.605,705 4 April 21.957,233 4.953,113-539,696 13,000 2.312,745 5 Mei 12.348,606 5.134,590-356,292 257,700 3.083,045 6 Juni 23.139,499 2.445,980-212,125 6,250 2.128,870 7 Juli 14.846,355 4.917,170 50,00 202,200 1,100 2.958,645 8 Agustus 9.546,311 2.514,222 5,360 504,540 32,011 3.390,850 9 September 25.222,881 3.800,680 30.800,680 503,229 5,000 2.494,635 10 Oktober 15.248,084 4.127,168 3,150 295,335 33,000 3.338,845 11 November 18.247,914 4.330,831 3,100 852,411 68,900 3.556,519 12 Desember 29.693,499 7.272,050 3,000 538,925 20,600 2.803,606 Jumlah 214.270,392 53.660,306 31.395,290 5.232,737 489,801 33.239,625 Sumber: Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 D. Jaringan Pelayanan Transportasi Udara Kota Merauke merupakan kota asal dan tujuan maupun transit dari ke wilayah kabupaten yang dihubungkan dengan jalan darat, laut/sungai, dan udara. Apabila menggunakan angkutan udara, maka Kabupaten Merauke dapat diakses melalui Bandar udara Mopah. Bandar Udara ini merupakan pusat sirkulasi ke daerah-daerah pedalaman di wilayah selatan Papua maupun ke daerah luar di Kabupaten Merauke. Bandara Mopah Merauke adalah simpul transportasi udara dengan skala pelayanan sekunder dengan wilayah pelayanan Kabupaten. Selain rute utama Merauke Jakarta yang dilayani oleh Merpati Airlines, berkat kerjasama Pemerintah Kabupaten Merauke dengan maskapai penerbangan tersebut rute-rute perintis ke daerah pedalaman juga telah dibuka. Saat ini kota-kota yang dilayani penerbangan perintis adalah Tanah Merah, Bade, Okaba, Kepi Kamur, Kimaam, Senggo, Mindiptana, Ewer dan Wanam. Kemudian ada rute-rute baru yang sedang dijajaki kemungkinan untuk dibuka seperti ke Desa Yowied (Distrik Tubang, studi kelayakan tahun 2008). HASIL PENGUMPULAN DATA 2-49

Untuk pelayanan wilayah Kabupaten Merauke, pesawat perintis Twin Otter melayani daerah Distrik Okaba (Okaba), Distrik Kimaam (Kimaam) dan Distrik Ilwayab (Wanam). Untuk penerbangan ke Kimaam frekuensinya 1 kali seminggu (setiap Jum at), dengan biaya tiket kira-kira sekitar Rp 100 ribu. Sedangkan untuk penerbangan ke Okaba frekuensinya 2 kali seminggu setiap hari Kamis dan Sabtu. Biaya tiket untuk penerbangan ini cukup murah yaitu sekitar Rp 60 ribu. Khusus untuk penerbangan ke Wanam, biaya tiket cukup mahal yaitu sekitar Rp 600 ribu. Penerbangan reguler ke Wanam frekuensinya 3 kali seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu dan Sabtu. Akan tetapi karena sedikitnya penumpang yang ke bepergian Wanam, rute tersebut tidak akan dilayani sampai penumpang yang ada sudah cukup terkumpul. Pembelian tiket masing masing rute dilayani di loket Merpati Airlines, dimana pemesanan tiketnya harus sesuai dengan jadwal penerbangan masing-masing rute. Untuk kembali lagi ke Bandara Mopah, tiket dapat langsung dipesan di bandara di tempattempat tersebut (Bandara Wanam, Bandara Kimaam, Bandara Okaba Untuk angkutan udara pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tahun 2011 tercatat 3.200 pesawat datang dan 3.245 pesawat berangkat dengan jumlah penumpang sebanyak 122.078 orang datang dan 111.884 orang berangkat. Jumlah barang bagasi yang dibongkar mencapai 1.178.322 ton dan barang dimuat tercatat 1.356.564 ton. Tabel 2-34 Jumlah Pesawat dan Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandar Udara Mopah Merauke, Tahun 2009-2011 No Tahun Pesawat Penumpang Datang Berangkat Datang Berangkat 1 2009 2.102 2.118 67.947 67.786 2 2010 2.391 2.423 72.993 72.132 3 2011 3.200 3.245 122.078 111.884 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 Tabel 2-35 Jumlah Bagasi dan Kargo Melalui Bandar Udara Mopah Merauke, Tahun 2009-2011 No Tahun Bagasi Kargo Bongkar Muat Bongkar Muat 1 2009 452.819 363.312 69.035 11.868 2 2010 462.910 293.797 43.905 9.935 3 2011 583.392 685.974 36.282 5.527 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-50

Tabel 2-36 Jumlah Pesawat Yang Datang dan Berangkat dari Bandar Udara Mopah menurut Bandar Udara Asal/Tujuan Tahun 2011 No Bandara Asal/Tujuan Desember Berangkat Datang 1 Merauke Jayapura 53 55 2 Merauke Kepi 48 50 3 Merauke Tanah Merah 18 16 4 Merauke Kimaam 12 11 5 Merauke Wanam 7 7 6 Merauke Mindiptana 9 10 7 Merauke Okaba 3 3 8 Merauke Ewer 8 10 9 Merauke Bade 0 3 10 Merauke Wamena 3 2 11 Merauke Timika 2 7 12 Merauke Kamur 2 1 13 Merauke Senggo 2 1 14 Merauke Asiki 2 2 15 Merauke Eci 2 1 16 Merauke Ujung Pandang 36 25 17 Merauke - Lainnya 11 9 Jumlah 218 213 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 Tabel 2-37 Jumlah Penumpang Yang Datang dan Berangkat dari Bandar Udara Mopah menurut Bandar Udara Asal/Tujuan Tahun 2011 No Bandara Asal/Tujuan Desember Berangkat Datang 1 Merauke Jayapura 6.648 11.714 2 Merauke Kepi 551 589 3 Merauke Tanah Merah 210 151 4 Merauke Kimaam 74 124 5 Merauke Wanam 97 77 6 Merauke Mindiptana 68 26 7 Merauke Okaba 39 32 8 Merauke Ewer 84 105 9 Merauke Bade 0 8 10 Merauke Wamena 0 0 11 Merauke Timika 109 639 12 Merauke Kamur 16 15 13 Merauke Senggo 7 8 14 Merauke Asiki 8 7 15 Merauke Eci 16 14 16 Merauke Ujung Pandang 4.224 2.049 17 Merauke - Lainnya 49 31 Jumlah 12.200 15.589 Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka, Tahun 2012 HASIL PENGUMPULAN DATA 2-51

BAB 3 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3.1 Analisis Sistem Kegiatan Setiap guna lahan atau sistem kegiatan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerekan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Sistem tersebut merupakan sistem pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosisal, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Kegiatan yang timbul membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari yang tidak dapat dipenuhi oleh tata guna lahan tersebut. Berdasarkan rencana pola ruang Kabupaten Merauke, dapat dilihat bahwa Distrik Merauke, Semanga dan Tanah Miring merupakan pusat perkotaan dari Kabupaten Merauke dimana terdapat pusat pemerintahan, pusat permukiman perkotaan, serta memiliki Bandara yang terdapat di Distrik Merauke. Selain itu, pengembangan permukiman perkotaan dikembangkan pula di Distrik Wanam, Wapeko dan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Salor. Sedangkan untuk pengembangan kawasan industri terdapat di Distrik Kurik, Muting, Tanah Miring, Ilwayab, Ngguti, Kurik, dan Merauke. Selain itu, pengembangan kawasan penggalian terdapat di Distrik Okaba dan Distrik Malind. Berdasarkan rencana struktur ruang, pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Merauke diantaranya: 1. PKSN yaitu Merauke Pusat pelayanan administrasi/pemerintahan pusat pertahanan keamanan pusat perdagangan regional pusat pelayanan umum dan sosial regional pusat koleksi hasil SDA Pusat koleksi dan distribusi industri regional ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-1

Pusat perhubungan/transportasi regional 2. PKW yaitu Muting Pusat pelayanan administrasi/pemerintahan pusat perdagangan regional pusat pelayanan umum dan sosial pusat koleksi hasil SDA Pusat koleksi dan distribusi industri regional Pusat perhubungan/transportasi regional 3. PKL yaitu Wanam di Distrik Ilwayab, Okaba di Distrik Okaba, dan Harapan makmur di Distrik Kurik Pusat perdagangan regional pusat pelayanan umum dan sosial pusat koleksi hasil SDA pusat pengembangan kawasan agropolitan pusat perhubungan/transportasi 4. PPK yaitu : Kimaam di Distrik Kimaan, Kumaaf di Distrik Ulilin, Kaptel di Distrik Kaptel, Kumbe di Distrik Malind. Pusat perdagangan pusat koleksi hasil SDA pusat perhubungan/transportasi 5. PPL yaitu : Bupul di Distrik Elikobel Sota di Distrik Sota Onggaya di Distrik Naukenjerai Semayam Indah di Distrk Tanah Miring Muram Sari di Distrik Distrik Semangga Kartini di Distrik Jagebob Wayau di Distrik Animha Po Epe di Distrik Ngguti Yowied di Distrik Tubang Waan di Distrik Waan Tabonji di Distrik Tabonji PPL berfungsi sebagai Pusat perdagangan, pusat koleksi hasil SDA dan pusat perhubungan/transportasi. ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-2

Untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam melakukan pergerakan untuk mencapai pusat-pusat kegiatan tersebut dibutuhkan jaringan transportasi baik jaringan maupun sarana. Dimana antar kecamatan di Kabupaten Merauke sudah dilalui oleh jaringan jalan dengan fungsi arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer K1, kolektor sekunder K1, local primer, selain itu antar kecamatan di Kabupaten Merauke dapat dilalui oleh sungai dan udara. Sedangkan alat transportasi di Kabupaten Merauke, sebagian kecamatan belum terlayani oleh angkutan umum, melainkan dilayani oleh angkutan penyeberangan berupa perahu dan angkutan udara berupa pesawat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 3.2 Analisis Permintaan Pergerakan 3.2.1 Pergerakan Penumpang A. Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Variabel tak bebas (dependent variable) yang digunakan dalam analisis Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Kabupaten Merauke hampir sama dengan wilayah lainnya. Variabel tak bebas terebut adalah sebagai berikut: X1 = Penduduk x2 = Jumlah Kendaraan x3 = Panjang Jalan x4 = Jumlah Fasilitas pendidikan x5 = Produksi Tanaman Pangan X6 = Produksi Buah buahan X7 = Produksi Perkebunan x8 = Jumlah Bangunan X9 = Luas Areal Perkebunan X10 = Populasi Ternak ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-3

Gambar 3-1 Peta Analisis Sistem Kegiatan Kabupaten Merauke ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-4

Sedangkan variabel tak bebas (Y) adalah jumlah pergerakan kendaraan tiap kecamatam yang dihasilkan dari perhitungan volume lalu lintas di beberapa titik. Pemodelan bangkitan dan tarikan pergerakan dengan menggunakan metode analisis stepwise yaitu variabel yang tidak berpengaruh cukup signifikan terhadap pergerakan tidak digunakan. Hasil dari pengolahaan statistik didapat ringkasan statistik sebagai berikut RINGKASAN STATISTIK BANGKITAN PERGERAKAN PENUMPANG KABUPATEN MERAUKE Regression Statistics Multiple R 0,962577 R Square 0,926554 Adjusted R Square 0,895077 Standard Error 248,793 Observations 11 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 3 5466064 1822021 29,43588 0,000243 Residual 7 433285,8 61897,97 Total 10 5899350 Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0% Intercept 2,989461 150,5881 0,019852 0,984716-353,095 359,0737-353,095 359,0737 x1 0,004933 0,005648 0,873299 0,411454-0,00842 0,018289-0,00842 0,018289 x2 0,027214 0,082256 0,330842 0,750447-0,16729 0,221719-0,16729 0,221719 x3 0,007088 0,003534 2,005578 0,084918-0,00127 0,015445-0,00127 0,015445 RINGKASAN STATISTIK TARIKAN PERGERAKAN PENUMPANG KABUPATEN MERAUKE Regression Statistics Multiple R 0,871069 R Square 0,758762 Adjusted R Square 0,655374 Standard Error 341,7099 Observations 11 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-5

ANOVA df SS MS F Significance F Regression 3 2570829 856943,1 7,338998 0,014465 Residual 7 817359,7 116765,7 Total 10 3388189 Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0% Intercept 1,283984 206,8283 0,006208 0,99522-487,787 490,3553-487,787 490,3553 x1 0,004602 0,007758 0,593173 0,571724-0,01374 0,022946-0,01374 0,022946 x2 0,038772 0,112976 0,343183 0,741537-0,22838 0,305918-0,22838 0,305918 x3 0,003766 0,004854 0,77591 0,463206-0,00771 0,015244-0,00771 0,015244 Dari ringkasan tersebut dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pergerakan di Kabupaten Merauke adalah variabel penduduk (x1), variabel jumlah Kendaraan (x1), dan Variabel Panjang jalan (x4). Dengan variabel penduduk tersebut dapat dibentuk persamaan untuk bangkitan dan tarikan pergerakan sebagai berikut: 1. Y Bangkitan = 2,98 + 0,0049 x1 + 0,027 x2 + 0,007 x3 2. Y Tarikan= 1,28 + 0,0046 x1 + 0,038 x2 + 0,0037 x3 Dengan menggunakan persamaan tersebut maka dapat diprediksi jumlah pergerakan (bangkitan dan tarikan) di Kabupaten Merauke pada masa yang akan datang. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini jumlah bangkitan dan tarikan pergerakan yang paling besar berada di Distrik Merauke. Besarnya pergerakan ini dikarenakan distrik Merauke merupakan Ibukota Kabupaten Merauke, sehingga berbagai kegiatan terpusat di distrik tersebut. ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-6

