ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA DI JAWA TENGAH TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK PENINGKATAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK), DAN PDRB TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN SE-KARESIDENAN MADIUN TAHUN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI EKS- KARISIDENAN SURAKARTA PERIODE TAHUN

Oleh: FITRI KHOIRULANA B

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT KEMISKINAN SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA DI JAWA TENGAH TAHUN

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN )

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar. Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM), sumber daya alam (SDA), teknologi, sosial budaya dan lain-lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subosukawonosraten Provinsi Jawa Tengah periode , maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN )

Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan

ANALISIS DETERMINAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: ANALISA EMPIRIS PENDEKATAN DATA PANEL TERHADAP

KONTRIBUSI SEKTOR KETENAGAKERJAAN TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Disusun Oleh:

Disusun oleh : ANTON HERMAWAN B

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI. Oleh: Ari Trisnawati JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

ANALISIS DETERMINAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

ANALISIS DETERMINAN SEKTOR BASIS 15 KOTA/KABUPATEN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat ( United Nations, 2015).

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang pengaruh Upah. Minimum Kabupaten/Kota (UMK) riil dan Produk Domestik Regional Bruto

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SE-KARESIDENAN MADIUN TAHUN

ANALISIS PENGARUH AGLOMERASI, INVESTASI, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

: FREDILA PUTRI ARUMSARI B

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI MENENGAH DAN BESAR SE-KARESIDENAN PEKALONGAN TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI INFORMAL TERHADAP PEMBENTUKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MADIUN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Rizka Febiana Putri / Economics Development Analysis Journal 4 (2) (2015)

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN SPATIAL ERROR MODEL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanannya tenaga kerja berhak mendapatkan balas jasa dari perusahaann

ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DI PULAU JAWA TAHUN

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

DisusunOleh : ROSSY AGUSTIN WICAKSANI B

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH

APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA INFLASI DENGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi. Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA DI JAWA TENGAH TAHUN 1999-2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : JIHAD LUKIS PANJAWA B300 110 035 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVB RSITAS MUIIAMMADIYAH SURAKARTA Jl. A. Yani rromol Pos I Pabelan,fkrtasuro Telp. (0271) 717417, Fax?15448 surakarta Website; http://wwrr.ums.ac.idemail: ums(oums-ac.id SURAT PPRSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Yang befiandfltatrgan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Dr. Daq.6no Soebagiyo, M.Ec Telah mcmbeca dan mcrcennati nnskah artikel publikasi ilmiah, yang merupaken ringkasan skripsiltugas akhir dari rnahasiswa : Nama : Jihad Lukis Panjawa NIM : B 300110035 Program Studi: Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Judul Skripsi : ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA DI JAWA TENGAH TAHUN 1999.2013 Naskah artikel tersebut,layak dan dapat diserujui urtuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semciga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 16 Maret 201 5 Pembimbing Dr. Daryono Soebagiyo, M.Ec

ABSTRACT This research aimed to analyze the effect of Gross Regional Domestic Product (GDP), inflation, the minimum of wage, population and unemployment rates throughout the year 1999-2013 in Surakarta Residency. The analysis technique used in this study is a panel data regression. It used to determine the factors that affect the level of unemployment in Surakarta Residency along 1999-2013. Data panel is a combination of cross section that includes seven in Surakarta and time series during 15 years from 1999-2013. The results showed that the Fixed Effects Model (FEM) is a panel data regression model is most appropriate. Based on simultaneous test, Gross Domestic Product (GDP), inflation, the minimum of wage, and the number of population simultaneously have an impact on the unemployment rate. Based on the effect validity test, Gross Domestic Product (GDP) significant negative effect on the unemployment rate, the minimum wage and population has a significant positive effect on the unemployment rate, while inflation does not have a significant effect on the unemployment rate in Surakarta Residency from 1999-2013. Keywords:Domestic Regional Gross Product, Inflation, Minimum Wage, Population, Unemployment Rate