Tabel 3-1 Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2022 dan Tahun 2032 Jumlah Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan (orang/har) Penduduk Tahun 2012 Tahun 2022 Tahun 2032 No Zona Tahun 2012 Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan 1 Kimaan 7.154 2.210 2.704 2.995 3.643 4.228 5.106 2 Tabonji 5.785 1.838 2.263 2.474 3.022 3.472 4.208 3 Waan 4.490 1.479 1.837 1.972 2.426 2.746 3.346 4 Ilwayab 5.631 1.792 2.209 2.410 2.947 3.381 4.100 5 okaba 5.167 1.667 2.060 2.234 2.738 3.125 3.796 6 Tubang 2.852 1.032 1.306 1.345 1.681 1.838 2.266 7 Ngguti 2.132 835 1.073 1.069 1.353 1.439 1.791 8 Kaptel 1.833 752 975 954 1.216 1.271 1.593 9 Kurik 15.886 4.611 5.551 6.355 7.634 9.091 10.885 10 Animba 2.419 909 1.162 1.174 1.479 1.591 1.974 11 Malind 10.685 3.182 3.857 4.355 5.258 6.196 7.445 12 Merauke 115.359 31.950 37.967 44.611 53.092 64.476 76.694 13 Naukenjerai 2.340 887 1.135 1.144 1.442 1.547 1.921 14 Semangga 16.204 4.701 5.657 6.480 7.782 9.272 11.099 15 Tanah Miring 20.504 5.880 7.056 8.131 9.744 11.662 13.940 16 Jagebob 9.180 2.769 3.367 3.777 4.571 5.359 6.450 17 Sota 3.915 1.320 1.649 1.750 2.163 2.425 2.964 18 Muting 5.700 1.810 2.230 2.436 2.978 3.417 4.144 19 Elikobel 4.657 1.525 1.892 2.037 2.503 2.840 3.457 20 Ulilin 4.959 1.606 1.988 2.151 2.639 3.005 3.653 TOTAL 246.852 72.756 87.938 99.853 120.310 142.381 170.833 B. Analisis Distribusi Pergerakan Pendekatan dalam menganalisis distribusi pergerakan di Kabupaten Merauke menggunakan metode graviti dengan mempertimbangkan faktor aksesibilitas. Prediksi distribusi pergerakan di wilayah ini juga mempertimbangkan bahwa faktor aksesibilitas akan meningkat pada masa yang akan datang, sehingga jumlah pergerakan orang antar zona akan semakin meningkat. Tabel analisis distribusi menjelaskan bahwa pergerakan yang paling tinggi terdapat dari zona Merauke ke Malind. Tabel 3-2 Proyeksi Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2022 O-D Kimaan Tabonji Waan Ilwayab okaba Tubang Ngguti Kaptel Kurik Animba Malind Merauke Naukenjerai Semangga Tanah MiringJagebob Sota Muting Elikobel Ulilin S Oi Kimaan 0 941 352 381 71 112 20 14 25 5 21 1.674 1 23 10 4 2 17 5 4 3.681 Tabonji 792 0 865 286 56 95 14 13 21 7 16 827 1 16 8 3 2 14 3 4 3.042 Waan 337 983 0 220 29 50 9 6 11 4 9 739 0 8 4 2 1 7 2 2 2.423 Ilwayab 385 343 232 0 103 176 32 23 34 14 34 1.492 1 28 15 7 3 27 7 7 2.963 okaba 75 70 32 108 0 113 34 23 53 17 46 2.062 2 37 20 9 4 27 9 7 2.748 Tubang 56 56 26 87 53 0 25 18 32 6 23 1.197 1 22 12 5 2 21 5 5 1.654 Ngguti 21 17 10 33 33 53 0 26 25 10 18 984 1 17 10 9 3 31 7 8 1.315 Kaptel 15 15 7 23 22 37 26 0 69 32 25 646 1 23 14 30 12 118 28 31 1.173 Kurik 28 28 13 38 56 71 27 74 0 71 132 6.836 6 129 71 28 13 82 54 59 7.815 Animba 5 9 4 15 17 14 10 32 68 0 20 1.110 1 18 11 21 8 42 18 20 1.444 Malind 23 21 10 37 48 51 19 27 131 20 0 4.748 4 80 49 27 9 22 14 16 5.357 Merauke 1.833 1.076 845 1.617 2.131 2.626 1.044 687 6.726 1.147 4.695 21 1.382 7.136 9.231 4.197 1.969 2.270 2.068 2.160 54.861 Naukenjera 1 1 0 1 2 2 1 1 6 1 4 1.347 0 13 12 4 2 3 2 3 1.406 Semangga 25 21 9 31 39 49 19 25 129 19 80 7.275 13 0 105 45 19 23 20 21 7.969 Tanah Mirin 11 11 5 17 22 27 10 15 72 12 50 9.455 13 106 0 65 26 29 26 27 10.000 Jagebob 4 4 2 7 10 12 9 33 28 22 27 4.256 4 45 65 0 20 31 32 33 4.645 Sota 2 2 1 3 5 5 3 13 13 8 9 1.956 2 19 25 19 0 25 20 24 2.152 Muting 18 18 8 29 27 46 33 125 80 43 22 2.251 3 22 28 30 25 0 82 107 2.996 Elikobel 5 4 2 7 9 11 8 30 53 19 14 2.061 2 20 25 31 20 83 0 101 2.505 Ulilin 5 5 2 7 7 12 8 33 58 21 15 2.156 3 21 27 33 24 108 101 0 2.645 S Dd 3.643 3.627 2.426 2.947 2.738 3.561 1.353 1.216 7.634 1.479 5.258 53.092 1.442 7.782 9.744 4.571 2.163 2.978 2.503 2.639 122.795 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-7

Tabel 3-3 Proyeksi Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2032 O-D Kimaan Tabonji Waan Ilwayab okaba Tubang Ngguti Kaptel Kurik Animba Malind Merauke Naukenjerai Semangga Tanah Miring Jagebob Sota Muting Elikobel Ulilin S Oi Kimaan 0 1.252 462 498 90 146 25 18 32 6 26 2.538 1 29 12 5 2 21 6 5 5.176 Tabonji 1.067 0 1.163 382 72 128 17 16 28 9 21 1.284 1 21 11 4 2 18 4 5 4.254 Waan 445 1.315 0 288 37 66 11 8 14 5 11 1.126 0 10 5 3 1 9 2 2 3.361 Ilwayab 502 452 302 0 129 228 38 28 44 17 43 2.239 2 35 19 9 3 34 8 9 4.141 okaba 94 89 40 135 0 141 39 27 65 20 55 2.984 2 45 25 11 5 32 10 8 3.829 Tubang 69 70 32 106 63 0 29 21 38 7 27 1.700 1 26 15 6 2 25 6 6 2.252 Ngguti 25 21 12 39 39 63 0 30 29 11 21 1.372 1 20 11 10 4 36 8 9 1.763 Kaptel 18 19 8 28 26 46 30 0 83 36 30 925 1 27 17 36 14 143 33 36 1.558 Kurik 35 36 16 47 68 89 31 88 0 83 161 9.944 7 158 87 34 16 101 65 72 11.139 Animba 7 11 5 18 20 16 11 37 80 0 23 1.556 1 22 13 25 9 49 21 24 1.950 Malind 29 27 12 47 57 64 22 32 161 24 0 6.851 5 97 60 32 11 27 17 19 7.592 Merauke 2.725 1.617 1.254 2.384 3.051 3.889 1.431 965 9.774 1.586 6.759 37 1.853 10.311 13.316 6.002 2.737 3.284 2.936 3.079 78.991 Naukenjerai 1 1 0 2 2 3 1 1 7 1 5 1.827 0 15 14 4 3 3 3 3 1.895 Semangga 32 26 11 38 47 62 22 29 158 23 97 10.516 15 0 128 55 23 28 24 25 11.360 Tanah Miring 14 14 6 21 26 34 12 18 88 14 61 13.630 15 128 0 78 30 35 31 33 14.289 Jagebob 5 6 3 9 11 15 11 39 34 26 32 6.101 5 55 78 0 23 37 38 40 6.566 Sota 2 2 1 3 5 6 4 14 15 9 10 2.741 3 22 30 22 0 29 23 27 2.971 Muting 23 23 11 36 33 58 38 149 99 50 27 3.281 3 28 34 36 29 0 99 130 4.187 Elikobel 6 5 3 9 11 14 9 35 64 22 17 2.948 3 24 31 37 23 100 0 120 3.479 Ulilin 6 6 3 9 9 15 10 38 71 24 18 3.094 3 25 32 39 28 131 120 0 3.681 S Dd 5.106 4.994 3.346 4.100 3.796 5.081 1.791 1.593 10.885 1.974 7.445 76.694 1.921 11.099 13.940 6.450 2.964 4.144 3.457 3.653 174.434 3.2.2 Pergerakan Barang A. Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Dengan metode proyeksi bangkitan dan tarikan barang maka dapat diprediksi jumlah pergerakan (bangkitan dan tarikan) barang di Kabupaten Merauke pada masa yang akan datang. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini jumlah bangkitan dan tarikan pergerakan yang paling besar berada di Abepura. Besarnya pergerakan ini dikarenakan distrik Merauke merupakan central bisnis yang dikembangkan di Kabupaten Merauke, sehingga berbagai kegiatan terpusat di distrik tersebut. Tabel 3-4 Proyeksi Pergerakan Barang Kabupaten Merauke Tahun 2022 dan Tahun 2032 Bangkitan Dan Tarikan (Ton/Tahun) Tahun 2012 Tahun 2022 Tahun 2032 No Zona Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan 1 Kimaan 1.114.965 1.087.345 1.694.412 1.652.437 1.897.509 1.850.502 2 Tabonji 901.603 1.124.659 1.370.167 1.709.145 1.534.399 1.914.007 3 Waan 699.775 682.440 1.063.448 1.037.104 1.190.916 1.161.414 4 Ilwayab 877.602 855.862 1.333.692 1.300.653 1.493.552 1.456.553 5 okaba 805.287 785.338 1.223.794 1.193.478 1.370.483 1.336.531 6 Tubang 444.490 1.141.135 675.491 1.734.182 756.458 1.942.045 7 Ngguti 332.276 324.045 504.960 492.451 565.487 551.478 8 Kaptel 285.677 278.600 434.143 423.388 486.180 474.136 9 Kurik 2.475.864 2.414.531 3.762.570 3.669.362 4.213.565 4.109.180 10 Animba 377.006 367.667 572.936 558.743 641.610 625.715 11 Malind 1.665.278 1.624.025 2.530.723 2.468.031 2.834.064 2.763.854 12 Merauke 17.978.923 17.533.545 27.322.565 26.645.725 30.597.504 29.839.573 13 Naukenjerai 364.694 355.659 554.225 540.495 620.656 605.280 14 Semangga 2.525.425 2.462.864 3.837.888 3.742.814 4.297.910 4.191.436 15 Tanah Miring 3.195.588 3.116.426 4.856.335 4.736.032 5.438.432 5.303.703 16 Jagebob 1.430.721 1.395.279 2.174.266 2.120.405 2.434.881 2.374.561 17 Sota 610.160 595.045 927.261 904.290 1.038.405 1.012.680 18 Muting 888.356 866.350 1.350.035 1.316.591 1.511.854 1.474.401 19 Elikobel 725.802 707.823 1.103.002 1.075.678 1.235.211 1.204.611 20 Ulilin 772.870 753.724 1.174.530 1.145.434 1.315.313 1.282.729 Jumlah 38.472.362 38.472.362 58.466.440 58.466.440 65.474.390 65.474.390 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-8

Gambar 3-2 Peta Desire Line Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2022 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-9

Gambar 3-3 Peta Desire Line Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2032 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-10