A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dilihat dari rendahnya kemiskinan, distribusi pendapatan dan pengangguran. Salah satu atau tiga dari tiga hal tersebut tidak terpenuhi maka pembangunan ekonomi belum berhasil. Pembangunan ekonomi daerah merupakan proses pengelolaan setiap sumberdaya yang tersedia oleh pemerintah daerah dan masyarakat, serta kemitraan antara sektor swasta dan pemerintah daerah dalam penciptaan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi suatu wilayah. Peningkatan jumlah lapangan kerja dan jenis peluang kerja bagi masyarakat daerah merupakan tujuan utama dalam setiap pembangunan ekonomi. (Arsyad, 2010). Lapangan pekerjaan yang lebih kecil dibanding angkatan kerja akan menyebabkan pengangguran. Pengangguran yang tinggi termasuk dalam masalah ekonomi dan sosial. Pengangguran menjadi masalah ekonomi karena menyianyiakan sumberdaya yang berharga. Pengangguran menyebabkan masalah sosial karena mengakibatkan kesengsaraan bagi pekerja yang menganggur yang harus mempertahankan kesejahteraannya dengan pendapatan yang rendah. Angka pengangguran yang tinggi berarti menyianyiakan produksi barang dan jasa yang sebenarnya mampu diproduksi oleh pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Pengangguran merupakan salah satu sumber daya yang terbuang dengan percuma. Pengangguran mempunyai potensi untuk memberikan kontribusi pada pendapatan nasional dan daerah, tetapi mereka tidak melakukannya. Kehilangan pekerjaan membuat seseorang menjadi pengangguran. Seseorang yang kehilangan pekerjaan berarti mengalami penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Semakin banyak seseorang yang kehilangan pekerjaan, maka pengangguran menjadi tinggi. Akibat pengangguran tinggi, beban hidup menjadi kompleks (Mankiw, 2012). Berdasarkan penjelasan di atas maka diperoleh judul penelitianmengenai pengaruh PDRB, inflasi, jumlah penduduk dan upah minimum terhadap tingkat pengangguran se- EksKaresidenan Surakarta tahun 1999-2013. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dalam penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh PDRB, inflasi, upah minimum dan jumlah penduduk terhadap tingkat pengangguran di Eks-Karesidenan Surakarta 1999-2013.

B. LANDASAN TEORI 1. Teori Pengangguran Menurut Nanga (200 5), pengangguran adalah keadaan seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran adalah presentase angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran akan selalu muncul dalam suatu perekonomian karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah adanya proses pencarian kerja, yaitu dibutuhkannya waktu untuk mencocokkan para pekerja dan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keterampilan mereka. Alasan kedua adalah adanya kekakuan upah. Kekakuan upah ini dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu adanya kebijakan upah minimum, daya tawar kolektif dari serikat pekerja, dan upah efisiensi (Mankiw, 2012). 2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang erat dengan pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan mengurangi angka pengangguran. Pertumbuhan output merupakan tujuan dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat, sehingga untuk mengejar kapasitas output yang meningkat, dibutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar. Rendahnya daya serap tenaga kerja dapat mengurangi daya beli masyarakat, karena banyak masyarakat yang menganggur sehingga tidak memiliki pendapatan untuk konsumsi. Rendahya pendapatan membuat permintaan akan barang dan jasa menurun, sehingga perekonomian manjadi menurun dan kegiatan ekonomi sektoral ikut menurun. Adanya penurunan kegiatan ekonomi akan berdampak pada penurunan jumlah tenaga kerja (Arsyad, 2010). 3. Teori Upah Menurut Mankiw (2012), pengangguran terjadi akibat adanya kekakuan upah (wage rigidity) yaitu ketidak mampuan upah dalam melakukan penyesuaian sampai dititik ekuilibrium, dimana penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja. Pengangguran yang disebabkan kekakuan upah akibat penyesuaian antara jumlah pekerja yang menginginkan pekerjaan dan jumlah pekerjaan yang tersedia. Meningkatnya tingkat upah membuat penawaran tenaga kerja bertambah, namun membuat permintaan tenaga kerja berkurang.

4. Teori Penduduk Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi menimbulkan berbagai masalah dan hambatan dalam upaya pembangunan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mempercepat laju pertambahan angkat kerja. Minimnya lapangan pekerjaan dibanding angkatan kerja yang tinggi akan menyebabkan pengangguran (Arsyad, 2010). 5. Teori Inflasi A.W.Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan pengangguran, yang dikenal dengan kurva Phillips. Kurva Phillips menunjukkan hubungan negatif antara tingkat inflasi dan penangguran. Artinya, apabila inflasi meningkat, maka akan terjadi penurunan pengangguran (Amir, 2007). C. METODE ANALISIS Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data dalam objek penelitian diperoleh dari website, jurnal atau laporan-laporan penelitian terdahulu dan instansi yang terkait dalam penelitian seperti Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dan Bank Indonesia. Penelitian ini menggunakan gabungan data cross section ditujuh Kabupaten/Kota di Karesidenan Surakarta dan data times series selama 15 tahun yaitu dari tahun 1999-2013. Gabungan data cross section dan times series disebut data panel. Data panel merupakan kombinasi antara data runtut waktu, yang memiliki observasi temporal biasa pada suatu unit analisis dengan data silang tempat yang memiliki observasi-observasi pada suatu unit analisis pada suatu titik waktu tertentu. Kombinasi antara observasi times series dan cross section memberi lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom dan efisien (Gujarti, 2012). Model regresi data panel secara umum bisa dirumuskan sebagai berikut 1 : UE it = α + β 1 PDRB it + β 2 INF it + β 3 UMK it + β 4 POPL it + u it 1 Modifikasi dari jurnal Aurangzeb and Khola Asif. Factors Effecting Unemployment: A Cross Country Analysis. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 3:1 ( January2013). 219-230 dan Pitartono, Ronny dan Banatul Hayati. Analisis Tingkat Pengangguran di Jawa Tengah Tahun 1997-2010.Diponegoro Journal Of Economics, 1:1 (2012). 1-10. Model panel lihat Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter.Dasar-Dasar Ekonometrika.Edisi 2(Jakarta: Salemba Empat. 2012). 235-269