B. Analisis Distribusi Pergerakan Pendekatan dalam menganalisis distribusi pergerakan di Kota Jayapura menggunakan metode graviti dengan mempertimbangkan faktor aksesibilitas. Prediksi distribusi pergerakan di wilayah ini juga mempertimbangkan bahwa faktor aksesibilitas akan meningkat pada masa yang akan datang, sehingga jumlah pergerakan barang antar zona akan semakin meningkat. Untuk hasil analisis distribusi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3-5 Proyeksi Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2022 O-D Kimaan Tabonji Waan Ilwayab okaba Tubang Ngguti Kaptel Kurik Animba Malind Merauke NaukenjeraSemangga Tanah MiringJagebob Sota Muting Elikobel Ulilin S Oi Kimaan 4 372.920 118.436 123.702 20.499 36.766 4.924 3.756 7.632 1.298 6.114 979.354 194 6.811 2.866 1.098 464 5.014 1.321 1.236 1.694.412 Tabonji 299.367 18 328.272 104.664 18.131 35.276 3.849 3.720 7.356 1.948 5.294 545.619 190 5.295 2.830 1.084 457 4.600 1.061 1.134 1.370.167 Waan 114.370 394.886 7 72.230 8.422 16.809 2.197 1.676 3.417 1.029 2.549 438.036 87 2.332 1.287 626 195 2.227 516 552 1.063.448 Ilwayab 125.752 132.540 76.037 4 29.077 56.299 7.564 5.770 10.139 3.545 9.819 850.311 299 8.064 4.441 1.910 676 7.770 1.776 1.898 1.333.692 okaba 21.636 23.839 9.205 30.190 0 31.842 7.115 5.105 13.903 3.694 11.538 1.036.813 352 9.505 5.236 2.262 999 6.818 2.060 1.681 1.223.794 Tubang 14.947 17.864 7.076 22.514 12.264 0 4.956 3.780 7.696 1.297 5.435 560.199 195 5.262 2.898 1.252 443 5.045 1.125 1.244 675.491 Ngguti 5.218 5.080 2.411 7.884 7.142 12.916 0 5.164 5.635 1.850 3.978 428.998 143 3.853 2.122 1.855 605 6.892 1.517 1.699 504.960 Kaptel 4.000 4.934 1.848 6.043 5.150 9.901 5.190 0 16.928 6.464 5.960 306.961 110 5.511 3.382 7.118 2.517 28.691 6.363 7.073 434.143 Kurik 8.209 9.855 3.806 10.728 14.167 20.361 5.721 17.100 1 15.754 34.135 3.509.487 1.252 33.765 18.597 7.123 3.008 21.505 13.188 14.809 3.762.570 Animba 1.397 2.610 1.146 3.751 3.765 3.431 1.878 6.531 15.756 0 4.430 497.127 174 4.222 2.586 4.679 1.558 9.533 3.939 4.423 572.936 Malind 6.574 7.090 2.838 10.384 11.752 14.372 4.036 6.018 34.119 4.427 0 2.373.977 847 20.327 12.580 6.546 2.004 5.701 3.359 3.772 2.530.723 Merauke 1.030.509 715.178 477.304 880.145 1.033.616 1.449.972 426.043 303.365 3.433.386 486.292 2.323.533 21.086 528.774 3.576.689 4.605.746 2.029.539 861.336 1.138.155 971.997 1.029.899 27.322.565 Naukenjera 209 256 97 317 360 518 145 111 1.256 175 850 542.044 0 2.640 2.504 785 419 571 470 498 554.225 Semangga 7.334 7.102 2.600 8.541 9.696 13.935 3.915 5.573 33.800 4.226 20.357 3.659.705 2.635 1 26.884 11.249 4.348 5.929 4.883 5.174 3.837.888 Tanah Mirin 3.091 3.801 1.436 4.711 5.349 7.686 2.159 3.425 18.642 2.592 12.616 4.719.312 2.503 26.922 0 16.024 5.797 7.351 6.262 6.655 4.856.335 Jagebob 1.184 1.457 699 2.027 2.312 3.321 1.889 7.211 7.143 4.692 6.568 2.080.391 785 11.270 16.031 0 4.257 7.649 7.466 7.915 2.174.266 Sota 500 614 217 717 1.022 1.175 616 2.551 3.017 1.563 2.011 883.181 419 4.358 5.801 4.258 0 5.740 4.332 5.169 927.261 Muting 5.381 6.149 2.475 8.202 6.932 13.317 6.980 28.918 21.457 9.511 5.690 1.160.756 568 5.910 7.317 7.611 5.709 1 20.297 26.855 1.350.035 Elikobel 1.425 1.426 577 1.885 2.105 2.985 1.544 6.446 13.227 3.950 3.370 996.486 470 4.893 6.266 7.467 4.332 20.403 0 23.745 1.103.002 Ulilin 1.334 1.524 616 2.014 1.718 3.301 1.730 7.167 14.854 4.436 3.785 1.055.882 498 5.185 6.659 7.917 5.169 26.996 23.746 1 1.174.530 S Dd 1.652.437 1.709.145 1.037.104 1.300.653 1.193.478 1.734.182 492.451 423.388 3.669.362 558.743 2.468.031 26.645.725 540.495 3.742.814 4.736.032 2.120.405 904.290 1.316.591 1.075.678 1.145.434 58.466.440 Tabel 3-6 Proyeksi Distribusi Pergerakan Penumpang Kabupaten Merauke Tahun 2032 O-D Kimaan Tabonji Waan Ilwayab okaba Tubang Ngguti Kaptel Kurik Animba Malind Merauke Naukenjerai Semangga Tanah Miring Jagebob Sota Muting Elikobel Ulilin S Oi Kimaan 4 417.620 132.632 138.529 22.956 41.173 5.515 4.207 8.547 1.454 6.847 1.096.742 217 7.628 3.210 1.230 519 5.615 1.479 1.385 1.897.509 Tabonji 335.250 20 367.619 117.210 20.305 39.504 4.310 4.166 8.237 2.182 5.929 611.019 213 5.930 3.170 1.214 511 5.152 1.189 1.270 1.534.399 Waan 128.078 442.219 7 80.888 9.431 18.824 2.461 1.877 3.826 1.152 2.854 490.540 97 2.612 1.441 701 218 2.494 578 618 1.190.916 Ilwayab 140.825 148.426 85.151 5 32.562 63.047 8.471 6.461 11.355 3.970 10.996 952.232 335 9.031 4.974 2.139 757 8.701 1.989 2.126 1.493.552 okaba 24.230 26.697 10.308 33.809 0 35.659 7.968 5.717 15.569 4.137 12.921 1.161.089 395 10.645 5.864 2.534 1.119 7.635 2.307 1.883 1.370.483 Tubang 16.738 20.006 7.925 25.213 13.734 0 5.550 4.233 8.618 1.452 6.086 627.346 218 5.892 3.245 1.402 496 5.650 1.260 1.393 756.458 Ngguti 5.843 5.689 2.700 8.828 7.998 14.464 0 5.783 6.311 2.071 4.454 480.419 160 4.315 2.376 2.077 677 7.718 1.698 1.903 565.487 Kaptel 4.479 5.525 2.070 6.767 5.767 11.087 5.812 0 18.957 7.239 6.674 343.755 123 6.172 3.787 7.971 2.819 32.130 7.125 7.921 486.180 Kurik 9.192 11.037 4.262 12.013 15.865 22.802 6.406 19.150 1 17.642 38.226 3.930.147 1.402 37.812 20.826 7.977 3.368 24.083 14.768 16.584 4.213.565 Animba 1.564 2.923 1.284 4.201 4.216 3.842 2.103 7.314 17.644 0 4.961 556.714 195 4.728 2.896 5.240 1.745 10.676 4.411 4.953 641.610 Malind 7.361 7.940 3.178 11.629 13.161 16.094 4.520 6.739 38.209 4.958 0 2.658.530 948 22.763 14.087 7.331 2.244 6.384 3.762 4.224 2.834.064 Merauke 1.154.028 800.901 534.515 985.641 1.157.508 1.623.769 477.109 339.727 3.844.919 544.580 2.602.036 23.613 592.153 4.005.398 5.157.801 2.272.803 964.578 1.274.576 1.088.503 1.153.345 30.597.504 Naukenjera 234 287 108 355 403 580 163 124 1.406 196 952 607.015 0 2.957 2.804 879 469 639 526 558 620.656 Semangga 8.213 7.953 2.912 9.565 10.858 15.605 4.384 6.241 37.851 4.732 22.797 4.098.370 2.951 1 30.107 12.598 4.870 6.640 5.469 5.795 4.297.910 Tanah Mirin 3.461 4.257 1.609 5.275 5.990 8.607 2.418 3.835 20.876 2.903 14.128 5.284.986 2.803 30.149 1 17.945 6.492 8.232 7.013 7.453 5.438.432 Jagebob 1.326 1.631 783 2.270 2.589 3.719 2.115 8.075 8.000 5.254 7.355 2.329.754 879 12.621 17.952 0 4.767 8.566 8.361 8.864 2.434.881 Sota 560 687 244 803 1.144 1.316 690 2.856 3.379 1.750 2.252 989.043 469 4.880 6.496 4.768 0 6.428 4.852 5.789 1.038.405 Muting 6.026 6.886 2.772 9.185 7.762 14.913 7.817 32.384 24.029 10.651 6.372 1.299.888 636 6.618 8.194 8.523 6.393 1 22.730 30.074 1.511.854 Elikobel 1.595 1.597 646 2.111 2.358 3.342 1.729 7.219 14.812 4.423 3.774 1.115.928 526 5.479 7.017 8.362 4.851 22.849 0 26.591 1.235.211 Ulilin 1.494 1.707 690 2.256 1.924 3.697 1.938 8.026 16.634 4.967 4.238 1.182.443 558 5.806 7.457 8.866 5.788 30.232 26.592 1 1.315.313 S Dd 1.850.502 1.914.007 1.161.414 1.456.553 1.336.531 1.942.045 551.478 474.136 4.109.180 625.715 2.763.854 29.839.573 605.280 4.191.436 5.303.703 2.374.561 1.012.680 1.474.401 1.204.611 1.282.729 65.474.390 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-11

Gambar 3-4 Peta Desire Line Barang Kabupaten Merauke Tahun 2022 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-12

Gambar 3-5 Peta Desire Line Barang Kabupaten Merauke Tahun 2032 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-13

3.2.3 Analisis Pembebanan Kapasitas jalan pada saat kondisi eksisting dihitung berdasarkan kapasitas dasar (kondisi geometrik jalan tanpa ada pengaruh), faktor penyesuaian jalan, faktor pemisahan arah dan hambatan samping. Pedoman dalam perhitungan kapasitas jalan pada lokasi perencanaan ini menggunakan standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) untuk jalan diluar perkotaan. Petunjuk perhitungan kapasitas jalan berdasarkan Manual kapasitas jalan indonesia tahun 1997 untuk jalan luasr perkotaan adalah sebagai berikut: 1) Kapasitas Dasar (C o) Kapasitas suatu segmen jalan pada kondisi tertentu yang telah ditentukan sebelumnya (geometri, pola arus lalu lintas dan faktor lingkungannya). Besarnya nilai kapasitas dasar yang digunakan pada studi ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3-7 Kapasitas Dasar Pada Jalan 2 Lajur Dua Arah Tak Terbagi (2/2 UD) Tipe Jalan/ Tipe Alinyemen Kapasitas Dasar Total Kedua Arah (smp/jam/lajur) Dua Lajur Tak Terbagi - Datar 3100 - Bukit 3000 - Gunung 2900 Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 2) Faktor penyesuaian lebar jalan (FCw) Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat lebar jalur lalu lintas. Besarnya nilai FCw berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3-8 Faktor Penyesuaian Lebar Jalan (FCw) Tipe Jalan Empat Lajur Terbagi Enam Lajur Terbagi Empat Lajur Tak Terbagi Dua Lajur Tak Terbagi Lebar Efektif Jalur Lalu-Lintas (meter) Faktor penyesuaian lebar jalan (Fcw) Per Lajur 3,00 0,91 3,25 0,96 3,50 1,00 3,75 1,03 Per Lajur 3,00 0,91 3,25 0,96 3,50 1,00 3,75 1,03 Total Kedua Arah 5 0,69 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-14

Lebar Efektif Jalur Faktor penyesuaian Tipe Jalan Lalu-Lintas (meter) lebar jalan (Fcw) 6 0,91 7 1,00 8 1,08 9 1,15 10 1,21 11 1,27 Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 3) Faktor penyesuaian pemisahan arah (untuk jalan tak terbagi) (FCsp) Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat pemisahan arah (hanya untuk jalan dua arah tak terbagi). Besarnya nilai FCsp berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3-9 Faktor Penyesuaian Pemisahan Arah (FC sp) Pemisahan Arah SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30 Dua Lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 FCsp Empat Lajur 4/2 1,00 0,975 0,95 0,925 0,90 Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 4) Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan (Fsf) Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat hambatan samping sebagai fungsi dari lebar bahu jalan. Besarnya nilai hambatan samping berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tipe jalan Tabel 3-10 Faktor Penyesuaian Hambatan jalan (FC sf) Kelas Hambatan Samping Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan (Fsf) Lebar Bahu Efektif < 0,5 1,0 1,5 > 2,00 4/2 D VL 0,99 1,00 1,01 1,03 L 0,96 0,97 0,99 1,01 M 0,93 0,95 0,96 0,99 H 0,90 0,92 0,95 0,97 VH 0,88 0,90 0,93 0,96 2/2 UD 4/2 UD Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 VL 0,97 0,99 1,00 1,02 L 0,93 0,95 0,97 1,00 M 0,88 0,91 0,94 0,98 H 0,84 0,87 0,91 0,95 VH 0,80 0,83 0,88 0,93 ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-15