Dimana: UE ( Tingkat Pengangguran untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t); PDRB (Produk Domestik Regional Bruto untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t); INF (Inflasi untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t); UMK (Upah Minimum untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t); POPL (Jumlah Penduduk untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t); i ( Menunjukkan Kota/Kabupaten); t (Menunjukkan deret waktu 1999-2013); α (Koefisien konstanta); β (Koefisien slope); u (error term) Menurut Juanda (2012), ada tiga metode data panel yang dapat digunakan, yaitu Metode Pooled Ordinary Least Square/PLS, Fixed Effect Model/FEM dan Random Effect Model/REM. Pemilihan model data panel yang tepat dapat digunakan dengan uji chow dan uji hausman. Uji chow digunakan untuk memilih antara model PLS dan FEM. Uji hausman memilih antara model FEM dan REM.Setelah penentuan model yang tepat, langkah selanjutnya perlu dilakukan uji uji eksistensi model, uji determinan dan uji validitas pengaruh. D. PEMBAHASAN Regresi data panel ada tiga metode yang harus lakukan dan dari ketiga metode harus dipilih salah salah satu model yang paling tepat. Hasil regresi data panel ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Hasil Regresi Data Panel Variabel Koefisien Model PLS FEM REM C 9,531135-10,29146 8,738802 PDRB 2,18E-07-8,17E-07-2,04E-07 INF -0,026588-0.004207-0,022018 UMK -1,01E-06 1,16E-05 4,44E-06 POPL -5,21E-06 1,76E-05-4,54E-06 Error term 277,1570 135,7684 217,5884 R 2 0,310106 0,662048 0,205376 Prob.F-Statistik 0,000000 0,000000 0,000115 Sumber: Output data panel menggunakan E-views7 Uji Chow/Likelihood Ratio digunakan untuk memilih model antara Pooled Ordinary Least Square danfixed Effect Model. H 0 : Model PLS tepat dengan H A : Model FEM tepat. Output E-views menunjukkan Prob. F atau Prob. Chi-square signifkan (0,0000<0,05). Kesimpulannya, H 0 ditolak yang berarti model FEM tepat. Hasil pengolahan ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 16.315194 (6,94) 0.0000 Cross-section Chi-square 74.931526 6 0.0000 Sumber: Output data panel menggunakan E-views7 Uji Hausman digunakanuntuk memilih model regresi data panel yang paling baik antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model. H 0 : Model PLS tepat dengan H A : Model FEM tepat. Output E-views menunukkan Chi-square atau p-value (0,0000<0,05). Kesimpulannya, H 0 ditolak yang berarti model FEM tepat. Hasil pengolahan ditunjukan pada tabel berikut: Tabel Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 54.648473 4 0.0000 Sumber: Output data panel menggunakan E-views7 Berdasarkan uji chow dan uji hausman menunjukkan bahwa model Fixed Effect Model (FEM) adalah model yang paling tepat.pemilihan model FEM juga didukung pernyataan Jugde (dalam Gujarati, 2012) dari hasil beberapa observasi mengenai penentuan dalam menentukan model fixed effect atau random effect yang paling baik, yang menyatakan apabila jumlah times series (T) lebih besar daripada jumlah cross section (N), model fixed effect yang dipakai. Oleh karena itu, dalam mengestimasi menggunakan model FEM. Hasil regresi ditunjukkan pada tabel berikut: Hasil Regresi Fixed Effect Hasil Regresi Variabel Prob.F C PDRB INF UMK POPL Stat R 2 Koefisien -10,29146-8,17E-07-0,004207 1,16E-05 1,76E-05 0,00 0,662 Prob.t-Stat 0,0559 0,0000 0,7660 0,0000 0,0061 Boyolali -2.530407 Klaten -3.415151 Sukoharjo 2.629128 Wonogiri -4.470521 Karanganyar 0.757091 Sragen -2.048128 Surakarta 9.077989 Sumber: Output data panel menggunakan E-views7 Berdasarkan table hasil regresi Fixed Effect, konstanta Boyolali sebesar -10.29146 + (-2.530407), Klaten sebesar -10.29146 + (-3.415151), Sukoharjo sebesar -10.29146 + 2.629128, Wonogiri sebesar -10.29146 + (-4.470521), Karanganayar sebesar -10.29146 +