Besarnya kapasitas jalan di Kabupaten Merauke hampir sebagian besar mempunyai besaran antara 2.070-2.736 smp/jam. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Nama Ruas Jalan Tabel 3-11 Kondisi Kapasitas Jalan di Kabupaten Merauke Kapasitas Dasar (smp/jam Faktor Penyesuaian Untuk Kapasitas Kapasitas Jalan (smp/jam) Ruas Lebar Jalan Pemisahan Hambatan FCw Arah (FCsp) Samping (FCsf) Wetau - Kalilam 2 3000 0,69 1 1 2.070 Wanil - Wanggambi 3 3100 0,69 1 1 2.139 Kumbe - Kuprik 106 3100 0,91 0,97 1 2.736 Kalilam - Wanggambi 23 3000 0,69 1 1 2.070 Muramsari - Kumbe 114 3000 0,91 1 1 2.730 Kalilam - Wanggambi 26 3000 0,69 1 1 2.070 Wanil - Kalwa 32 3000 0,69 1 1 2.070 Galib - Wangin 54 3000 0,91 0,97 1 2.648 Arah Perbatasan 138 3000 0,91 1 1 2.730 Dadnafmiraaf - Yauke 139 3000 0,91 1 1 2.730 Berotike - Kombre 162 3000 0,91 1 1 2.730 Berotike - Suru 80 3000 0,91 1 1 2.730 Klakang - Okaba 205 3000 0,69 1 1 2.070 Yauke - Berotika 209 3000 0,91 1 1 2.730 Berotike - Yauke 186 3000 0,91 1 1 2.730 Wapang - Wudiu 88 3000 0,69 1 1 2.070 Welo - Dadnafmiraaf 19 3000 0,91 1 1 2.730 Sumber: MKJI, 1997 dan Analisis Konsultan 2013 Pengamatan volume lalu lintas dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak kendaraan yang lewat dalam satuan waktu. Waktu pengamatan dilakukan pada saat pagi, siang, dan sore untuk mengetahui volume tertinggi (puncak) terjadi pada waktu tertentu. pada kegiatan ini satuan waktu yang digunakan dalam pengamatan salama satu jam pengamatan. Kondisi volume lalu lintas terbesar yang dinyatakan dalam smp/jam sebagian besar terjadi pada waktu pengamatan pagi dan siang. Kondisi ini menunjukkan bahwa aktivitas kegiatan yang dilakukan pada lokasi tersebut terjadi pada waktu pagi dan siang. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi volume di lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini : ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-16

Nama Ruas Jalan Tabel 3-12 VCR Kabupaten Merauke Tahun 2013 Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Welan - Kalilam 65 87 152 2070 0,07 Welan - Kalilam 74 75 149 2070 0,07 Kalilam - Wanggambi 65 89 153 2070 0,07 Wanggambi - Awira 91 113 204 2070 0,10 Kalilam - Wanggambi 74 75 149 2070 0,07 Wanil - Wanggambi 67 81 148 2070 0,07 Wanggambi - Awira 86 138 224 2070 0,11 Kalwa - Waigam 72 92 163 2070 0,08 Wanil - Wanggambi 72 92 163 2139 0,08 Wanil - Kalwa 67 81 148 2070 0,07 Wanil - Kalwa 72 92 163 2070 0,08 Kimaam - Kalwa 67 81 148 2070 0,07 Kimaam - Kalwa 72 92 163 2070 0,08 Kalwa - Waigam 67 81 148 2070 0,07 Wialangku - Awehima 21 19 40 2070 0,02 Wialangku - Awehima 20 18 38 2070 0,02 Wialangku - Awehima 21 19 40 2070 0,02 Wialangku - Awehima 20 18 38 2070 0,02 Wialangku - Awehima 21 19 40 2070 0,02 Distrik Ilyawab 17 15 32 2070 0,02 Opomiok - Saradol 14 15 29 2070 0,01 Distrik Ilyawab - Distrik Kimaam 14 15 29 2070 0,01 Distrik Ilyawab 14 15 29 2070 0,01 Distrik Ilyawab - Distrik Kimaam 17 15 32 2070 0,02 Wialangku - Awehima 20 18 38 2070 0,02 Wialangku - Saradol 17 15 32 2070 0,02 Kipon - Wialangku 9 7 15 2070 0,01 Wialangku - Saradol 14 15 29 2070 0,01 Opomiok - Saradol 17 15 32 2070 0,02 Kipon - Wialangku 10 7 17 2070 0,01 Bohokele - Opomiok 9 7 15 2070 0,01 Bohokele - Opomiok 10 7 17 2070 0,01 Bohokele - Saradol 9 7 15 2070 0,01 Bohokele - Saradol 10 7 17 2070 0,01 Distrik Tubang 9 7 15 2070 0,01 Distrik Tubang 10 7 17 2070 0,01 Walati - Widieng - 34 34 2070 0,02 Widieng - Balaumiet - 29 29 2070 0,01 Walati - Widieng - 29 29 2070 0,01 Kalakang - Walati - 34 34 2070 0,02 Kalakang - Walati - 29 29 2070 0,01 Distrik Okaba - 120 120 2070 0,06 Kalakang - Walati - 89 89 2070 0,04 Distrik Okaba - 118 118 2070 0,06 Klakang - Okaba - 118 118 2070 0,06 Kalakang - Walati - 120 120 2070 0,06 Kalakang - Walati - 86 86 2070 0,04 Kalakang - Walati - 118 118 2070 0,06 Klakang - Balaumiet - 34 34 2070 0,02 Widieng - Balaumiet - 34 34 2070 0,02 Klakang - Balaumiet - 29 29 2070 0,01 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-17

Nama Ruas Jalan Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Galib - Kaibeab - 133 133 2648 0,05 Kaibeab - Abnakieki - 201 201 2070 0,10 Abnakieki - Marabe 21 88 109 2070 0,05 Kaibeab - Abnakieki - 133 133 2070 0,06 Kaibeab - Abnakieki 5 127 132 2070 0,06 Kaibeab - Imahui 16 111 127 2070 0,06 Kaibeab - Abnakieki 4 23 27 2070 0,01 Kaibeab - Imahui 21 287 307 2070 0,15 Kaibeab - Marabe 13 88 100 2070 0,05 Abnakieki - Marabe 23 120 142 2070 0,07 Kaibeab - Marabe 16 159 175 2070 0,08 Wangin - Marabe 34 175 209 2070 0,10 Wangin - Marabe 39 279 317 2070 0,15 Galib - Kaibeab - 201 201 2648 0,08 Galib - Wangin 34 308 341 2648 0,13 Klakang - Okaba - 120 120 2070 0,06 Distrik Tubang - Distrik Okabe - 118 118 2070 0,06 Okaba - Sanggar - 118 118 2070 0,06 Okaba - Sanggar - 120 120 2070 0,06 Okaba - Sanggar - 118 118 2070 0,06 Klakang - Okaba - 120 120 2070 0,06 Okaba - Sanggar - 120 120 2070 0,06 Okaba - Sanggar - 118 118 2070 0,06 Okaba - Sanggar - 120 120 2070 0,06 Okaba - Sanggar 48 118 166 2070 0,08 Okaba - Wapang 50 80 130 2070 0,06 Wudiu - Sanggar - 118 118 2070 0,06 Okaba - Wapang 48 74 122 2070 0,06 Wapang - Wudiu 50 135 185 2070 0,09 Wapang - Wudiu 52 270 322 2070 0,16 Wapang - Wudiu 48 119 167 2070 0,08 Galib - Wapang 2 163 165 2070 0,08 Wapang - Wudiu 50 282 332 2070 0,16 Okaba - Sanggar - 227 227 2070 0,11 Galib - Wapang 2 136 138 2070 0,07 Galib - Sanggar 2 176 178 2070 0,09 Okaba - Sanggar 50 127 177 2070 0,09 Wudiu - Sanggar - 128 128 2070 0,06 Okaba - Sanggar 48 237 285 2070 0,14 Okaba - Sanggar - 305 305 2070 0,15 Okaba - Sanggar 50 255 305 2070 0,15 Garau Kabera - Sanggar 48 464 512 2070 0,25 Garau Kabera - Sanggar 50 560 610 2070 0,29 Garau Kabera - Sanggar 79 705 784 2070 0,38 Gaieenu - Sanggar 36 307 344 2070 0,17 Damund - Gaieenu - 121 121 2070 0,06 Gaieenu - Sanggar 32 241 272 2070 0,13 Galib - Gaieenu 36 187 223 2070 0,11 Damund - Gaieenu - 106 106 2070 0,05 Galib - Damund - 121 121 2070 0,06 Garau Kabera - Sanggar 86 867 954 2736 0,35 Karote - Kasekase 47 316 363 2070 0,18 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-18

Nama Ruas Jalan Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Garau Kabera - Muramsari 29 401 430 2070 0,21 Galib - Wangin 39 480 518 2070 0,25 Galib - Sanggar 32 241 272 2070 0,13 Galib - Sanggar 2 70 72 2070 0,03 Galib - Sanggar 36 307 344 2070 0,17 Galib - Damund 32 241 272 2070 0,13 Galib - Damund 36 307 344 2070 0,17 Galib - Damund - 106 106 2070 0,05 Galib - Gaieenu 32 135 166 2070 0,08 Galib - Damund - 106 106 2070 0,05 Galib - Damund - 121 121 2070 0,06 Karote - Kasekase 46 368 414 2070 0,20 Kasekase - Jaruar 47 316 363 2070 0,18 Garau Kabera - Muramsari 34 510 545 2070 0,26 Muramsari - Kumbe 58 1028 1.086 2736 0,40 Jaruar - Muramsari - 226 226 2736 0,08 Kasekase - Jaruar 46 368 414 2736 0,15 Jaruar - Muramsari - 230 230 2736 0,08 Kasekase - Jaruar 25 24 50 2070 0,02 Kasekase - Senegi 34 543 576 2736 0,21 Kasekase - Jaruar 24 26 50 2070 0,02 Kasekase - Senegi 34 596 630 2736 0,23 Detti - Senegi 34 276 310 2070 0,15 Detti - Senegi - 266 266 2070 0,13 Detti - Senegi 34 306 339 2070 0,16 Kumbe - Kurik 6 251 257 2070 0,12 Detti - Senegi 28 72 101 2070 0,05 Detti - Waruti 27 349 376 2070 0,18 Manirka - Papis 28 306 334 2070 0,16 Welo - Dadnafmiraaf 17 90 107 2070 0,05 Canobivak - Erambu - 141 141 2070 0,07 Detti - Waruti 28 306 334 2736 0,12 Detti - Waruti 27 358 386 2736 0,14 Detti - Senegi - 290 290 2070 0,14 Detti - Waruti 28 309 337 2070 0,16 Detti - Senegi 27 97 125 2070 0,06 Kumbe - Oraure 14 11 24 2070 0,01 Kumbe - Kuprik 65 1369 1.434 2736 0,52 Kumbe - Oraure 13 10 23 2070 0,01 Kumbe - Kuprik 51 1269 1.320 2736 0,48 Muramsari - Kumbe 59 1113 1.172 2736 0,43 Kumbe - Kurik 6 256 262 2736 0,10 Kumbe - Kuprik 64 1279 1.343 2736 0,49 Kumbe - Kuprik 52 1359 1.410 2736 0,52 Kumbe - Katiu 18 657 675 2736 0,25 Kumbe - Kuprik 34 612 645 2736 0,24 Kumbe - Kuprik 20 672 692 2736 0,25 Kuprik - Katiu - 131 131 2736 0,05 Kuprik - Yamuh 34 486 519 2736 0,19 Kumbe - Katiu 32 687 718 2736 0,26 Kuprik - Katiu - 136 136 2736 0,05 Kumbe - Katiu 18 788 806 2736 0,29 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-19

Nama Ruas Jalan Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Kumbe - Katiu 32 822 854 2736 0,31 Katiu - Arir Bobe 3 731 733 2736 0,27 Katiu - Merauke - 104 104 2736 0,04 Kuprik - Yamuh 20 541 561 2736 0,21 Kuprik - Yamuh 28 456 484 2736 0,18 Kuprik - Mandibaku 2 79 81 2736 0,03 Kuprik - Mandibaku 2 99 101 2736 0,04 Miedufkouniet - Wademiet 13 371 385 2736 0,14 Miedufkouniet - Wademiet 14 405 419 2736 0,15 Miedufkouniet - Wademiet 16 380 396 2736 0,14 Papis - Jogebob 23 204 227 2070 0,11 Detti - Waruti - 10 10 2070 0,00 Manirka - Papis 27 349 376 2736 0,14 Erambu - Papis 55 510 565 2736 0,21 Papis - Jogebob 20 206 226 2736 0,08 Distrik Jogebob 10 93 103 2070 0,05 Muting - Papis 28 75 103 2070 0,05 Welo - Dadnafmiraaf 22 80 102 2070 0,05 Muting - Papis 42 74 116 2070 0,06 Welo - Dadnafmiraaf 12 189 200 2736 0,07 Muting - Papis 29 219 247 2736 0,09 Erambu - Papis 54 555 609 2736 0,22 Muting - Papis 43 204 247 2736 0,09 Erambu - Papis 1 306 307 2736 0,11 Arir Bobe - Yauke 43 331 374 2736 0,14 Yamuh - Yauke - 168 168 2736 0,06 Arir Bobe - Yauke 27 176 203 2736 0,07 Arir Bobe - Yauke 27 344 371 2736 0,14 Berotike - Yauke 30 1566 1.596 2736 0,58 Dadnafmiraaf - Yauke 45 1281 1.326 2736 0,48 Distrik Jogebob 14 91 104 2070 0,05 Distrik Jogebob - 84 84 2070 0,04 Arir Bobe - Yauke 43 166 209 2736 0,08 Arir Bobe - Yauke 34 163 196 2736 0,07 Miedufkouniet - Wademiet 12 417 428 2736 0,16 Arir Bobe - Yauke 54 152 206 2736 0,08 Miedufkouniet - Wademiet - 126 126 2736 0,05 Arir Bobe - Yauke 29 142 172 2736 0,06 Miedufkouniet - Wademiet - 129 129 2736 0,05 Yamuh - Yauke - 112 112 2736 0,04 Yamuh - Yauke - 102 102 2736 0,04 Kuprik - Yamuh 13 491 505 2736 0,18 Yamuh - Yauke - 100 100 2736 0,04 Arir Bobe - Yauke 47 140 187 2736 0,07 Arir Bobe - Yauke 16 668 684 2736 0,25 Katiu - Arir Bobe 14 745 759 2736 0,28 Arir Bobe - Berotike 13 2068 2.080 2736 0,76 Arir Bobe - Yauke 19 699 718 2736 0,26 Merauke - Arir Bobe 23 721 745 2736 0,27 Merauke - Arir Bobe 28 718 746 2736 0,27 Merauke - Arir Bobe - 100 100 2070 0,05 Katiu - Merauke - 100 100 2070 0,05 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-20

Nama Ruas Jalan Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Merauke - Arir Bobe - 104 104 2070 0,05 Kombre - 21 21 2070 0,01 Kombre - 20 20 2070 0,01 Kombre - 21 21 2070 0,01 Berotike - Muya 5 79 83 2070 0,04 Kombre - 20 20 2070 0,01 Berotike - Muya - 21 21 2070 0,01 Berotike - Muya 7 77 84 2070 0,04 Berotike - Kombre - 20 20 2070 0,01 Berotike - Kombre 5 100 104 2070 0,05 Berotike - Kombre 7 97 104 2070 0,05 Berotike - Kombre 5 100 104 2070 0,05 Arir Bobe - Berotike 22 2117 2.138 2736 0,78 Berotike - Kombre 7 97 104 2070 0,05 Berotike - Kombre 8 2320 2.328 2736 0,85 Yamuh - Yauke - 165 165 2070 0,08 Distrik Jogebob - 82 82 2070 0,04 Yamuh - Yauke - 116 116 2070 0,06 Berotike - Kombre 22 2363 2.384 2736 0,87 Berotike - Kombre 8 2001 2.008 2736 0,73 Berotike - Kombre 22 1974 1.995 2736 0,73 Yauke - Berotika 7 820 827 2736 0,30 Berotike - Suru 1 1181 1.182 2736 0,43 Berotike - Yauke 20 1604 1.624 2736 0,59 Berotike - Suru - 1155 1.155 2736 0,42 Berotike - Yauke 30 426 456 2736 0,17 Yauke - Berotika 22 819 841 2736 0,31 Berotike - Yauke 19 438 457 2736 0,17 Dadnafmiraaf - Yauke 40 1255 1.295 2736 0,47 Welo - Dadnafmiraaf 45 1281 1.326 2736 0,48 Welo - Dadnafmiraaf 40 1255 1.295 2736 0,47 Erambu - Sota - 656 656 2736 0,24 Welo - Dadnafmiraaf 45 624 669 2736 0,24 Welo - Dadnafmiraaf 17 191 209 2736 0,08 Erambu - Papis 26 117 143 2736 0,05 Erambu - Papis 2 325 326 2736 0,12 Welo - Dadnafmiraaf 40 610 649 2736 0,24 Erambu - Sota - 646 646 2736 0,24 Erambu - Papis 27 124 150 2736 0,05 Canobivak - Erambu - 149 149 2736 0,05 Sumber: Analisis Konsultan 2013 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-21

Nama Ruas Jalan Tabel 3-13 VCR Kabupaten Merauke Tahun 2032 Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Wetau - Kalilam - 62 62 2070 0,03 Welan - Kalilam 286 89 374 2070 0,18 Wetau - Kalilam - 39 39 2070 0,02 Welan - Kalilam 252 88 340 2070 0,16 Kalilam - Wanggambi 286 151 436 2070 0,21 Wanggambi - Awira 372 193 564 2070 0,27 Kalilam - Wanggambi 252 127 379 2070 0,18 Wanil - Wanggambi 271 137 408 2070 0,20 Wanggambi - Awira 428 236 663 2070 0,32 Kalwa - Waigam 293 156 450 2070 0,22 Wanil - Wanggambi 293 156 450 2139 0,21 Wanil - Kalwa 271 137 408 2070 0,20 Wanil - Kalwa 293 156 450 2070 0,22 Kimaam - Kalwa 271 137 408 2070 0,20 Kimaam - Kalwa 293 156 450 2070 0,22 Kalwa - Waigam 271 137 408 2070 0,20 Wialangku - Awehima 72 32 104 2070 0,05 Wialangku - Awehima 71 31 102 2070 0,05 Wialangku - Awehima 72 32 104 2070 0,05 Wialangku - Awehima 71 31 102 2070 0,05 Wialangku - Awehima 72 32 104 2070 0,05 Distrik Ilyawab 57 26 83 2070 0,04 Opomiok - Saradol 54 25 79 2070 0,04 Distrik Ilyawab - Distrik Kimaam 54 25 79 2070 0,04 Distrik Ilyawab 54 25 79 2070 0,04 Distrik Ilyawab - Distrik Kimaam 57 26 83 2070 0,04 Wialangku - Awehima 71 31 102 2070 0,05 Wialangku - Saradol 57 26 83 2070 0,04 Kipon - Wialangku 28 12 39 2070 0,02 Wialangku - Saradol 54 25 79 2070 0,04 Opomiok - Saradol 57 26 83 2070 0,04 Kipon - Wialangku 29 12 41 2070 0,02 Bohokele - Opomiok 28 12 39 2070 0,02 Bohokele - Opomiok 29 12 41 2070 0,02 Bohokele - Saradol 28 12 39 2070 0,02 Bohokele - Saradol 29 12 41 2070 0,02 Distrik Tubang 28 12 39 2070 0,02 Distrik Tubang 29 12 41 2070 0,02 Walati - Widieng - 80 80 2070 0,04 Widieng - Balaumiet - 77 77 2070 0,04 Walati - Widieng - 77 77 2070 0,04 Kalakang - Walati - 80 80 2070 0,04 Kalakang - Walati - 77 77 2070 0,04 Distrik Okaba - 170 170 2070 0,08 Kalakang - Walati - 89 89 2070 0,04 Distrik Okaba - 166 166 2070 0,08 Klakang - Okaba - 166 166 2070 0,08 Kalakang - Walati - 170 170 2070 0,08 Kalakang - Walati - 90 90 2070 0,04 Kalakang - Walati - 166 166 2070 0,08 Klakang - Balaumiet - 80 80 2070 0,04 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-22

Nama Ruas Jalan Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Widieng - Balaumiet - 80 80 2070 0,04 Klakang - Balaumiet - 77 77 2070 0,04 Galib - Kaibeab - 225 225 2648 0,08 Kaibeab - Abnakieki - 332 332 2070 0,16 Abnakieki - Marabe 58 151 209 2070 0,10 Kaibeab - Abnakieki - 225 225 2070 0,11 Kaibeab - Abnakieki 24 192 216 2070 0,10 Kaibeab - Imahui 45 188 233 2070 0,11 Kaibeab - Abnakieki 11 41 51 2070 0,02 Kaibeab - Imahui 104 488 592 2070 0,29 Kaibeab - Marabe 35 147 182 2070 0,09 Abnakieki - Marabe 59 189 248 2070 0,12 Kaibeab - Marabe 81 295 376 2070 0,18 Wangin - Marabe 92 299 391 2070 0,19 Wangin - Marabe 140 485 624 2070 0,30 Galib - Kaibeab - 332 332 2648 0,13 Galib - Wangin 92 524 616 2648 0,23 Klakang - Okaba - 170 170 2070 0,08 Distrik Tubang - Distrik Okabe - 166 166 2070 0,08 Okaba - Sanggar - 166 166 2070 0,08 Okaba - Sanggar - 170 170 2070 0,08 Okaba - Sanggar - 166 166 2070 0,08 Klakang - Okaba - 170 170 2070 0,08 Okaba - Sanggar - 170 170 2070 0,08 Okaba - Sanggar - 166 166 2070 0,08 Okaba - Sanggar - 170 170 2070 0,08 Okaba - Sanggar 131 194 325 2070 0,16 Okaba - Wapang 131 91 221 2070 0,11 Wudiu - Sanggar - 193 193 2070 0,09 Okaba - Wapang 131 82 213 2070 0,10 Wapang - Wudiu 131 249 380 2070 0,18 Wapang - Wudiu 136 494 630 2070 0,30 Wapang - Wudiu 131 222 352 2070 0,17 Galib - Wapang 8 294 302 2070 0,15 Wapang - Wudiu 139 515 654 2070 0,32 Okaba - Sanggar 10 419 429 2070 0,21 Galib - Wapang 5 245 250 2070 0,12 Galib - Sanggar 24 308 332 2070 0,16 Okaba - Sanggar 131 207 337 2070 0,16 Wudiu - Sanggar - 212 212 2070 0,10 Okaba - Sanggar 131 387 518 2070 0,25 Okaba - Sanggar 16 538 554 2070 0,27 Okaba - Sanggar 131 419 549 2070 0,27 Garau Kabera - Sanggar 141 806 947 2070 0,46 Garau Kabera - Sanggar 146 957 1.103 2070 0,53 Garau Kabera - Sanggar 218 1200 1.418 2070 0,68 Gaieenu - Sanggar 116 519 635 2070 0,31 Damund - Gaieenu - 175 175 2070 0,08 Gaieenu - Sanggar 77 394 471 2070 0,23 Galib - Gaieenu 116 344 459 2070 0,22 Damund - Gaieenu - 142 142 2070 0,07 Galib - Damund - 175 175 2070 0,08 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-23

Nama Ruas Jalan Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Garau Kabera - Sanggar 262 1476 1.738 2736 0,64 Karote - Kasekase 128 519 647 2070 0,31 Garau Kabera - Muramsari 79 675 753 2070 0,36 Galib - Wangin 140 817 956 2070 0,46 Galib - Sanggar 77 394 471 2070 0,23 Galib - Sanggar 16 140 156 2070 0,08 Galib - Sanggar 116 519 635 2070 0,31 Galib - Damund 77 394 471 2070 0,23 Galib - Damund 116 519 635 2070 0,31 Galib - Damund - 142 142 2070 0,07 Galib - Gaieenu 77 252 329 2070 0,16 Galib - Damund - 142 142 2070 0,07 Galib - Damund - 175 175 2070 0,08 Karote - Kasekase 141 608 748 2070 0,36 Kasekase - Jaruar 128 519 647 2070 0,31 Garau Kabera - Muramsari 107 860 967 2070 0,47 Muramsari - Kumbe 153 1788 1.940 2736 0,71 Jaruar - Muramsari - 365 365 2736 0,13 Kasekase - Jaruar 141 608 748 2736 0,27 Jaruar - Muramsari - 365 365 2736 0,13 Kasekase - Jaruar 71 40 110 2070 0,05 Kasekase - Senegi 90 883 973 2736 0,36 Kasekase - Jaruar 75 43 118 2070 0,06 Kasekase - Senegi 98 969 1.067 2736 0,39 Detti - Senegi 90 443 533 2070 0,26 Detti - Senegi - 440 440 2070 0,21 Detti - Senegi 98 473 571 2070 0,28 Kumbe - Kurik 16 390 406 2070 0,20 Detti - Senegi 74 85 159 2070 0,08 Detti - Waruti 82 594 676 2070 0,33 Manirka - Papis 74 518 593 2070 0,29 Welo - Dadnafmiraaf 49 124 172 2070 0,08 Canobivak - Erambu - 211 211 2070 0,10 Detti - Waruti 74 518 593 2736 0,22 Detti - Waruti 82 611 692 2736 0,25 Detti - Waruti - 6 6 2070 0,00 Detti - Senegi - 496 496 2070 0,24 Detti - Waruti 74 524 598 2070 0,29 Detti - Senegi 82 116 197 2070 0,10 Kumbe - Oraure 37 18 55 2070 0,03 Kumbe - Kuprik 196 2328 2.524 2736 0,92 Kumbe - Oraure 35 17 52 2070 0,03 Kumbe - Kuprik 134 2160 2.294 2736 0,84 Muramsari - Kumbe 180 1938 2.118 2736 0,77 Kumbe - Kurik 17 390 406 2736 0,15 Kumbe - Kuprik 169 2178 2.346 2736 0,86 Kumbe - Kuprik 160 2310 2.469 2736 0,90 Kumbe - Katiu 54 1113 1.167 2736 0,43 Kumbe - Kuprik 80 1047 1.127 2736 0,41 Kumbe - Kuprik 66 1108 1.174 2736 0,43 Kuprik - Katiu - 219 219 2736 0,08 Kuprik - Yamuh 80 837 917 2736 0,34 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-24