0.757091, Sragen sebesar -10.29146 + ( -2.048128), dan Surakarta sebesar -10.29146 + 9.077989. Sedangkan tingkat pengangguran di Karesidenan Surakarta dipengaruhi oleh variabel PDBR sebesar 0,000000817, inflasi sebesar -0,004207, upah minimum sebesar 0,0000116, dan jumlah penduduk sebesar 0,0000176. Berdasarkan tabel regresi Fixed Effect,secara serempak variabel PDRB, inflasi, upah minimum dan jumlah penduduk mempengaruhi tingkat pengangguran di Karesidenan Surakarta tahun 1999-2013. Rsquare sebesar 0,662 atau 66,2 persen, artinya variasi tingkat pengangguran dapat dijelaskan secara statistik oleh variabel PDRB, inflasi, upah minimum, dan jumlah penduduk, dan sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model sebesar 0,338 atau 33,8 persen. Hubungan Tingkat pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan PDRB nominal memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran di Karesidenan Surakarta tahun 1999-2013. Artinya, kenaikan tingkat pengangguran disebabkan karena pertumbuhan ekonomi menurun. Hubungan Tingkat pengangguran dan Inflasi Berdasarkan Hasil regresi menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pengangguran di Karesidenan Surakarta tahun 1999-2013. Tingkat pengangguran yang tidak dipengaruhi inflasi didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pitartono (2012) yang berjudul Analiasis Tingkat Pengangguran di Jawa Tengah Tahun 1997-2010. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat inflasi menunjukkan hubungan negatif dan tidak signifikan dengan tingkat pengangguran. Kenaikan harga barang dan jasa secara umum (inflasi) bukan karena naiknya permintaan barang dan jasa tetapi lebih disebabkan karena kenaikan harga BBM. Hubungan Tingkat pengangguran dan Upah Minimum Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa upah minimum memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengangguran di Karesidenan Surakarta tahun 1999-2013. Artinya, kenaikan upah minimum akan menyebabkan peningkatan pengangguran di objek penelitian. Hubungan Tingkat pengangguran dan Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengangguran di Karesidenan Surakarta tahun 1999-2013. Artinya, jumlah penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan pengangguran

terus meningkat. Jumlah penduduk yang terus meningkat, maka akan banyak penduduk yang masuk dalam kategori angkatan kerja. Angkatan kerja yang meningkat, maka kesempatan kerja juga meningkat. Jumlah penduduk yang terus bertambah, apabila tidak disertai dengan penciptaan lapangan kerja baru, maka akan banyak penduduk yang tidak memperoleh pekerjaan (pengangguran). E. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang sudah dibahas pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengujian model menggunakan uji chow menunjukkan bahwa model FEM lebih tepat digunakan daripada model PLS. Selanjutnya, dengan dilakukannya uji hausman menunjukkan model FEM lebih tepat digunakan dibandingkan dengan model REM. Oleh karena itu, penelitian ini memutuskan menggunakan model FEM karena model FEM lebih tepat dari model PLS dan REM. 2. Produk Domestik Regional Bruto, inflasi, upah minimum dan jumlah penduduk secara serempak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di Karesidenan Surakarta tahun 1999-2013. 3. Hasil uji koefisien determinan (R 2 ) menunjukkan besarnya nilai Rsquared 0,662 atau 66,2 persen. Artinya variasi variabel independen dalam model yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), inflasi ( INF), upah minimum (UM K) dan jumlah penduduk ( POPL) mampu menjelaskan variasi tingkat pengangguran sebesar 66,2 persen di Karesidenan Surakarta tahun 1999-2013, sedangkan sisanya sebesar 33,8 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 4. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) pada signifikansi (α) sebesar 0,05, PDRB memliki pengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran, upah minimum dan jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengangguran, sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di Karesidenan Surakarta tahum 1999-2013.

F. SARAN Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi pemerintah se-karesidenan Surakarta hendaknya tanggap dalam mengatasi pengangguran baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung pemerintah menambah lapangan kerja baru, sedangkan cara tidak langsung pemerintah hendaknya memberikan pengembangan kewirausahan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. 2. Pemerintah hendaknya melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan investasi. Investasi yang dimaksud adalah investasi padat karya, bukan padat modal. 3. Bagi setiap warga negera hendaknya ikut dalam menjaga stabilitas ekonomi dan politik yang kondusif sehingga investasi akan meningkat. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabel-variabel lain yang mempengaruhi pengangguran. Oleh karena itu, perlu dikembangkanya pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk kesempurnaan penelitian yang sudah ada. G. DAFTAR PUSTAKA Amir, Amri. 2007. Pengaruh Inflasidan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia (online), (http://amriamir.wordpress.com, diakses tanggal 20 Agustus 2014) Arsyad, Lincoln. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta. Aurangzeb and Khola Asif. 2013. Factors Effecting Unemployment: A Cross Country Analysis. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 3 (1): 219-230 Badan Pusat Statistik: Jawa Tengah Dalam Angka. 1999-2014. Semarang: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Chowdhury, Mohammad Shafiur Rahman and Md. Tanjil Hossain. 2014. Determinans of Unemployment in Bangladesh: A Case Study. Developing Country Studies, 4 (3): 16-20