Nama Ruas Jalan Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Kumbe - Katiu 94 1202 1.295 2736 0,47 Kuprik - Katiu - 227 227 2736 0,08 Kumbe - Katiu 54 1332 1.386 2736 0,51 Kumbe - Katiu 94 1429 1.523 2736 0,56 Katiu - Arir Bobe 8 1246 1.254 2736 0,46 Katiu - Merauke - 112 112 2736 0,04 Kuprik - Yamuh 66 889 955 2736 0,35 Kuprik - Yamuh 67 810 877 2736 0,32 Kuprik - Mandibaku 4 89 93 2736 0,03 Kuprik - Mandibaku 4 120 124 2736 0,05 Miedufkouniet - Wademiet 36 632 668 2736 0,24 Miedufkouniet - Wademiet 34 667 701 2736 0,26 Miedufkouniet - Wademiet 38 647 685 2736 0,25 Papis - Jogebob 61 348 409 2070 0,20 Detti - Waruti - 16 16 2070 0,01 Manirka - Papis 82 594 676 2736 0,25 Erambu - Papis 148 867 1.014 2736 0,37 Papis - Jogebob 59 353 411 2736 0,15 Distrik Jogebob 29 157 186 2070 0,09 Muting - Papis 93 128 221 2070 0,11 Welo - Dadnafmiraaf 45 102 147 2070 0,07 Muting - Papis 93 125 218 2070 0,11 Welo - Dadnafmiraaf 37 323 360 2736 0,13 Muting - Papis 95 344 439 2736 0,16 Erambu - Papis 154 946 1.100 2736 0,40 Muting - Papis 94 323 416 2736 0,15 Erambu - Papis 5 540 545 2736 0,20 Arir Bobe - Yauke 109 552 661 2736 0,24 Yamuh - Yauke - 272 272 2736 0,10 Arir Bobe - Yauke 87 298 385 2736 0,14 Arir Bobe - Yauke 87 570 658 2736 0,24 Dadnafmiraaf - Yauke 115 2182 2.297 2736 0,84 Distrik Jogebob 28 154 182 2070 0,09 Distrik Jogebob - 108 108 2070 0,05 Arir Bobe - Yauke 102 289 391 2736 0,14 Arir Bobe - Yauke 108 269 378 2736 0,14 Miedufkouniet - Wademiet 33 682 715 2736 0,26 Arir Bobe - Yauke 123 256 378 2736 0,14 Miedufkouniet - Wademiet - 194 194 2736 0,07 Arir Bobe - Yauke 95 243 338 2736 0,12 Miedufkouniet - Wademiet - 197 197 2736 0,07 Yamuh - Yauke 7 179 185 2736 0,07 Yamuh - Yauke - 138 138 2736 0,05 Kuprik - Yamuh 47 831 879 2736 0,32 Yamuh - Yauke 7 134 141 2736 0,05 Arir Bobe - Yauke 109 240 349 2736 0,13 Arir Bobe - Yauke 48 1156 1.204 2736 0,44 Katiu - Arir Bobe 41 1290 1.331 2736 0,49 Arir Bobe - Berotike 132 3531 3.663 2736 1,34 Arir Bobe - Yauke 49 1170 1.219 2736 0,45 Merauke - Arir Bobe 69 1235 1.304 2736 0,48 Merauke - Arir Bobe 170 1210 1.380 2736 0,50 VCR ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-25

Nama Ruas Jalan Total flow penumpang (smp/jam) Total flow barang (smp/jam) Total Volume (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Merauke - Arir Bobe - 148 148 2070 0,07 Katiu - Merauke - 148 148 2070 0,07 Merauke - Arir Bobe - 112 112 2070 0,05 Kombre - 81 81 2070 0,04 Kombre - 77 77 2070 0,04 Kombre - 81 81 2070 0,04 Berotike - Muya 11 89 100 2070 0,05 Kombre - 77 77 2070 0,04 Berotike - Muya - 81 81 2070 0,04 Berotike - Muya 111 89 200 2070 0,10 Berotike - Kombre - 77 77 2070 0,04 Berotike - Kombre 11 170 181 2070 0,09 Berotike - Kombre 111 166 276 2070 0,13 Berotike - Kombre 11 170 181 2070 0,09 Berotike - Kombre 111 166 276 2070 0,13 Yamuh - Yauke 7 263 270 2070 0,13 Distrik Jogebob - 110 110 2070 0,05 Yamuh - Yauke - 186 186 2070 0,09 Yauke - Berotika 22 1377 1.399 2736 0,51 Berotike - Suru 2 2017 2.019 2736 0,74 Berotike - Suru - 1976 1.976 2736 0,72 Berotike - Yauke 82 700 783 2736 0,29 Yauke - Berotika 63 1371 1.434 2736 0,52 Berotike - Yauke 49 724 773 2736 0,28 Dadnafmiraaf - Yauke 125 2136 2.260 2736 0,83 Welo - Dadnafmiraaf 115 2182 2.297 2736 0,84 Welo - Dadnafmiraaf 125 2136 2.260 2736 0,83 Erambu - Sota - 1119 1.119 2736 0,41 Welo - Dadnafmiraaf 115 1063 1.178 2736 0,43 Welo - Dadnafmiraaf 34 320 354 2736 0,13 Erambu - Papis 77 165 242 2736 0,09 Erambu - Papis 4 582 586 2736 0,21 Welo - Dadnafmiraaf 125 1031 1.156 2736 0,42 Erambu - Sota - 1104 1.104 2736 0,40 Erambu - Papis 83 173 256 2736 0,09 Canobivak - Erambu - 229 229 2736 0,08 Sumber: Analisis Konsultan 2013 VCR 3.3 Analisis Penilaian Kinerja Dalam menganalisis penilaian kinerja terdapat jenis moda transportasi ini menggunakan beberapa indikator untuk mengetahui seberapa besar kinerja masing-masing moda transportasi. ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-26

1. Angkutan Darat Penilaian kinerja transportasi memiliki 8 indikator yaitu tarif, aksesibilitas, kapasitas, aman, lancar dan cepat, terpadu, tepat waktu, dan selamat. Setiap 8 indikator penilaian kinerja transportasi memiliki bobot yang berbeda yang bergantung pada tingkat kinerja eksisiting masing-masing moda transportasi. Untuk angkutan darat, Indikator tarif dan aksesibilitas merupakan indikator dengan bobot paling tinggi di Kabupaten Merauke yaitu 25 %. Aksesibilitas, selamat, tepat waktu, dan terpadu merupakan bobot terkecil yaitu 5 %, nilai bobot ini didasarkan pada hasil observasi penilaian kinerja moda transportasi darat di Kabupaten Merauke. Tabel 3-14 Analisis Penilaian Kinerja Angkutan Darat di Kabupaten Merauke No Indikator Bobot Skoring Bobot x Skoring Total 1 Tarif 25 % 4 (0,25 X 4) 1 2 Aksesibilitas 25% 2 (0,25 X 2) 0,5 3 Kapasitas 15% 2 (0,15 X 2) 0,3 4 Aman 10% 3 (0,3 X 3) 0,9 5 Lancar dan Cepat 10% 2 (0,1 X 2) 0,2 6 Terpadu 5% 3 (0,05 X 3) 0,15 7 Tepat Waktu 5% 2 (0,05 X 2) 0,1 8 Selamat 5% 3 (0,2 X 3) 0,6 Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2013 Keterangan Skoring : 1. Kurang sekali 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik Tepat Waktu Selamat 0.8 0.6 0.4 0.2 Tarif 1 0 Aksesibilitas Kapasitas Terpadu Aman Lancar dan Cepat Gambar 3-6 Penilaian Kinerja Angkutan Darat di Kabupaten Merauke ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-27

Setelah masing-masing indikator memiliki nilai bobot, penentuan nilai skoring juga harus dilakukan untuk mendapatkan nilai akhir penilian kinerja transportasi. Range nilai dari penilian kinerja ini adalah 0 hingga 1, indikator tarif merupakan indikator dengan penilaian tertinggi yaitu sebesar 1 untuk angkutan darat di Kabupaten Merauke. Terpadu dan selamat memiliki nilai kinerja yang sama yaitu 0,15, sedangkan tepat waktu menjadi indikator dengan nilai pembobotan 0,1. Setiap nilai kinerja ini dihasilkan dari perkalian bobot dan skoring. Dari hasil penilian kinerja ini dapat disimpulkan bahwa kinerja transportasi darat di Kabupaten Merauke sangat tergantung sekali dengan komponen tarif, sehingga jika terjadinya perubahan tarif maka akan sangat mempengaruhi kinerja transportasi darat di Kabupaten Merauke. Sedangkan komponen tepat waktu merupakan komponen dengan kinerja paling kecil. 2. Angkutan Laut Penilaian kinerja transportasi memiliki 8 indikator yaitu tarif, aksesibilitas, kapasitas, aman, lancar dan cepat, terpadu, tepat waktu, dan selamat. Setiap 8 indikator penilaian kinerja transportasi memiliki bobot yang berbeda yang bergantung pada tingkat kinerja eksisiting masing-masing moda transportasi. Untuk angkutan laut, Indikator tarif dan aksesibilitas merupakan indikator dengan bobot paling tinggi di Kabupaten Merauke yaitu 20 %. Sedangkan indikator selamat memiliki bobot terkecil yaitu 5 %, nilai bobot ini didasarkan pada hasil observasi penilaian kinerja moda transportasi laut di Kabupaten Merauke. Tabel 3-15 Analisis Penilaian Kinerja Angkutan Laut di Kabupaten Merauke No Indikator Bobot Skoring Bobot x Skoring Total 1 Tarif 20 % 4 0,2 x 4 0,8 2 Aksesibilitas 20% 3 0,2 x 3 0,6 3 Kapasitas 15% 4 0,15 x 4 0,6 4 Aman 30% 3 0,3 x 3 0,9 5 Lancar dan Cepat 10% 3 0,1 x 3 0,3 6 Terpadu 10% 3 0,1 x 3 0,3 7 Tepat Waktu 10% 3 0,1 x 3 0,3 8 Selamat 5% 3 0,15 x 5 0,75 Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2013 Keterangan Skoring : 1. Kurang sekali 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-28

Tepat Waktu Selamat 0.8 0.6 0.4 0.2 Tarif 1 0 Aksesibilitas Kapasitas Terpadu Aman Lancar dan Cepat Gambar 3-7 Penilaian Kinerja Angkutan Laut di Kabupaten Merauke Setelah masing-masing indikator memiliki nilai bobot, penentuan nilai skoring juga harus dilakukan untuk mendapatkan nilai akhir penilian kinerja transportasi. Range nilai dari penilian kinerja ini adalah 0 hingga 1, indikator tarif merupakan indikator dengan penilaian tertinggi yaitu sebesar 0,8 untuk angkutan laut di Kabupaten Merauke. Aman, lancar dan cepat, terpadu, dan tepat waktu memiliki nilai kinerja yang sama yaitu 0,3, sedangkan indikator selamat memiliki nilai pembobotan paling kecil yaitu 0,15. Setiap nilai kinerja ini dihasilkan dari perkalian bobot dan skoring. Dari hasil penilian kinerja ini dapat disimpulkan bahwa kinerja transportasi laut di Kabupaten Merauke sangat tergantung sekali dengan komponen tarif, sehingga jika terjadinya perubahan tarif maka akan sangat mempengaruhi kinerja transportasi laut di Kabupaten Merauke. Sedangkan komponen selamat merupakan komponen dengan kinerja paling kecil. 3. Angkutan SDP Penilaian kinerja transportasi memiliki 8 indikator yaitu tarif, aksesibilitas, kapasitas, aman, lancar dan cepat, terpadu, tepat waktu, dan selamat. Setiap 8 indikator penilaian kinerja transportasi memiliki bobot yang berbeda yang bergantung pada tingkat kinerja eksisiting masing-masing moda transportasi. Untuk angkutan penyeberangan, Indikator tarif dan aksesibilitas merupakan indikator dengan bobot paling tinggi di Kabupaten Merauke yaitu 20 %. Sedangkan indikator selamat memiliki bobot terkecil yaitu 5 %, nilai bobot ini didasarkan pada hasil observasi penilaian kinerja moda transportasi penyeberangan di Kabupaten Merauke. ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-29