Djarwanto, dan Pangestu Soebagyo. 2001. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Fitantina. 2002. Strategi Pemecahan Masalah Pengangguran. Fordema, 2 (2): 69-74 Gilarso. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius. Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat. Hajji, Muhammad Shun dan Nugroho SBM. 2013. Analisis PDRB, Inflasi, Upah Minimum Provinsi, dan Angka Melek Huruf Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah Tahun 1990-2011. Diponegoro Journal Of Economics, 2 (3): 1-10 Jhingan, M.L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonomi Deret Waktu.Bogor: PT Penerbit IPB Press. Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen: YKPN. Kurniawan, Roby Cahyadi. 2013. Analsis Pengaruh PDRB, UMK dan Inflasi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Malang Tahun 1980-2011. Jurnal Ilmiah. Mankiw, N. Gregory. 2012. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga. Mankiw, N. Gregory. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat Maqbool, Muhammad Shahid, dkk. 2013. Determinants Of Unemployment Empirical Evidences from Pakistan. Pakistan Economic and Social Review, 51 (2): 191-207 Nanga, Muana. 2005.Makroekomoni. Jakarta : Erlangga Ozel, Hasan Alp, Funda H. Sezgin and Ozgur Topkaya. 2013. Investigation of Economic Growth and Unemployment Relitionship for G7 Countries Using Panel Regression Analysis. Intenational Journal of Business and Social Science, 4 (6): 163-171 Pitartono, Ronny dan Banatul Hayati. 2012. Analisis Tingkat Pengangguran di Jawa Tengah Tahun 1997-2010. Diponegoro Journal Of Economics, 1 (1): 1-10

Prasaja, Mukti Hadi. 2013. Pengaruh Investasi Asing, Jumlah Penduduk Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terdidik Di Jawa Tengah Periode Tahun 1980-2011. Economics Development Analysis Journal, 2 (3): 72-84 Putro, Sis Akbar dan Achma Hendra Setiawan. 2013. Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah Minimum Kota, Tingkat Inflasi Dan Beban/Tanggungan Penduduk Terhadap Pengangguran Terbuka Di Kota Magelang Periode Tahun 1990-2010. Diponegoro Journal Of Economics, 3 (2): 1-14 Sabri. 2013. Kewirausahaan (Entrepreneurship): Modal Manusia Dalam Membangun Perekonomian. Jurnal Ekonomi Universitas Almislim Bireuen-Aceh, 4 (7): 26-32 Samuelson A, Paul dan Willam D Nordhaus. 2003. Ilmu Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi. Samuelson A, Paul dan Willam D Nordhaus. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi. Simanjuntak, Payaman J. 1985.PengantarEkonomiSumberDayaManusia.Jakarta: LPFE UI. Sirait, Novlia dan A A I N Marhaeni. 2013. Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Pengangguran Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali. E-Jurnal EP Unud, 2 (2): 108-118 Sukidjo. 2005. Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di Indonesia. Jurnal Economia, 1 (1) Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 2010. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sopianti, Ni Komang dan A.A Ketut Ayuningsasi. (2013). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Inflasi, Dan Upah Minimum Terhadap Jumlah Pengangguran Di Bali. E-Jurnal EP Unud, 2 (4): 216-225 Suprianto, J. 2001. Statistik teori dan aplikasi. Jakarta : Erlangga. Todaro, P Michael. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Utomo, Yuni Prihadi. 2013. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Anonim. 2014. Sejarah Harga BBM subsidi di Indonesia. http://economy.okezone.com/read/2014/08/28/19/1030923/sejarah-hargabbm-subsidi-di-indonesia. Diakses 17 Desember 2014.