Tabel 3-16 Analisis Penilaian Kinerja Angkutan SDP di Kabupaten Merauke No Indikator Bobot Skoring Bobot x Skoring Total 1 Tarif 20 % 4 0,2 x 4 0,8 2 Aksesibilitas 10% 3 0,1 x 4 0,4 3 Kapasitas 15% 4 0,15 x 5 0,75 4 Aman 10% 3 0,1 x 3 0,6 5 Lancar dan Cepat 10% 3 0,1 x 3 0,3 6 Terpadu 10% 3 0,1 x 3 0,3 7 Tepat Waktu 10% 3 0,1 x 3 0,3 8 Selamat 15% 3 0,15 x 5 0,75 Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2013 Keterangan Skoring : 1. Kurang sekali 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik Tarif 0.8 Tepat Waktu Selamat 0.6 0.4 0.2 0 Aksesibilitas Kapasitas Terpadu Aman Lancar dan Cepat Gambar 3-8 Penilaian Kinerja Angkutan SDP di Kabupaten Merauke Setelah masing-masing indikator memiliki nilai bobot, penentuan nilai skoring juga harus dilakukan untuk mendapatkan nilai akhir penilian kinerja transportasi. Range nilai dari penilian kinerja ini adalah 0 hingga 1, indikator tarif merupakan indikator dengan penilaian tertinggi yaitu sebesar 0,8 untuk angkutan penyeberangan di Kabupaten Merauke. Aman, lancar dan cepat, terpadu, dan tepat waktu memiliki nilai kinerja yang sama yaitu 0,3, sedangkan indikator selamat memiliki nilai pembobotan paling kecil yaitu 0,15. Setiap nilai kinerja ini dihasilkan dari perkalian bobot dan skoring. Dari hasil penilian kinerja ini dapat disimpulkan bahwa kinerja transportasi penyeberangan di Kabupaten Merauke sangat tergantung sekali dengan komponen ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-30

tarif, sehingga jika terjadinya perubahan tarif maka akan sangat mempengaruhi kinerja transportasi penyeberangan di Kabupaten Merauke. Sedangkan komponen selamat merupakan komponen dengan kinerja paling kecil. 4. Angkutan Udara Penilaian kinerja transportasi memiliki 8 indikator yaitu tarif, aksesibilitas, kapasitas, aman, lancar dan cepat, terpadu, tepat waktu, dan selamat. Setiap 8 indikator penilaian kinerja transportasi memiliki bobot yang berbeda yang bergantung pada tingkat kinerja eksisiting masing-masing moda transportasi. Untuk angkutan udara, Indikator tarif dan aksesibilitas merupakan indikator dengan bobot paling tinggi di Kabupaten Merauke yaitu masing-masing 25 %. Sedangkan indikator selamat, terpadu, dan tepat waktu memiliki bobot terkecil yaitu 5 %, nilai bobot ini didasarkan pada hasil observasi penilaian kinerja moda transportasi udara di Kabupaten Merauke. Tabel 3-17 Analisis Penilaian Kinerja Angkutan Udara di Kabupaten Merauke Indikator Bobot Skoring Bobot x Skoring Total 1 Tarif 25 % 4 0,25 x 4 1 2 Aksesibilitas 15% 4 0,15 x 4 0,6 3 Kapasitas 15% 5 0,15 x 5 0,75 4 Aman 10% 3 0,1 x 5 0,5 5 Lancar dan Cepat 10% 4 0,1 x 4 0,4 6 Terpadu 5% 4 0,05 x 4 0,2 7 Tepat Waktu 5% 3 0,05 x 3 0,15 8 Selamat 15% 3 0,15 x 5 0,75 Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2013 Keterangan Skoring : 1. Kurang sekali 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-31

Tepat Waktu Selamat 0.8 0.6 0.4 0.2 Tarif 1 0 Aksesibilitas Kapasitas Terpadu Aman Lancar dan Cepat Gambar 3-9 Penilaian Kinerja Angkutan Udara di Kabupaten Merauke Setelah masing-masing indikator memiliki nilai bobot, penentuan nilai skoring juga harus dilakukan untuk mendapatkan nilai akhir penilian kinerja transportasi. Range nilai dari penilian kinerja ini adalah 0 hingga 1, indikator tarif dan aksesibilitas merupakan indikator dengan penilaian tertinggi yaitu sebesar 1 untuk angkutan udara di Kabupaten Merauke. Selamat dan tepat waktu memiliki nilai kinerja yang sama yaitu 0,15 yang sekaligus menjadi indikator dengan nilai terkecil. Setiap nilai kinerja ini dihasilkan dari perkalian bobot dan skoring. Dari hasil penilian kinerja ini dapat disimpulkan bahwa kinerja transportasi udara di Kabupaten Merauke sangat tergantung sekali dengan komponen tarif dan aksesibilitas, sehingga jika terjadinya perubahan tarif dan aksesibilitas maka akan sangat mempengaruhi kinerja transportasi udara di Kabupaten Merauke. Sedangkan komponen selamat merupakan komponen dengan kinerja paling kecil. ANALISIS KONDISI LOKASI KEGIATAN 3-32

BAB 4 ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4.1 Penetapan Visi dan Misi Visi Tataran Transportasi Lokal di Kabupaten Merauke di tetapkan untuk menunjang visi pembangunan Kabupaten Merauke yakni Terwujudnya Sistem Transportasi Dalam Mendukung Pelayanan Transportasi Yang Berkualitas Dan Terjangkau Serta Berwawasan Lingkungan Dalam Mendukung Sentra Produksi. 1) Pelayanan, yaitu untuk melayani wilayah pedalaman, daerah terpencil, perbatasan, kawasan tumbuh cepat atau pusat-pusat pengembangan 2) Berkualitas, yang dimaksud dengan berkualitas adalah sistem transportasi yang ada ditingkatkan pelayanannya minimal mengikuti aturan yang berlaku. Transportasi yang berkualitas akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat pengguna lalulintas dan masyarakat sekitarnya. Terkait pelayanan transportasi tidak terlepas dari sarana dan prasarana angkutan umum yang ada. Prasarana transportasi yang mantap akan menjadikan pengguna aman untuk berkendara demikian halnya dengan sarana yang memenuhi persyaratan teknis. 3) Terjangkau, yang dimaksud dengan terjangkau jasa transportasi yang disediakan dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat memungkinkan masyarakat lebih memilih menggunakan angkutan umum massal dibanding dengan moda transportasi lainnya. 4) Berwawasan Lingkungan, yang dimaksud dengan berwawasan lingkungan adalah sistem transportasi yang ramah lingkungan dan mengurangi tingkat polusi yang ada di dalam Kabupaten Merauke. ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-1

Sedangkan Misi Tataran Transportasi Lokal di Kabupaten Merauke adalah sebagai berikut; 1. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi 2. Meningkatnya kualitas SDM yang mengelola transportasi 3. Mengembangkan dan mempercepat pembangunan prasarana dan sarana transportasi. 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan jasa transportasi 5. Mewujudkan pengembangan transportasi yang ramah lingkungan 4.2 Tujuan Tujuan Tataran Transportasi Lokal di Kabupaten Merauke adalah Mewujudkan Pelayanan Transportasi Yang Berkualitas Dan Terjangkau Serta Berwawasan Lingkungan dalam mendukung pengembangan Gerbang Pangan Nasional 4.3 Kebijakan Secara umum kebijakan Transportasi merupakan langkah-langkah makro yang diperlukan dalam memperbaiki sistem jaringan transportasi Kabupaten. Kebijakan disusun sebagai arahan dari langkah-langkah strategis yang perlu diambil dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan tranportasi di lokal kabupaten sebagaimana telah ditetapkan sebelumnya, kebijakan umum sesuai dengan faktor internal dan eksternal transportasi Kabupaten Merauke adalah sebagai berikut; 1. Pengembangan keterpaduan konektivitas transportasi lokal 2. Pengembangan dan Peningkatan Jaringan Pelayanan Transportasi 3. Pengembangan Sumber Daya Transportasi 4. Pengembangan SDM dan Manajemen Transportasi Kebijakan lainnya untuk peningkatan pelayanan jaringan prasarana dan sarana transportasi di Kabupaten Merauke adalah sebagai berikut: Meningkatkan dan mempercepat pembangunan prasarana dan sarana Transportasi, meningkatkan keselamatan dan kualitas pelayanan jasa transportasi dan meningkatkan kualitas SDM bidang transportasi. Mewujudkan penyelenggaraan Transportasi yang mampu menjangkau seluruh pelosok Lokal Kabupaten Merauke serta Mendukung perwujudan pengembangan Lokal yang berwawasan lingkungan dalam upaya menuju pembangunan berkelanjutan (sustainable development) ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-2

Mengembangkan sistem jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas Lokal dalam rangka mendukung kelancaran fungsi-fungsi ekonomi (pembangunan sektor strategis antara lain pertambangan, perindustrian, pertanian, perikanan, perdagangan dan pariwisata), social budaya dan pemerintahan. Meningkatkan kualitas pelayanan sistem transportasi untuk angkutan barang maupun penumpang dengan meningkatkan kelancaran dan keandalan pelayanan transportasi serta keterpaduan antar moda transportasi, baik transportasi internal maupun external, terutama penyediaan simpul-simpul jaringan transportasi yang baik untuk mendukung perpindahan moda 4.4 Strategi Strategi dalam penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Merauke adalah sebagai berikut: 1. Strategi Untuk Implementasi Kebijakan 1 adalah. Pembangunan jaringan prasarana transportasi dalam memenuhi aksesibilitas antar distrik dan kampong Meningkatkan kapasitas dan jaringan prasarana transportasi dalam mendukung kebutuhan sentra pangan Meningkatkan keselamatan transportasi Meningkatkan pelayanan transportasi Meningkatkan perencanaan dan studi transportasi 2. Strategi Untuk Implementasi Kebijakan 2 adalah. Mengembangkan jaringan pelayanan transportasi antar dan intra wilayah Mengembangkan keterpaduan antar dan intra moda transportasi 3. Strategi Untuk Implementasi Kebijakan 3 adalah. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam mendukung sistem tranportasi di wilayah kabupaten Sinergi alokasi sumber dana pemerintah dalam mengembangkan sistem transportasi yang baik Meningkatkan sumber pendanaan APBD untuk transportasi ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-3

4. Strategi Untuk Implementasi Kebijakan 4 adalah. Meningkatkan SDM transportasi Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan antar Lokal Mengembangkan manajemen IT transportasi 4.5 Program dan Kegiatan Program pengembangan jaringan transportasi di Kabupaten Merauke dilaksanakan dalam rangka mengembangkan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi nasional dan Lokal di Kabupaten Merauke, yang terbagi dalam beberapa tahapan (milestone), yaitu pada jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Oleh karena itu program dan kegiatan transportasi di Kabupaten Merauke diantaranya : 1. Program peningkatan SDM dalam bidang transportasi 2. Program pengembangan dan peningkatan jaringan jalan dan jembatan 3. Program pengembangan dan pembangunan sarana prasarana transportasi baik darat, laut, asdp dan udara 4. Program peningkatan pelayanan angkutan baik darat, asdp, laut dan udara 5. Program pengembangan fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan 6. Program pengembangan kerjasama dengan pihak lain dalam pengembangan transportasi. 7. Program pengembangan infrastruktur dalam mendukung Klaster Sentra Produksi Pertanian (KSPP). Penjelasan secara lengkap tentang program dan kegiatan transportasi di Kabupaten Merauke dapat dilihat pada tabel berikut ini. ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-4

Tabel 4-1 Program dan Kegiatan Pengembangan Transportasi di Kabupaten Merauke No Program Indikasi Kegiatan 1 Program peningkatan SDM dalam bidang transportasi Pelatihan penerapan konsep TOD (transport oriented development) Pelatihan perencanaan jaringan jalan strategis perkotaan Pelatihan perencanaan jaringan trayek angkutan umum perkotaan Pelatihan manajemen dan rekayasa lalu lintas perkotaan Pelatihan manajemen angkutan umum di perkotaan Pelatihan manajemen angkutan barang di perkotaan Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018-2022 2023-2032 Penanggung Jawab Kemenhub, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten Sumber Dana APBN, APBD Prov dan Kab 2 Program pengembangan dan peningkatan jaringan jalan dan jembatan Peningkatan dan pengembangan Trans Papua melitputi Bagian Timur Barat Lintas Tengah Nabire - Weghete Enarotali, Bagian Timur Barat Lintas Tengah Timika Mapurujaya dan Pomako, Bagian Timur Barat lintas Tengah Serui - Manawi Saubeba, Bagian Timur Barat Lintas Tengah Jayapura - Wamena Mulai, Bagian Timur Barat Lintas Tengah Jayapura Sarmi, Bagian Timur Barat Lintas Tengah Jayapura - Hamadi - Holtekamp - Batas PNG, Bagian Utara - Selatan Lintas Timur Merauke Waropko, Bagian Timur Barat Lintas Timur Ring Road Jayapura Sentani, Bagian Timur Barat Lintas Timur Depapre Bongrang, Bagian Timur Barat Lintas Tengah Wamena - Habema - Nduga - Kenyem Yoguru, Bagian Timur Barat Lintas Tengah Timika - Fotawaiburu Enarotali, Bagian Timur Barat Lintas Utara Sarmi Nabire, Kemen-PU APBN ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-5

No Program Indikasi Kegiatan Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018-2022 2023-2032 Penanggung Jawab Sumber Dana Bagian Utara Selatan Lintas Timur Waropka - Oksibil Muaranawa, dan Bagian Timur Barat Lintas Tengah Waghete - Sugapa - Ilaga - Mulia Peningkatan ruas jalan Nabire-Wagete- Kemen-PU APBN Enarotali, Timika-Mapurujaya-Pomako, Serui- Menawi-Saubeba, Jayapura-Wamena-Mulia, Jayapura-Sarmi, Jayapura-Hamadi- Holetekamp-Batas PNG, Merauke-Waropko, Ring Road Jayapura-Sentani, Depapre- Bongrang, Wamena-Hamema-Nduga-Kenyem- Yoguru, Timika-Potowaiburu-Enarotali, Sarmi- Nabire, Waropko-Oksibil-Muaranawa, Wagete- Sugapa-Ilaga-Mulia, dan Ilaga-Jita Pembangunan ruas jalan Bagian Timur Barat Kemen-PU APBN Lintas Tengah Nabire - Weghete Enarotali, Bagian Timur Barat lintas Tengah Serui - Manawi Saubeba, Bagian Timur Barat Lintas Tengah Jayapura - Wamena Mulia, Bagian Timur Barat Lintas Tengah Jayapura - Hamadi - Holtekamp - Batas PNG, Bagian Utara - Selatan Lintas Timur Merauke Waropko, Bagian Timur Barat Lintas Utara Sarmi Nabire, Bagian Utara Selatan Lintas Timur Waropka - Oksibil Muaranawa, dan Bagian Timur Barat Lintas Tengah Waghete - Sugapa - Ilaga Mulia Pengembangan jalan Ring Road Kota Merauke Dinas Pekerjaan APBD Prov dan Kab Umum Prov dan Kab Jaringan jalan kolektor primer K1 : Ruas jalan Merauke-km 40 Dinas APBD Prov Ruas jalan km 40-Sota Pekerjaan dan Kab ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-6

No Program Indikasi Kegiatan Tahun Penanggung 2018-2023- 2013 2014 2015 2016 2017 Jawab 2022 2032 Ruas jalan Sota-Erambu-Bupul Umum Prov Ruas jalan Bupul-Muting dan Kab Ruas jalan Muting-Getentiri Ruas jalan Raya mandala dalam Kota Merauke Ruas jalan Ahmad Yani dalam Kota Merauke Jaringan jalan kolektor K1 : Ruas jalan Kuprik-jagebob-Erambu Dinas Ruas jalan Merauke-Kumbe-Bian-Okaba Pekerjaan Ruas jalan Merauke-Kepi Umum Kabupaten Jaringan jalan lokal primer : Ruas jalan Brawijaya Ruas jalan TMP Ruas jalan Trikora Ruas jalan Garuda Ruas jalan Lepsoseri Ruas jalan Arafuru Ruas jalan Emasu Ruas jalan Biak Ruas jalan Misi Ruas jalan Paulus Nafi Ruas jalan Aliarkam Ruas jalan Kamizaun Ruas jalan Pembangunan Ruas jalan Leproseri-Kambapi-Ndalir Ruas jalan Ndalir-Tomer-Tomerau-Kondo Ruas jalan Tanah Miring SP VII-SP VIII Ruas jalan Tanah Miring SP VIII-Simpang Salor Ruas jalan Tanah Miring SP II-SP VII Sumber Dana APBD Kab ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-7

No Program Indikasi Kegiatan Ruas jalan Tanah Miring SP V-SP IX Ruas jalan Tanah Miring SP IV-SP V Ruas jalan Tugu-Tanah Miring SP II-SP VIII Ruas jalan Simpang Tambat-Tambat Ruas jalan Simpang Semayam-Semayam Ruas jalan Semangga II-Semangga III Ruas jalan Semangga I-Semangga II Ruas jalan Semangga III-Semangga IV Ruas jalan SImpang Semangga-Semangga III Ruas jalan Waninggap Nanggo-Muram Sari Ruas jalan Sidomulio-Semangga I Ruas jalan Kumbe-Salor III Ruas jalan Wapeko-Baad-Senegi-Tamulik Ruas jalan Tamulik II-Kwensid Ruas jalan Okaba-Dufmira-Wambi Ruas jalan Nakias-Wanaam Ruas jalan Kimaam-Sabudom Ruas jalan Sabudom-Padua Ruas jalan Padua-Tabonji Ruas jalan Paduo-Kimaam Ruas jalan Tabonji-Suam Ruas jalan Suam-Iromoro Ruas jlan Iromoro-Yeraha Ruas jalan SP Muting-Muting Distrik Ruas jalan SP Kwel-Kwel Ruas jalan SP Tanas-Tanas Ruas jalan Bupul I-Muting IV Ruas jalan Bupul VIII-Bupul XIII Ruas jalan SKPD-Muting I Ruas jalan SP Tanas-Tanas Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018-2022 2023-2032 Penanggung Jawab Sumber Dana ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-8

No Program Indikasi Kegiatan Tahun Penanggung 2018-2023- 2013 2014 2015 2016 2017 Jawab 2022 2032 Ruas jalan Muting-Dermaga Ruas jalan Simpang Alfasera-Alfasera Ruas jalan Alfasera-Kaisa Ruas jalan SP Yanggandur-Yanggandur Ruas jalan Yanggandur-Rawabiru Ruas jalan Kurik-Kurik VI Ruas jalan Salor I Ruas jalan Salor II Ruas jalan Kurik IV-Salor III Ruas jalan Kampung Wner-Kimaam- Sabudom Ruas jalan Kampung Waan-Sibenda Ruas jalan Kampung Sibenda-Kawe Ruas jalan Kampung Sibenda-Woner Ruas jalan Brawijaya Jaringan jalan lokal sekunder Pembangunan jembatan : Jembatan Bian dengan panjang 480 m di Dinas Distrik Kaptel Pekerjaan Jembatan Netto dengan panjang 120 m di Umum Prov Distrik Kurik. dan Kab. Jembatan Sungai Hewa (OkabaJembatan Ruas Buraka-Wanam (Jbt. Teppo, Cs) Jembatan Koloy (Okaba) Jembatan Weu (Okaba) Sumber Dana APBN, APBD Prov dan Kab 3 Program pengembangan dan pembangunan sarana prasarana transportasi A. Sarana dan prasarana transportasi darat, yaitu : Pengembangan Terminal tipe A Kemenhub dan Dinas Perhubungan Provinsi APBN, APBD Prov ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-9

No Program Indikasi Kegiatan Pengembangan dan pembangunan terminal tipe C Tahun Penanggung 2018-2023- 2013 2014 2015 2016 2017 Jawab 2022 2032 Dinas Perhubungan Prov dan Kab Pembangunan halte bis Dinas Perhubungan Kab B. Sarana dan prasarana transportasi ASDP, yaitu : Pembangunan Dermaga : Dermaga Kumbe I di Distrik Malind Dinas Dermaga Kumbe II di Distrik Semangga Perhubungan Dermaga Bian I di Distrik Malind Provinsi, Dermaga Bian II di Distrik Okaba Kabupaten Dermaga Sungai Buraka di Distrik Tubang Pembangunan Belang-Belang Dinas Pembangunan Tambatan Perahu Perhubungan Kab dan ASDP C. Sarana dan prasarana transportasi laut yaitu : Pelabuhan Pengumpul yaitu Pelabuhan Merauke Kemenhub, Dinas Perhubungan Provinsi Pelabuhan Pengumpan : Pelabuhan Kimaam di Distrik Kimaam Dinas Pelabuhan Kelapa Lima di Distrik Merauke Perhubungan Pelabuhan Subindo di Distrik Merauke Provinsi dan Pelabuhan Wogikel di Distrik Ilwayab Kab Pelabuhan Peti Kemas di Distrik Kaptel Pelabuhan Moi di Distrik Waan Pelabuhan Bian I Pelabuhan Bian II Sumber Dana APBD Prov dan Kab APBD Kab APBD Prov dan Kab APBD dan ASDP APBN APBD Prov APBD Prov dan Kab ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-10

No Program Indikasi Kegiatan Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018-2022 2023-2032 Penanggung Jawab Sumber Dana 4 Program peningkatan pelayanan baik darat, asdp, laut dan udara D. Sarana dan prasarana transportasi udara, yaitu : Peningkatan dan perluasan bandara udara Mopah Kementerian Perhubungan Pembangunan dan pengembangan bandar udara Kamur Bandar udara pengumpan, meliputi : Bandar udara Okaba di Distrik Okaba Bandar udara Muting di Ditrik Muting Bandar udara Waan di Distrik Waan Bandar udara Kimaam di Distrik Kimaam A. Transportasi Darat Pengembangan AKDP Kab. Merauke dan sekitarnya meliputi pelayanan Merauke, Boven Digoel, dan Mappi Pengembangan AKDP Lintas perbatasan Jayapura-Skow-Vanimo, Merauke-Sota-Daru Dishub Kabupaten Pengembangan dan peningkatan rute angkutan B. Transportasi ASDP Trayek Angkutan Sungai : Pengembangan trayek Merauke-Kimaam- Bade-Getentiri Pengembangan trayek Merauke-Atsy- Senggo-Asgon-Agats Lintas Penyeberangan Sabuk Selatan : Pengembangan dan peningkatan pelayanan lintas Merauke-Tanah Merah (pp) Pengembangan dan peningkatan pelayanan lintas Merauke-Atsy (pp) Dinas Perhubungan Kab dan ASDP Dinas Perhubungan Kab dan ASDP APBN APBD Kabupaten APBD Kab dan ASDP APBD Kab dan ASDP ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-11

No Program Indikasi Kegiatan Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018-2022 2023-2032 Penanggung Jawab Sumber Dana C. Transportasi Laut Merauke-Kimaam-Bayun-Atsy-Sagoni-Eci- Kanami-Jinak-Binam-Senggo pp Senggo-Binam-Jinak-Kanami-Eci-Segoni-Atsy- Bayun-Kimaam-Merauke pp Merauke-Wanam-Asiki-Getentri-Ampera-Tanah Merah pp Tanah Merah-Ampera-Getentri-Asiki-Wanam- Merauke Merauke-Wanam-Bayun-Atsy-Eci-Agats-Akat- Yamas-Sawaerma pp Sawaerma-Yamas-Akat-Agats-Eci-Atsy-Bayun- Wanam-Merauke Merauke-Wanam-Bayun-Atsy-Eci-Jinak-Binam- Suator-Senggo pp D. Transportasi Udara Peningkatan dan Pengembangan Penerbangan Berjadwal Bandara Wamena, Sentani, Merauke, Timika, Oksibil, Nabire, Biak dan Dekai Kemenhub, Dinas Perhubungan Kemenhub, Dinas Perhubungan APBN, APBD Prov APBN, APBD 5 Program pengembangan fasilitas lalulintas dan angkutan jalan Pemeliharaan dan pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas dan marka jalan Pemeliharaan dan pengadaan fasilitas perlengkapan jalan lainnya seperti pagar pengaman, APILL, dll. Dinas Perhubungan Kab APBD Kab 6 Program pengembangan kerjasama dengan pihak lain dalam Penyusunan MOU antara Pemerintah-PEMDA Penyusunan MOU antara Pemerintah-swasta Penyusunan MOU antara PEMDA-swasta ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-12

No Program Indikasi Kegiatan pengembangan transportasi Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018-2022 2023-2032 Penanggung Jawab Sumber Dana 7 Program pengembangan infrastruktur dalam mendukung Klaster Sentra Produksi Pertanian (KSPP). Peningkatan dan perluasan bandar udara Peningkatan dan perluasan pelabuhan peti kemas Pembangunan jaringan jalan trans papua Pembangunan jaringan pendukung sistem telematika Koridor Ekonomi Papua Pembangunan PLTP Merauke Pembangunan tambatan perahu dan belangbelang Pembangunan backbone broadband dengan menggunakan kabel laut serat optik pada jalur Ambon Jayapura, Sorong Merauke, Fak-fak Saumlaki; ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-13

Gambar 4-1 Peta Rencana Jaringan Pelayanan Transportasi Darat di Kabupaten Merauke ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-14

Gambar 4-2 Peta Rencana Jaringan Pelayanan Transportasi Laut di Kabupaten Merauke ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-15

Gambar 4-3 Peta Rencana Jaringan Pelayanan Transportasi Udara di Kabupaten Merauke ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-16

Gambar 4-4 Peta Rencana Prasarana Transportasi Darat di Kabupaten Merauke ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-17

Gambar 4-5 Peta Rencana Prasarana Transportasi Laut di Kabupaten Merauke ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-18

Gambar 4-6 Peta Rencana Prasarana Transportasi Udara di Kabupaten Merauke ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI 4-19

DAFTAR PUSTAKA 1) Ofyar Z. Tamin, 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB. 2) BinaMarga, D. J. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum 3) Undang-Undang No. 38/2004 tentang Jalan. 4) Undang-Undang No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang. 5) Undang-Undang No. 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 6) Undang-Undang No. 1/2009 Tentang Penerbangan. 7) Undang-Undang No. 17/2008 Tentang Pelayaran. 8) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2012, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Jakarta. 9) Peraturan Daerah Kabupaten Merauke No. 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Merauke Tahun 2010-2030, Merauke. 10) Rencana Induk Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Perkotaan Mebidang dan Sekitarnya, BSTP Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan 11) Panduan Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan, Tahun 2001, Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan. 12) Bappeda Provinsi Papua, 2010, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Papua Tahun 2010-2030, Laporan Akhir, Papua. 13) Bappeda Provinsi Papua, 2012, Studi Tinjau Ulang Tatrawil Propinsi Papua Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi di Koridor VI Papua-Kepulauan Maluku, Eksekutif Summary, Papua. 14) Dinas Perhubungan Provinsi Papua, 2013, Data Transportasi, Papua. 15) BPS, 2012, Kabupaten Merauke Dalam Angka, Merauke. 16) Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke, 2013, Data Transportasi, Merauke. DAFTAR PUSTAKA i